Professional Documents
Culture Documents
January 11, 2012 // Kisah Kaum Durhaka, Kisah Nyata, Kisah Umat Terdahulu // 5
Comments
Ceirtakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) dengan
sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya
dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya,
Sungguh aku akan membunuhmu. Dan berkata yang diteirma kurbannya, Sesungguhnya
Allah hanya menerima kurban dari orang-orang bertakwa.
Melihat kakaknya berniat membunuhnya, Habil tidak membela diri. Sebaliknya, dia
menyerahkan dirinya dan tidak ada keinginan melawan. Dia berkata,
{ 28}
{29}
Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, sekali-kali aku tidak
menggerakkan tanganku aku membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb
sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa
(pembunuhan ini) dan dosa kamu sendiri yang lain, maka kamu menjadi penghuni neraka,
dan yang demkian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Maidah: 2829)
Habil melakukan tindakan ini karena Qabil bukanlah orang kafir melainkan pelaku maksiat,
dia khawatir jika melawan akan punya keinginan seperti Qabil yakni membunuh lawannya.
Ini tentu berakibat fatal, karena nanti kedua-duanya akan masuk neraka.
Tindakan ini juga seperti apa yang dilakukan Khalifah Utsman bin Affan, pada waktu
terjadinya fitnah ia tidak melawan ketika diserang karena beliau tahu yang dihadapinya orangorang muslim. Adapaun kepada orang kafir maka seharusnya mempertahankan diri dan
melawan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Bukhari
dan Muslim:
Apabila dua orang muslim berhadap-hadapan dengan pedang masing-masing, maka
pembunuh dan yang dibuuh keduanya masuk neraka. Para sahabt bertanya, Wahai
Rasulullah, kalau pembunuh wajar ia masuk neraka, tetapi kalau yang dibunuh apa gerangan
penyababnya? Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Sesungguhnya
yang dibunuh itu juga berkeinginan membunuh temannya.
Juga dalam hadits yang shahih riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi:
Seorang sahabat bertanya, Bagaimana pendapat Anda (wahai Rasulullah) jika ada orang
(muslim) yang masuk rumah saya lalu menggerakkan tangannya untuk membunuh saya?
Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Jadilah seperti anak Nabi Adam (ketika
dibunuh ia tidak melawan).
Dalam keadaan yang demikian, Allah Taala mendatangkan dua burung gagak yang sedang
bertarung, salah satunya mati. Maka yang hidup mengais-ngais tanah dengan paruhnya
membuat lubang untuk menanam burung gagak yang mati. Qabil mengambil pelajaran dari
peristiwa itu tentang cara mengubur jenazah saudaranya.