You are on page 1of 4

Kronologi Pembunuhan Habil

January 11, 2012 // Kisah Kaum Durhaka, Kisah Nyata, Kisah Umat Terdahulu // 5
Comments

Kronologi Pembunuhan Habil


Setelah pasangan Nabi Adam alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa
Taala mengaruniakan anak keturunan kepada mereka. Tidaklah Hawa melahirkan kecuali
selalu kembar laki-laki dan perempuan. Diriwayatkan dari Ibnu Ihasq dalam Tafsir Baghowi
dan Tafsir Al-Qurthubi bahwa Hawa melahirkan 40 anak dengan 20 kali mengandung.
Wallahu alam.
Setelah anak keturunannya mencapai dewasa, Allah Subhanahu wa Taala mensyariatkan
(membolehkan) kepada Nabi Adam alaihissalam untuk menikahkan salah satu dari pasangan
kembar dengan salah satu dari pasangan Qabil bersama Iqlimiya yang berparas cantik,
sedangkan pasangan kembar adiknya bernama Habil dan Layudha berparas kurang menarik.
Ketika Nabi Adam alaihissalam hendak menikahkan mereka (Habil dengan Iqlimiya dan
Qabil dengan Layudha, red.) proteslah Qabil dan membangkang dikarenakan saudara Habil
jelek dan saudaranya sendiri cantik. Sehingga ia menginginkan saudara kembarnya tersebut
untuk dirinya sendiri lantaran ia merasa dirinya lebih berhak atas saudara kembarnya.
Berdasarkan wahyu dari Allah, Nabi Adam alaihissalam memerintahkan keduanya untuk
berkurban, siapa yang diterima kurbanya maka dialah yang berhak atas keutamaan (menikahi
saudara kembar Qabil).

Kurban Qabil dan Habil


Qabil adalah seorang petani. Ketika diperintahkan berkurban maka ia berkurban dengan seikat
gandum. Dia pilih gandum yang jelek dari tanamannya. Dia tidak peduli apakah kurbannya
diterima atau tidak, karena rasa sombong dan dengki sudah menguasainya.
Sedangkan Habil seorang peternak kambing, dia pilih kambing yang muda lagi gemuk untuk
berkurban. Dia berkeinginan agar kurbannya diterima di sisi Allah Taala. Setelah kurban
keduanya dipersembahkan, Allah Taala menurunkan api berwarna putih dan dengan izin
Allah api itu membawa kurban Habil (sebagai tanda bahwa kurbannya diterima) dan
meninggalkan kurban Qabil.
Al-Qurthubi menukil dari Said bin Jubair rahimahullah dan lainnya bahwa kambing itu
diangkat ke surga dan hidup di sana hingga diturunkan lagi ke bumi untu dijadikan tebusan
bagi Nabi Ismail alaihissalam ketika hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim alaihissalam,
Wallahu alam
Melihat yang demikian, di mana kurbannya tidak diterima, spontan marahlah Qabil hingga
berlanjut mengancam Habil untuk membunuhnya. Walau bagaimanapun, dia tak ingin Habil
menikhai saudara perempuannya. Allah Taala berfirman menceritakannya dalam Surat AlMaidah ayat 27,









Ceirtakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) dengan
sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya
dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya,
Sungguh aku akan membunuhmu. Dan berkata yang diteirma kurbannya, Sesungguhnya
Allah hanya menerima kurban dari orang-orang bertakwa.
Melihat kakaknya berniat membunuhnya, Habil tidak membela diri. Sebaliknya, dia
menyerahkan dirinya dan tidak ada keinginan melawan. Dia berkata,




{ 28}













{29}











Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu untuk membunuhku, sekali-kali aku tidak
menggerakkan tanganku aku membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb
sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan membawa dosa
(pembunuhan ini) dan dosa kamu sendiri yang lain, maka kamu menjadi penghuni neraka,
dan yang demkian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Maidah: 2829)
Habil melakukan tindakan ini karena Qabil bukanlah orang kafir melainkan pelaku maksiat,
dia khawatir jika melawan akan punya keinginan seperti Qabil yakni membunuh lawannya.
Ini tentu berakibat fatal, karena nanti kedua-duanya akan masuk neraka.

Tindakan ini juga seperti apa yang dilakukan Khalifah Utsman bin Affan, pada waktu
terjadinya fitnah ia tidak melawan ketika diserang karena beliau tahu yang dihadapinya orangorang muslim. Adapaun kepada orang kafir maka seharusnya mempertahankan diri dan
melawan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits Bukhari
dan Muslim:
Apabila dua orang muslim berhadap-hadapan dengan pedang masing-masing, maka
pembunuh dan yang dibuuh keduanya masuk neraka. Para sahabt bertanya, Wahai
Rasulullah, kalau pembunuh wajar ia masuk neraka, tetapi kalau yang dibunuh apa gerangan
penyababnya? Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Sesungguhnya
yang dibunuh itu juga berkeinginan membunuh temannya.
Juga dalam hadits yang shahih riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi:
Seorang sahabat bertanya, Bagaimana pendapat Anda (wahai Rasulullah) jika ada orang
(muslim) yang masuk rumah saya lalu menggerakkan tangannya untuk membunuh saya?
Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Jadilah seperti anak Nabi Adam (ketika
dibunuh ia tidak melawan).

Cara Qabil Membunuh


Diriwayatkan dalam beberapa kitab tafsir, Qabil berkeinginan kuat untuk membunuh
saudaranya, Habil, sekalipun sudah diberikan nasihat dan peringatan oleh Habil sendiri.
Pada suatu hari ketika Habil sedang menggembala kambing lantas tertidur lelap, tiba-tiba
datanglah Qabil dengan membawa batu lalu dengan beringas batu itu dilemparkan mengenai
kepala Habil hingga memecahkannya. Riwayat lain menyatakan bahwa Habil dicekik dan
digigit sebagaimama binatang buas ketika menyantap mangsanya, wallahu alam. Dan pada
akhirnya matilah Habil karenanya.
Setelah Habil meninggal, tanpa rasa belas kasihan Qabil meninggalkan jenazahnya di tempat
terbuka. Dia tidak tahu apa yang mesti dilakukan kepada jenazah saudaranya karena jenazah
Habil adalah yang pertama kali di atas permukaan bumi. Perbuatan Qabil ini membuahkan
malapetaka yang besar bagi dirinya sendiri. Dia akan menanggung dosa dari pembunuhannya
tersebutkarena ia tidak bertaubatsekaligus dosa orang yang menirunya yakni melakukan
pembunuhan dengna jalan yang tidak benar. Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
Tidaklah dibunuh suatu jiwa dengan zalim melainkan dosa pembunuhan itu akan
ditanggungpula oleh anak Adam yang pertama (Qabil) karena dialah yang pertama memberi
contoh pembunuhan. (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
Barang siapa yan memulai perkara baik (yang disyariatkan) maka baginya pahalanya dan
pahala orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat. Dan barang siapa yang
memulai perkara jelek maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya sampai
terjadinya hari kiamat. (HR. Muslim)

Dalam keadaan yang demikian, Allah Taala mendatangkan dua burung gagak yang sedang
bertarung, salah satunya mati. Maka yang hidup mengais-ngais tanah dengan paruhnya
membuat lubang untuk menanam burung gagak yang mati. Qabil mengambil pelajaran dari
peristiwa itu tentang cara mengubur jenazah saudaranya.

Fawaid Kisah Pembunuhan Habil


Al-Qurtubhi mengatakan, Hasad (dengki) adalah dosa yang pertama kali dilakukan di langit
dan di bumi, di langit adalah dengkinya iblis kepada Nabi Adam alaihissalam dan di bumi
adalah dengkinya Qabil kepada Habil.
Pembunuhan termasuk dosa besar yang mengancam pelakunya masuk neraka.
Sumber: Majalah Al-Mawaddah, Edisi 8 Tahun ke-1 Robiul Awwal 1429/Maret 2008
Artikel www.KisahMuslim.com

You might also like