Professional Documents
Culture Documents
Agenda Rapat
Peserta Rapat
Dokumen Pendukung
Topik Diskusi
Perusahaan
Laporan Audit Energi
Laporan Personalia Bagian
Ketenagakerjaan
Laporan Pemasaran
:
:
:
:
:
Pembicara
Ketua/ Moderator
Notulis
Jumlah Peserta
Susunan
:
:
:
:
acara :
1. Pembukaan
2. Penyajian materi
3. Tanya jawab
4. Penutup
Pokok permasalahan yang dibicarakan:
1. Perkembangan remaja dalam konteks masa kini
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) meresmikan pengoperasian pabrik pupuk organik berkapasitas
3.600 ton per tahun.
"Saya berharap tidak hanya sampai 3.600 ton, tapi bisa naik jadi 10 ribu ton. Apalagi kalau bahan
bakunya tersedia," kata Dirut PKT Hidayat Nyakman pada peresmian pabrik pupuk dengan merek
dagang Zeorganik di Banyuwangi, Jawa Timur, pekan lalu.
Pabrik pupuk tersebut, menurut Hidayat, merupakan satu dari lima pabrik yang dikembangkan
dengan sistem [franchise] atau waralaba. Untuk pengadaannya, PKT bekerja sama dengan CV
Panen Raya. Dalam hal ini, PKT bertindak memberikan bimbingan teknis kepada rekanan tentang
cara memproduksi dan menjaga kualitas.
Ia menyebutkan angka investasi untuk membangun pabrik pupuk organik secara waralaba
mencapai Rp700 juta hingga Rp1 miliar. PKT sendiri telah bekerja sama dengan mitra usahanya
membangun lima pabrik pupuk organik di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Banyuwangi, Jawa Timur,
Demak, Jawa Tengah, Lombok Timur, NTB, dan Badung, Bali.
Terkait dengan semakin berkembangnya penggunaan pupuk organik oleh petani, ia mengakui
banyak perusahaan yang antre untuk bekerja sama dengan PKT memproduksi Zeorganik. "Banyak
[waiting list] yang mau kerja sama. Ada lima sampai enam yang sudah ada (beroperasi) sekarang,"
ujarnya.
Sementara itu, pemimpin CV Panen Raya, Michael Ediharyanto, mengaku telah mengeluarkan dana
total Rp3 miliar untuk membangun pabrik tersebut. Menurutnya, penyerapan pupuk organik di
wilayah Jawa Timur, khususnya Banyuwangi, cukup besar. Karena itu, ia berharap PKT mau
menaikkan kuota produksi yang saat ini baru mencapai 3.600 ton per tahun. Kapasitas terpasang
pabrik saat ini, lanjut Michael, mencapai 10 ribu per tahun. Ketersediaan bahan baku sendiri
khususnya di Banyuwangi sangat baik sehingga mereka tidak khawatir terhenti produksi.
Bupati Banyuwangi Ratna Ani Lestari menambahkan, potensi pertanian di wilayahnya cukup baik,
seperti padi, buah, palawija, dan holtikultura. Bahkan sektor pertanian mampu menyumbang 46%
dari total produk domestik bruto (PDB) di Banyuwangi.
"Kebutuhan pupuk organik, kami memang inginnya [pure] ke organik. Kami bantu dengan
menggerakkan keekonomian masyarakat. Kami dorong semua ke sana (menggunakan pupuk
organik)," ujar Ratna.
Pihaknya sendiri, lanjut Ratna, telah memberikan bantuan dana bergulir kepada kelompok pembuat
pupuk organik agar semakin berkembang, dengan memanfaatkan sampah, kotoran hewan, batang
padi, hingga limbah ikan.
Antisipasi El Nino Di kesempatan yang sama, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)
Subur Budi Santoso mengatakan petani diminta untuk siaga menghadapi gagal panen sebagai
dampak dari El Nino pada 2010.
"Mudah-mudahan tidak terlalu berat El Nino tahun depan (2010). Jadi, petani harus hati-hati, pabrik
pupuk juga harus sediakan stok," kata Subur.
Dampak dari El Nino, menurut Subur, memengaruhi ketersediaan air untuk pertanian. Ancaman
gagal panen selalu ada. Untuk itu, ia meminta agar petani bersiaga sementara pabrik pupuk dan
pembibitan dapat menyediakan stok untuk mengantisipasi gagal panen.
"Pabrik pupuk harus sediakan stok. Kalau petani gagal panen, harus mulai dari awal. Kebutuhannya
bisa besar," lanjutnya.
Sebelumnya, disampaikan bahwa pemerintah akan menyiapkan dana siaga pangan sekitar Rp2
triliun hingga Rp3 triliun dalam APBN 2010 untuk mengantisipasi kemungkinan dampak buruk El
Nino pada 2010. Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi
mengatakan dana siaga pangan itu tidak hanya untuk satu jenis komoditas pangan seperti beras,
tetapi juga lainnya untuk stabilitas pangan.
(E-4) timothy@mediaindonesia.com
misalnya, bisa menghemat biaya Rp 415 juta lebih per tahun. Sementara itu,
penggunaan batu bara untuk boiler pada industri serat sintetis, mampu
menurunkan biaya energi sebesar 30%, sedangkan pada pembangkit listrik
penurunannya mencapai 40%.
Memang perlu diakui, selain keunggulannya, batu bara punya kelemahan.
Pembakarannya menghasilkan CO2 yang merupakan gas rumah kaca dan
berbahaya bagi lingkungan. Di samping itu, menghasilkan sulfur dioksida ketika
dibakar.
Di atmosfer, senyawa tersebut menjadi asam sulfur, yang memicu iritasi paru dan
merupakan komponen utama hujan asam. Meski demikian, saat ini sudah tersedia
teknologi untuk mengatasi kelemahan tersebut. Para pakar juga terus mengkaji
agar dampaknya terhadap lingkungan menjadi nol. Ke depan, dengan pertimbangan
efisiensi dan berbagai kelebihan yang dimiliki, batu bara dipastikan akan kian dilirik
oleh kalangan industri.
PT Pusri Palembang, contohnya, telah menggandeng produsen batu bara PTBukit
Asam Tbk dalam mengurangi penggunaan gas untuk kebutuhan sehari-hari di luar
bahan baku. Kedua pihak sudah melakukan Head of Agreement (HoA) untuk
melakukan studi kelayakan proyek gasifikasi.
Bukit Asam menyatakan sanggup mengalokasikan area khusus untuk proyek
tersebut. Gasifikasi membutuhkan konsistensi pasokan batu bara minimal selama
20 tahun, sehingga dibutuhkan lokasi khusus. Kurang dari angka itu proyek tidak
bankable, sehingga sudah mencari pendanaan.
TEROBOSAN
Apabila semua berjalan lancar, empat tahun ke depan proyek gasifikasi bisa selesai.
Diperkirakan efisiensi gas yang bisa dilakukan paling tidak 25% dari kebutuhan
utilitas perusahaan. Saat ini, Pusri Palembang yang memasok pupuk urea bersubsidi
ke Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi, Bangka-Belitung, Jateng, dan
Banten, membutuhkan gas hingga 225 juta kaki kubik per hari.
Namun, karena pasokan dari Pertamina EP, Medco, dan Pertagas hanya 200-205
juta kaki kubik per hari, kapasitas pabrik yang termanfaatkan hanya 90%. Kendati
demikian, Pusri tetap mampu memenuhi pasokan urea pupuk bersubsidi yang
merupakan penugasan pemerintah sebesar 1,293 juta ton pada tahun ini. Sulfa
Ganie, Manajer Humas PT Pusri Palembang menyatakan, pihaknya telah banyak
melakukan terobosan dalam upaya efisiensi.
Dari penggunaan gas untuk operasional sehingga mengefisiensikan penggunaan
listrik, mengurangi penggunaan energi gas dengan substitusi energi dari batu bara,
sampai revitalisasi pabrik tua dengan membangun yang baru. Peletakan batu
pertama pabrik baru yang diberi nama Pabrik II-B dilakukan April 2013. Fasilitas itu
untuk mengganti Pabrik II yang hampir berusia 40 tahun.
Pabrik II-B akan menambah kapasitas produksi sebesar 660.000 ton pupuk amoniak
serta 907.500 ton pupuk urea per tahun. Lebih dari itu, pabrik baru akan
menghemat konsumsi energi gas bumi hampir 12 million metric british thermal unit
(mmbtu) per ton urea dari 33,98 mmbtu per ton urea menjadi 22 mmbtu per ton
urea.
Tak kalah penting, Pabrik II-B sangat ramah lingkungan dan insya Allah berope rasi
Desember 2015 mendatang,jelasnya. Terobosan lain terkait dengan efisiensi
adalah penerapan proyek Steam Turbin Generator boiler batu bara (STG) atau
substitusi dari gas bumi ke batu bara. Melalui STG, Pusri menghemat pemakaian
gas bumi sebesar 17 million cubic feet per day standard (mmscfd), yang akan
dialokasikan ke gas proses Pabrik II-B.
OPTIMALISASI
Dari sisi biaya, penggunaan batu bara juga menurunkan biaya steamsekitar 6 dolar
AS per ton, serta menghemat biaya listrik 0,12 dolar AS per kilo watt hour (KWh).
Pusri juga telah lama melakukan optimalisasi pemanfaatan tail gas yang diolah
melalui unit pengolah limbah gas atau Purge Gas Recovery Unit (PGRU). Jika
-bea kirim gresik-lampung Rp.500/kg, gresik-palembang 900/kg.gresikrejanglebong bengkulu 1250/kg,gresik - air molek Riau Daratan Rp.1500/kg,
gresik-pontianak Rp.580/kg
PT. Tiara Kurnia didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk
organik di Indonesia. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya
penggunaan pupuk organik untuk peningkatan kualitas tanah semakin tinggi,
sehingga kebutuhan masyarakat petani akan pupuk organik yang berkualitas
semakin tinggi pula.
Perusahaan kami menawarkan produk berupa pupuk organik dengan merek
KURNIAGANIK yang telah mendapatkan sertifikasi dari Sucofindo Surabaya Jawa
Timur dan Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Jurusan Tanah dengan
mutu memenuhi persyaratan sesuai SK Menteri Pertanian tentang Pupuk Organik
dan Pembenahan Tanah.
Sejarah Perusahaan
Ide awal pendirian PT. Tiara Kurnia adalah untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk
organik di Indonesia khususnya di Jawa Timur sejak tahun 2000. Penelitian dari
organik sebenarnya sudah dimulai pada tahun 2000, berbagai uji coba dilakukan di
bagian produksi pupuk organik PT. TIARA KURNIA di kompleks kebun percobaan
(Buncob) Malang. Awalnya, pupuk yang bisa meningkatkan panen padi dan
tanaman lainnya ini berbentuk serbuk yang mirip kompos.
Bidang Usaha
PT. Tiara Kurnia adalah salah satu produsen pupuk organik di Indonesia telah
melakukan riset dan