You are on page 1of 3

Folikulitis

Definisi
Merupakan pioderma yang dimulai pada folikel rambut
Klasifikasi
Bakteri
Staphylococcus
aureus folikulitis:
Periporitis
staphylogen
es
Superfisial
(folikuler
atau
Bockhart
impetigo)
Profunda
(sycosis)
Pseudomonas
aeruginosa
follikulitis
Gram negative
folikulitis
Syphilis folikulitis

Fungal
Dermatophytic
folikultis
Tinea capitis
Tinea barbae
Majocchi
granuloma

Pityrosporu
m folikulitis

Viral
Herpes simplex
virus folikulitis

Infestasi
demodicidosis

Moluskum
kontagiosum
folkulitis

Candida folikulitis

Folikulitis superficial
Atau disebut juga impetigo Bockhart. pustul kecil ,mudah pecah berbentuk seperti
kubah yang terjadi pada infundibulum (ostium atau pembukaan) dari suatu folikel
rambut. Biasa pada scalp anak kecil dan janggut, axila, bokong, dan ekstrimitas
pada orang dewasa.
Folikulitis profunda
Tanda klinis sama seperti diatas disertai dengan terabanya infiltrate di subkutan
contohnya pada Sycosis barbae. Jika tidak ditangani lesi akan menjadi lebih fiksir
dan kronik. Dermatofit folikulitis harus dibedakan dengan S.aureus folikulitis, yaitu
pada infeksi jamur rambut biasanya terputus atau mengendor, dan juga terdapat
nodul supuratif atau nodul granuloma dibandingkan dengan pustule
Furunkel dan Karbunkel

Furunkel atau disebut juga boil merupakan nodul inflamasi yang terletak dalam dan
berkembang disekitar folikel rambut yang biasanya berasal dari folikulitis superficial
yang dapat berkembang menjadi abses. Lesi karbunkel lebih ekstensif, dalam,
berhubungan, infiltratif terjadi ketika supurasi pada kulit tidak elastik ketika multipel
furunkel berdekatan bergabung.
Furunkel terjadu pada kulit yang berambut, terutama pada daerah yang sering
terjadi friksi, okslusi, dan perspirasi seperti pada leher, wajah, aksila, dan bokong.
Juga merupakan komplikasi dari dermatitis atopi, eksoriasi, abrasi, scabies, atau
pediculosis tetapi lebih sering terjadi tanpa penyebab local tersebut. Berbagai
macam faktor sistemik host juga berhubungan dengan furunkel seperti obesitas,
diskrasia, defek pada fungsi neutrofil, penggunaan glukokortikoid dan agen
sitotoksik, penurunan imunitas dan ekstensif pada diabetes.
Lesi kutaneus
Sebuah furunkel dimulai dari nodul keras, nyeri, eritema pada kulit berambut yang
membesar dan menjadi sakit dan fluktuan setelah beberapa hari. Ruptur terjadi
dengan discharge pus dan sering terdapat sentral nekrosis.Nyeri di sekitar lesi
berangsur-angsur hilang, kemerahan dan edema juga berkurang setelah beberapa
hari atau minggu.
Karbunkel terdiri dari lesi yang lebih besar, inflamasi berat dengan basis yang lebih
dalam biasanya merupakan lesi yang sangat nyeri pada belakang leher, punggung,
atau paha. Demam dan malaise sering menyertai , dan pasien terlihat dalam
keadaan sakit sedang. Area yang terkena berwarna merah , indurasi, dan multipel
pustule terjadi pada permukaan eksternal dan muaranya pada folikel-folikel rambut.
Lalu lesi segera berkembang menjadi kawah ireguler berwarna kuning kecoklatan
yang dapat sembuh perlahan dengan jaringan granulasi.
DD
Acne sistikus
Kerion
Hidradenitis suppurativa
Furuncular myiasis
Apical dental abcess
Osteomyelitis
Tes laboratorium
Furunkel ekstensif dan karbunkel dapat menunjukan hasil leukositosis. S.Aureus
merupakan penyebab tersering. Pada pemeriksaan histologis sebuah furunkel

menunjukan proses inflamasi PMN pada dermis dan lemak subkutan.Diagnosa


dibuat berdasarkan penampakan klinis. Pemeriksaan gram dari pus terlihat
kumpulan kokus gram positif, atau hasil kultur meyakinkan diagnosis.
Managemen
Furunkel simple dapat diobati dengan aplikasi local dengan kelembapan hangat.
Karbunkel atau furunkel dengan selulitis atau dengan dengan demam, diterapi
dngan antibiotic sistemik.Unutk infeksi yang parah atau infeksi pada daerah yang
berbahaya menngunakan antibiotic dosis maksimal dengan rute parenteral. Jika
terjadi MRSA atau dicurigai indikasi menngunakan vankomisin (1 samapai 2 gram
intravena sehari terbagi dalam beberapa dosis).Treatmen antibiotic dilakukan
selama 1 minggu.
Ketika lesi besar, nyeri, dan fluktuan , maka penting dilakukan insisi dan drainase.
JIka infeksi rekuren atau terkomplikasi dengan komorbid dapat dilakuka kultur.
Terapi antibiotic harus dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi regresi dan segera
ganti sesuai dengan hasil kultur. Drainase lesi dilakukan untuk memprevensi
autoinokulasi dan cuci tangan yang sering dan benar.

You might also like