You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

I.2. Tujuan Makalah

I.3. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.
Patofisiologi dari penyakit Interfilitas berupa pengertian, penyebab,
perjalan penyakit, pencegahan, dan penata laksana.
2.
Patofisiologi dari penyakit dismenorea berupa pengertian, penyebab,
perjalan penyakit, pencegahan, dan penata laksana.
3.
Patofisiologi dari penyakit varikole berupa pengertian, penyebab, perjalan
penyakit, pencegahan, dan penata laksana.
4.
Patofisiologi dari penyakit hyperplasia prostat berupa pengertian,
penyebab, perjalan penyakit, pencegahan, dan penata laksana.
5.
Patofisiologi dari penyakit berupa endometriosis pengertian, penyebab,
perjalan penyakit, pencegahan, dan penata laksana.
6.
pencegahan, dan penata laksana.
7.
Patofisiologi dari penyakit sindrom ovarium polikistik
berupa
pengertian, penyebab, perjalan penyakit, pencegahan, dan penata laksana.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Infertilitas
A. Pengertian
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan
setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun
(Sarwono,497).
Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan
keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 3 kali seminggu
dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
(Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a.

Infertile primer

Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun
berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.
b.

Infertile sekunder

Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum
mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
B. Pemyebab
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
a.

Pada wanita

Gangguan organ reproduksi


1.
Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma
dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2.
Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu
pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke
dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan
parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3.
Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang
mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan

terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang.
4.
Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan
terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.

Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya
hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap
ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna
obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi
gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang
dan berakhir pada gangguan ovulasi.

Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam
mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi
pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan
terjadilah abortus.

Endometriosis

Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus
spontan pada wanita hamil.

Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida
dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang
akan mempengaruhi kesuburan.
b.
Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:

Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas

Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia

Abnormalitas ereksi

Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi

Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital

Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.


C. Perjalanan penyakit
D. Pencegahan
a.
Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi
prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut
harus ditangani serius (Steven RB,1985).

b.
Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh
buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
c.
Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
d.
Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
E. Penatalaksanaan
A. Wanita

Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital

Pemberian terapi obat, seperti


1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi
dini yang adekuat

GIFT ( gemete intrafallopian transfer )

Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas

Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,

Pengangkatan tumor atau fibroid

Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi


B. Pria
o Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan
kualitas sperma meningkat
o Agen antimikroba
o Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
o HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
o FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
o Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
o Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
o Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
o Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi,
tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
o Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.

II.2. Dismenorea
A. Pengertian

Nyeri haid atau disminorea adalah nyeri yang menyerang / terjadi


diperut menjelang atau selama haid. Dalam keadaan yang normal
nyeri haid membuat wanita merasa sakit dan tidak nyaman. Tetapi
dalam keadaan yang parah, nyeri haid ini dapat membuat wanita
tidak dapat bekerja dan harus beristirahat. Nyeri ii sering
berlangsung dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan
dan lekas marah.
Ada 2 jenis dismenorea
1. Nyeri haid primer
Nyeri haid menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang
nyata. Nyeri haid primer terjadi beberapa waktu setelah menarke, umumnya
sesudah 12 bulan atau lebih.
2. Nyeri haid sekunder
Nyeri haid sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organic, seperti
endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium,
uterus dan polip uterus.
B. Penyebab
C. Perjalanan Penyakit
Dismenore (nyeri haid) pertama, biasanya dihubungkan dengan
naiknya kadar kimia alami didalam tubuh saat ovulasi, yang
menyebabkan rasa sakit. Dismenorea kedua merupakan tanda
kelainan mendasar. Disminorea kedua ini mempengaruhi wanita
yang belum pernah menstruasi sebelumnya. Kelainan reproduksi,
endometriosis, atau dapat menimbilkan rasa sakit, dan satu-satunya
cara untuk mengetahui penyebabnya secara pasti adalah dengan
memeriksakannya ke dokter. Gejala nyeri haid termasuk rasa sakit
pada punggung bagian bawah atau kaki, kram perut, atau sakit
pada tulang panggul. Kelainan menstrusi dapat menunjukkan
ketidaksuburan.
II.3. Varikole
A. Pengertian

Varikokel adalah pelebaran pembuluh darah vena pada skrotum


(buah zakar). Umumnya varikokel mengenai skrotum yang sebelah
kiri karena bentuk anatomisnya.

B. Penyebab
Saluran pembuluh darah pada testis membawa darah masuk dan keluar dari testis.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan varikokel secara pasti, akan tetapi banyak ahli
percaya bahwa varikokel terbentuk ketika katup-katup di dalam pembuluh darah pada
simpulnya mencegah darah mengalir dengan baik. Sehingga akan menyebabkan urat
menjadi melebar (dilatasi).
Sebagian besar varikokel terbentuk seiring dengan perjalanan waktu. Untungnya,
sebagian besar varikokel mudah untuk didiagnosis dan jika muncul gejala-gejala, dapat
diperbaiki dengan operasi. Jika gejala-gejalanya parah, seorang dokter bisa mengobati
varikokel dengan cara operasi pengikatan pembuluh yang terkena.
Varikokel sering terjadi selama pubertas. Varikokel biasanya terjadi di sisi kiri,
kemungkinan besar karena posisi vena testis kiri. Namun, varikokel dalam satu testis
dapat mempengaruhi produksi sperma pada kedua buah pelir/testis.
Beberapa penyebab varikokel yang beredar dimasyarakat :

Genetika alias keturunan

Sering pake celana ketat

Gelombang elektromagnet, bagi orang yang bekerja di tower GSM, berhubungan dengan
reaksi nuklir, hal2 yang bertegangan tinggi

Sering naik motor cowk, karena posisi testis nempel dengan tangki motor

Stress berlebihan pada penderita

Suhu daerah testis terlalu panas

Daerah testis sering berkeringat

C. Perjalan peyakit
D. Pencegahan
untuk pencegahan penyakit varikokel yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Janganlah memakai celana yang ketat
2. Jauhkanlah diri anda dari gelombang elektromagnetik yang tinggi
3. Selalu hidup rileks jangan sering stress yang berlebihan

4. Jagalah suhu di daerah testis anda agar tidak sering berkeringat dan panas
5. Jangan sering-sering memakai motor gede, karena saat duduk di motor gede
testis kita menempel dengan tangki motor

E. Penatalaksaan
Pengobatan varikokel mungkin tidak diperlukan. Namun, jika varikokel
Anda menyebabkan rasa sakit, atrofi testis atau infertilitas, Anda
mungkin perlu melakuakn pengobatan varikokel. Tujuan operasi
adalah untuk menutup vena yang terkena dan mengarahkan kembali
aliran darah ke dalam pembuluh normal. Namun, efek perbaikan
varikokel pada kesuburan tidak jelas.
Meskipun varikokel biasanya berkembang pada masa remaja, namun
kurang jelas apakah Anda harus mengobati varikokel pada waktu itu.
Indikasi untuk memperbaiki varikokel pada masa remaja meliputi atrofi
testis progresif, nyeri atau hasil analisis semen yang abnormal.
Jika Anda didiagnosis menderita varikokel (pemeriksaan dengan alat
radiologi bernama scrotal ultrasound), Anda mungkin disarankan untuk
memperbaikinya. Ada dua cara yaitu: varicocelectomy, dan varicocele
embolization. Varicocelectomy adalah operasi yang dilakukan oleh
ahli urologi. Dalam operasi, dokter bedah akan membuat sayatan di
perut bagian bawah dan mengikat vena yang bermasalah itu supaya
aliran darah dapat dialihkan ke vena yang masih normal lainnya.
Sedangkan Varicocele embolization adalah prosedur operasi dimana
dokter bedah akan membuat sayatan kecil dan sebuah kateter
dimasukkan ke dalam vena yang bermasalah.
Sebelum melakukan operasi, ada baiknya penderita melakukan
analisa terhadap sperma serta derajat varikokel yang diderita. Tidak
semua ahli kesuburan setuju bahwa operasi varikokel adalah satusatunya solusi jitu untuk meningkatkan tingkat kehamilan. Adapula
efek samping operasi varikokel seperti infeksi pasca operasi atau
cedera pembuluh darah atau saraf di kantung testis. Namun, apabila
dari hasil pemeriksaan testis sudah tidak memproduksi sel
spermatozoa atau testis sudah tidak berfungsi dengan normal, maka
operasi operasi varikokel yang dilakukan mungkin akan menunjukkan
hasil yang signifikan.
Operasi varikokel relatif sedikit memberi risiko antara lain :

Membentuk cairan di sekitar testis (hidrokel)

Kambuhnya varikokel

Kerusakan arteri
Metode Perbaikan meliputi:
Operasi terbuka merupakan pengobatan yang paling sering dilakukan,
biasanya dilakukan dengan rawat jalan, dengan menggunakan bius
lokal atau bius umum. Paling sering, dokter bedah Anda akan

menangani urat melalui pangkal paha (transinguinal), tetapi mungkin


juga dengan membuat irisan di perut atau di bawah pangkal paha.
Alat bantu dalam perbaikan varikokel menyebabkan pengurangan
komplikasi pasca operasi. Salah satu adalah penggunaan mikroskop
bedah, yang memungkinkan ahli bedah untuk melihat daerah
perlakuan yang lebih baik selama operasi. Lainnya adalah
penggunaan USG Doppler, yang membantu memandu prosedur.

II.4.Hiperplasia Prostat
A.

Pengertian
Ada beberapa pengertian mengenai definisi penyakit Hiperplasia Prostat, yaitu :

Hiperplasia prostat adalah pembesanan prostat yang jinak bervariasi


berupa hiperplasia kelenjar atauhiperplasia fibromuskular. Namun orang sering
menyebutnya dengan hipertropi prostat namun secarahistologi yang dominan
adalah hyperplasia (Long, 2006).
Hiperplasia prostat jinak adalah pembesaran kelenjar prostat nonkanker
(Basuki, 2000).
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah penyakit yang disebabkan oleh
penuaan (Soeparman, 2000).
Hiperplasi prostat adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat
(secara umum pada pria > 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat
obstruksi uretra (Hardjowidjoto, 2000).
BPH adalah suatu keadaan dimana prostat mengalami pembesaran
memanjang keatas kedalam kandungkemih dan menyumbat aliran urin dengan
cara menutupi orifisium uretra. (Schwartz, 2000).
Namun secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hyperplasia prostat adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh faktor penuaan, dimana prostat mengalami
pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin
dengan cara menutupi orifisium uretra.

B. Penyebab

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat,
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).
Beberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat
adalah:
1. Teori Hormonal

Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan hormonal, yaitu antara hormon
testosteron dan hormon estrogen. Karena produksi testosteron menurun dan terjadi konversi
testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa di perifer dengan pertolongan enzim
aromatase, dimana sifat estrogen ini akan merangsang terjadinya hiperplasia pada stroma,
sehingga timbul dugaan bahwa testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proliferasi sel
tetapi kemudian estrogenlah yang berperan untuk perkembangan stroma. Kemungkinan lain ialah
perubahan konsentrasi relatif testosteron dan estrogen akan menyebabkan produksi dan
potensiasi faktor pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat.
Pada keadaan normal hormon gonadotropin hipofise akan menyebabkan produksi hormon
androgen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. Dengan makin bertambahnya usia,
akan terjadi penurunan dari fungsi testikuler (spermatogenesis) yang akan menyebabkan
penurunan yang progresif dari sekresi androgen. Hal ini mengakibatkan hormon gonadotropin
akan sangat merangsang produksi hormon estrogen oleh sel sertoli. Dilihat dari fungsional
histologis, prostat terdiri dari dua bagian yaitu sentral sekitar uretra yang bereaksi terhadap
estrogen dan bagian perifer yang tidak bereaksi terhadap estrogen.
2. Teori Growth Factor (Faktor Pertumbuhan)

Peranan dari growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. Terdapat
empat peptic growth factor yaitu: basic transforming growth factor, transforming growth factor
b1, transforminggrowth factor b2, dan epidermal growth factor.
3. Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkuramgnya sel yang mati
4. Teori Sel Stem (stem cell hypothesis)

Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang dewasa berada
dalam keadaan keseimbangan steady state, antara pertumbuhan sel dan sel yang mati,
keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang

dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproliferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel
stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proliferasi lebih cepat. Terjadinya proliferasi abnormal
sel stem sehingga menyebabkan produksi atau proliferasi sel stroma dan sel epitel kelenjar
periuretral prostat menjadi berlebihan.
5. Teori Dehidrotestosteron (DHT)
Testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis (90%) dan sebagian dari kelenjar
adrenal (10%) masuk dalam peredaran darah dan 98% akan terikat oleh globulin menjadi sex
hormon binding globulin (SHBG). Sedang hanya 2% dalam keadaan testosteron bebas.
Testosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam target cell yaitu sel prostat melewati
membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma, di dalam sel, testosteron direduksi oleh
enzim 5alpha reductase menjadi 5 dehidrotestosteron yang kemudian bertemu dengan
reseptor sitoplasma menjadi hormone receptor complex. Kemudian hormone receptor
complex ini mengalami transformasi reseptor, menjadi nuclear receptor yang masuk
kedalam inti yang kemudian melekat pada chromatin dan menyebabkan transkripsi m-RNA.
RNA ini akan menyebabkan sintese protein menyebabkan terjadinya pertumbuhan kelenjar
prostat.
C. Perjalanan Penyakit
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra pars
prostatika dan akan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan tekanan intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urin, bulibuli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi
yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli
berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula,
dan divertikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase
kompensasi.
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan
pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom
(LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus.
Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke
dalam fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk
berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravesikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali
pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat
menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks
vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal
ginjal.
Hiperplasi prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intravesikal
Buli-buli Ginjal dan Ureter
o Hipertrofi otot detrusor - Refluks vesiko-ureter

o Trabekulasi - Hidroureter
o Selula - Hidronefrosis
o Divertikel buli-buli - Pionefrosis Pilonefritis

- Gagal ginjal
Pada hiperplasia terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk
terjadinya gejala yaitu komponen mekanik dan komponen dinamik.
Komponen mekanik ini berhubungan dengan adanya pembesaran kelenjar
periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga terjadi
gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen
dinamik meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan
alpha adrenergik reseptor. Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor akan
menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun kenaikan tonus.
Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang
juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.
(Sumber:Doenges 2000)
Tanda dan Gejala
Gejala hiperplasia prostat dibagi atas gejala obstruktif dan gejala iritatif.
Gejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars
prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot
detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama saehingga
kontraksi terputus-putus.Gejalanya ialah:
o Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistency)
o Pancaran miksi yang lemah (Poor stream)
o Miksi terputus (Intermittency)
o Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
o Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder
emptying).2,3
Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat
masih
tergantung
tiga
faktor
yaitu
:
1. Volume kelenjar periuretral
2. Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat
3. Kekuatan kontraksi otot detrusor
Tidak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi,
sehingga meskipun volume kelenjar periuretal sudah membesar dan
elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat menurun,
tetapi apabila masih dikompensasi dengan kenaikan daya kontraksi otot
detrusor maka gejala obstruksi belum dirasakan.(Sumber Reksoprodjo
S.1995 Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah)
Komplikasi
Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik
mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdomen yang akan menimbulkan hernia dan
hemoroid. Stasis urin dalam vesiko urinaria akan membentuk batu
endapan yang menambah keluhan iritasi dan hematuria. Selain itu, stasis
urin
dalam
vesika
urinaria
menjadikan
media
pertumbuhan
mikroorganisme, yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks
menyebabkan pyelonefritis
Perdarahan, Inkontinesia, Batu VU, Retensi urine, Impotensi, Epididimis,
Hemoroid, hernia, prolaps rektum akibat mengedan, Infeksi saluran kemih
disebabkan kateterisasi, Hidronefrosis

(sumber: Sjamsuhidajat, 2005 ).

D.

Pencegahan
Beberapa upaya yang bisa ditempuh diantaranya mengkonsumsi
makanan rendah lemak. Selain itu ada beberapa jenis makanan yang
perlu ditingkatkan untuk mencegah datangnya penyakit prostate
khususnya kanker yaitu Soy Iso Flavones, lycopene, selenium, vitamin E,
teh hijau, anti androgen dan vitamin D.

E. Penatalaksaan

Menurut Sjamsuhidjat (2005) dalam penatalaksanaan pasien dengan BPH


tergantung pada stadium-stadium dari gambaran klinisa.
a. Stadium I

Pada stadium ini biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberikan


pengobatan konservatif, misalnya menghambat adrenoresptor alfa, seperti
alfazosin dan terazosin. Keuntungan obat ini adalah efek positif segera
terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasi prostat.
Sedikitpun kekurangannya adalah obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian
lama.
2. Stadium II
Pada stadium II merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan biasanya
dianjurkan reseksiendoskopi melalui uretra (trans uretra).
c. Stadium III

Pada stadium II reseksi endoskopi dapat dikerjakan dan apabila diperkirakan


prostat sudah cukup besar, sehinga reseksi tidak akan selesai dalam 1 jam.
Sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka.Pembedahan terbuka dapat
dilakukan melalui trans vesika, retropubik dan perineal.
d. Stadium IV

Pada stadium IV yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari


retensi urin total dengan memasang kateter atau sistotomi. Setelah itu,
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut amok melengkapi diagnosis, kemudian
terapi definitive dengan TUR atau pembedahan terbuka. Pada penderita yang
keadaan umumnya tidak memungkinkan dilakukan pembedahan dapat
dilakukan pengobatan konservatif dengan memberikan obat penghambat

adrenoreseptor alfa. Pengobatan konservatif adalah dengan memberikan obat


anti androgen yang menekan produksi LH.
Menurut Mansjoer (2000) dan Purnomo (2000), penatalaksanaan pada BPH
dapat dilakukan dengan:
1. Observasi

Kurangi minum setelah makan malam, hindari obat dekongestan, kurangi


kopi, hindari alkohol,tiap 3 bulan kontrol keluhan, sisa kencing dan colok
dubur.
2. Medikamentosa
a. Penghambat alfa (alpha blocker)

Prostat dan dasar buli-buli manusia mengandung adrenoreseptor-1, dan


prostat memperlihatkanrespon mengecil terhadap agonis. Komponen yang
berperan dalam mengecilnya prostat dan leher buli- buli secara primer
diperantarai oleh reseptor alpha blocker. Penghambatan terhadap alfa telah
memperlihatkanhasil berupa perbaikan subjektif dan objektif terhadap gejala
dan tanda BPH pada beberapa pasien. Penghambat alfa dapat
diklasifikasikan berdasarkan selektifitas reseptor dan waktu paruhnya
b. Penghambat 5-Reduktase (5-Reductase inhibitors)

Finasteride adalah penghambat 5-Reduktase yang menghambat perubahan


testosteron menjadi dihydratestosteron. Obat ini mempengaruhi komponen
epitel prostat, yang menghasilkan pengurangan ukuran kelenjar dan
memperbaiki gejala. Dianjurkan pemberian terapi ini selama 6 bulan, guna
melihat efek maksimal terhadap ukuran prostat (reduksi 20%) dan perbaikan
gejala-gejala
c. Terapi KombinasiTerapi kombinasi antara penghambat alfa dan

penghambat 5-Reduktase memperlihatkan bahwa penurunan


symptom score dan peningkatan aliran urin hanya ditemukan
pada pasien yang mendapatkan hanya Terazosin. Penelitian
terapi kombinasi tambahan sedang berlangsung.
d. Fitoterapi

Fitoterapi adalah penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuhtumbuhan untuk tujuan medis. Penggunaan fitoterapi pada BPH telah popular
di Eropa selama beberapa tahun. Mekanisme kerjafitoterapi tidak diketahui,
efektifitas dan keamanan fitoterapi belum banyak diuji.
3. Terapi Bedah

Indikasinya adalah bila retensi urin berulang, hematuria, penurunan fungsi


ginjal, infeksi salurankemih berulang, divertikel batu saluran kemih,
hidroureter, hidronefrosis jenis pembedahan:
1. TURP (Trans Uretral Resection Prostatectomy)

Yaitu pengangkatan sebagian atau keseluruhan kelenjar prostat melalui


sitoskopi atau resektoskop yang dimasukkan malalui uretra
2. Prostatektomi Suprapubis

Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi yang dibuat pada kandung
kemih.
3. Prostatektomi Retropubis

Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi pada abdomen bagian


bawah melalui fosa prostat anterior tanpa memasuki kandung kemih.
4. Prostatektomi Peritoneal

Yaitu pengangkatan kelenjar prostat radikal melalui sebuah insisi diantara


skrotum dan rektum.
5. Prostatektomi retropubis radikal

Yaitu pengangkatan kelenjar prostat termasuk kapsula, vesikula seminalis dan


jaringan yang berdekatan melalui sebuah insisi pada abdomen bagian bawah,
uretra dianastomosiskan keleher kandung kemih pada kanker prostat.
4. Terapi Invasif Minimal
1. Trans Uretral Mikrowave Thermotherapy (TUMT)

Yaitu pemasangan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan ke


kelenjar prostatmelalui antena yang dipasang melalui/pada ujung kateter.

2. Trans Uretral Ultrasound Guided Laser Induced Prostatectomy (TULIP)


3. Trans Uretral Ballon Dilatation(TUBD)
II.5. Endometriosis
A. pengertian
Endometriosis adalah radang yang terkait dengan hormone estradiol/estrogen berupa
pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambata pembuluh darah hingga
menonjol keluar dari rahim dan menyebabkan pelvic pain. Endometriosis dikatakan terkait
dengan estrogen sebab perkembangan dan simtoma yang ditimbulkan akan hilang seiring
datangnya monopouse.
B. penyebab
Penyebab yang sesungguhnya belum diketahui, tapi beberapa ahli mengemukakan beberapa
teori, yaitu :
1. Teori menstruasi retrograde (menstruasi yang bergerak mundur)
Sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba pallopi
lalu masuk kedalam panggul atau perut dan tumbuh didalam rongga panggul / perut.
2. Teori system kekebalan
Kelaianan system kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh didaerah selain
rahim.
3. Teori genetic keluarga tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap
endometriosis
Setiap bulan endometriosis menghasilkan hormone yang merangsang sel-sel pada lapisan
rahim untuk membengkak dan menebal. Endometriosis juga memberikan respon yang
sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan
dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera
membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
C. Perjalanan penyaki
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormone yang merangsal sel-sel pada lapisan rahim
untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya
kehamilan ). Emdometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini,
tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama
menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali
dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya.
Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut
dan perlengketan didalam tuba dan ovarium, serta disekitar fimbre tuba. Perlengketan ini
bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba pallofi terganggu atau
tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan
sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.
Resiko endometriosis yang sangat tinggi terjadi pada :
1. Wanita yang ibu atau saudaranya menderita endometriosis
2. Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
3. Wanita yang mengalami menstruasi pertama
4. Wanita yang mengalami masa menstruasi 7 hari atau lebih
5. Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi
D. Pencegahan

Pencegahan primer
Promosi kesehatan berupa :
a. Sosialisasi kesehatan mengenai kanker rahim
b. Program kesehatan masyarakat
c. Penyediaan sanitasi yyang baik
d. Pengendalian faktor lingkungan
Pencegahan khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
E. Penatalaksaan

Hindari merokok
Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
Melakukan aktifitas fisikmengontrol obesitas dan diabetes
Konsumsi buah dan sayur
Hindari alcohol
Tidak berganti-ganti pasangan sexs

Pilihan pengobatan untuk edometriosis antara lain :


1. Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan
jaringan endometrium.
2. Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis
3. Kombinasi obat-obatan dan pembedahan
4. Histeroktomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba fallopi dan ovarium.
Obat-obatan yang daoat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat
pertumbuhan jaringan endometrium adalah : pil KB kombinasi, progestin,
denazole dan agonis GnRH.
II.6. Impotensi
A. Pengertian
Disfungsi Ereksi (DE, "impotensi laki-laki") adalah disfungsi seksual yang
ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengembangkan atau
mempertahankan ereksi pada penis selama kinerja seksual.

The coeundi impotentia istilah Latin menggambarkan ketidakmampuan sederhana


untuk "memasukkan penis ke dalam vagina". Saat ini sebagian besar diganti
dengan istilah lebih tepat. [Jelas] Studi tentang disfungsi ereksi dalam pengobatan
ditutupi oleh andrologi, sub-bidang dalam urologi.

Impotensi psikologis adalah di mana ereksi atau penetrasi gagal karena pikiran atau
perasaan (alasan psikologis) daripada kemustahilan fisik; ini agak kurang sering
tetapi seringkali dapat membantu. Terutama di impotensi psikologis, ada respon
yang kuat untuk pengobatan plasebo. Disfungsi ereksi, terikat erat karena tentang
adanya ide konsekuensi kesejahteraan fisik, dapat memiliki psikologis yang parah.
Sebuah ereksi penis adalah efek hidrolik darah masuk dan dipertahankan dalam
tubuh spons-seperti di dalam penis. Proses ini sering dimulai sebagai akibat dari
gairah seksual, ketika sinyal tersebut dikirimkan dari otak ke saraf di penis.
Disfungsi ereksi ditunjukkan ketika ereksi sulit untuk menghasilkan.
B. Penyebab
Impotensi biasanya merupakan akibat dari :
*
Kelainan pembuluh darah
*
Kelainan persyarafan
*
Obat-obatan
*
Kelainan pada penis
*
Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia,
sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering
terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan
tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia
lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun
mengalami impotensi.
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu
penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan
impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau
akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya
aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa
menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:
*
Cedera Diabetes melitus
*
Sklerosis multiple
*
Stroke
*
Obat-obatan
*
Alkohol
*
Penyakit tulang belakang bagian bawah
*
Pembedahan rektum atau prostat.
Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada
pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
*
Anti-hipertensi

*
Anti-psikosa
*
Anti-depresi
*
Obat penenang
*
Simetidin
*
Litium
Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi
penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses
penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual
(libido).
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab impotensi yaitu:
1. Penyebab fisik
Ada banyak penyebab fisik untuk impotensi mulai dari yang bisa
disembuhkan hingga yang tidak bisa diobati, seperti:
- Gangguan hormonal dan rendahnya tingkat testosteron
- Efek samping dari obat yang mengganggu mekanisme ereksi dan
menyebabkan disfungsi
- Gangguan suplai darah yaitu pembuluh darah di penis gagal memperbesar
sehingga penis tetap lembek
- Masalah yang berkaitan dengan sistem saraf parasimpatis
2. Kerusakan penis
Segala bentuk kerusakan struktur pada penis bisa menyebabkan disfungsi
ereksi, salah satu penyebab utamanya adalah herpes genital yang diikuti
oleh sebab lain seperti tumor dan kista di penis, serta pencabutan kulup.
Selain itu penis yang melengkung tidak normal atau penyakit peyronie juga
bisa menyebabkan impotensi.
3. Penyakit peripheral vascular
Penyakit peripheral vascular secara bertahap menyebabkan impotensi. Pada
penyakit ini pembuluh darah perifer, dinding arteri dan vena yang mengarah
ke daerah genital terganggu sehingga aliran darah ke penis tersumbat.
Gangguan jantung, gagal ginjal, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan
diabetes bisa membuat dinding kontraktil di pembuluh darah mengeras atau
sempit.
4. Masalah psikologis
Penyebab psikologis ini berkisar pada trauma depresi, stres dan kecemasan.
Jika akibat depresi maka perlu ditangani dengan hati-hati, karena frustasi
dengan kondisi ini bisa menyebabkan depresi lebih lanjut sehingga
membentuk lingkaran setan. Kadang gugup atau takut pasangan merasa
tidak terpuaskan bisa menyebabkan impotensi.
Selain itu faktor lingkungan seperti terlalu bising, lampu yang terlalu terang,
rasa takut dan kelelahan juga bisa menyebabkan impotensi, meskipun tidak
ada gejala fisik.
C. Perjalan Penyakit
D. Pencegahan

E. PENGOBATAN
Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan. Jenis pengobatan
tergantung kepada penyebabnya. Latihan khusus dilakukan oleh penderita
impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan
sensasi 3 tahap.
Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih
menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan:
Tahap I : bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu
sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
Tahap II : pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis
lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
Tahap III : melakukan hubungan badan.
Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum
berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin
penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual. Jika
penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.
Sildenafil adalah obat yang bisa meningkatkanaliran darah ke penis. Obat ini
diminum 30-60 menit sebelum melakukan hubungan seksual, hanya efektif
jika disertai dengan gairah seksual. Tidak boleh diminum bersamaan dengan
nitrat karena bisa menimbulkan efek samping yang serius.
Jika impotensi atau hilangnya gairah seksual terjadi akibat kadar testosteron
yang rendah, penderita sebaiknya menjalani terapi sulih hormon. Testosteron
disuntikkan setiap minggu atau diberikan dalam bentuk plester. Efek
sampingnya adalah pembesaran prostat dan kelebihan sel darah merah yang
bisa menyebabkan stroke.
Alat pengikat atau penghisap seringkali digunakan untuk mencapai dan
mempertahankan ereksi, tetapi alat ini tidak boleh digunakan oleh penderita
gangguan perdarahan atau penderita yang mengkonsumsi obat antikoagulan.
Alat pengikat (berupa tali atau cincin yang terbuat dari logam, karet atau
kulit) dipasang di dasar penis untuk memperlambat aliran darah dari penis.
Alat penghisap (berupa kotak berongga dan pompa) dipasang pada penis.
Tekanan hampa udara membantu pengaliran darah ke dalam arteri penis.
Ketika penis ereksi, sebuah alat pengikat dipasang untuk mencegah
pengaliran darah dari vena. Kombinasi kedua alat tersebut bisa
mempertahankan ereksi selama 30 menit. Kadang alat pengikat
menyebabkan masalah ketika ejakulasi, terutama jika diikat terlalu ketat.
Demi kemanan, sebaiknya setelah 30 menit alat tersebut dilepaskan. Jika
terlalu sering digunakan, alat penghisap bisa menimbulkan memar.
Impotensi juga bisa diobati dengan suntikan obat khusus yang dilakukan
sendiri oleh penderita. Obat ini disuntikkan langsung ke dalam jaringan
erektil pada penis (korpus kavernosa. Ereksi terjadi dalam waktu 5-10 menit
setelah obat disuntikkan dan bisa bertahan selama 60 menit. Efek
sampingnya adalah memar dan sakit. Selain itu, penyuntikkan juga bisa
menyebabkan priapisme (ereksi yang menetap dan nyeri).

Jika impotensi tidak memberikan respon terhadap berbagai pengobatan di


atas, bisa dilakukan pencangkokan penis atau digunakan prostese (penis
buatan). Salah satu alat yang dicangkokkan berupa batang kekar yang
dimasukkan ke dalam penis untuk menimbulkan ereksi yang menetap. Alat
lainnya berupa balon yang dimasukkan ke dalam penis dan ditiup sebelum
penderita melakukan hubungan seksual.

ADAPUN DENGAN CARA LAIN;


Cara Mengatasi Impotensi: Impotensi adalah gangguan disfungsi ereksi
seksual pada pria, untuk mengobati impotensi, sebaiknya anda harus
menghindari pemakaian obat2an berbahan kimia, seperti obat kuat, dan juga
spserti viagra yang dapat memberikan efek samping berbahaya bagi organ
seksual anda.
Cara Mengatasi dan Mengobati Impotensi dapat anda lakukan dengan
mengkonsumsi makanan berikut ini:
1. Memakan Buah Wortel Dapat Mengatasi dan Mengobati Impotensi.
2. Memakan Buah Kurma Dapat Mengatasi dan Mengobati Impotensi karena
buah kurma memiliki khasiat yang dapat membtuk kembali hormon seksual
anda.
3. Memakan Kismis Dapat Mengatasi dan Mengobati Impotensi terutama
kismis berwarna hitam.
4. Mengkonsumsi air rebusan akar Asparagus dapate mengatasi dan
mencegah impotensi, cara melakukannya, rebus asparagus secukupnya,
kemudian minum, anda juga dapat mencampurkannya dengan susu.
5. Memakan kuning telur yang dicampur dengan madu, cara mengobati dan
mengatasi impotensi dengan cara mencampur kuning telur dan madu adalah
cara tradisional untuk menyembuhkan impotensi, ambil kuning telur ayam
kampug, taruh di gelas kemudian campurkan madu secukupnya kemudian
aduk hingga merata kemudian minum.
(* obat impotensi )
Herbal Tricajus Obat Impotensi Berbahan Alami
Obat Impotensi - Kini semua pria yang ada di muka bumi tak perlu lagi
khawatir dan putus asa karena mengalami Impotensi. Dengan bangga kami
hadirkan obat impotensi dari herbal Tricajus. Sudah banyak membuktikan
kehebatannya dan menjadi Obat Impotensi pilihan utama karena nyata dalam
kemanjuran khasiat.
Tricajus merupakan Obat Impotensi yang dibuat dari perpaduan bahan-bahan
alami dengan komposisi lengkap dan seimbang, sangat cocok dikonsumsi
tanpa efek samping. Bahan utama Obat Impotensi ini yaitu perpaduan
dahsyat tanaman herbal kelas dunia Tribulus Terrestris dan Maca murni

-tanpa campuran bahan kimia berbahaya- diolah dan dipercayakan proses


pembuatannya kepada para ahli herbalist handal, sangat teliti dan cermat
dalam menjaga keutuhan mutu, kualitas serta khasiat kandungan supaya
dapat dikonsumsi sebagai Obat Impotensi yang ampuh dan manjur (lihat
legalitas tricajus).
Setiap gram serbuk herbal Tricajus Obat Impotensi terkomposisi oleh,
Lepidium Peruvianum Chacon (MACA)
Cara Mencegah Impotensi
Mencegah memang lebih baik dari mengobati, sebelum anda terkena impotensi,
ada baiknya anda mencegahnya sejak dini, berikut ini adalah cara untuk menegah
impotensi:
1. Berhenti minum-minuman yang mengandung alkohol.
2. Berhenti merokok sejak dini
3. Hindari diri dari stress sejak dini
4. Jangan menggunakan obat-obatan terlarang (Narkoba).

II.7. Syndrome

ovarium polikistik

F. Pengertian
suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya sejumlah kecil kista-kista kecil
disekitar tepi ovarium, atau dikenal sebagai ovarium polikistik, suatu ketidak
seimbangan hormon wanita.
Kista sendiri terbentuk dari sel-sel telur yang mengandung sel folikel yang tidak
matang dengan baik karena keridakseimbangan hormon, yang berakibat pada
kadar androgen lebih tinggi dripada biasanya..
Keadaan ini biasanya didiagnosis pada wanita pada usia 20-30 tahunan.
Diantaranya Gejala yang ditimbulkan seperti :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Haid tidak beraturan


Kambuhnya agne vulgaris
Menderita depresi
Menderita kerontokan rambut
Pembesaran klitoris
Penipisan rambut
Pertambahan berat badan yang tidak diinginkan
Suara yang semakin dalam.
Penyebab : penyebab syndrome ini belum diketahui secara pasti, atau
masih dalam penelitian medis.

G. Penyebab
penyebab syndrome ini belum diketahui secara pasti, atau masih dalam
penelitian medis. Biasanya disebabkan oleh gaya hidup dan factor genetic.
Namun setelah ditelaah lebih dalam lagi dengan kemajuan teknologi dunia

medis dapat dikatakan bahwa syndrome SOPK ini disebakan karena


gangguan ovulasi dari ovarium. ovulasi tidak terjadi dan sel telur tidak
dilepaskan dari ovarium untuk dibuahi oleh sel sperma. Hal ini juga dapat
mengakibatkan infertilitas (kemandulan).
H. Perjalanan penyakit dan pencehagan
prinsip dasar dari penyakit ini bagaimana kita merangsang sel telur agar
dapat matang?. cara yang paling sederhana untuk pencegahan penyakit ini
adalah diet sehat dan olahraga. Namun apabila cara ini tidak berhasil makan
diberikan obat-obat perangsang sel telur.
I. Penatalaksaan
tidak ada pengobatan untuk penderita ini, tetapi ada perwatan untuk mengurangi
gejala.

Wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas akibat kondisi ini perlu
diawasi supaya dapat menurunkan berat badannya.
Wanita harus melakukan perubahan gaya hidup untuk memperbaiki
gangguan hormonal.
Pil kontrasepsi kombinasi atau preparat progestin dapat digunakan untuk
mengatur siklus menstruasi dan mengendalikan pertumbuhan rambut
berlebihan dan jerawat. Penting juga untuk mencegah penebalan lapisan
dinding didalam rahim.
Wanita melakukan pengobatan resistensi insulin dengan metformin untuk
memperbaiki pematangan sel telur.
Infertilisasi diatasi, jika telur tetap tidak matang setelah diberikan obatobatan , pilihannya adalah melakukan laporoskopi ovarian drilling dengan
tujuan meningkatkan respon telur terhadap obat , atau langsung ke program
bayi tabung.

Meskipun sindroma polikistik ovarium ini bukan merupakan kondisi yang


mengancam jiwa, hal ini dapat berpotensi menimbulkan komplikasi yang berbahaya
ketika tidak ditangani dengan baik seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan
hipertensi.

Daftar Pustaka

Rusjidi, Imam. 2010. Epidemiologi Kanker pada Wanita. Jakarta. Jagung Seto

You might also like