Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
sendiri atau dalam grup kecil dengan pengarahan minimal dari guru. Peran utama guru dalam
pelajaran inquiri sebagai metoderator (Sutrisman, Tambunan, 1987 : 6.39).
Metode inquiri merupakan metode pengajaran yang berusaha meletakan dasar dan
mengembangkan cara befikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini siswa dituntut untuk lebih
banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam pengembagnaan masalah
yang dihadapinya sendiri. Metode mengajar inquiri akan menciptakan kondisi belajar yang
efektif dan kundusif, serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana,
2004 : 154).
2.2.1
TINGKATAN INQUIRY
gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi
untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan
data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk
memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa
untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan
penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah: (1) siswa
mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi khusus untuk membuat inferensi,
(2) sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data yang kemudian
mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai, (3) guru hanya mengontrol ketersediaan
materi dan menyarankan materi inisiasi, (4) dari materi yang tersedia siswa mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tanpa bimbingan guru, (5) ketersediaan materi di dalam kelas menjadi
penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium, (6) kebermaknaan didapatkan oleh
siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui interaksi dengan siswa lain, (7) guru tidak
membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa, dan (8) guru mendorong siswa untuk
mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa
dalam kelas.
2.2.2 Langkah-langkah pembelajaran dalam inkuiri
Langkah pembelajaran inkuri, merupakan suatu siklus yang dimulai dari:
1. Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena alam
2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban
4. Mengumpulkan data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data.
5) Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas
pikiran peserta didik dalam proses pembelajaran,
6) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data,
7) Guru harus memberikan jawaban dengan cepat dan tepat dengan data dan informasi yang
diperlukan peserta didik (E. Mulyasa, 2007: 110)
Pada pembelajaran discovery bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk jadi, tetapi dalam
bentuk setengah jadi atau bahkan seperempat jadi, bahan ajar disajikan dalam bentuk pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab atau masalahmasalah yang harus dipecahkan. Pada belajar
discovery jawaban atas pertanyaanpertanyaan tersebut tidak hanya satu, atau ada kemungkinan
jawaban yang diberikan masih berupa hipotesis yang perlu pembuktian.
Beberapa kelebihan metode discovery dibandingkan dengan metode menerima yaitu :
(1) Dalam penyampaian bahan, metode discovery menggunakan kegiatan dan
pengalamanpengalaman langsung dan kongkrit. Kegiatan dan pengalaman demikian lebih
menarik perhatian peserta didik, dan memungkinkan pembentukan konsep konsep abstrak yang
mempunyai makna,
(2) Metode belajar discovery lebih realistis dan punya makna, sebab peserta didik bekerja
langsung dengan contoh-contoh nyata. Peserta didik langsung mengaplikasikan kemampuannya,
(3) Metode belajar discovery merupakan suatu model belajar pemecahan masalah. Para peserta
didik belajar langsung menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah pemecahanmasalah,
(4) Transfer tidak dinantikan sampai kegiatan lain, tetapi langsung dilakukan, sebab metode
discovery berisi sejumlah transfer,
(5) Metode discovery
banyak memberikan kesempatan bagi keterlibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran,
kegiatan demikian akan banyak membangkitkan motivasi belajar sebab proses pembelajaran
akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005:
184).
Metode inkuiri dan discovery pada dasarnya dua metode pembelajaran yang saling
berkaitan satu dengan yang lain. Inkuiri artinya penelitian, sedangkan discovery adalah
penemuan. Dengan melalui penelitian peserta didik akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan.
Langkah-langkah metode inkuiri dan discovery dinilai cukup ilmiah dalam melakukan
penyelidikan dalam rangka memperoleh suatu penemuan. Mulai dari merumuskan masalah,
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dengan data dan menarik kesimpulan sangat
membimbing peserta didik untuk berfikir obyektif dalam memecahkan masalah. Jadi dengan
metode inkuiri discovery, peserta didik melakukan suatu proses mental yang bernilai tinggi
(Sumiati, 2008: 103).
2.4 Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Discovery(metode penemuan)
Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam
proses-proses mental dalam rangka penemuannya. Menurut Sund (Sudirman N, 1992 ),
discovery adalah proses mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan prinsip-
prinsip.
Istilah asing yang sering digunakan untuk metode ini ialah discovery yang berarti penemuan,
atau inquiry yang berarti mencari. Mengenai penggunaan istilah discovery dan inquiry para ahli
terbagi ke dalam dua pendapat, yaitu :
Istilah-istilah discovery dan inquiry dapat diartikan dengan maksud yang sama dan
digunakan saling bergantian atau keduanya sekaligus.
Istilah discovery, sekalipun secara umum menunjuk kepada pengertian yang sama dengan
inquiry, pada hakikatnya mengandung perbedaan dengan inquiry.
Moh. Amin (Sudirman N, 1992 ) menjelaskan bahwa pengajaran discovery harus meliputi
pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses-proses
discovery. Inquiry dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain,
inquiry adalah suatu perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara lebih dewasa.
Sebagai tambahan pada proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses mental yang
lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai
sikap-sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.
Mengenai kelebihan dan kekurangan metode penemuan/discovery-inquiry diuraikan oleh
Sudirman N, dkk (1992) sebagai berikut :
2. 5 Kelebihan metode penemuan/discovery-inquiry :
1. Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru
kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar
rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di
mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses
mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.
2. Siswa akan mengerti konsep-konsep dasar atau ide lebih baik.
3. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan dalam rangka transfer kepada siutuasisituasi proses belajar yang baru.
4. Mendorong siswa untuk berfikur dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.
5. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar yang
tida hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
6. Metode ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga
retensinya 9tahan lama dalam ingatan) menjadi lebih baik.