You are on page 1of 10

MAKALAH TEKNIK EKSPLORASI

NAMA

ALDINO RIZA JANUAR

NIM

410013125

DAFTAR ISI

BAB I :

PENDAHULUAN
-

BAB II
PEMBAHASAN
-

Latar Belakang
Tujuan

Landasan Teori

BAB III
PENUTUP
-

Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB I

Latar Belakang
Pengetahuan tentang teknik eksplorasi dalam
pertambangan adalah untuk mengetahui
Tujuan
Penjelajahan lapangan dengan tujuan
memperoleh pengetahuan lebih banyak
tentang keadaan, terutama sumber-sumber
alam yang terdapat di tempat itu;
penyelidikan;penjajakan

BAB II

PEMBAHASAN
Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar,
yaitu :
1.
a.
b.
2.
a.

Metoda langsung, terdiri dari :


Metoda langsung di permukaan
Metoda langsung di bawah permukaan
Metoda tidak langsung, terdiri dari :
Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain
mengenai bed rock, soil, air, vegetasi dan stream deposit.
b. Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara
yaitu cara magnetik (sudah jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang
digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi dan refleksi, cara
listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih
jarang digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal
dan lebih rumit dari cara-cara sebelumnya.
1. Metoda Langsung
A. Metoda Langsung Permukaan
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a. Penyelidikan singkapan (out crop)
Singkapan segar umumnya dijumpai pada :
1. Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai
terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh
batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai
singkapan segar
2. Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara
alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari
dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung
berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga
dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi
yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan
ke permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.
b. Tracing Float (penjejakan)
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal
dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi,
kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam
melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran
sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi,
kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float
yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit
yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada
pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang
diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk
mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden.

c. Tracing dengan Panning (mendulang)


Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran
butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari
jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif
besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu
trencing atau test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan
dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting.
Trenching (pembuatan parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada
overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang
efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter,
selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis.
Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika
pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus
tegak lurus dengan arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan
permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
Test Pitting (pembuatan sumur uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka
sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang
letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus
memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal ini
akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah
yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan
adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan
struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada
pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor
keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit
mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi
kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji
yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala
longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
B. Metoda Langsung Bawah Permukaan
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan
di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan
informasi yang baik, karena pada eksplorasi langsung permukaan,
kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi
langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan
permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan,
sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu
tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini
akan memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan
misalnya, pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini
untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses sampling
pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki

singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik dapat


memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya, yang tidak kalah
pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam
pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan
untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya
eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel,
Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.
Tunnel =
suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang
menembus kedua kaki bukit.
Shaft
= suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah
tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan
karyawan serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift
= suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan
bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari
endapan bijihnya (dalam pengeboran).
Winze = lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari level ke arah
level yang dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti.
Pengeboran sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada
tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat
dipindah-pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif
(tumbuk), pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai
adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling)
dengan menara bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan
dilakukan dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara perkusif,
rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat
maupun di laut (on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada
pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan secara miring
(kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita
menemukan batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka
dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat
dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras
tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil
contoh (sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk
produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran
dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan
penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita
dapat membuat peta stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita
dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya
kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.
2. Metoda Tidak Langsung
A. Metoda tidak langsung cara geofisika
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan
lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-

besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Metoda yang dapat


dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
a. Metoda Gravitasi
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi
sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di
sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka
pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi,
di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di
tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar.
Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari
melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu
daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut
gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter
bekerja atas dasar torsion balance, maupun bantuk atau pendulum, dan
dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai
lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi
oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan
kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada
suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan,
tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar,
meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena
adanya anomali gravitasi.
b. Metoda Magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada
suatu barang magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi.
Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan
oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang
digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi
medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam
eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim,
sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang disebut gamma. Medan
magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000
gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung
mineral magnetik akan menimbulkan efek langsung pada peralatan,
sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian
sasaran eksplorasi sebagai berikut :
Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan

Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit


sebagai mineral ikutan

Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung


magnetit dalam jumlah cukup
Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan
beku yang mengandung mineral magnetik.

c.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Metoda Seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih
tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu
gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada
kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan
merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan
rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar
titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon
(seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar
lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu
ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat
diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisanperlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa
permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan
kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone
merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan,
hidrophone untuk gelombang di dasar laut.
Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung pada :
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
Porositas (kadar air)
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
H. Mooney (1977) mengatakan bahwa harga cepat rambat gelombang
akan lebih besar (dibandingkan) :

1. Batuan beku basa


2. Batuan beku
3. Sedimen terkonsolidasi
4. Sedimen unkonsolidasi
5. Soil basah
6. B. sedimen karbonat
7. Batuan utuh
8. Batuan segar
9. Batuan berat
10. Batuan berumur tua

: batuan beku asam


: batuan sedimen
: sedimen un-konsolidasi
: sedimen un-konsolidasi
: soil kering
: batupasir
: batuan terkekarkan
: batuan lapuk
: batuan ringan
: batuan berumur muda

d. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari
batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan
yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas
penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung,
satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya
dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi.
dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi,
disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode

lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi,
elektrode ini disebut elektrode potensial atau potential electode
disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode
tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan
cara Shlumberger.
B. Metoda tidak langsung cara geokimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace
elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas.
Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsurunsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaanperbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik
lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan
perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah
atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan
dengan beberapa reaksi kimia.
C. Gabungan keduanya
Yaitu eksplorasi cara langsung dan eksplorasi tidak langsung.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan
pemilihan anggota serta apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
a. Pemilihan anggota tim atau tenaga ahli
1. Geologist
2. Geophysist
3. Exploration Geologist
4. Geochemist
5. Operator Alat, dll
b. Rencana biaya
c. Pemilahan waktu yang tepat
d. Penyiapan peralatan atau perbekalan
Peta dasar
Alat surveying, ukur atau GPS
Alat kerja :
1. Palu
2. Kompas
3. Meteran
4. Kantong sampel
5. Alat geofisika
6. Alat sampling
7. Altmeter
8. Alat bor dll
\Alat tulis
Alat komunikasi
Keperluan sehari-hari
Obat-obatan atau P3K

e.
1.
2.
3.

Sesampai di lapangan :
Membuat base camp (perkemahan)
Mencek peralatan atau perbekalan
Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkahlangkah lebih lanjut
4. Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan
keadaan sebenatnya (bila perlu)

You might also like