You are on page 1of 8

1

RANCANG BANGUN PENGURAS DAN PENGISI


TEMPAT MINUM TERNAK PADA PETERNAKAN
BEBEK
Akroma Ardi, Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc. dan Mochammad Rifan, ST., MT.

Abstrak
Semua
makhluk
hidup
membutuhkan air, karena air merupakan hal yang
sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.
Kualitas air mempengaruhi bagi kesehatan setiap
makhluk hidup. Ada beberapa kriteria untuk
menentukkan kualitas air yang baik salah satunya
adalah jernih.
Karena pentingnya air bagi kehidupan
makhluk hidup, khususnya ternak bebek, maka
dirancang suatu alat yang dapat mendeteksi
kejernihan air yang merupakan salah satu indikator
dari kualitas air yang baik. Dalam sistem ini
digunakan laser diode dan LDR sebagai sensor
kejernihan dan akan dikendalikan oleh Modul
mikrokontroller
Arduino
UNO
R3.
Dan
menggunakan Sensor Ultrasonik HC-SR04 untuk
mendeteksi ketinggian air dalam wadah.
Sistem akan menguras air dalam wadah
ketika ADC > 825 yang menandakan air dalam
wadah sudah keruh, dan akan mengisi air ketika
persediaan air dalam wadah <= 1cm sampai
ketinggian air + 8 cm.
Kata kunci- Ternak, Sensor Kejernihan, Sensor
Ultrasonik HC-SR04, Arduino UNO R3.

Air merupakan salah satu komponen yang penting


dalam peternakan. Air digunakan sebagai pembawa
vaksin, antibiotik, ataupun obat-obatan lainnya. Namun
di satu sisi, air juga bisa menjadi sumber penyakit
apabila higienitasnya tidak terjaga. Kriteria air minum
dengan kualitas yang baik adalah bersih, jernih, segar,
tidak ada rasa, dan bebas dari kontaminan[3].
Dengan mengambil salah satu indikator dari kriteria
kualitas air tersebut dapat direkayasa alat penguras dan
pengisi tempat minum ternak tersebut. Dengan
menggunakan sensor kejernihan (laser diode dan LDR)
pada alat ini akan diatur waktu untuk pengisian dan
dengan menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 akan
diatur waktu pengurasan tempat minum hewan ternak
agar dapat menjaga salah satu poin dari kriteria kualitas
air minum yang baik yaitu jernih. Sehingga akan dapat
meningkatkan hasil produksi dan menjaga kesehatan
hewan ternak.
Sistem yang dirancang oleh penulis merupakan
pengembangan dari perancangan oleh Nike Ike Nuzula,
Institut Teknologi Sepuluh November, yang berjudul
Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Kekeruhan Air
Berbasis Mikrokotroler ATMega 8535.
II. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
Perancangan dimulai dengan membuat blok diagram
sistem. Gambar 1 menunjukkan blok diagram sistem.

I. PENDAHULUAN
Perbaikan tingkat pendapatan telah mengubah pola
konsumsi masyarakat dari karbohidrat ke protein
hewani, khususnya hasil ternak seperti daging, susu, dan
telur sebagai sumber protein berkualitas tinggi.
Peningkatan konsumsi protein asal ternak secara tidak
langsung
dapat
memperbaiki
pertumbuhan,
perkembangan otak, kesehatan tubuh, dan kecerdasan,
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Pertumbuhan dan kesehatan ternak
memegang peran penting dalam mewujudkan
swasembada daging[1]. Pada usaha peternakan yang
intensif, masalah kualitas air minum ternak menjadi hal
penting yang harus diperhatikan[2].
Akroma Ardi adalah mahasiswa program sarjana Teknik Elektro
Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (penulis dapat dihubungi
melalui email: khomgzpix.ardi34@gmail.com).
Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc. dan Mochammad Rifan, ST., MT.
adalah staf pengajar program sarjana Teknik Elektro Universitas
Brawijaya,
Malang,
Indonesia
(email:
ponco@ub.ac.id;
rifan@ub.ac.id)

Gambar 1. Blok Diagram Sistem

Penjelasan mengenai diagram blok sistem di atas


adalah sebagai berikut:
1) Sensor kejernihan dengan laser diode sebagai
transmitter dan LDR sebagai receiver akan
mendeteksi tingkat kekeruhan air. Ketika
mikrokontroller membaca nilai ADC tertentu
yang dianggap keruh maka mikrokontroller akan
mengaktifkan relay 2 dan solenoid valve 2 akan
terbuka.
2) Sensor ultrasonik HC-SR04 berfungsi untuk
mendeteksi ketinggian air, ketika ketinggian air

3)

4)

5)
6)

7)

kurang atau sudah mencapai nilai yang


diinginkan mikrokontroller akan mengaktifkan
dan mematikan relay 1 sehingga akan terjadi
proses pengisian.
Modul mikrokontroller Arduino UNO R3
berfungsi untuk mengolah sinyal ADC dari
sensor kejernihan dan sensor ultrasonik HCSR04, ketika ADC sudah mencapai nilai tertentu
maka mikrokontroller akan mengirim sinyal ke
relay.
Relay 1 berfungsi sebagai saklar atau pemutuspenghubung antara valve 1 dengan sumber
tegangan.
Valve 1 berfungsi sebagai kran elektrik yang
akan mengisi wadah (tempat minum).
Relay 2 berfungsi sebagai saklar atau pemutuspenghubung antara valve 2 dengan sumber
tegangan.
Valve 2 berfungsi sebagai kran elektrik yang
akan membuang air yang keruh atau menguras
wadah (tempat minum).

A. Perancangan Sistem Mekanik


Sistem mekanik dirancang sebagai pelindung,
penopang komponen elektrik dan tangki untuk proses
pengurasan dan pengisian wadah (tempat minum
ternak). Pelindung dan penopang komponen elektrik
menggunakan mika acrylic. Wadah yang digunakan
dalam perancangan ini yang digambarkan sebagai
tempat minum ternak berbentuk balok tanpa tutup
bagian atas dengan ukuran p=+50 cm, l= + 12 cm dan t=
+11 cm. Bentuk dan tata letak rancang bangun penguras
dan pengisi tempat minum pada peternakan bebek dapat
dilihat pada gambar 2, gambar 3 dan gambar 4.

Gambar 4. Bentuk dan Tata Letak Penguras Dan Pengisi Tempat


Minum Ternak (Tampak Atas)

B. Perancangan Rangkaian Catu Daya


Arus untuk mencatu modul mikrokontroller
sebesar 50mA. Daya yang dibutuhkan
mikrokontroler sebesar 12V x 50mA = 600mW.
Arus untuk sensor kejernihan sebesar 30mA.
Daya yang dibutuhkan sensor kejernihan sebesar
5V x 30mA = 150mW.
Arus untuk sensor ultrasonik HC-SR04 sebesar
35mA. Daya yang dibutuhkan sensor ultrasonik
HC-SR04 sebesar 5v x 35mA = 175mW.
Dari rincian tersebut diperoleh daya maksimum yang
dibutuhkan rangkaian adalah 925 mW. Dengan
menggunakan power supply 16,8 V dan arus 1 A yang
memiliki daya maksimal 16,8 V x 1 A = 16,8 W maka
kebutuhan daya tersebut akan terpenuhi. Rangkaian
power supply 16,8 V dengan menggunakan trafo stepdown 12 V yang kemudian disearahkan dengan
rangkaian penyearah gelombang penuh. Untuk catu daya
bagi sensor kejernihan dan sensor ultrasonik HC-SR04
diambil dari kaki-kaki pada Modul Mikrokontroller
Arduino UNO R3. Gambar rangkaian catu daya
ditunjukkan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian Power Supply 16,8 V 1A

Gambar 2. Bentuk dan Tata Letak Penguras Dan Pengisi Tempat


Minum Ternak (Tampak Depan)

Gambar 3. Bentuk dan Tata Letak Penguras Dan Pengisi Tempat


Minum Ternak (Tampak Samping)

C. Perancangan Rangkaian Modul Mikrokontroller


Mikrokontroler yang digunakan dalam perancangan
alat ini adalah ATMega328 yang terangkai pada modul
mikrokontroller Arduino UNO R3, yang berfungsi untuk
mengolah data ADC dari sensor kejernihan, relay, dan
sensor ultrasonik HC-SR04. Rangkaian modul
mikrokontroller Arduino UNO R3 ditunjukkan dalam
Gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian Modul Mikrokontroller Arduino UNO R3

Pembagian pin modul mikrokontroler Arduino UNO


R3 yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah:
1) Pin VCC/GND dihubungkan dengan rangkaian
catu daya 12 V.
2) Pin 7 digunakan sebagai jalur pengirim data ke
relay 1 untuk mengaktifkan solenoid valve 1.
3) Pin 8 digunakan sebagai jalur pengirim data ke
relay 2 untuk mengaktifkan solenoid valve 2.
4) Pin A0, A1, A2 dan A3 digunakan sebagai jalur
komunikasi data dengan sensor kejernihan.
5) Pin 12 dan Pin 13 digunakan sebagai jalur jalur
komunikasi data dengan sensor ultrasonik HCSR04.
6) Pin 5 V dan GND dihubungkan dengan sensor
kejernihan sebagai catu daya untuk sensor
kejernihan.
7) Pin 5 V dan GND dihubungkan dengan sensor
ultrasonik HC-SR04 sebagai catu daya untuk
sensor ultrasonik HC-SR04.
D. Perancangan Driver Relay
Relay
dibutuhkan
untuk
mematikan
dan
menghidupkan valve atau sebagai saklar melalui
pemicuan dari modul mikrokontroller Arduino UNO R3,
keluaran dari modul Arduino UNO R3 akan diteruskan
ke relay Omron MY2-J yang mengaktifkan catu daya
220 VAC untuk dijadikan supply ke solenoid valve.
Rangkaian driver relay HRS4H-S ditunjukkan dalam
Gambar 7.

Dari persamaan di atas dapat diketahui nilai Rb


maksimal adalah 2,688 k. Maka pada perancangan ini
digunakan nilai Rb yang lebih kecil dari 2,688 k.
E. Perancangan Sensor Kejernihan
Sensor kejernihan, laser dioda sebagai transmitter
dan LDR sebagai receiver, dibutuhkan untuk mendeteksi
tingkat kekeruhan air. Tingkat kekeruhan air inilah yang
akan dijadikan sebagai indikator oleh mikrokontroller
untuk mengaktifkan atau mematikan relay. Yang akan
dilanjutkan untuk menghidupkan atau mematikan
solenoid valve, yang bertujuan untuk menguras atau
mengisi wadah (tempat minum ternak).
Pada perancangan sensor kejernihan digunakan 4
buah laser dioda dan 4 buah LDR, sehingga ada 4 buah
sensor kejernihan dan akan diambil nilai rata-rata dari
pembacaan 4 sensor tersebut untuk acuan dalam
pemrograman. Penggunaan 4 buah sensor dan diambil
nilai rata-rata dari pembacaan keempat sensor tersebut
dilakukan agar ketika salah satu sensor terhalang oleh
benda atau partikel yang akan mengakibatkan nilai ADC
menjadi besar, sensor tidak akan menganggap air dalam
kondisi keruh. Maka digunakan 4 buah sensor untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut. Rangkaian sensor
kejernihan ditunjukkan dalam Gambar 8.
Melalui pengukuran didapatkan nilai Rldr saat air
jernih adalah 17,18 k dan saat air keruh adalah 155,18
k.
Perhitungan nilai Rv ditunjukkan pada penyelesaian di
bawah:
Air Jernih Air Keruh

Gambar 7. Rangkaian Driver Relay

Dalam perancangan sensor kejernihan ini digunakan


nilai Rv = 19k untuk mendapatkan sensitivitas
tertinggi.

Gambar 9. Flowchart Sistem

III. PENGUJIAN DAN ANALISIS


Pengujian dan analisis dilakukan untuk menganalisis
apakah sistem telah bekerja sesuai perancangan.

Gambar 8. Rangkaian Sensor Kejernihan

F. Flowchart Sistem
Sensor kerjenihan, laser diode sebagai transmitter
dan LDR sebagai receiver, akan terus mendeteksi
tingkat kekeruhan air dan mengirim sinyal ke
mikrokontroller Arduino UNO R3 dalam bentuk ADC.
Ketika sensor kejernihan sudah mendeteksi pada tingkat
kekeruhan tertentu dan sudah diatur pada pemrograman
Arduino maka akan memicu relay 2 untuk aktif.
Aktifnya relay 2 juga memicu aktifnya valve 2, karena
relay 2 berfungsi sebagai saklar antara valve 2 dengan
sumber tegangan. Valve 2 akan aktif ketika diberi
tegangan 220 VAC. Ketika valve 2 aktif maka air dalam
wadah (tempat minum) akan terkuras atau terbuang
sampai habis. Dan sensor ultrasonik HC-SR04 akan
terus mendeteksi ketinggian air dengan memancarkan
gelombang ultrasonik dari tranmtiter-nya dan diterima
oleh receiver-nya.
Ketika wadah sudah terkuras maka sensor ultrasonik
HC-SR04 akan mengaktifkan relay 1 dan mematikan
relay 2 sehingga valve 2 akan tertutup kembali (tidak
aktif). Aktifnya relay 1 juga memicu aktifnya valve 1,
karena relay 1 berfungsi sebagai saklar antara valve 1
dengan sumber tegangan. Valve 1 akan aktif ketika
diberi tegangan 220 VAC. Ketika valve 1 aktif maka air
akan mengalir ke dalam wadah dari tandon (kran air)
dan mengisi wadah. Sampai sensor ultrasonik HC-SR04
mendeteksi ketinggian tertentu maka akan mengirim
sinyal ke mikrokontroller dan akan mematikan relay 1,
sehingga akan mematikan valve 1 juga dan valve 1 akan
menutup. Proses pengurasan dan pengisian selesai.

A. Pengujian Rangkaian Catu Daya


Sebagai masukan catu daya digunakan supply 16,8 V
arus 1 A. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
voltmeter sebanyak 2 kali, yaitu saat rangkaian catu daya
tanpa beban dan saat rangkaian catu daya mendapat
beban elektrik dari sistem. Hasil pengujian rangkaian
catu daya ditunjukkan dalam tabel 1.
TABEL 1
HASIL PENGUJIAN CATU DAYA
Pengujian

Tegangan (V)

Tanpa Beban

15.2

Dengan Beban

14.2

B. Pengujian Relay Modul Mikrokontroller Arduino


UNO R3
Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan
rangkaian seperti diagram blok yang ditunjukkan dalam
Gambar 10. Modul mikrokontroller arduino Uno R3
akan mengirimkan data ke komputer melalui perangkat
kabel USB A to USB. Kemudian data tersebut dianalisa
apakah data yang dikirim sesuai dengan data yang
diterima. Foto pengujian modul mikrokontroller
Arduino Uno R3 ditunjukkan dalam Gambar 11.

Gambar 10. Blok Diagram Pengujian Arduino UNO R3

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan tampak


bahwa perangkat komunikasi yang ada dalam di modul
mikrokontroller Arduino Uno R3 dapat bekerja dengan
baik dan mengirimkan data ke komputer. Hal tersebut
dapat dilihat dari kesesuaian antara data yang dikirim

5
modul mikrokontroller dengan data yang diterima
komputer.

TABEL 3
DATA ADC SAAT AIR DALAM KONDISI JERNIH
Nilai ADC (Desimal)
NO
SK 1

SK 2

SK 3

SK 4

494

520

481

515

495

523

485

517

492

524

485

517

493

523

484

517

493

523

485

517

492

523

485

517

493

521

484

518

490

524

487

518

493

524

485

517

10

493

523

486

518

Ratarata

492,8

522,8

484,7

517,1

Gambar 11. Data Hasil Pengujian Mikrokontroller

C. Pengujian Sensor Kejernihan


Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan
rangkaian seperti diagram blok yang ditunjukkan dalam
Gambar 12. Pengujian ini dilakukan 4 kali untuk 4 buah
sensor kejernihan dalam kondisi gelap (intensitas cahaya
rendah),
4 kali pengujian dalam kondisi terang
(intensitas cahaya tinggi) dan 4 kali saat sensor
terhalang (tidak mendapat cahaya). Akan diamati setiap
keluaran berupa tegangan dan nilai ADC yang dapat
diamati dari komputer saat sensor mendapat intensitas
cahaya yang berbeda. Hasil pengujian sensor kejernihan
ditunjukkan dalam tabel 2, tabel 3, tabel 4 dan tabel 5.

TABEL 4
DATA ADC SAAT AIR DALAM KONDISI KERUH
Nilai ADC (Desimal)
NO
SK 1

SK 2

SK 3

SK 4

822

835

830

838

829

826

826

832

823

830

822

831

818

819

828

833

811

826

814

831

817

829

818

829

831

830

817

829

829

825

825

829

Gambar 12. Diagram Blok Pengujian Sensor Kejernihan


TABEL 2
DATA TEGANGAN KELUARAN DARI 4 BUAH SENSOR KEJERNIHAN
SAAT KONDISI AIR JERNIH DAN KONDISI AIR KERUH

820

827

816

824

10

824

825

820

825

Ratarata

822,4

827,2

821,6

830,1

Kondisi
Sensor
Kejernihan

Air Jernih

Air Keruh

Tegangan
(Volt)

Tegangan
(Volt)

SK 1

2,377

4,45

SK 2

2,446

4,75

SK 3

2,425

4,60

SK 4

2,417

4,50

Dari Tabel 2 dapat dilihat semakin keruh air maka


nilai tegangan keluaran dari sensor kejernihan akan
semakin besar dan tegangannya akan menjadi semakin
kecil ketika air semakin jernih atau intensitas cahaya
yang didapat tinggi. Hal ini sesuai dengan sifat dari
LDR, resistansi LDR akan semakin besar ketika
intensitas cahaya yang mengenainya rendah. Dan begitu
sebaliknya nilai resistansinya akan semakin kecil ketika
intensitas cahaya tinggi yang mengenai LDR. Tingkat
kejernihan air akan mempengaruhi perubahan resitansi
LDR karena cahaya yang dikeluarkan laser dioda
terhalang oleh kondisi air yang keruh.

Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 dapat diketahui


tingkat kekeruhan air mempengaruhi perubahan ADC.
Semakin keruh air nilai ADC akan semakin besar dan
semakin jernih air nilai ADC akan semakin kecil.
TABEL 5
DATA HASIL PENGUJIAN KETIKA 1 BUAH, 2 BUAH DAN 3
BUAH SENSOR KEJERNIHAN TERHALANG
Nilai ADC (Desimal)
NO

1 Buah SK
Terhalang

2 Buah SK
Terhalang

3 Buah SK
Terhalang

636

763

884

626

775

885

626

772

886

623

771

889

623

774

881

610

788

886

612

773

884

6
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat ADC yang
melebihi 825 atau yang dianggap keruh adalah minimal
3 buah sensor yang sudah mendeteksi kondisi yang
keruh. Ketika hanya baru 2 saja atau kurang maka
sensor kejernihan secara keseluruhan belum menyatakan
bahwa kondisi air sudah keruh karena nilai ADC yang
terbaca masih di bawah 825.
TABEL 6
DATA HASIL PENGUJIAN SENSOR KEJERNIHAN
Kondisi
Sensor
Kejernihan

Air Jernih

Air Keruh

TABEL 7
HASIL PENGUJIAN SENSOR ULTRASONIK HC-SR04

NO

Tinggi Air
Yang
Sebenarnya
(cm)

Pembacaan
Sensor (cm)
(A)

Tinggi Air dari


Pembacaan
Sensor = 22 - A

21,06

0,94

20,03

1,97

19,28

2,72

18,14

3,86

Tegangan
(Volt)

ADC
(Desimal)

Tegangan
(Volt)

ADC
(Desimal)

17,25

4,75

16,46

5,54

SK 1

2,377

493

4,45

822

15,53

6,47

SK 2

2,446

523

4,75

827

14,43

7,57

SK 3

2,425

485

4,60

822

SK 4

2,417

517

4,50

830

Rata-rata

2,42

504,5

4,575

825,25

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa semakin


keruh air dalam wadah maka tegangan keluaran dan nilai
ADC dari sensor kejernihan akan semakin besar, dan
begitu sebaliknya semakin jernih air dalam wadah maka
tegangan keluaran dan nilai ADC-nya akan semakin
kecil. Nilai rata-rata akan digunakan sebagai acuan
dalam pemrograman sebagai indikator nilai kekeruhan
air dalam wadah.
D. Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04
Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan
rangkaian seperti diagram blok yang ditunjukkan dalam
Gambar 13. Sensor diletakkan pada jarak 22 cm dari
dasar wadah kemudian diamati pada komputer nilai
pembacaan sensor ketika jaraknya diubah-ubah.
Kemudian data tersebut dianalisa apakah data yang
dibaca sensor sesuai dengan jarak sesungguhnya. Hasil
pengujian sensor ultrasonik ditunjukkan dalam Tabel 7.

TABEL 8
HASIL PENGUJIAN SENSOR ULTRASONIK HC-SR04 TERHADAP
PERUBAHAN ADC
NO

Nilai ADC
(Desimal)

Pembacaan
Sensor (cm)

418

14

427

14

481

14

533

14

691

14

701

14

E. Pengujian Relay Omron MY2-J


Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan
rangkaian seperti diagram blok yang ditunjukkan dalam
Gambar 14. Modul mikrokontroller Arduino UNO R3
akan mengirimkan sinyal ke relay 1 dan relay 2 untuk
aktif dan tidak aktif. Kemudian keluaran relay 1
dihubungkan dengan solenoid valve 1 dan keluaran relay
2 dihubungkan dengan solenoid valve 2. Lalu diamati
apakah ketika relay 1 aktif akan mengaktifkan solenoid
valve 1 dan sebaliknya, serta diamati ketika relay 2 aktif
apakah juga akan mengaktifkan solenoid valve 2. Hasil
pengujian dapat ditunjukkan pada Tabel 9.

Gambar 13. Diagram Blok Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Berdasarkan Tabel 7 hasil pengujian sensor


ultrasonik HC-SR04 yang dilakukan tampak bahwa
terjadi perubahan pembacaan sensor ketika terjadi
perubahan ketinggian air. Data pembacaan sensor HCSR04 terhadap perubahan ADC dapat dilihat pada Tabel
8.
Dari Tabel 8 dapat dilihat tidak terjadi perubahan
pembacaan sensor HC-SR04 ketika terjadi perubahan
ADC atau ketika terjadi perubahan tingkat kekeruhan
air. Sehingga tingkat kekeruhan air tidak dapat
mempengaruhi pembacaan sensor ultrasonik HC-SR04.

Gambar 14. Diagram Blok Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04


TABEL 9
HASIL PENGUJIAN RELAY OMRON MY2-J

Relay

Tegangan Keluaran
(VAC)
AKTIF

TIDAK
AKTIF

219

218

7
F. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan
Pengujian keseluruhan bertujuan untuk menganalisis
kemampuan sistem dalam menguras dan mengisi wadah
(tempat minum) ketika menerima masukan dari sensor
kejernihan dan sensor ultrasonik HC-SR04.
Pengujian pengambilan data ketinggian dan ADC
untuk pengisian serta pengurasan dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
1) Kosongkan air dalam wadah.
2) Sambungkan valve 1 dengan sumber air (kran)
dengan menggunakan selang.
3) Nyalakan alat penguras dan pengisi tempat
minum ternak.
4) Mengamati data ketinggian dan ADC ketika
sistem mengisi air dalam wadah.
5) Ketika valve 1 sudah menutup, campurkan
kontaminan pada air dalam wadah untuk
mengamati nilai ADC-nya sampai mengaktifkan
valve 2.
6) Mengamati data ADC dan ketinggian ketika air
dicampurkan dengan kontaminan.
7) Ketika nilai ADC sudah mengaktifkan valve 2,
maka sistem akan menguras sampai habis dan
akan mengisi kembali.
8) Mencatat data ADC dan ketinggian air.
TABEL 10
DATA PENGAMATAN NILAI ADC DAN KETINGGIAN AIR
SAAT PROSES PENGISIAN DAN PENGURASAN
No

Data Pengamatan
ADC

Kondisi

Tinggi
(cm)

Relay 1

Relay 2

(Desimal)

(Mengisi)

(Menguras)

512

22

AKTIF

TIDAK AKTIF

512

20

AKTIF

TIDAK AKTIF

518

15

AKTIF

TIDAK AKTIF

518

14

AKTIF

TIDAK AKTIF

527

14

TIDAK AKTIF

TIDAK AKTIF

581

14

TIDAK AKTIF

TIDAK AKTIF

633

14

TIDAK AKTIF

TIDAK AKTIF

791

14

TIDAK AKTIF

TIDAK AKTIF

10

826

14

TIDAK AKTIF

AKTIF

11

826

20

TIDAK AKTIF

AKTIF

12

517

22

TIDAK AKTIF

AKTIF

13

518

22

AKTIF

TIDAK AKTIF

14

517

16

AKTIF

TIDAK AKTIF

15

519

14

TIDAK AKTIF

TIDAK AKTIF

Berdasarkan hasil pengujian secara keseluruhan dapat


disimpulkan bahwa persediaan air dalam wadah
dianggap kurang ketika ketinggian yang dibaca oleh
sensor ultrasonik HC-SR04 adalah > 21 cm. Ketika
sensor ultrasonik HC-SR04 membaca tinggi > 21 cm
maka relay 1 akan aktif yang kemudian akan
mengaktifkan solenoid valve 1 sehingga air dalam
wadah akan terisi sampai sensor ultrasonik HC-SR04
membaca ketinggian 14 cm. Ketika persediaan air dalam
wadah masih dianggap cukup dan nilai ADC < 825
maka tidak ada aktivitas atau relay 1 dan relay 2 tidak

aktif. Nilai ADC > 825 dianggap sebagai indikator


bahwa air dalam wadah sudah keruh dan harus diganti.
Ketika ADC sudah mencapai nilai 825 maka relay 2
akan aktif yang kemudian akan mengaktifkan solenoid
valve 2, sehingga air dalam wadah akan terkuras sampai
sensor ultrasonik HC-SR04 membaca ketinggian >21
cm. Ketika ketinggian yang terbaca > 21 cm maka relay
2 akan tertutup dan relay 1 akan terbuka sehingga proses
pengurasan selesai dan dilanjutkan dengan proses
pengisian sampai sensor ultrasonik HC-SR04 membaca
ketinggian 14cm.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian tiap bagian dan
keseluruhan sistem yang telah dilaksanakan didapat
kesimpulan sebagai berikut:
1) Laser dioda dan LDR dapat digunakan sebagai
sensor kejernihan dengan laser dioda sebagai
transmitter dan LDR sebagai receiver. Data
keluaran sensor kejernihan berupa tegangan. Nilai
tegangan ini akan diolah di dalam mikrokontroller
berupa nilai ADC. Untuk mendeteksi ketinggian
air dapat digunakan sensor ultrasonik HC-SR04
dengan rentang pengukuran 2cm-400cm.
2) Mikrokontroller bisa melakukan pembacaan sensor
kejernihan air dengan menggunakan fasilitas ADC
yang ada di dalam mikrokontroller. Berdasarkan
pengujian sensor kejernihan didapat nilai ADC 825
dapat dikategorikan sebagai air keruh. Ketika nilai
ADC yang terbaca > 825, maka mikrokontroller
akan mengirim sinyal untuk mengaktifkan relay 2,
yaitu untuk menguras wadah. Pembacaan sensor
ultrasonik HC-SR04 berupa jarak, dalam
pembacaan sensor semakin tinggi pembacaan
sensor berarti semakin rendah tinggi air di dalam
wadah. Jarak 21 cm (jarak sensor ke dasar wadah +
22cm) dapat dikategorikan persediaan air sedikit
dan jarak 14 cm dikategorikan air penuh, sehingga
ketika mikrokontroller sudah membaca nilai > 21
cm maka mikrokontroller akan mengaktifkan relay
1 dan mematikan relay 1 ketika mencapai nilai 14
cm, untuk proses pengisian.
3) Perancangan perangkat lunak dapat bekerja dan
mendukung sistem untuk menjalankan alat dengan
baik, ketika mikrokontroller sudah membaca nilai
ADC > 825 dan membaca ketinggian > 21 cm alat
mampu menguras dan mengisi secara otomatis dan
bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

Darmono. 2011. Suplementasi Logam Dan Mineral Untuk


Kesehatan Ternak Dalam Mendukung Program Swasembada
Daging.

[2]

Yuningsih. 2005. Pengaruh Cemaran Beberapa Senyawa


Toksik Dalam Air Minum Terhadap Ternak.

[3]

Hananto. 2011. Pentingnya Kualitas Air Minum Pada Ternak


Ayam. Jakarta: PT. Novindo Agritech Hutama.

8
Akroma Ardi adalah mahasiswa program sarjana Teknik Elektro
Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (penulis dapat dihubungi
melalui email: khomgzpix.ardi34@gmail.com).

Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc. dan Mochammad Rifan, ST., MT.


adalah staf pengajar program sarjana Teknik Elektro Universitas
Brawijaya,
Malang,
Indonesia
(email:
ponco@ub.ac.id;
rifan@ub.ac.id)

You might also like