Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Infertilitas
A. Pengertian
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan
setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu tahun
(Sarwono,497).
Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan
keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 3 kali seminggu
dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
(Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun
berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.
b.
Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum
mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
B. Pemyebab
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
a.
Pada wanita
terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus
berulang.
4.
Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan
terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya
hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap
ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna
obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi
gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang
dan berakhir pada gangguan ovulasi.
Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam
mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi
pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan
terjadilah abortus.
Endometriosis
Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus
spontan pada wanita hamil.
Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida
dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang
akan mempengaruhi kesuburan.
b.
Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
Abnormalitas ereksi
Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
b.
Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan pengaruh
buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
c.
Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
d.
Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
E. Penatalaksanaan
A. Wanita
Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
II.2. Dismenorea
A. Pengertian
B. Penyebab
Saluran pembuluh darah pada testis membawa darah masuk dan keluar dari testis.
Tidak diketahui apa yang menyebabkan varikokel secara pasti, akan tetapi banyak ahli
percaya bahwa varikokel terbentuk ketika katup-katup di dalam pembuluh darah pada
simpulnya mencegah darah mengalir dengan baik. Sehingga akan menyebabkan urat
menjadi melebar (dilatasi).
Sebagian besar varikokel terbentuk seiring dengan perjalanan waktu. Untungnya,
sebagian besar varikokel mudah untuk didiagnosis dan jika muncul gejala-gejala, dapat
diperbaiki dengan operasi. Jika gejala-gejalanya parah, seorang dokter bisa mengobati
varikokel dengan cara operasi pengikatan pembuluh yang terkena.
Varikokel sering terjadi selama pubertas. Varikokel biasanya terjadi di sisi kiri,
kemungkinan besar karena posisi vena testis kiri. Namun, varikokel dalam satu testis
dapat mempengaruhi produksi sperma pada kedua buah pelir/testis.
Beberapa penyebab varikokel yang beredar dimasyarakat :
Gelombang elektromagnet, bagi orang yang bekerja di tower GSM, berhubungan dengan
reaksi nuklir, hal2 yang bertegangan tinggi
Sering naik motor cowk, karena posisi testis nempel dengan tangki motor
C. Perjalan peyakit
D. Pencegahan
untuk pencegahan penyakit varikokel yaitu dengan cara sebagai berikut :
1. Janganlah memakai celana yang ketat
2. Jauhkanlah diri anda dari gelombang elektromagnetik yang tinggi
3. Selalu hidup rileks jangan sering stress yang berlebihan
4. Jagalah suhu di daerah testis anda agar tidak sering berkeringat dan panas
5. Jangan sering-sering memakai motor gede, karena saat duduk di motor gede
testis kita menempel dengan tangki motor
E. Penatalaksaan
Pengobatan varikokel mungkin tidak diperlukan. Namun, jika varikokel
Anda menyebabkan rasa sakit, atrofi testis atau infertilitas, Anda
mungkin perlu melakuakn pengobatan varikokel. Tujuan operasi
adalah untuk menutup vena yang terkena dan mengarahkan kembali
aliran darah ke dalam pembuluh normal. Namun, efek perbaikan
varikokel pada kesuburan tidak jelas.
Meskipun varikokel biasanya berkembang pada masa remaja, namun
kurang jelas apakah Anda harus mengobati varikokel pada waktu itu.
Indikasi untuk memperbaiki varikokel pada masa remaja meliputi atrofi
testis progresif, nyeri atau hasil analisis semen yang abnormal.
Jika Anda didiagnosis menderita varikokel (pemeriksaan dengan alat
radiologi bernama scrotal ultrasound), Anda mungkin disarankan untuk
memperbaikinya. Ada dua cara yaitu: varicocelectomy, dan varicocele
embolization. Varicocelectomy adalah operasi yang dilakukan oleh
ahli urologi. Dalam operasi, dokter bedah akan membuat sayatan di
perut bagian bawah dan mengikat vena yang bermasalah itu supaya
aliran darah dapat dialihkan ke vena yang masih normal lainnya.
Sedangkan Varicocele embolization adalah prosedur operasi dimana
dokter bedah akan membuat sayatan kecil dan sebuah kateter
dimasukkan ke dalam vena yang bermasalah.
Sebelum melakukan operasi, ada baiknya penderita melakukan
analisa terhadap sperma serta derajat varikokel yang diderita. Tidak
semua ahli kesuburan setuju bahwa operasi varikokel adalah satusatunya solusi jitu untuk meningkatkan tingkat kehamilan. Adapula
efek samping operasi varikokel seperti infeksi pasca operasi atau
cedera pembuluh darah atau saraf di kantung testis. Namun, apabila
dari hasil pemeriksaan testis sudah tidak memproduksi sel
spermatozoa atau testis sudah tidak berfungsi dengan normal, maka
operasi operasi varikokel yang dilakukan mungkin akan menunjukkan
hasil yang signifikan.
Operasi varikokel relatif sedikit memberi risiko antara lain :
Kambuhnya varikokel
Kerusakan arteri
Metode Perbaikan meliputi:
Operasi terbuka merupakan pengobatan yang paling sering dilakukan,
biasanya dilakukan dengan rawat jalan, dengan menggunakan bius
lokal atau bius umum. Paling sering, dokter bedah Anda akan
II.4.Hiperplasia Prostat
A.
Pengertian
Ada beberapa pengertian mengenai definisi penyakit Hiperplasia Prostat, yaitu :
B. Penyebab
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat,
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses aging (menjadi tua).
Beberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat
adalah:
1. Teori Hormonal
Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan hormonal, yaitu antara hormon
testosteron dan hormon estrogen. Karena produksi testosteron menurun dan terjadi konversi
testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa di perifer dengan pertolongan enzim
aromatase, dimana sifat estrogen ini akan merangsang terjadinya hiperplasia pada stroma,
sehingga timbul dugaan bahwa testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proliferasi sel
tetapi kemudian estrogenlah yang berperan untuk perkembangan stroma. Kemungkinan lain ialah
perubahan konsentrasi relatif testosteron dan estrogen akan menyebabkan produksi dan
potensiasi faktor pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat.
Pada keadaan normal hormon gonadotropin hipofise akan menyebabkan produksi hormon
androgen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. Dengan makin bertambahnya usia,
akan terjadi penurunan dari fungsi testikuler (spermatogenesis) yang akan menyebabkan
penurunan yang progresif dari sekresi androgen. Hal ini mengakibatkan hormon gonadotropin
akan sangat merangsang produksi hormon estrogen oleh sel sertoli. Dilihat dari fungsional
histologis, prostat terdiri dari dua bagian yaitu sentral sekitar uretra yang bereaksi terhadap
estrogen dan bagian perifer yang tidak bereaksi terhadap estrogen.
2. Teori Growth Factor (Faktor Pertumbuhan)
Peranan dari growth factor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat. Terdapat
empat peptic growth factor yaitu: basic transforming growth factor, transforming growth factor
b1, transforminggrowth factor b2, dan epidermal growth factor.
3. Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena berkuramgnya sel yang mati
4. Teori Sel Stem (stem cell hypothesis)
Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang dewasa berada
dalam keadaan keseimbangan steady state, antara pertumbuhan sel dan sel yang mati,
keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang
dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproliferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel
stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proliferasi lebih cepat. Terjadinya proliferasi abnormal
sel stem sehingga menyebabkan produksi atau proliferasi sel stroma dan sel epitel kelenjar
periuretral prostat menjadi berlebihan.
5. Teori Dehidrotestosteron (DHT)
Testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis (90%) dan sebagian dari kelenjar
adrenal (10%) masuk dalam peredaran darah dan 98% akan terikat oleh globulin menjadi sex
hormon binding globulin (SHBG). Sedang hanya 2% dalam keadaan testosteron bebas.
Testosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam target cell yaitu sel prostat melewati
membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma, di dalam sel, testosteron direduksi oleh
enzim 5alpha reductase menjadi 5 dehidrotestosteron yang kemudian bertemu dengan
reseptor sitoplasma menjadi hormone receptor complex. Kemudian hormone receptor
complex ini mengalami transformasi reseptor, menjadi nuclear receptor yang masuk
kedalam inti yang kemudian melekat pada chromatin dan menyebabkan transkripsi m-RNA.
RNA ini akan menyebabkan sintese protein menyebabkan terjadinya pertumbuhan kelenjar
prostat.
C. Perjalanan Penyakit
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra pars
prostatika dan akan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan tekanan intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urin, bulibuli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi
yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli
berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula,
dan divertikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase
kompensasi.
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan
pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom
(LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejala-gejala prostatismus.
Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke
dalam fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk
berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravesikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali
pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat
menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks
vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal
ginjal.
Hiperplasi prostat
Tekanan intravesikal
Buli-buli Ginjal dan Ureter
o Hipertrofi otot detrusor - Refluks vesiko-ureter
o Trabekulasi - Hidroureter
o Selula - Hidronefrosis
o Divertikel buli-buli - Pionefrosis Pilonefritis
- Gagal ginjal
Pada hiperplasia terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk
terjadinya gejala yaitu komponen mekanik dan komponen dinamik.
Komponen mekanik ini berhubungan dengan adanya pembesaran kelenjar
periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga terjadi
gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen
dinamik meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan
alpha adrenergik reseptor. Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor akan
menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun kenaikan tonus.
Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang
juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.
(Sumber:Doenges 2000)
Tanda dan Gejala
Gejala hiperplasia prostat dibagi atas gejala obstruktif dan gejala iritatif.
Gejala obstruktif disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars
prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot
detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama saehingga
kontraksi terputus-putus.Gejalanya ialah:
o Harus menunggu pada permulaan miksi (Hesistency)
o Pancaran miksi yang lemah (Poor stream)
o Miksi terputus (Intermittency)
o Menetes pada akhir miksi (Terminal dribbling)
o Rasa belum puas sehabis miksi (Sensation of incomplete bladder
emptying).2,3
Manifestasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat
masih
tergantung
tiga
faktor
yaitu
:
1. Volume kelenjar periuretral
2. Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat
3. Kekuatan kontraksi otot detrusor
Tidak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi,
sehingga meskipun volume kelenjar periuretal sudah membesar dan
elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostat menurun,
tetapi apabila masih dikompensasi dengan kenaikan daya kontraksi otot
detrusor maka gejala obstruksi belum dirasakan.(Sumber Reksoprodjo
S.1995 Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah)
Komplikasi
Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik
mengakibatkan penderita harus mengejan pada miksi yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdomen yang akan menimbulkan hernia dan
hemoroid. Stasis urin dalam vesiko urinaria akan membentuk batu
endapan yang menambah keluhan iritasi dan hematuria. Selain itu, stasis
urin
dalam
vesika
urinaria
menjadikan
media
pertumbuhan
mikroorganisme, yang dapat menyebabkan sistitis dan bila terjadi refluks
menyebabkan pyelonefritis
Perdarahan, Inkontinesia, Batu VU, Retensi urine, Impotensi, Epididimis,
Hemoroid, hernia, prolaps rektum akibat mengedan, Infeksi saluran kemih
disebabkan kateterisasi, Hidronefrosis
D.
Pencegahan
Beberapa upaya yang bisa ditempuh diantaranya mengkonsumsi
makanan rendah lemak. Selain itu ada beberapa jenis makanan yang
perlu ditingkatkan untuk mencegah datangnya penyakit prostate
khususnya kanker yaitu Soy Iso Flavones, lycopene, selenium, vitamin E,
teh hijau, anti androgen dan vitamin D.
E. Penatalaksaan
Fitoterapi adalah penggunaan tumbuh-tumbuhan dan ekstrak tumbuhtumbuhan untuk tujuan medis. Penggunaan fitoterapi pada BPH telah popular
di Eropa selama beberapa tahun. Mekanisme kerjafitoterapi tidak diketahui,
efektifitas dan keamanan fitoterapi belum banyak diuji.
3. Terapi Bedah
Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi yang dibuat pada kandung
kemih.
3. Prostatektomi Retropubis
Pencegahan primer
Promosi kesehatan berupa :
a. Sosialisasi kesehatan mengenai kanker rahim
b. Program kesehatan masyarakat
c. Penyediaan sanitasi yyang baik
d. Pengendalian faktor lingkungan
Pencegahan khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
E. Penatalaksaan
Hindari merokok
Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
Melakukan aktifitas fisikmengontrol obesitas dan diabetes
Konsumsi buah dan sayur
Hindari alcohol
Tidak berganti-ganti pasangan sexs
Impotensi psikologis adalah di mana ereksi atau penetrasi gagal karena pikiran atau
perasaan (alasan psikologis) daripada kemustahilan fisik; ini agak kurang sering
tetapi seringkali dapat membantu. Terutama di impotensi psikologis, ada respon
yang kuat untuk pengobatan plasebo. Disfungsi ereksi, terikat erat karena tentang
adanya ide konsekuensi kesejahteraan fisik, dapat memiliki psikologis yang parah.
Sebuah ereksi penis adalah efek hidrolik darah masuk dan dipertahankan dalam
tubuh spons-seperti di dalam penis. Proses ini sering dimulai sebagai akibat dari
gairah seksual, ketika sinyal tersebut dikirimkan dari otak ke saraf di penis.
Disfungsi ereksi ditunjukkan ketika ereksi sulit untuk menghasilkan.
B. Penyebab
Impotensi biasanya merupakan akibat dari :
*
Kelainan pembuluh darah
*
Kelainan persyarafan
*
Obat-obatan
*
Kelainan pada penis
*
Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia,
sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering
terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan
tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia
lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun
mengalami impotensi.
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu
penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan
impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau
akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya
aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa
menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:
*
Cedera Diabetes melitus
*
Sklerosis multiple
*
Stroke
*
Obat-obatan
*
Alkohol
*
Penyakit tulang belakang bagian bawah
*
Pembedahan rektum atau prostat.
Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada
pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
*
Anti-hipertensi
*
Anti-psikosa
*
Anti-depresi
*
Obat penenang
*
Simetidin
*
Litium
Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron. Tetapi
penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses
penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual
(libido).
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab impotensi yaitu:
1. Penyebab fisik
Ada banyak penyebab fisik untuk impotensi mulai dari yang bisa
disembuhkan hingga yang tidak bisa diobati, seperti:
- Gangguan hormonal dan rendahnya tingkat testosteron
- Efek samping dari obat yang mengganggu mekanisme ereksi dan
menyebabkan disfungsi
- Gangguan suplai darah yaitu pembuluh darah di penis gagal memperbesar
sehingga penis tetap lembek
- Masalah yang berkaitan dengan sistem saraf parasimpatis
2. Kerusakan penis
Segala bentuk kerusakan struktur pada penis bisa menyebabkan disfungsi
ereksi, salah satu penyebab utamanya adalah herpes genital yang diikuti
oleh sebab lain seperti tumor dan kista di penis, serta pencabutan kulup.
Selain itu penis yang melengkung tidak normal atau penyakit peyronie juga
bisa menyebabkan impotensi.
3. Penyakit peripheral vascular
Penyakit peripheral vascular secara bertahap menyebabkan impotensi. Pada
penyakit ini pembuluh darah perifer, dinding arteri dan vena yang mengarah
ke daerah genital terganggu sehingga aliran darah ke penis tersumbat.
Gangguan jantung, gagal ginjal, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan
diabetes bisa membuat dinding kontraktil di pembuluh darah mengeras atau
sempit.
4. Masalah psikologis
Penyebab psikologis ini berkisar pada trauma depresi, stres dan kecemasan.
Jika akibat depresi maka perlu ditangani dengan hati-hati, karena frustasi
dengan kondisi ini bisa menyebabkan depresi lebih lanjut sehingga
membentuk lingkaran setan. Kadang gugup atau takut pasangan merasa
tidak terpuaskan bisa menyebabkan impotensi.
Selain itu faktor lingkungan seperti terlalu bising, lampu yang terlalu terang,
rasa takut dan kelelahan juga bisa menyebabkan impotensi, meskipun tidak
ada gejala fisik.
C. Perjalan Penyakit
D. Pencegahan
E. PENGOBATAN
Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan. Jenis pengobatan
tergantung kepada penyebabnya. Latihan khusus dilakukan oleh penderita
impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan
sensasi 3 tahap.
Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih
menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan:
Tahap I : bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu
sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
Tahap II : pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis
lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
Tahap III : melakukan hubungan badan.
Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum
berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin
penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual. Jika
penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.
Sildenafil adalah obat yang bisa meningkatkanaliran darah ke penis. Obat ini
diminum 30-60 menit sebelum melakukan hubungan seksual, hanya efektif
jika disertai dengan gairah seksual. Tidak boleh diminum bersamaan dengan
nitrat karena bisa menimbulkan efek samping yang serius.
Jika impotensi atau hilangnya gairah seksual terjadi akibat kadar testosteron
yang rendah, penderita sebaiknya menjalani terapi sulih hormon. Testosteron
disuntikkan setiap minggu atau diberikan dalam bentuk plester. Efek
sampingnya adalah pembesaran prostat dan kelebihan sel darah merah yang
bisa menyebabkan stroke.
Alat pengikat atau penghisap seringkali digunakan untuk mencapai dan
mempertahankan ereksi, tetapi alat ini tidak boleh digunakan oleh penderita
gangguan perdarahan atau penderita yang mengkonsumsi obat antikoagulan.
Alat pengikat (berupa tali atau cincin yang terbuat dari logam, karet atau
kulit) dipasang di dasar penis untuk memperlambat aliran darah dari penis.
Alat penghisap (berupa kotak berongga dan pompa) dipasang pada penis.
Tekanan hampa udara membantu pengaliran darah ke dalam arteri penis.
Ketika penis ereksi, sebuah alat pengikat dipasang untuk mencegah
pengaliran darah dari vena. Kombinasi kedua alat tersebut bisa
mempertahankan ereksi selama 30 menit. Kadang alat pengikat
menyebabkan masalah ketika ejakulasi, terutama jika diikat terlalu ketat.
Demi kemanan, sebaiknya setelah 30 menit alat tersebut dilepaskan. Jika
terlalu sering digunakan, alat penghisap bisa menimbulkan memar.
Impotensi juga bisa diobati dengan suntikan obat khusus yang dilakukan
sendiri oleh penderita. Obat ini disuntikkan langsung ke dalam jaringan
erektil pada penis (korpus kavernosa. Ereksi terjadi dalam waktu 5-10 menit
setelah obat disuntikkan dan bisa bertahan selama 60 menit. Efek
sampingnya adalah memar dan sakit. Selain itu, penyuntikkan juga bisa
menyebabkan priapisme (ereksi yang menetap dan nyeri).
II.7. Syndrome
ovarium polikistik
F. Pengertian
suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya sejumlah kecil kista-kista kecil
disekitar tepi ovarium, atau dikenal sebagai ovarium polikistik, suatu ketidak
seimbangan hormon wanita.
Kista sendiri terbentuk dari sel-sel telur yang mengandung sel folikel yang tidak
matang dengan baik karena keridakseimbangan hormon, yang berakibat pada
kadar androgen lebih tinggi dripada biasanya..
Keadaan ini biasanya didiagnosis pada wanita pada usia 20-30 tahunan.
Diantaranya Gejala yang ditimbulkan seperti :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
G. Penyebab
penyebab syndrome ini belum diketahui secara pasti, atau masih dalam
penelitian medis. Biasanya disebabkan oleh gaya hidup dan factor genetic.
Namun setelah ditelaah lebih dalam lagi dengan kemajuan teknologi dunia
Wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas akibat kondisi ini perlu
diawasi supaya dapat menurunkan berat badannya.
Wanita harus melakukan perubahan gaya hidup untuk memperbaiki
gangguan hormonal.
Pil kontrasepsi kombinasi atau preparat progestin dapat digunakan untuk
mengatur siklus menstruasi dan mengendalikan pertumbuhan rambut
berlebihan dan jerawat. Penting juga untuk mencegah penebalan lapisan
dinding didalam rahim.
Wanita melakukan pengobatan resistensi insulin dengan metformin untuk
memperbaiki pematangan sel telur.
Infertilisasi diatasi, jika telur tetap tidak matang setelah diberikan obatobatan , pilihannya adalah melakukan laporoskopi ovarian drilling dengan
tujuan meningkatkan respon telur terhadap obat , atau langsung ke program
bayi tabung.
Daftar Pustaka
Rusjidi, Imam. 2010. Epidemiologi Kanker pada Wanita. Jakarta. Jagung Seto