You are on page 1of 10

MAKALAH

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN

Disususun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Sosiologi Indonesia
Pengampu

: Thrywati Arsal

Disusun Oleh :
Nama

: Betha Handini Pradana

NIM

: 3401413009

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengaruh
Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan di Indonesia . Suatu permasalahan yang kini kian
merebak di masyarakat khusunya di negara Indonesia.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Indonesia, juga
sebagai referensi pembelajaran khususnya mengenai mepadaateri globalisasi. Selain itu
makalah ini diharapkan mampu menjadi bacaan para pembaca, khususnya bagi para calon
guru supaya menjadi pendidik yang baik dan bertanggung jawab.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karenanya,
penulis mengucapkan terimakasih kepasa semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya, Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Semarang, 21 November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lainyang akhirnya sampai pada
suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedomanbersama bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia (Edison A. Jam). Globalisasi juga dapat diartikan sebagai keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batasbatas suatu negara menjadi sempit.
Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah
faktor pendukung utama dalam globalisasi. Arus globalisasi yang semakin pesat telah
membuat jarak antar Negara seakan tak berarti lagi. Pada masa sekarang ini, tak sulit untuk
anak nelayan terpencil mengetahui kejadian robohnya gedung WTC di America Serikat
dalam hitungan jam.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat sebagai dampak dari globalisasi ternyata
juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan Indonesia. Home schooling, virtual learning dan
program-program pendidikan import lainnya yang mulai diterapkan di Indonesia sebagai
akibat dari cepatnya akses internet. Belum lagi musim internasional yang akhir-akhir ini
melanda Indonesia, Pengadaan sekolah-sekolah bertaraf internasional sedang booming
digalakkan. Tidak hanya pada tingkat sekolah menengah bahkan taman kanak-kanakpun telah
di program menjadi sekolah bertaraf internasional. Les bahasa inggris, mandarin, computer
semua tersedia di sekolah. Fenomena tersebut tak lain, adalah akibat dari globalisasi.
Perubahan kurikulum pendidikan yang berkali-kali juga merupakan dampak dari
pesatnya arus globalisasi. Pesatnya arus globalisasi menyebabkan pemerintah harus bergerak
cepat mengubah kurikulum pendidikan yang lama yang dianggap ketinggalan jaman dengan
kurikulum yang baru yang dianggap sesuai dan mampu menjawab tantangan global. Hal ini,
dikarenakan dunia pendidikan adalah salah satu sector penting dalam suatu Negara yang
menopang berdirinya suatu Negara. Kehancuran dunia pendidikan merupakan langkah awal
kehancuran suatu Negara. Kegagalan bangsa Indonesia di masa lampau mempertahankan
kedaulatan negaranya, dikarenakan pendidikan rakyatnya yang lemah.
Hal ini memicu tantangan baru bagi pendidikan Indonesia untuk menghadapi keadaan
tersebut. Untuk mengghadapi hal ini tentunya Indonesia harus meningkatkan mutu
pendidikan, baik dalam hal perbaikan fasilitas, manajemen maupun sumber daya manusia
bangsa Indonesia itu sendiri sehingga pendidikan Indonesia mampu bersaing dan tidak
tertinggal dengan negara lain. Masuknya berbagai pengaruh globalisasi terutama menyangkut
pendidikan harus ditelaah lebih mendalam, sejauh mana globalisasi mampu mengarahkan
perkembangan pendidikan di Indonesia, apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana perkembangan globalisasi pada saat ini dan apa dampaknya bagi
pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana keadaaan pendidikan di Indonesia saat ini?
3. Bagaimana cara penyusunan pendidikan Indonesia di era globalisasi sekarang ini?
4. Sikap apa yang harus diambil oleh masyarakat dalam menghadapi globalisasi yang
berdampak pada perkembangan dunia pendidikan indonesia?

1.3 TUJUAN
1.Bagi Penulis
Disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam Mata Kuliah Sosiologi
Indonesia.
2.Bagi Pembaca
- Untuk mengetahui dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia.
- Untuk mengetahui sikap masyarakat pendidikan dalam menghadapi globalisasi yang
berdampak pada perkembangan dunia pendidikan Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi
Istilah Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985
yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan
transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi
elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Kata "globalisasi" sendiri diambil
dari kata global, yang maknanya ialah universal. Maksudnya lingkupnya meliputi
seluruh dunia. Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dimana kejadian,
keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang
signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh.
Globalisasi telah menjadi sebuah kata yang memiliki makna tersendiri yang
seringkali kita baca dan dengar. Banyak pengguna istilah globalisasi memahaminya
berbeda dari makna yang sesungguhnya. Realitas semacam ini bisa diterima
mengingat tidak ada definisi yang tunggal terhadap globalisasi.
R. Robertson (1992:8) misalnya, merumuskan globalisasi sebagai: "... the
compression of the world and the intensification of consciousness of the world as a
whole."
Globalisasi mendorong rekonfigurasi geografis, sehingga ruang-sosial tidak
lagi semata dipetakan dengan kawasan teritorial, jarak teritorial, dan batas-batas
teritorial. Dalam konteks ini, globalisasi juga dipahami sebagai sebuah proses (atau
serangkaian proses) yang melahirkan sebuah transformasi dalam spatial organisation
dari hubungan sosial dan transaksi-ditinjau dari segi ekstensitas, intensitas, kecepatan
dan dampaknya yang memutar mobilitas antar-benua atau antar-regional serta
jaringan aktivitas.
Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan
ekonomi, sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu.
Dengan demikian, globalisasi hampir melingkupi semua hal yang berkaitan dengan
ekonomi, politik, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, transportasi, dll.

2.2 Perkembangan Globalisasi dan Dampaknya Bagi Pendidikan di Indonesia.


Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan
teknologiberkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi
duniapendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga
pendidik dari manca negara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global
maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik
akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikanagar lebih
produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagimasyarakat untuk
mendapatkan pendidikan. Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang
berkualitas danbermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam

kancahglobalisasi, menimbulkan dampak negatif yang tidak sedikit jumlahnya


bagimasyarakat. Paling tidak, ada tiga dampak negatif yang akan terjadi dalam dunia
pendidikan kita.
1. Dunia pendidikan akan menjadi objek komoditas dankomersil seiring
dengan kuatnya hembusan paham neoliberalisme yang melanda dunia.
Paradigma dalam dunia komersial adalah usaha mencari pasar baru dan
memperluas bentuk-bentuk usaha secara terus-menerus. Globalisasi
mampu memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial
menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Tidak heran apabila sekolah
orang tua murid dengan sejumlah anggaran berlabel uang komite atau uang
sumbangan pengembangan institusi meskipun pemerintah sudah
menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
2. Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan
untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World
Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus
berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang
telah diamandemenkan, UU Sisidiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan
paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis.
3. Globalisasi akan mendorong delokasi dan perubahan teknologi
danorientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru, seperti computer
dan internet,telah membawa perubahan yang sangat revolusioner dalam
dunia pendidikan yangtradisional.
Pemanfaatan multimedia yang portable dan menarik sudah menjadi
pemandangan yang biasa dalam praktik pembelajaran di dunia persekolahan kita. Di
sinilah bahwa pendidikan menjadi agenda prioritas kebangsaan yang tidak bisa
ditunda-tunda lagi untuk diperbaiki seoptimal mungkin.
Sedangkan terdapat juga beberapa dampak positif globalisasi, diantaranya :
a. Semakin mudahnya akses informasi.
Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah mempermudah
pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini
sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Dengan internet, masyarakat dapat
mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat. Informasi yang
diakses tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari seluruh dunia dapat
diperoleh melalu internet. Bagi siswa tentu ini sangat memudahkan bagi
mereka untuk memperoleh sumber belajar lain, disamping dari buku dan
penjelasan guru.
b. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang
profesional dan berstandar internasional .
Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidik. Apaila pendidikan
dilakukan dilaksanakan secara berkualitas dan mengikuti perkembangan
arus globalisasi maka akan menghasilkan lulusan yang siap kerja seuai
dengan keahliannya, termasuk dihasilkannya tenaga pendidik yang
pofesional dan berstandar internasional. Hal ini tentunya akan membawa
perkembangan positif bagi peserta didik yang diajarnya kelak, yaitu
dihasilkannya lulusan yang berkualitas.

c.

Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing


dengan negara-negara lain.
Globalisasi pendidikanterjadi secara mengglobal atau mendunia, segala
perubahan-perubahan aspek pendidikan terjadi di berbagai negara
termasuk Indonesia. Apabila perkembangan globalisasi dapat diikuti dan
disesuaikan dengan tepat, maka akan membuat kualitas pendidikan
Indonesia memiliki standar yang sama atau lebih bagus dari negara-negara
lain. Sehingga pendidikan di Indonesia dapat disejajarkan atau mampu
bersaing dengan negara-negara lain.

d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan


mampu bersaing.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, apabila pendidikan dilaksanakan
secara berkualitas dan mengikuti kebutuhan dan perkembangan
globalisasi, maka akan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan siap
bersaing di dunia Internasional.
e. Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang
meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Demi terselenggarakannya pendidikan yang lebih bermutu dan berkualitas,
tidak mungkin mempertahankan struktur dan metode pendidikan yang
sudah ada. Semua harus menyesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan saat ini. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi berupa
media pembelajaran berbasis komputer, internet atau sejenisnya. Selain itu
diperlukan juga evaluasi terhadap kurikulum yang sudah ada sehingga
dapat dilakukan pembenahan pada rancangan kurikulum selanjutnya.
Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah
membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah
menjadi pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di
Indonesia. Selain itu akibat kemajuan teknologi, pola pengajaran pada
dunia pendidikan pun juga turut berubah. Apabila dulu, guru hanya
menulis dengan sebatang kapur untuk menulis, menggambar sederhana
serta menggunakan media-media elajar sederhana, kini dengan komputer,
tulisan, gambar, suara, film dan lain-lain dapat digabungkan menjadi suatu
proses komunikasi materi belajar.

2.3 Kondisi Pendidikan di Indonesia Saat Ini


Seperti dilansir oleh Kompas.com tanggal 28 Oktober 2009 menyebutkan
bahwa tiga hasil studi internasional menyatakan, kemampuan siswa Indonesia untuk
semua bidang yang diukur secara signifikan, Indonesia berada dibawah rata-rata skor
internasional yang sebesar 500. Jika dibandingkan dengan siswa Internasional,
Indonesia hanya mampu menjawab soal dengan kategori rendah dan sangat sedikit,
atau bahkan tidak ada yang mampu menjawab soal dengan kategori pemikiran tingkat
tinggi.
Untuk Indonesia, pendidikan tak terjangkau oleh rakyat kecil, karena
mahalnya biaya pendidikan itu sendiri. Lembaga pendidikan di Indonesia seolah telah

dijadikan ladang bisnis dan dikomersialkan. Kebijakan ini memang sangat


disayangkan, karena dapat mengubur impian masyarakat kelas sosial kebawah untuk
menikmati pendidikan setinggi-tingginya. Salah satu implikasinya adalah, kualitas
mahasiswa pun jadi dipertanyakan. Bukan tidak mungkin uang yang berbicara, siapa
yang lebih banyak ia yang akan menang. Bisa jadi mereka memiliki kemampuan
intelektual yang pas-pasan. Sementara mereka yang memiliki kemampuan lebih tidak
bisa mengenyam perguruan tinggi karena terkendala oleh faktor finansial yang tidak
mencukupi.
Meskipun saat ini banyak bantuan-bantuan dari pemerintah dalam hal
pendidikan seperti BOS, dan lainnya, namun banyak penyelewengan-penyelewengan
anggaran pendidikan yang dilakukan oleh aparat dinas pendidikan baik di daerah
maupun sekolah. Penyelewengan dana pendidikan itu terutama dalam alokasi untuk
rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Akibatnya adalah dana BOS
yang dapat dinikmati oleh siswa jumlahnya berkurang atau bahkan tidak sampai ke
tangan mereka. Seperti yang telah dipaparkan oleh Febri Hendri, Peneliti Senior
Indonesia Corruption Watch (ICW) saat menyoal Evaluasi Kinerja Departemen
Pendidikan Nasional Periode 2004 2009 di Jakarta, Rabu (9/9). Menurut Febri,
selama kurun waktu 2004-2009, sedikitnya terungkap 142 kasus korupsi di
sektor pendidikan. Kerugian negara mencapai Rp 243,3 miliar. (Kompas.com
tanggal 9 September 2009).
Akibat dari mahalnya pendidikan yang hanya bisa dinikmati oleh kelas sosial
atas adalah ketidak merataan pendidikan di Indonesia, dimana mereka yang memiliki
kecerdasan intelektual tinggi dan seharusnya dibina di sekolah, justru tidak dapat
bersekolah dikarenakan mahalnya biaya pendidikan. Bagi Indonesia sendiri adalah
menurunnya kualitas SDM dan pendidikan bangsa, sehingga bangsa Indonesia akan
mengalami kemunduran. Diketahui bahwa pendidikan adalah pilar utama
terselenggaranya negara yang maju dan berkualitas. Jjika dalam dunia pendidikan saja
banyak masalah-masalah seperti sulitnya mendapatkan pendidikan yang layak karena
faktor lemahnya finansial, maka akas sulit bagi Indonesia untuk dapat bersanding
dengan negara-negara lain.

2.4 Sikap Masyarakat Pendidikan Indonesia Terhadap Globalisasi


Berdasarkan pembahasan pada sub bab sebelumnya, globalisasi merupakan
sebuah keniscayaan. Selalu menampakkan dua wajah yang berbeda, yaitu globalisasi
yang menampakkan wajah positif dan dampak negatif.
Dampak positif dapat diterima untuk menambah daftar kekayaan dalam dunia
pendidikan Indonesia. Sedangkan untuk dampak negative, Menolak dan
menghindarinya sangatlah tidak mungkin dilakukan, yang bisa dilakukan adalah
mengeliminasi dan mereduksi dampak negative tersebut. Untuk menghadapi dampak
negatif globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia, diperlukan sikap tegas dari
masyarakat pendidikan itu sendiri, yaitu:
Menjadikan Pancasila Sebagai Acuan Pancasila selain sebagai landasan
ideologi bangsa Indonesia, juga berperan sebagai filter. Pengaruh-pengaruh dari luar
Indonesia, disaring. Kemudian dikalasifikasikan kedalam dua golongan :
Golongan pertama adalah golongan yang sesuai dengan watak dan kepribadian
bangsa Indonesia. Golongan pertama ini merupakan golongan yang diterima dan

dikembangkan, agar benar-benar sesuai dengan watak dan kepribadian bangsa


Indonesia.
Golongan kedua adalah golongan yang tidak sesuai dengan watak dan
kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga perlu ditindak lanjuti untuk mengurangi
bahayanya bagi bangsa Indonesia. Menjadikan Pelajaran-Pelajaran Moral sebagai
Pelajaran Wajib Pelajarn-pelajaran yang menjurus pada pembekalan moral dan
perbaikan akhlak (seperti pendidikan agama, pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan) hendaklah dijadikan pelajaran wajib dalam penyusunan kurikulum.
Sehingga siswa tidak hanya dituntut pandai dalam keilmuan atau spesialisasi dalam
bidang-bidang tertentu tetapi juga memiliki moral dan akhlak yang baik yang
tercermin pada setiap tingkah laku maupun ucapannya.

You might also like