You are on page 1of 16

ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI MENYEBABKAN TERBENTUKNYA

AIR TERJUN DI JALAN LASOLO KECAMATAN KENDARI BARAT


SULAWESI TENGGARA

OLEH:
PUTRI MENTARI MULYA
F1B111057

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota kendari terdapat berbagai macam tempat wisata, salah satunya yaitu
tempat di air terjun lasolo yang terletak di Jalan Lasolo Kendari Kecamatan
Kendari Barat, Sulawesi Tenggara. Salah satu penyebab terjadinya air terjun
terbentuk yaitu karena adanya sesar normal pada badan sungai yang masih berusia
muda dan sungai itu mengalami penyempitan pada ujung sungai. Kemudian aliran
sungai pada daerah tersebut mengalir secara terus menerus dari ketinggian tebing
dan menciptakan aliran air yang terjatuh dari ketinggian ke tempat yang lebih
rendah pada badan sungai tersebut sehingga terbentuklah air terjun.
Pada daerah aliran air terjun ini terdapat disekitarnya struktur yang
terbentuk akibat adanya proses pengendapan dan proses adanya gaya yang bekerja
akibat kedinamikaan bumi yang terjadi. Kedinamikaan bumi yang terjadi pada
daerah ini yaitu adanya tabrakan lempeng antara lempeng Indo-Australia dan Asia
fasifik dimana ke dua lempeng ini saling bertabrakan dan membentuk mandala
Sulawesi. Mandala Sulawesi terbagi menjadi 4 bagian yaitu mandala barat,
mandala tengah, mandala timur dan fragmen benua banggai sula atau tukang besi.
Kendari berada di mandala bagian timur, struktur geologi di mandala
bagian timur hamper kompleks dan terbentuk dari endapan sedimen. Berdasarkan
latar belakang diatas, maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut karena air terjun

yang terjadi di daerah ini serta struktur geologi primer dan struktur geologi
sekunder yang terdapat di antaranya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian yaitu :
1. Apa faktor yang mempengaruhi terbentuk air terjun di daerah Lasolo
Kecamatan Kendari Barat Sulawesi Tenggara?
2. Bagaimana struktur geologi yang terbentuk di sepanjang daerah air terjun
sungai lasolo Kecamatan Kendari Barat Sulawesi Tenggara?
1.3 Tujuan Penelian
Tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi terbentuknya air terjun di
Lasolo Kecamatan Kendari Barat Sulawesi Tenggara.
2. menganalisis struktur geologi yang terbentuk di sepanjang daerah air terjun
sungai lasolo Kecamatan Kendari Barat Sulawesi Tenggara.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian yaitu agar melihat keadaan geologi yang berada di
sekitar air terjun dan sungai Lasolo Kecamatan Kendari Barat Sulawesi Tenggara.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Geologi


Geologi daerah penyelidikan tepatnya terletak pada jalur aliran sungai
yang berada di antara dua penggunungan di bagian barat kota kendari yang
terpisah. Air pada sungai itu mengalir dari barat menuju ke timur kota kendari dan
pada akhirnya sampai kelaut dimana tempat pada daerah yang paling rendah di
titik teluk kota kendari. Tidak semua formasi batuan yang tersingkap di daerah ini
sehingga akan mempunyai kenampakan cirri khusus dari morfologi, dan struktur
geologi pada daerah ini.
2.1.1

Morfologi Daerah Penyelidikan


Morfologi daerah penyelidikan umumnya dapat dikelompokan menjadi 2

satuan

morfologi

yaitu

morfologi

dataran

dan

morfologi

perbukitan

bergelombang.satuan. Morfologi dataran umumnya sekitar 50% penyelidikan


yang memanjang dari utara ke selatan disekitar aliran sungai yang terdiri dari
endapan material aluvial batuan sedimen, Sungai yang terdapat pada daerah
penyelidikan ini umumnya sungai denritik, dimana cabang sungai ini menuju
kearah barat dan memnembus ke air terjun Bintang yang terletak dibelakang SMA
Negeri 9 Kendari. dan air terjun Amarilis yang terletak di belakang kantor DPRD
Kemaraya Kendari.
Umumnya merupakan lahan tempat pemukiman penduduk. Mempunyai
rata rata ketinggian berkisar 1.500 meter di bawah permukaan laut dan hutan
lindung yang berada di sekitar air terjun kearah utara. Stadia sungai yang terdapat

pada daerah penyelidikan ini yaitu sungai stadia tua, hal ini di buktikan karena
adanya arus aliran sungai yang lambat dan penampang sungai yang berbentuk
huruf U, kemudian mempunyai kemiringan yang kecil.
Satuan morfologi perbukitan bergelombang itu umumnya terdapat `pada
bagian tengah yang memanjang dari barat dan timur, menempati sekitar 25%
daerah penyelidikan yang terletak disekitar lereng kaki gunung yang terdiri dari
endapan batuan sedimen dan sebagian terdiri dari endapan batuan metamorf yang
berasal dari batuan sedimen yang mengalami proses metamorfisme. Batuan
sedimen mengalami tekanan dan terjadi perubahan suhu yang meningkat tinggi
sehingga membentuk batuan metamorf. Umumnya merupakan pemukiman
penduduk dan hutan lindung, mempunyai rata rata ketinggian berkisar sampai
1000 meter dibawah permukaan laut.
2.1.2

Berdasarkan Struktur Geologi Daerah Penelitian


Pada daerah ini dijumpai beberapa macam jenis struktur diantaranya

struktur primer yaitu ripple mark dan struktur sekunder yaitu antiklin, kekar dan
sesar normal.
a. Struktur primer yaitu Ripple mark ini terbentuk di lereng gunung dekat air
terjun dimana struktur ini dipengaruhi oleh pengikisan dari arus air ataupun
angin sehingga material material yang lemah akan ikatannya pada batuan
terbawa sehingga menyebabkan cekungan yang ada pada struktur ini.

Gambar 2.1 ripple mark air terjun di jl. Lasolo kota kendari
Pada gambar ini terlihat jelas bahwa bentuk struktur batuannya itu
bergelombang tetapi pada gambar ini pula terlihat rekahan yang terjadi ini
dikarenakan adanya gaya dari semua arah sehingga menyebabkan rekahan pada
struktur ripple mark ini.
b. Struktur sekunder
Pada daerah penelitian ini terdapat struktur sekunder yaitu antiklin, pada
dasarnya struktur antiklin ini terbentuk pada daerah geologi yang berasal dari
tabrakan lempeng antara

lempeng benua dan lempeng benua sehingga

membentuk sebuah gunung perlipatan, Kendari terbentuk akibat tabrakan antara


lempeng benua dan lempeng benua qualition yang menyebabkan gunung
perlipatan pada daerah ini. terdapat dua litologi pada daerah penyelidikan yaitu
jenis litologi batu pasir dan batu lanau.

Pada daerah penelitian terdapat struktur antiklin dimana struktur tersebut


berasal dari batu pasir. Adapun pengukuran yang dilakukan di setiap singkapan
pada stasiun petama yaitu terdapat strike dan dip yaitu N 96 0 E / 680. Stasiun ke
dua strike dan dip yaitu N 400 / 26 0. stasiun ke dua terdapat fein kwarsa dimana
kuarsa tersebut sebagian besar sedah berubah mineralnya menjadi ubahan kuarsit.

2.2 gambar pecahan batuan dari vein kuarsit


Stasiun ke tiga strike dan dip yaitu N 72 0 E/ 35 0. Pada lokasi ke empat ini
batuan yang tersingkap bukanlah merupakan batu pasir tetapi batu lanau strike dan
dip pada singkapan batu lanau yaitu N 81 0 E/ 360. Pada lokasi ke lima singkapan
batu pasir miring ke arah kiri dan terdapat pengukuran strike dan dip yang
dilakukan yaitu N 710 E/ 400, dan pada lokasi ke enam lokasi singkapan batu pasir
miring kea rah kanan, terdapat pengukuuran strike dan dip yang dilakukan yaitu N
2730 E/ 540.

2.3 gambar struktur antiklin yang tengahnya sudah mengalami erosi

2.4 gambar struktur antiklin yang berada di bagian atas belum


mengalami erosi

pada stasiun ke tujuh singkapan batuan yaitu lanau, pengukuran strike dip yang di
terukur di daerah ini yaitu N 960 E/ 760.
Pada daerah penelitian ini umunya terdapat kekar, kekar merupakan
struktur rekahan pada batuan di,mana tidak ada atau relative sedikit terjadi

pergeseran. Kekar yang terdapat pada daerah ini umumnya kekar tarikan, hal ini
di buktikan karena adanya dinding pada batuan yang saling memisah jauh akibat
adanya tekanan yang cenderung membelah dengan cara menekannya pada arah
yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.

2.5 kekar gerus yang saling menjuh dinding batuannya


Sesar normal merupakan salah satu penciri khusus adanya air terjun, pada
daerah penelitian ini ditemukan penciri sesar turun tersebut dimana pada batuan
tiba tiba saja terp otong akibat adanya gaya yang mempengaruhi kemudian di
antara jarak sekitar 5 meter terdapat adanya arah aliran sungai yang mengarah
kearah barat dengan debit air yang lambat (Anonim, 2013).
Bentuk bentuk geometri yang terdapat pada kulit bumi yang terbentuk oleh
pengaruh gaya-gaya endogen, baik berupa tekanan maupun tarikan. Para ahli
geologi menyebutnya Struktur Geologi, yang dikenal dengan, Sesar, kekar, serta
Lipatan.

Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah


retakan. Ukuran pergerakan ini bersifat relatif. Sesar mempunyai bentuk dan
dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar dapat mencapai ratusan kilometer
panjangnya (sesar Semangko) atau hanya beberapa sentimeter saja. Arah
singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku. Sesar sebagai sempadan yang
tajam, atau sebagai suatu zona, dengan ketebalan beberapa milimeter hingga
beberapa kilometer. sesar terbagi menjadi 3 yaitu sesar mendatar, sesar naik dan
sesar turun.
1. Sesar Mendatar (Strike Slip Fault) adalah sesar yang pergerakannya sejajar,
blok bagian kiri relatif bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian
kanannya. Berdasarkan arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi
menjadi jenis sesar, yaitu:
a. Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan)
b. sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri).
Sesar Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan
arah perputaran jarum jam sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah sesar
yang arah pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam.
Pergeseran pada sesar mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau
pergeseran sesarnya dapat membentuk sudut (dip-slip / oblique). Sedangkan
bidang sesarnya sendiri dapat tegak lurus maupun menyudut dengan bidang
horisontal.
2. Sasar naik (Thrust Fault) adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser
ke arah atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang
bidang sesarnya. Pada umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan
lebih kecil dari 450.

3. Sesar turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok
batuan akibat pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi
sebagai akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi
seimbang (isostasi). Sesar normal dapat terjadi dari kekar tension, release
maupun kekar gerus.
Kekar adalah retakan atau rekahan yang terbentuk pada batuan akibat
suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Secara umum, kekar dapat
dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan atau rekahan serta arah
gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Lipatan adalah suatu deformasi batuan
yang berbentuk gelombang sinusoidal dimana gaya yang bekerja pada batuan
tidak melampaui batas elastisitasnya, sehingga batuan tidak mengalami
pensesaran. Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah bawah,
sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
Berdasarkan kemiringan sayap-sayap suatu lipatan, maka lipatan dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1.

Lipatan Simetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua

sayapnya memiliki sudut yang sama besarnya.


2.
Lipatan Asimetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada
kedua sayapnya tidak sama besar.
3.
Lipatan Rebah (Overturne fold / recumbent fold) adalah lipatan yang
kedua sayapnya telah mengalami pembalikan arah kemiringan lapisan
batuannya.
2.6 gambar sinklin dan antiklin

10

2.7 gambar perlipatan sinklin


11

(Noor, Djauhari, 2008) .

Bab 3
Metode Dan Tahapan Penelitian

3.1 Waktu, Lokasi dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian hari kamis, 11 : 00 Wita sampai jam 15 : 00 Wita di
daerah lokasi air terjun Jl. Lasolo kota Kendari Kecamatan Kendari Barat
Sulawesi Tenggara.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam mengnalisis air terjun serta struktur yang
mempengaruhinya akibat adanya gaya yang mempengaruhi di jln. Lasolo
Kecamatan Kendari Barat Sulawesi Tenggara, yakni melakukan pengamatan
secara langsung dilapangan di titik titik terjadinya struktur geologi di daerah
tersebut. Mengamati kondisi yang terjadi pada daerah air terjun serta struktur yang
mempengaruhi, mengukur kemiringan singkapan, mengamati litologi yang ada,
serta kondisi geomorfologi yang ada pada daerah tersebut.
3.3 Tahapan Penelitian
3.3.1 Tahap persiapan
Tahap persiapan meliputi kegiatan

pendahuluan sebelum melakukan

pengambilan data lapangan.

12

3.3.2

Tahap studi pendahuluan


Tahap ini merupakan tahap pendahuluan sebelum melakukan penelitian

dan pengambilan data di lapangan, meliputi studi regional daerah penelitian untuk
mengetahui gambaran umum tentang data geologi pada daerah penelitian. Studi
pendahuluan ini juga termasuk studi literatur yaitu untuk mempelajari
karakteristik dari setiap data secara langsung di lapangan sehingga mempermudah
dalam kegiatan penelitian.
3.4 Tahap Persiapan Perlengkapan Lapangan
Tahap persiapan perlengkapan ini meliputi persiapan kelengkapan alat alat
yang akan digunakan dalam penelitian di lapangan, peminjaman alat lapangan
kepada

pihak laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Haluoleo Kendari.


3.5 Tahap Persiapan Pengambilan Data
Dalam pengambilan data lapangan terdiri atas 2 jenis data yang digunakan
antara lain :
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan terhadap
objek penelitian meliputi morfologi, litologi dan struktur geologi.
2. Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari pustaka, baik berupa peta.
3.6 Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data merupakan bagian dari rangkaian analisis data
lapangan baik data primer maupun data sekunder,

13

3.7 Tahap Persentase Laporan


Tahap ini merupakan tahap akhir dari hasil analisa dan di persentasekan di
depan dosen.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2013, Analisis Air Terjun Serta Struktur Geologi, Kendari, Universitas
Haluoleo.
Noor, Djauhari, 2008, Pengantar Ilmu Geologi, Bogor, Universitas Pakuan.

14

15

You might also like