Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Maulidanti Rizdana
Pranindya Hadiwidjojo
Pradea Ramadhan
Pembimbing:
dr. Erie Dharma Irawan, Sp.KJ. MARS
STATUS PSIKIATRI
I. Identitas Pasien
Nama
: Tn. S.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Usia
: 37 Tahun.
Agama
: Islam.
Alamat
: Utan Kayu.
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan terakhir
Status pernikahan
: Menikah.
Pekerjaan
: Pegawai PT.
: 15 April 2015.
Tanggal pemeriksaan
: 27 April 2015.
Tempat wawancara
Rawat jalan
Rawat Inap
Nama (inisial)
: Ny. K.
Pendidikan terakhir
: S1.
Pekerjaan
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah, dan tidak dapat mengontrol emosi sejak 3 hari SMRS.
B. Keluhan Tambahan
Curiga terhadap orang-orang disekitarnya.
Mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan bahwa dirinya merupakan
Kakak pasien
mengatakan keanehan sikap yang terjadi oleh adiknya mulai dirasakan keluarga
pertama kali sejak tahun 2012, pasien juga menyadari perubahan yang terjadi
pada diri nya sejak tahun 2012. Dimana saat itu pasien mengaku untuk pertama
kalinya mendengar adanya suara bisikan yang terjadi secara tiba-tiba sesaat
setelah pasien bertengkar dengan istrinya, suara bisikan itu mengatakan bahwa
dirinya merupakan keturunan dari Sri Sultan Hamengkubowono VIII. Adanya
suara-suara bisikan ini membuat pasien menjadi tidak bisa tidur dimalam hari
sampai berhari-hari lamanya. Pasien juga mengaku pernah melihat sesosok
bayangan hitam dan tinggi besar, bayangan ini muncul pertama kali ketika
pasien sedang termenung dikamar sendiri, dan semakin sering menampakan diri
dimanapun pasien berada baik di rumah ataupun di tempat kerja. Adapun
keluhan-keluhan ini muncul berawal ketika istrinya melahirkan anak kedua
mereka yang lahir pada bulan Juli 2012. Sejak saat itu pasien mengaku sering
diperintah oleh istrinya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang mana
seharusnya pekerjaan itu dikerjakan oleh istrinya, karena pasien merasa sudah
lelah karena bekerja seharian dikantor, pasien menjadi tidak terima diperlakukan
seperti itu. Hal inilah yang membuat paisen menjadi cepat emosi, marah-marah
sampai pernah memecahkan perabot seperti piring dan gelas yang berada di
2
dapur. Dari sinilah pasien merasa hubungan dengan istrinya menjadi tidak
harmonis. Menurut keterangan dari kakak pasien, karena merasa banyak
perubahan yang terjadi pada adiknya, selain tidak bisa mengontrol emosi, adik
nya pun terlihat lebih senang menyendiri, apabila diajak bicara tidak banyak
mengeluarkan kata-kata, dan lebih terlihat murung tidak seperti biasa nya.
Karena hal inilah untuk pertama kalinya pasien dibawa oleh keluarga berobat ke
rumah sakit yang berada di Bogor kemudian dirujuk ke RSIJK, pasien dirawat
2 minggu dan setelah pulang rawat inap pasien rutin kontrol ke psikiater setiap
bulan. Kakak pasien mengatakan setelah pulang rawat inap dan rutin kontrol,
adik nya pun dapat menjalani aktivitas sehari-hari seperti bangun dipagi hari,
berangkat bekerja, dan tidak ada gangguan tidur dimalam hari. Laporan dari
istrinya pun mengatakan bahwa emosi suami nya sudah bisa di kontrol dengan
sangat baik.
Pada akhir tahun 2014, pasien mengatakan keluhan yang sama kembali
pasien rasakan. Pasien mengaku mendengar bisikan yang sama, yang
mengatakan bahwa dirinya keturunan dari Sri Sultan, selain itu pasien mengaku
mendengar suara-suara burung seperti sedang berada di dalam hutan dan kipas
angin yang dapat berbicara kepadanya. Pasien juga mengaku dirinya mampu
berkomunikasi dengan penyiar berita yang berada di televisi dan dapat mencium
bau atau aroma yang ada di televisi tersebut. Menurut pengakuan kakak pasien,
adiknya saat itu merasa dirinya sudah sehat sehingga tidak perlu lagi untuk
mengkonsumsi obat-obatan yang sebelumnya rutin diminum oleh nya. Pada
bulan Januari 2015, pasien kembali dirawat inap di RSIJK karena menurut
pengakuan kakak pasien, adiknya membangkang apabila diperintah untuk
meminum obat oleh istri dan keluarga.
Pada bulan April 2015, pasien mengaku mendengar kembali suara-suara
yang membisikan telinga nya. Pasien mengaku suara-suara itu muncul hilang
timbul 7 hari SMRS. Suara-suara bisikan lebih sering muncul ketika malam
hari dimana orang-orang dirumahnya sudah tertidur, dan membuat nya menjadi
tidak bisa tidur 2 hari lamanya. Pasien juga mengatakan bahwa sekarang diri nya
menjadi sangat curiga terhadap orang-orang disekitarnya terutama kepada istri
nya, dimana pasien merasa bahwa istri nya ingin melihat dirinya menjadi
kesusahan dan sengsara dengan lebih senang melihat diri nya diperlakukan
seperti budak, dan seolah istrinya telah menyuruh agar anak nya pun ikut
3
membenci dirinya. Kakak pasien mengatakan 3 hari SMRS adik nya menjadi
sangat emosi dan melampiaskan kemarahan tersebut kepada istri nya, berawal
ketika pasien meminta istri untuk mengambilkan nya makanan, tetapi menurut
pasien saat itu istri tidak memenuhi keinginan nya dimana hal ini membuat
pasien menjadi marah dan mengacaukan barang-barang yang ada dirumah.
Hingga akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke RSIJK karena
keluarga merasa sudah tidak mampu mengatasi perilaku pasien.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Psikiatrik
b. Medik
Pasien mengaku tidak pernah mengalami kecelakaan, terjatuh
atau terbentur yang mengakibatkan luka/cedera pada daerah kepala.
Pasien juga mengatakan tidak pernah mengalami demam tinggi
sampai keja
ng, penyakit berat lainnya seperti diabetes melitus maupun
darah tinggi.
c. Penggunaan Zat
Merokok sejak usia 20 tahun, sehari dapat menghabiskan satu
sampai dua bungkus rokok. Pasien menyangkal menggunakan obatobatan seperti shabu, ganja dan obat-obatan terlarang lainnya. Pasien
juga menyangkal meminum minuman beralkohol seperti bir bintang.
E. Riwayat Hidup
a. Masa prenatal dan perinatal
Menurut kakak pasien, selama kehamilan ibu pasien dalam sehat,
tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.
Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan di lahirkan secara normal
dibantu oleh bidan.
kejang atau penyakit lainnya yang bermakna. Tidak ada kecelakaan yang
bermakna, riwayat operasi tidak ada.
b. Masa kanak - kanak ( 0 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya dan diberikan ASI hingga usia 2
tahun. Tidak ada cacat bawaan yang ditemukan, perkembangan fisik pasien
cukup baik, pola perkembangan motorik tidak ada hambatan, seperti
kebanyakan anak yang normal. Menurut kakak pasien, pasien dapat berjalan
saat berumur kurang lebih dua tahun dan tidak pernah ada keterlambatan
berbicara. Tidak ada kebiasaan buruk pasien, seperti membenturkan kepala
atau menghisap jari. Kakak pasien mengatakan pasien mulai belajar untuk ke
kamar mandi sendiri pada usia 4 tahun. Pasien mulai masuk TK saat usia 5
tahun. Pasien dapat tumbuh normal, tidak ada riwayat kejadian trauma
kepala dan kecelakaan saat itu, tidak ada riwayat kejang yang muncul tiba
tiba ataupun kejang yang diawali oleh demam. Pada usia ini pasien tidak
pernah dirawat di rumah sakit.
c. Masa kanak-kanak pertengahan ( 3 11 tahun)
Menurut penuturan kakak kandung pasien pasien, perkembangan
fisik pasien umumnya baik. Secara keseluruhan pasien adalah anak yang
periang dan memiliki banyak teman. Pasien mulai masuk Sekolah Dasar
ketika berusia 7 tahun. Semasa sekolah dasar pasien dinilai tidak banyak
bertingkah di sekolah. Menurut kakak pasien, pasien tidak pernah terlibat
perkelahian dengan teman sebayanya di sekolah. Pasien memiliki banyak
teman baik laki- laki maupun perempuan. Prestasi pasien di sekolah
mendapatkan juara kelas dan tidak pernah tinggal kelas. Kemampuan pasien
dalam membaca, berhitung dinilai baik. Pasien menyelesaikan sekolahnya
selama enam tahun.
d. Masa remaja
Menurut kakak pasien, sikap pasien terhadap Ibu kandung pasien
kurang harmonis, karena saat usia remaja pasien kehilangan sosok bapak
akibat meninggal dunia dan dididik oleh ibu yang sangat otoriter, sering
mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas untuk dikatakan. Hubungan
pasien dengan kakak beradik cukup harmonis. Pasien lebih memilih
5
berteman dengan teman-temannya sebayanya. Pasien sering kumpulkumpul dengan teman- temannya dan bermain bersama.
Saat SMA, pasien tidak memiliki kesulitan dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh gurunya, memiliki kegiatan ekstrakulikuler
di sekolah. Hubungan antara pasien dengan teman-temannya juga cukup
baik, pasien mempunyai beberapa teman dekat yang pernah bermain
kerumahnya. Pasien menyelesaikan SMA selama tiga tahun. Pasien
mengikuti berbagai macam les semasa SMA seperti les bahasa inggris,
dan les melukis.
e. Masa dewasa
I.
Riwayat Pendidikan
Pasien dapat menyelesaikan pendidikan nya dengan baik.
Selain itu pasien juga mengikuti kegiatan non formal seperti
les bahasa inggris, dan les melukis.
II.
Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja ketika masih berkuliah dan berhenti ketika
ingin melahirkan, kemudian pasien bekerja kembali namun berhenti
ketika pasien mulai merasa tidak nyaman dengan lingkungan
kantornya. Hubungan dengan teman kantor pasien diakui baik, pasien
sering berkumpul dan bermain bersama dengan teman kantornya.
III.
Riwayat perkawinan/berpasangan
Pasien menikah saat berusia dua puluh tiga tahun dan bercerai
ketika usia pernikahan sepuluh tahun. Pernikahan pasien bukanlah
pernikahan yang dipaksakan oleh kedua orang tuanya.
IV.
Riwayat beragama
Pasien adalah seorang yang beragama islam. Setiap harinya
Aktivitas sosial
: Iritabel.
: Serasi.
: Sesuai.
: Ada.
: Tidak ada.
: Tidak ada
: Tidak ada.
: Tidak ada.
8
o Ilusi
o Depersonalisasi
o Derealisasi
: Tidak ada.
: Tidak ada.
: Tidak ada.
D. Gangguan Pikir
i.
ii.
Proses pikir
Blocking
Asosiasi Longgar
Inkoherensi
Flight of idea
Word Salad
Neologisme
Sirkumstansialitas
Tangensialitas
Hendaya berbahasa
Isi pikir
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran :
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak ada
Waham Kejar
Thought Echo
: Tidak ada
Thought Broadcasting
: Ada.
Thought Withdrawal
: Ada.
: Ada. .
Delusion Of Passivity
:?
: Tidak ada
Obsesi
: Tidak ada
: Compos mentis
: Cukup baik
9
pewawancara ajukan).
Daya ingat yang pendek baik (pasien dapat mengingat menu
iii.
F. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial: baik.
o Pasien dapat menyebutkan beberapa nama- nama pasien selama
pasien dirawat.
2. Uji daya nilai : Baik.
a. Misalnya, jika pasien menemukan dompet yang akan dilakukan oleh
pasien yaitu mengembalikan kepada pemiliknya.
G. Reality Test Ability (RTA)
Terganggu
H. Tilikan : Derajat
Tilikan 1
10
oleh Kakak
kandungnya.
Status generalis
Keadaan umum
: Tampak sehat
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital
- Tekanan darah
: 120/80 mmhg
- Suhu
: 36,5 c
- Nadi
: 75 x/menit
- Pernafasan
: 16 x/menit
Kepala
: Normocephal, rambut hitam tidak mudah dicabut
Thorax
:
Paru : Vesikuler +/+ , Rh-/-, Wh -/-
V.
1.
Motorik
Tonus
Turgor
Kekuatan
Koordinator
Refleksi
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Terganggu
11
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kesadaran
Mood
Afek
Kesesuaian
Gangguan persepsi
Gangguan isi pikir
:
:
:
:
:
:
Kompos Mentis
Eutimik
Terbatas
Serasi
Halusinasi auditorik
waham paranoid (waham kejar dan referensi),
waham pengendalian (Thought echo, Thought
8. Tilikan
9. Reabilitas
10. Nilai MMSE
VI.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: Skizofrenia Paranoid
o Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yaitu halusinasi
auditorik yang berlangsung selama > 5 tahun.
o Di temukan juga gangguan isi pikir berupa waham paranoid (waham
kejar dan rujukan), waham pengendalian ( Thought control, Delusion of
passivity).
o Menurut PPDGJ III ini termasuk skizofrenia paranoid karena :
Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu bulan atau lebih.
Halusinasi auditorik yang berulang kali.
Tidak ada bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik, afek datar atau
tidak sesuai.
VII.
VIII.
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
kerjanya.
: GAF scale 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)
DIAGNOSA
Diagnosa kerja : Skizofrenia Paranoid
RENCANA TERAPI
1. Rencana Psikoterapi :
a. Psikoterapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang
dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur agar
12
PROGNOSIS
Dubia
Faktor yang memperberat :
Sering Relaps.
Dukungan dari keluarga dari segi motivasi untuk sembuh sangat baik.
13
14