You are on page 1of 6

Risalah Pertemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Teknologi IsOIOpdan Radiasi, lax;

PENGUJIAN ISOLA T KLINIK Mycobacterium tuberculosis RESISTEN


TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIKA DENGAN METODE REAKSI
BERANTAI POLIMERASE /POLYMERASECHAIN REACTION (PCR)
Maria Lina R., Dadang, S., dan F. Suhadi
Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi, Batan, Jakarta

ABSTRAK
PENGUJIAN ISOLAT KLINIK Mycobacteriumtuberculosi\'RESISTEN TERHADAP BEBERAPA
ANTIBIOTIKA DENGAN METODE REAKSI BERANTAI POLIMERASE I POLYMERASE CHAIN
REACTION (PCR) Uji PCR menggunakan2 pasangprimer (Pt8 & Pt9 dan Pt3 & Pt6) untuk mendeteksi
DNA 9 isolat bakteri M tuberculosisyang resistenterhadapbeberapamacam antibiotika seperti isoniazid,
streptomisUl,isoniazid+ streptomisin,danisoniazid+ rifampisin,telah dilakukanTeknik PCR dilakukan untuk
mengamplifIkasiDNA basil ekstraksisel 9 isolatM. tuberculosisresistenyang sudahdilisiskan. DNA 8 isolat
menunjukkanbasil postifyaitu terdapatnyapita DNA padagel agarosasetelahdiampIifIkasidenganprimer Pt8 &
Pt9, sedangkan satu isolat resistenmemberikanbasil negatif(tidak ada pita DNA). AmplifIkasi DNA dengan
m,enggunakanprimer Pt3 & Pt6 memberikanbasil positif pada 2 isolat bakteri, sedangkan7 isolat bakteri
resistenyang lain memberikanbasil negatif. DNA strain H37Rvyang diamplifikasi denganprimer Pt8 & Pt9
maupunprimer Pt3 & Pt6, juga menunjukkanbasil positif. Ukuran fragmen DNA basil amplifikasi dengan
primer Pt8 & Pt9dan primer Pt3 & Pt6masing-masing
adalah541dan 188bp.

ABSTRACT
PCR (pOLYMERASE CHAIN REACTION) ASSAY ON ANTmIOTICS
RESISTANT
CLINICAL ISOLATES OF MycobacteriwntuberculosisTo detectthe DNA of 9 drug-resistantisolatesof M.
tuberculosis such as isoniazid, streptomycin,isoniazid + streptomycin,and isoniazid + rifampisin- resistant
isolates,the DNA amplificationby using PCR assaywas carriedout after lysing the bacterial cells. Two primer
pairs for amplification used were Pt8 & Pt9 and Pt3 & Pt6. The amplified DNA target of 8 drug-resistant
isolates and I drug-resistantisolate by means Pt8 & Pt9 primer, gave the positive mId negative results,
respectively.Presenceof amplified DNA targetfragments!bandson agarosegel, showedthe positive resultsand
vice versa.PCR processby using Pt3 & Pt6 primer revealedthe positive results on 2 drug- resistantisolates,
whereasthere was no amplified DNA bandsfrom the other 7 isolates.DNA amplificationby using either Pt8 &
Pt9 or Pt3 & Pt6 primersoccuredon H37RvstrainDNA. Size of the amplified DNA productswith Pt8 & Pt9 and
Pt3 & Pt6 primerswere 541bp and 188 bp,respectively.

PENDAHULUAN
Saat ini peningkatan kasus tuberkulosis suatu
penyakit infeksi disebabkan bakteri Mycobacterium
tuberculo,s'is sejalan denga11 peningkatan kasus
tuberkulosis yang resisten terlladap a11tibiotika (obat anti
tuberkulosis = oat) klmsusnya di negara berkembang
temasuk Indonesia. Para peneliti memperkirakan :t 50
juta orang terinfeksi strain M tuberculosis yang resisten
terlladap paling tidak satu macam oat (NCCR, Mei
1998), Mini-epiderni
penyakit tuberkulosis / tbc
disebabkan strain yang resisten oat ganda pemah
dilaporkan terjadi di Amerika Serikat dan penyembuhan
kasus tersebut dengan pengobatan terbaik l1anya
mencapai 20 -40 % , (1). Di Medan pemah dilakukan
penelitian yang menyatakan 96 % penderita mengandung
kuman TB resisten terlladap satu atau lebih daTi 4 rll.,1Cam
obat .yaitu etambutol, rifampisin, isoniazid, da11
streptornisin (2). Kegagala11 prograrn pengendalian
penyakit tbc antara lain disebabkan kegagalan terapi
kasus tuberkulosis yang resisten terlladap oat disamping
kelemahan dalam diagnostik (3,4), Penderita yang telah
menerima pengobatan tetapi gagal merespon obat

tersebut, masih dapat menularkan ke penderita lain


ataupunke orangyang sedangdalamterapi.
Resistensiterhadapantibiotika (oat) sepertiINH/
isoniazid, streptomisin,etambutol,rifampisin, dll dapat
disebabkanoleh beberapalml, antara lain pengobatan
yang tidak adekwat,ketidak patuhanberobat,pemakaian
obat tunggal pada penderita tbc. Timbulnya resistensi
terhadapoat pada M tuberculosis disebabkanmutasi
randompada kromosombakteri. Prosesmutasi tersebut
terjadi secaraspontanpada strain liar, bahkanterjadinya
sebelumkODiakdenganobat(3). Sifat resistensiini juga
disebabkankarenaadanya mutasi gen yang menyandi
protein alan enzim tertentu dalam bakteri tersebut,
misalnyaterjadinya reistensiterhadaprifampisin karena
mutasi gen rpo/3yang menyandi RNA polimerase sub
unit /3(5).
Penggunaanmetode PCR (Polymerase Chain
Reaction) untuk mendeteksi M tuberculosis telah
banyak dikembangkandaD diaplikasikan (6). Sekwens
DNA targetyang diamplifikasi dapat dianalisis dengan
elektroforesisgel agarosa.Nmnun penggunaanpelacak
DNA spesifikyang dilabel antaralain denganradioisotop
r2 P) untuk menghibridisasiproduk amplifikasi tersebut
69

Risalah Pertemvan Ilm/3h Penel/lian dan Pengwbangan Teknologi Isolop dan Radiasi. 2{XJO

temyata iebii. sensitif dal. sp":sifik (7,3). Penguji&n


dengan kultur pada 11 spesimen penderita tbc
menunjukkan basil negatif sedangkan setelah diuji
dengan PCR yang dilanjutkan dengan uji hibridisasi
menggunakan pelacak yang dilabel dengall 32 P, 9

tuberculvsls kompieks, masing-rnasiI'g pada pasangan


basa 105 sampai 124 dan 626 sampm 645 (10). Primer 2
merupakan
pasangan
primer
Pt3
(5'GAACGGCTGATGACCAAACf-3')
dan Pt6 (5'ACGT AGGCGAACCCTGCCCA-3'),
masing-lnasing
spesimen daTi jmnlah tersebut menunjukkan basil positif(8). terletak pacta pasangan basa 664 sampm 683 dan 832
sampai 851 daTi IS 986 (7). DNA sampel sebanyak 100
Penelitian telall dilakukan Ulltuk mengetallui
ng (10~) ditmnballkan ke dalam cmnpurnn reaksi PCR
apakall metode PCR juga dapat digunakan untuk
(40j.ll) untuk tiap satu reaksi. Sebagai kontrol positif
mendeteksi isolat M tuberculosis yang resisten terhadap
digunakan DNA M. tuberculosis H37Rv. Campuran
antibiotika (obat anti tuberkulosis).
reaksi PCR terdiri daTi komponen-komponen seperti
penelitian terdahulu (9) yaitu biller reaksi (10rnM TrisHCl + 50rnM KCl), 2,0 rnM MgCI2, 0,01 % gelatin,
BAHAN DAN TATA KERJA
dNTP (dATP,dCTP,dGTP,dTTP) rnasing-masing 0,2j.lM,
primer Pt8 & Pt9 rnasing-rnasing 0,2j.lM, daD I Unit Taq
.S'train Bakteri. Dalam penelitian ini digw1akan 9
polimerase. Penggunaan primer Pt3 & Pt9 masingbuah strain bakteri M. tuberculosis resisten terhadap
masing 0,4j.lM dan Taq polimerase yang ditambahkan
beberapa antibiotika berasal dari penderita tuberkuIosis
adalah 2,5 Unit (7). Amplifikasi dilakukan dalam DNA
yang diperoleh dari rumah sakit Persa11abatan.Strain
thermocycler (perkin-Elmer) dengan tahap denaturasi
yang resisten terhadap isoniazid / INH berjumlah 4
selama 1,5 menit pacta suhu 94C, tahap annealing pacta
sampel (isolat I a, I b, I c, I d), resisten streptomisin satu
suhu 65C selarna 2 menit dan tahap extension 3 menit,
sampel (isolat S), resisten isoniazid + streptomisin satu
suhu72C. Banyaknya siklus yang digunakan 40 siklus.
sampel (isolat I + S), dan resisten isoniazid + rifampisin
Teknik Elektroforesis Gel Agarosa. Teknik ini
3 sampel (isolat IR.I, IR.2, IR.3). Metode untuk
digunakan untuk mendeteksi DNA basil amplifikasi.
menentukan resistensi yang digunakan adalah modified
Produk PCR setelah ditambah dengan loading buffer
absolute concentration (konsentrasi absolut yang
dilnasukkan ke dalam sumur gel agarosa. Hae III 0X174
dimodifikasi). Strain bakteri resisten tersebut kemudian
yang diencerkan daD juga ditambah dengan loading
ditmnbuhkan dalmn medimn Lowenstein Jensen, SuI1U
buffer dirnasukkanjuga ke dalam sumur tersebut sebagai
c./37C selanla :t I bulml.
penanda ukuran molekul DNA (marker). Elektroforesis
Persiapan DNA Bakteri .DNA yang dipersiapkan
dilakukan selarna :t 1 jam dengan voltase 100V dalam
untuk proses PCR dilakukan dengan metode fenollarutan biller THE (Tris-Borat-EDT A).
kloroform sesuai dengan penelitian terdalluIu (9). Secara
Visualisasi DNA. DNA 113sil amplifikasi yang
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut, DNA diisolasi
telah dielektroforesis divisualisasi dengan mewamm
dari kuIt11f bakteri dalmn medium agar miring
DNA dalam gel menggunakan larutao etidium bromida.
Lowenstein Jensen. Sel bakterr dari agar miring dibuat
Dengan menggunakan UV transilluminator, pita DNA
suspensi dengan menambal1kcw larutan NaCI 0,9 %,
akan terlibat daD dapat diketahui ukurannya berdasarkan
dipanaskan pada SuI1U 90C untuk mematikan sel.
penanda ukurnn molekul yang dinyatakan dengan base
Suspensi disentriftlgasi, dicuci, dan dibuat pelet. relet
pair (bp).
bakteri diresuspensikan dengan biller TE (Tris-EDT N
Ethylene Diamine Tetra Acetic) ditaInbah dengan
lisosim, proteinase-K dan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate)
untuk
melisiskan
sel. Larutan fenol-kloroformisoamilalkohol (24 : I) kemudian ditambal1kan dengan
volume smna, disentrifugasi, dan diperoleh rase air yang
mengandlmg
DNA.
DNA
diendapkan
dengan
menambal1kcw larutan NaC.\ 5M dan etanol absolut
dingin (-20C). relet
DNA
didapatkan dengan

mensentrifugasi suspensi tersebut dengan kecepatan


13.000 rpm, SuI1U-10C.
Penentuan Kon.~entrasi don Tingkat Kemurnian
DNA. relet DNA disuspensikan dengan biller TE pH 8,0.
Suspensi DNA tersebut dibuat pengenceran, kemudian
ditentukan konsentrasi dan kemurnian DNA basil
ekstraksi, dengan menggulli'lkan spektrofotometer padc1
A (panjang gelombang) 260 run dan 280 nm.
Amplifikasi DNA. DNA M. tuberculosis resisten
antibiotika
diamplifikasi
dengan
teknik
PCR
menggunakan 2 nlacam primer. Primer I adalah
pasangan
primer
Pt8
(5'
GTGCGGA TGGTCGCAGAGA T -3')
dan
Pt9
(CTGGATGCCCTCACGGTTCA-3')
yang
terletak
dalam sekwens sisipan (IS6110) genom bakteri M

70

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ekstraksi DNA isolat M tuberculosis
resisten terbadap beberapa antibiotika dapat dilibat pada
Tabel I. Konsentrasi DNA dari 9 strain bakteri tersebut
bervariasi yaitu berkisar antara 109,5 -556,5 fig/Ill. Hal
ini disebabkan tingkat pertumbuhan strain-strain tersebut
berbeda, sehingga mempengaruhi jumlah DNA yang
diekstraksi. Nilai rasio (I.. 260nm / 1..280nm) yang
menunjukkan tingkat kemurnian DNA basil ekstraksi 9
strain bakteri tersebut juga bervariasi antara 1,27 -1,50.
Nilai rasio 1,8 -1,9 menunjukkan kemurnian DNA basil
ekstraksi (10). Hasil ekstraksi DNA dalam penelitian ini
mempunyai nilai rasio di bawah 1,8 menununjukkan
adanya kontaminasi dengan protein (II). Kontaminasi
tersebut kemungkinan daTi protein medium pertumbuhan

yang tercampur pada saat penyediaan suspensi sel


bakteri. Kontaminasi protein daTi medium kecil
kemungkinannya apabila menggunakan medium cair
untuk penyediaan suspensi bakteri. KOLK, dkk (10)
menggunakan juga kultur cair M tuberculosis dalam
media cair Sauton, Middlebrook 7HII
atau Tween

RiSillah Pertemuan

Ilmiah Penell~ian dan pengembangan

Teknologi

Isolop

dan Radias~ ZOOO

albumin lmulk ekstraksi DNAnya dan memberikan


tingkat kemurnian yang baik. Namun. Imsil pcnclitian
terdahulu (12) dengan menggunakan medium padat yang
sarna dengan penelitian ini, menunjukkan tingkat
kemumian DNA Ai. tuberculosi.s-H37Rv sebagai strain
standar cukup baik (nilai rasio 260 mn/ 280 nm = 1,9).
Pernbalmn pada sel bakteri yang resisteD terbadap
antibiotika, mungkin juga dapat mempengaruiu DNA
basil ekstraksinya. Menurut MORRIS (5) M. tuberculosis
resisteD streptomisin mengalalni pernbalmn pada

ribosomal S 12 dan gen rrs yang menyandi 16rRNA,


terdapatpada j: 80 % strain M tuberculosis resisten
streptomisin.(16). Strain resisten rifampisin (:t 95%)
mengalamimutasi pada daerah spesifik dari gen rpop
yang menyandi RNA polimerase sub unit P (17).
Mekanismeutarnaresistensiobat anti tuberkolosisganda
adalahakumulasiperubahandalam gen yang menyandi
sasaranobat dalam sel (5). Dalam penelitian ini, lokasi
sekwensDNA targetdenganmenggunakanprimer Pt8 &
Pt9 maupun Pt3 & Pt6 adalah pada sekwens sisipan
selubung illuding
selnya yang menyebabkan (IS6110& IS986)dari genomM tuberculosis. Jaditidak
penneabilitasnya
menunm,
kemungkilmn
akan
pada gen yang menyandi sasaranobat dalam genom
mempengarnlli ekstraksi pada DNA nya.
tersebut. Namun, DNA beberapa isolat tidak dapat
Hasil amplifikasi DNA 9 isolat strain M
diamplifikasi seperti satu isolat resistenisoniazid +
tuberculosis resisten terbadap beberapa antibiotika
rifampisindenganmenggunakanprimer Pt8 & Pt9 dan 7
menggunakan primer Pt8 & Pt9 yang dianalisis dengan
isolat denganmenggunakanprimer Pt3 & Pt6. Hal ini
teknik elektroforesis gel agarosa, dapat dilihat pada
mungkin disebabkanadanya mekanisme resistensilain
Gambar 1 dan 2. Dari gambar tersebut dapat dilihat 8
dalam genombakteriyang resisteDtersebut.Berdasarkan
isolat dari 9 isolat resisteD antibiotika,menunjukkan basil
penelitian MORRIS (5), gen rrs dan rpsL pada 27 %
positif demikian juga strain H37Rv. Adanya fragmen/pita
isolat resisteD streptomisin, tidak mengalami mutasi
DNA pada gel agarosa dari 4 isolat resisteD isoniazid
demikianjuta 17 isolat resisteDisoniazid daTi 42 isolat
(Gambar 1 lajur 3, 5, 8, daD Gambar 2, lajur 2 ), saul
tidak mengalamiperubahanpadagenkatG atauinhA.
isolat resisteD streptomisin dan I isolat resisteD isoniazid
Apabila dibandingkan uji PCR menggunakan
+ streptomisin IMsing-masing pada Gambar 2 lajur 3 daD
primer Pt8 & Pt9 dan PtJ & Pt6, temyata primer Pt8 &
lajur 6, menlmjukk.:wlmsil positif. DNA 2 isolat bakteri
Pt9 lebih sensitif. SekwensDNA sasaranuntuk primer
resisteD isoniazid + rifampisin yang diamplifikasi dengan
Pt8 & Pt9 kemungkinan terdapat lebih banyak dalam
pasangan primer tersebut, juga menunjukkan Imsil positif
genom isolate yang digunakan dalam penelitian ini,
(Gambar I, lajur 4 dan 7). Junllah DNA isolat dan strain
daripadasekwensuntuk Pt3 & Pt6. Penggunaanprimer
H37Rv yang diamplifikasi masing-masing adalah 100 ng
Pt3 & Pt6 akan lebih sensitif daD spesifik untuk deteksi
daD 10 ng. Fragmen DNA tersebut mempunyai ukuran
M. tuberculosisapabila digunakan sebagaiprimer ke 2
541 bp. Pada Gambar 2 lajur 5 juga terlibat Imsil negatif
untuk mengamplifikasiDNA basil PCR denganprimer
(tidak adanya pita DNA) dari satu isolat resisteD
INS1 & INS2 padanestedPCR (7)

isoniazid + rifampisin (IR3). Hal ini mungkin disebabkan


adanya pernbahan sekwens DNA pada daeral1/ lokasi
sasaran primer Pt8 & Pt9 yang terletak pacta sekwens
sisipan (IS 6110) daTi isolat tersebut. Jmnlall kopi IS6110
dalam genom isolat resisten tersebut juga sangat
mempengarnhi DNA Imsil mnplifikasi. Beberapa strain
bakteri M tuberculosis hanya mempunyai 1 kopi IS61 10
ballkan acta strain yang tidak mempunyai kopi tersebut..
(13).
Analisis DNA produk PCR yang dimplifikasi
menggunakan primer PtJ & Pt6 diperlibatkan pada
Gambar 3 dan 4. Gmnbar tersebut menunjukkan di antara
9 isolat M tuberculo..,is yang resisteD pada antibiotika,
Imnya terdap.'lt 2 isolat memberikan Imsil positif yaitu
isolat resisteD isoniazid (I.a) daD isolat resisteD isoniazid
+ rifampisin (IR. I). Fragmen DNA 2 isolat tersebut
terdapat pada lajur 3 daD 6 gel agarosa (Gambar 3) DNA
strain standar H37Rv Imsil amplifikasi sebagai kontrol
positif juga memberikan basil positif. Jumlah DNA isolat
dan strain standar masing-nk'lsing adalah lOOng dan
lOng. Fragnlen DNA basil amplifikasi menggunakaJl
primer Pt3 & Pt6 baik untuk isolat maupun strain standar
adalah 188bp.
Beberapa peneliti menyatakan resistensi terlmdap
obat anti tuberkulosis pada M tuberculosis disebabkan
perubahan ataupun mutasi pada gen dalam genom
bakteri. Perubaltan pada gen katG yang menyandi
katalase-peroksidase atau gen inllA yang mengkode
enzim yang terlibat dt'llam biosintesis asam mikolat,
menyebabkan terjadinya
sifat resistensi terhadap
isoniazid (14,15). Mutasi gen rpsl yang menyandi proteiIl

KESIMPULAN
Deteksi M. tuberculosis resistent terhadap
beberapaantibiotika (obatanti tuberkulosis)denganPCR
menggunakanprimer Pt8 & Pt9, lebih sensitif dibanding
denganprimer Pt3 & Pt6. Jadi uji PCR dengan primer
Pt8 & Pt9 dapat dipakai untuk mengetahui adanya
bakteriresisteDtersebut.
Uji PCR dengan menggunakan primer yang
didisain dari gen yang menyandi protein / enzim yang
menjadi sasaran obat anti tuberkulosis (oat), yang
dilanjutkan denganteknik biologi molekuler yang lain
seperti sekwensing dapat mendeteksi resistensi M.
tuberculosisterltadapoat,sehinggadapatdiberikanterapi
yangtepat.
U CAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkanterilna kasih kepada Sdr.
Almaida, Sdr. Suheni, dan Sdr. Rika Heryani atas
bantuan yang diberikan, sehingga penelitian dapat
terlaksanadenganbaik.

DAFTARPUSTAKA
1

KOENTJAHJA. Tempi tuberkulosis pada pengidap


HIV. Kumpulan Naskah Ilmiah Tuberkulosis
71

14.

Hisalah

Pet1emtJan Ilmiah Penelil/an

dan Pengembangan

Teknologi IsOlop dan Had/asi, 2(xx)

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pertemuan


Ilmiah Nasional Tuberkulosis, SumSel .Jambi
(1997).
2.

AZHAR.
T..KELIAT.
E.N.
Resistensi M
tuberculosis terltadap obat anti tuberkulosis
pacta penderita tuberkulosis pam yang telah
mengalalni pengobatan. Maj. Kedokt. Indon. .4Q
(1996) 242 -247.

10. KOLK, A.H.J., KOx, L.F.F., van LEEUWEN. J.,


and KlliJPER, S. Polymerase chain reaction for
the M tuberculosis complex. Laboratory of
Tropical Hygiene, Department of Biomedical
Research Royal Tropical Institute, AInsterdam,
The Netherlands (1995) 1-35.
11. SAMBROK, J., FRITSCH, E.F., and MANIATIS,
T. Molecular cloning. A laboratory manual. 2 nd
edition. Cold Spring Harbor Laboratory Press,
New York (1989) E.5.

3. WINARIANI,K. Pedomanpenanganantuberkulosis
pam dengan reseistensimulti obat (MDR-TB).
Kumpulan Naskah Ilmiall Tuberkulosis
PerhimpunanDokter ParuIndonesia.Pertemuan
Ilrniall Nasional Tuberkulosis,SwnSel -JaJnbi
(1997).

4. 5TYBLO,K. Overview and epidemiologic assesment


of the current global tuberculosis situation with
an emphasis on control in developing countries.
Rev. Infect. Dis. II (52) (1989) 339 -346.

5. MORRIS,

S., HAN BAI,G., SUFFYS, P.,


PORTILLO-GOMEZ, L., FAIRCHOK,M., and
ROUSE, D. Molecular mechanismsof multiple
drug
resistance in clinical isolates of
Mycobacteriumtuberculosis.J. Infect. Dis. ill

12. LINA,M.R. Deteksi Mycobacterium tuberculosis


denganreaksiberantaipolimerasa/ Polymerase
ChainReaction(PCR).TesisMagister. Program
Pascasarjana
Bidang IImu Kesehatan,Program
Studi
IImu
Biomedik,
Kekhususan
Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta
(1998)32-46.
13. van

SOLINGEN, D., de HAAS, P.E.W.,


HERMANS, P.W.H., GROENEN,P.M.A., and
van EMBDEN, J.D.A. Comparisonof various
repetitive DNA elementsas geneticmarkersfor
strain differentiation and epidemiology of
Mycobacteriumtuberculosis.J. Clin. Microbiol.
1(1993) 1987-1995.

(1995) 954 -960.

6. BEAVIS, K.G., LICHTY, M.B., JUNGKIND, D.L.,


and GIGER,O. Evaluationof amplicorPCRfor
direct detectionof A{vcobacteriumtuberculosis
from SputWllspecimen.J. Clin. Microbiol. 11
(1995) 2582-2586.
7. KOLK, A.H.J., SCHUITEMA, A.R.J., KUIJPER,S.,
van LEEUWEN,J., HERMANS, P. W.M., van
EMBDEN, J.D.A., and HARTSKEERL, R.A.
Detection of Mycobacterium tuberculosis in
clinical samples by using polymerase chain
reaction and a nonradioactive detection system.
.J. Clin. Microbiol. J.Q10 (1992) 2567 -2575.

8. YAP, S.F., CHEN, Y.C., WONG, P.W., alld SOOHOO, T.S.


Application of tIle polymerase
chain reaction and moleculer probe technology
for tIle
diagnosis of tuberculosis.
In
Radionuclides in Molecular Technology for
Diagnosis of
Communicable
Disese.
Tharavanyi, S., and
Khusrnith, S. (eds).
IAEA- Tec. Doc., Vienna, Austria (!994) 93-96.
9

LINA, M.R., SUDARMONO, P., IBRAHIM, F., daD


SOEBANDRIO, A.
Deteksi Mycobacterium
tubercu/osi.., H37Rv dengan reaksi berantai
polimerase
(PCR). Maj. Kedokt. Indon. 1

(1999)250-255.

72

ZHANG, Y., HEYM, B., ALLEN, B., YOUNG, D.,


and COLE, S. The catalase-peroxidase, gene
and isoniazid resistance of Mycobacterrium
tuberculosis. Nature 328 (1992) 591 -593

15. BANERJEE, A., DUBNAU,E, Quemaid, A.,


BALASUBRAMANIAN, V., SUN UM, K.,
WILSON, T., COLLINS, D., de LISTE, G.,
and JACOBS, Jr. W.R. InhA, a geneencoding
a target for isoniazid and ethionamide in
Alfycobacteriumtuberculosis. Science. ~
(1994) 227 -230
16. KATASUKAWA, C.; TAMARU, A., MIYATA, Y.,
ABE, C., MAKINO,
M., and SUZUKI, Y.

Characterizationof the rpsL and rrs genesof


streptomycin

-resistant clinical

isolates

of

A~ycobacteriumtuberculosis in Japan.J. Appl.


Microbiol. ~ (1977) 634 -640.
7. TELENTI, A., IMBODEN, P., MARCHESI, F.,
LOWRIE, D., COLE, S.T., COLSTON, M.J.,
MATTER, L.,
SCHOPFER, K., and
BODMER, T.
Detection of rifampicinresistance mutants
in
Mycobacterium
tuberculosis.Lancetill (1993) 647 -650

/I'S.11.1h1"'~If!nIU.111 i'mi.1h 1'r"f!"";111

Tabcll.

d1111'f!lIg""l/lill1q.lIllf!Allologi

IsOlop ddll h'd"'~1S'; ?(XX)

Kon~cntra~i dan tin~kat kcmurnian (ra~io ab~orban~i pllda )., 260 nm I )., 2ROnm)
DNA basil ckstrak~i isolat AI. tuherculo.\'i.\' rcsi~tcn i~oniazid (I), streptomisin (8),
isoniazid + strcptomisin (I+S), dan isoniazid + rifampisin (IR)

Macam Isolaj

(A.260 11m/A.28011m)

Isolat I.a.

144

1.41

lsolall.b

400,5

1.43

150l<ltI.c

IOIJ~

1.30

IsoIat I.d

181,5

1,33

Isolat S

324

1,50

Isolat I + S

121,5

1.40

Isolat JR. I

145,4

1,30

Isolat IR.2

318

1.42

Isolat JR.3

556,5

1,27

34567

Gambar

Ra!iio ab!iorl)al1!ii

Kon!icntra!ii
DNA
(ng I 1.11)

II

Alluli~is DNA prod uk PCR isolul


M. luherculu.~i.~rcsislclI. dclIguII
primcr PI8 & 1'19mcIIggullakall

clcktrof()rcsisgcl ugurosu
IAljllr

I : Al{II*(~,.0XI74111Iclll

Lujur2:

I)Nt\~lrllillll)71{v

1(llIg

(kontrol +)

Lajur3:

Isolat l.a(IOOng)

l.ujur4:
Lajur5:

l~olulll{.I(I()(hlg)
Isolull.h(IO(lIlg)

Lajur 6: Kolllrol -(Tanpa DNA)


Lajur 7: Isolat IR.2 (1 OOng)
Lajur 8: Isolat I.c (I DOng)

23456

It

Gumbar 2. Allalisis DNA prouuk PCI~ isolut


i\,1. IIlbercltl(J.~isresistel!, uellgm!
prilller PIR & PI9 mellggullukm!
eleklruloresis gel ugurosu
IAljur I:
IAljur2:
Lajur 3:
Lajur 4:
1.lljurS:
1~!ljur6:
Lajur 8:

Afllli..,.0XI741111t:111
l~olllll.d(I()()lIg)
Isolat S (IOOng)
Kontrol -(tanpa DNA)
I~olnlll{.3 (!(X)lIg)
Isolnll + S (IOOlIg)
DNA strain H37Rv lOng
(kontrol +)

73

1(,5.11.111
1'l'rll'mu.1l1llml.111

1'l'I1l'ltlh111 d.111I'l'llgl'fllb.1I1gJfI

IrAflo!tJgllsOlop

J4567

.-

all1l':ldl;ISI;

201J0

Gambar3. Analisis DNA produk PCI{ isolal


M. tuberculosisrcsislcn,dcngml
primer Pl3 & Pt6 menggunakan
eleklro[orcsis gel agarosa

J ..5

Gmnbar4. Arullisis I)NA produk Pl-:!{ isolal


M. tllberculosis resisten,dellgml
prirnerPt3 & Pt6 rnenggUlillkan
elcklro[oresis gel agarosa

Lujur I:
Lajur 2:
Lajur 3:
Lajur 4:
I_ujur5:

fv!a,-ker0XI74fluclll
Isolat I + S (IOOllg)
Isolat l.a (I DOng)
Kontrol -(Tanpu DNA)
DNAstruinl137RviOng
(kontrol +)
Lujur 6: Isolulll?.1 (I OOng)
Lajur 7: fsolul S (I DOng)
1.lljllrR: Isolull.h(I()(}llg)

Lajur I: Alm:k(!r0XI74IJuclll
Lajur 2: DNA struin HJ7Rv IOllg

(koulrm +)
Lajur 3:
Lajur4:
Lajur 5:
Lajur 6:
Lajur 8:

Koutrol -(tanpa DNA)


Isolut l.c(IO(hlg)
Isola! Il{.2 ( IOOng)
Isola! I.d (I (){)ng)
Isola! IR.3 (I ()()ng)

DISKUSI

NAZL Y HILMY

MARIA LINA

Bcrapa lama kcccpalan analisis dcngan PCR


dibandingkan dcllgan mclode kollvcnsiollal pada pasicn
yang terkontarninasikwnan TB resisten?

DclIgml mctodc kollvCIIsiolla1 uji rcsistClIsi 1\/.


tuberculosis: uji pcmbiakrul + liji rcsistensi : 2 -4 bulrul.
Dengan metode PCR : dilanjutkan dengrul metode RFLP
ataupull sekwensillg : 2 -3 hari.

74

You might also like