Professional Documents
Culture Documents
Kepribadian Paranoid
Seseorang yang berkepribadian paranoid menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
A.
2.
3.
Tidak ada rasa humor yang wajar terkesan "serius" tidak suka
bercanda, tidak ada sense of humor.
4.
Tidak ada kehangatan emosional, lembut dan sentimental, seolaholah tidak mempunyai perasaan, hambar dan tidak bereaksi terhadap
rangsangan atau hal yang bagi orang lain sesuatu yang membuat lucu
atau gembira.
Kepribadian Skizoid
Seseorang yang berkepribadian skizoid menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut :
A. Terdapat ciri emosional yang dingin dan tidak acuh serta tidak terdapatnya
perasaan hangat atau lembut terhadap orang lain.
B. Sikap yang acuh tak acuh (indifferent) terhadap pujian, kritikan atau perasaan
orang lain, tidak menghargai orang lain.
C. Hubungan dekat hanya satu atau dua orang saja, termasuk anggota
keluarganya, tidak mampu bersosialisasi.
D. Tidak terdapat pembicaraan, perilaku, atau pikiran yang aneh (eksentrik), yang
merupakan ciri khas kepribadian Skizotipal.
Pihak keluarga hendaknya mewaspadai manakala diantara anggota keluarga
ada yang menunjukkan gejala-gejala kepribadian skizoid sebagaimana diuraikan di
muka. Baik pihak keluarga maupun yang bersangkutan hendaknya berkonsultasi
kepada dokter (psikiater) agar tipe kepribadian ini tidak mengalami gangguan yang
pada gilirannya dapat menjelma dalam bentuk gangguan jiwa Skizofrenia.
Kepribadian Skizotipal
Seseorang yang berkepribadian skizotipal menunjukkan gejala-gejala sebagai
berikut, yaitu sekurang-kurangnya terdapat 4 dari 8 hal yang berikut ini :
1. Pikiran magik atau gaib (magical thinking) seperti takhyul yang tidak sesuai
dengan budayanya (superstitious), dapat melihat apa yang akan terjadi
(clairvoyance), telepati, indera keenam, "orang lain dapat merasakan perasaan
saya" (pada anak-anak dan remaja terdapat preokupasi dan fantasi yang aneh).
2. Gagasan mirip waham yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference),
merasa segala peristiwa atau kejadian di sekitarnya selalu ada kaitannya atau
bersangkut-paut dengan dirinya.
3. Isolasi sosial, seperti tidak memiliki kawan akrab atau orang yang dapat
dipercaya, kontak sosial hanya terbatas pada tugas sehari-hari yang
seperlunya, kurang mampu bersosialisasi.
4. Ilusi yang berulang-ulang, seperti merasa adanya "kekuatan" atau "orang"
yang sebenarnya tidak ada (misalnya merasa seolaholah ibunya yang sudah
meninggal berada bersama dengan dirinya dalam ruangan), depersonalisasi
atau derealisasi yang tidak berhubungan dengan serangan panik.
5. Pembicaraan yang ganjil (tetapi tidak sampai menjurus kepada pelonggaran
asosiasi atau inkoherensi), seperti pembicaraan yang digresif, kabur, berteletele, sirkumstansial (berputar-putar), metaforik (perumpamaan).
6. Di dalam interaksi (tatap muka) dengan orang lain terdapat hubungan (rapport)
yang tidak memadai (inadequate) akibat afek (alam perasaan) yang tidak serasi
(inappropriate) atau afek yang terbatas (constricted), misalnya tampak dingin
atau tidak acuh.
7. Kecurigaan atau ide paranoid, yaitu rasa curiga atau buruk sangka yang tidak
rasional.
8. Kecemasan sosial yang tidak perlu atau hipersensitivitas yang berlebih
terhadap kritik yang nyata ataupun yang dibayangkan.
Kepribadian Ambang
Seseorang yang berkepribadian ambang menunjukkan gejala-gejala sebagai
berikut, yaitu paling sedikit terdapat 5 dari 8 kriteria di bawah ini :
1.
2.
Ada pola hubungan interpersonal yang mendalam (intense) dan tidak stabil,
seperti perubahan yang hebat dalam sikap, menyanjung, merendahkan,
manipulasi (secara konsisten mengggunakan orang lain untuk kepentingan
dirinya).
3.
4.
Gangguan identitas yang bermanifestasi dalam ketidakpastian mengenai halhal yang berkaitan dengan identitas, misalnya citra diri, identitas jenis (gender
identity), cita-cita jangka panjang atau pemilihan karier, pola persahabatan,
nilai-nilai dan loyalitas, misalnya "siapakah saya?", "saya merasa seperti
kakak saya apabila saya sedang senang".
5.
Alam perasaan (mood, affect) yang tidak mantap ditandai oleh perubahan
hebat dari afek (mood) yang normal menjadi depresi, iritabilitas (mudah
tersinggung/marah) atau cemas, biasanya berlangsung beberapa jam dan
(sangat jarang) sehingga beberapa hari, dan kembali ke alam perasaan yang
normal.
6.
Tidak tahan untuk berada sendirian, misalnya ia berusaha keras untuk tidak
berada sendirian, merasa depresif apabila berada sendirian.
7.
Tindakan yang mencederai diri sendiri , misalnya usaha bunuh diri, mutilasi
diri (pemotongan atau pengundungan bagian tubuh), kecelakaan berulang kali
atau perkelahian fisik.
8.
Perasaan
kosong
(menahun/kronik).
atau
rasa
bosan
(jenuh)
yang
berkepanjangan