You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Hipertensi adalah

kondisi

medis

dimana

terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis. Tekanan darah


yang selalu tinggi dapat menyebabkan stroke, serangan
jantung, gagal juantung dan aneurisma arterial dan
penyebab utama gagal ginjal kronis (Baughman, 2000).
Menurut WHO tahun 1999, batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah (sistole 140, diastole 90
mmHg) dan tekanan darah sama dengan atau diatas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Menurut Budi (2003) penyebab hipertensi

dibagi

menjadi 2 golongan yaitu ; (1) Hipertensi primer atau


hipertensi esensial, Penyebabnya tidak di ketahui, disebut
juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus
banyak faktor yang mempengaruhinya seperti : genetic,
usia, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatis,
system renin angiotensin, defek dalam ekskresi natrium.
Peningkatan Na+, ca intra selular dan faktor faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok,
serta polisitemia. (2)Hipertensi sekunder atau hipertensi
renal Penyebab spesifiknya, seperti penggunaan hormon
estrogen (KB), penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal,
hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing.
Tanda gejala penyakit hipertensi secara klasik biasanya
adalah sakit kepala, epistaksis, pusing dan migren, cepat
marah,

telinga

berdenging,

suka

tidur,

rasa

berat

ditengkuk dan mata berkunang-kunang, sedangkan Gejala

lain yang disebabkan oleh komplikasi hypertensi seperti


gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gagal jantung
dan gangguan fungsi ginjal. Gangguan serebral yang
disebabkan oleh hypertensi dapat berupa kejang, gejala
akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa
kelumpuhan, gangguan kesadaran bahkan sampai koma.
Apabila

gejala

tersebut

timbul,

merupakanpertanda

tekanan darah perlu segera diturunka (Budi,2003).


Faktor resiko yang dapat mempengaruhi peningkatan
tekanan darah faktor genetik, jenis kelamin, usia, ras,
pola, diabetes mellitus, peranan ginjal, penumpukan
garam, ketidak seimbangan kimiawi, alkohol dan pil
kontrasepsi
hipertensi

kombinasi.
dibagi

penatalaksanaan

Penatalaksanaan

menjadi

dua

sesuai

kelompok

penyakit

yaitu

dengan
resiko,

penatalaksanaan dengan terapi dan pengobatan : obat


anti hipertensi dan diet rendah garam,
Pencegahan hipertensi dengan cara

pencegahan

primer dan sekunder yaitu yang pertema pencegahan


primer faktor resiko, yaitu dengan mengatur diet agar
berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga agar tidak
terjadi

hiperkolesterolemia,

sebagainya,

dilarang

diabetes

merokok

atau

mellitus,

dan

menghentikan

merokok, merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan


konsumsi rendah garam, dan melakukan exercise untuk
mengendalikan
dikerjakan

bila

berat

badan.

penderita

Pencegahan

telah

diketahui

sekunder
menderita

hipertensi berupa pengelolaan secara menyeluruh bagi


penderita baik dengan obat maupun dengan tindakantindakan seperti pada pencegahan primer, harus dijaga

supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara


normal dan stabil mungkin, faktor-faktor resiko penyakit
jantung ischemik yang lain harus dikontrol dan batasi
aktivitas.
1.2

Tujuan penulisan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui cara monitoring tekanan darah
pasien dengan penyakit hipertensi secra mandiri di
rumah
b. Tujuan khusus
- Menganalisis jurnal untuk mengetahui implikasi
-

yang dapat diterapkan di aktivitas sehari-hari


Menganalisis manfaat HBPM (Home Blood Pressure

Monitoring).
Mengetahui

keefektifan

HBPM

(Home

Blood

Pressure Monitoring) terhadap pengukuran tekanan


darah pasien hipertensi.

You might also like