You are on page 1of 6

Kepribadian Pramorbid Skizofrenia

Faktor predisposisi dan beresiko tinggi bagi terjadinya gangguan jiwa


Skizofrenia, yaitu Kepribadian Paranoid, Skizoid, Skizotipal dan Ambang
(Borderline) yang kriterianya sebagai berikut:

Kepribadian Paranoid
Seseorang yang berkepribadian paranoid menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
A.

Kecurigaan dan ketidakpercayaan yang pervasif dan tidak beralasan terhadap


orang lain, seperti yang ditunjukkan oleh sekurangkurangnya 3 dari 8 hal berikut
ini :
1. Merasa akan ditipu atau dirugikan, berprasangka buruk dan sukar untuk bisa
percaya terhadap maksud baik dari orang lain.
2. Kewaspadaan yang berlebihan, yang bermanifestasi sebagai usaha meneliti
secara terus-menerus terhadap tanda-tanda ancaman dari lingkungannya atau
mengadakan tindakan-tindakan pencegahan yang sebenarnya tidak perlu.
3. Sikap berjaga jaga atau menutup-nutupi, melakukan pengamanan fisik dan
tempat tinggalnya.
4. Tidak mau menerima kritik atau kesalahan, walaupun ada buktinya. Alam
perasaan (afek) sensitif, reaktif dan mudah tersinggung.
5. Meragukan' kesetiaan orang lain, selalu curiga akan dikhianati dan karenanya
sukar untuk mendapatkan kawan ataupun pasangan.
6. Secara intensif dan picik mencari-cari kesalahan dan bukti tentang
prasangkanya, tanpa berusaha melihat secara keseluruhan dari konteks yang
ada.
7. Perhatian yang berlebihan terhadap motifmotif tersembunyi dan arti-arti
khusus; penuh kecurigaan terhadap peristiwa atau kejadian di sekitarnya yang
diartikan salah dan dianggap ditujukan pada dirinya.
8. Cemburu yang patologik, tidak beralasan dan tidak rasional, dengan dalih
yang dicari-cari untuk pembenaran dari rasa cemburunya itu.

B. Hipersensitivitas, seperti yang ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya 2 dari 4 hal


berikut ini :
1. Kecenderungan untuk mudah merasa dihina atau diremehkan dan cepat
mengambil sikap menyerang (offensive).
2. Membesar-besarkan kesulitan yang kecil, tidak proporsional dan
mendramatisasi seolah-olah sedang menghadapi kesulitan atau
ancaman yang serius.
3. Siap mengadakan balasan apabila merasa terancam, serangan balik
yang tidak pada tempatnya.
4. Tidak dapat santai, tidak tenang, selalu gelisah dan tegang karena tidak
ada rasa aman dan terlindung (security feeling).
C.

Keterbatasan kehidupan alam perasaan (afektif) seperti yang


ditunjukkan oleh sekurang-kurangnya 2 dari 4 hal berikut ini :
1.

Penampakan yang dingin dan tanpa emosi, ekspresi wajah kosong,


"tidak hidup" bagaikan "topeng".

2.

Merasa bangga bahwa dirinya selalu obyektif, rasional dan tidak


mudah terangsang secara emosional, subyektivitas tinggi.

3.

Tidak ada rasa humor yang wajar terkesan "serius" tidak suka
bercanda, tidak ada sense of humor.

4.

Tidak ada kehangatan emosional, lembut dan sentimental, seolaholah tidak mempunyai perasaan, hambar dan tidak bereaksi terhadap
rangsangan atau hal yang bagi orang lain sesuatu yang membuat lucu
atau gembira.

Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala diantara anggota keluarga


ada yang menunjukkan gejala-gejala kepribadian paranoid sebagaimana diuraikan di
muka. Baik pihak keluarga maupun yang bersangkutan hendaknya berkonsultasi
kepada dokter (psikiater) agar tipe kepribadian ini tidak mengalami gangguan yang
pada gilirannya dapat menjelma dalam bentuk gangguan jiwa Skizofreni.

Kepribadian Skizoid
Seseorang yang berkepribadian skizoid menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
A. Terdapat ciri emosional yang dingin dan tidak acuh serta tidak terdapatnya
perasaan hangat atau lembut terhadap orang lain.
B. Sikap yang acuh tak acuh (indifferent) terhadap pujian, kritikan atau perasaan
orang lain, tidak menghargai orang lain.
C. Hubungan dekat hanya satu atau dua orang saja, termasuk anggota
keluarganya, tidak mampu bersosialisasi.
D. Tidak terdapat pembicaraan, perilaku, atau pikiran yang aneh (eksentrik), yang
merupakan ciri khas kepribadian Skizotipal.
Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala diantara anggota keluarga
ada yang menunjukkan gejala-gejala kepribadian skizoid sebagaimana diuraikan di
muka. Baik pihak keluarga maupun yang bersangkutan hendaknya berkonsultasi
kepada dokter (psikiater) agar tipe kepribadian ini tidak mengalami gangguan yang
pada gilirannya dapat menjelma dalam bentuk gangguan jiwa Skizofrenia.

Kepribadian Skizotipal
Seseorang yang berkepribadian skizotipal menunjukkan gejala-gejala sebagai
berikut, yaitu sekurang-kurangnya terdapat 4 dari 8 hal yang berikut ini :
1. Pikiran magik atau gaib (magical thinking) seperti takhyul yang tidak sesuai
dengan budayanya (superstitious), dapat melihat apa yang akan terjadi
(clairvoyance), telepati, indera keenam, "orang lain dapat merasakan perasaan
saya" (pada anak-anak dan remaja terdapat preokupasi dan fantasi yang aneh).
2. Gagasan mirip waham yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference),
merasa segala peristiwa atau kejadian di sekitarnya selalu ada kaitannya atau
bersangkut-paut dengan dirinya.
3. Isolasi sosial, seperti tidak memiliki kawan akrab atau orang yang dapat
dipercaya, kontak sosial hanya terbatas pada tugas sehari-hari yang
seperlunya, kurang mampu bersosialisasi.
4. Ilusi yang berulang-ulang, seperti merasa adanya "kekuatan" atau "orang"
yang sebenarnya tidak ada (misalnya merasa seolaholah ibunya yang sudah
meninggal berada bersama dengan dirinya dalam ruangan), depersonalisasi
atau derealisasi yang tidak berhubungan dengan serangan panik.
5. Pembicaraan yang ganjil (tetapi tidak sampai menjurus kepada pelonggaran
asosiasi atau inkoherensi), seperti pembicaraan yang digresif, kabur, berteletele, sirkumstansial (berputar-putar), metaforik (perumpamaan).
6. Di dalam interaksi (tatap muka) dengan orang lain terdapat hubungan (rapport)
yang tidak memadai (inadequate) akibat afek (alam perasaan) yang tidak serasi
(inappropriate) atau afek yang terbatas (constricted), misalnya tampak dingin
atau tidak acuh.
7. Kecurigaan atau ide paranoid, yaitu rasa curiga atau buruk sangka yang tidak
rasional.
8. Kecemasan sosial yang tidak perlu atau hipersensitivitas yang berlebih
terhadap kritik yang nyata ataupun yang dibayangkan.

Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala diantara anggota keluarga


ada yang menunjukkan gejala-gejala kepribadian skizotipal sebagaimana diuraikan di
muka. Baik pihak keluarga maupun yang bersangkutan hendaknya berkonsultasi
kepada dokter (psikiater) agar tipe kepribadian ini tidak mengalami gangguan yang
pada gilirannya dapat menjelma dalam bentuk gangguan jiwa Skizofrenia.

Kepribadian Ambang
Seseorang yang berkepribadian ambang menunjukkan gejala-gejala sebagai
berikut, yaitu paling sedikit terdapat 5 dari 8 kriteria di bawah ini :
1.

Impulsivitas atau perubahan yang tidak dapat diduga, setidak-tidaknya dalam


dua aspek yang dapat merugikan diri, misalnya boros, hubungan seks, berjudi,
penggunaan zat (NAZA: Narkotika, Alkohol & Zat Adiktif), mencuri di toko,
makan berlebihan, tindakan cedera diri.

2.

Ada pola hubungan interpersonal yang mendalam (intense) dan tidak stabil,
seperti perubahan yang hebat dalam sikap, menyanjung, merendahkan,
manipulasi (secara konsisten mengggunakan orang lain untuk kepentingan
dirinya).

3.

Kemarahan hebat dan tidak wajar, atau kurangnya pengendalian terhadap


kemarahan, misalnya uring-uringan, kemarahan yang menetap.

4.

Gangguan identitas yang bermanifestasi dalam ketidakpastian mengenai halhal yang berkaitan dengan identitas, misalnya citra diri, identitas jenis (gender
identity), cita-cita jangka panjang atau pemilihan karier, pola persahabatan,
nilai-nilai dan loyalitas, misalnya "siapakah saya?", "saya merasa seperti
kakak saya apabila saya sedang senang".

5.

Alam perasaan (mood, affect) yang tidak mantap ditandai oleh perubahan
hebat dari afek (mood) yang normal menjadi depresi, iritabilitas (mudah
tersinggung/marah) atau cemas, biasanya berlangsung beberapa jam dan
(sangat jarang) sehingga beberapa hari, dan kembali ke alam perasaan yang
normal.

6.

Tidak tahan untuk berada sendirian, misalnya ia berusaha keras untuk tidak
berada sendirian, merasa depresif apabila berada sendirian.

7.

Tindakan yang mencederai diri sendiri , misalnya usaha bunuh diri, mutilasi
diri (pemotongan atau pengundungan bagian tubuh), kecelakaan berulang kali
atau perkelahian fisik.

8.

Perasaan

kosong

(menahun/kronik).

atau

rasa

bosan

(jenuh)

yang

berkepanjangan

You might also like