You are on page 1of 44
ALAGR 9000 one PENGARUH PEMUPUKAN NITROGEN DAN KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI] DARMAGA BOGOR Oleh ZUHRIA WAHIDAH A 30.1858 JURUSAN BUDI DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000 RINGKASAN ZUHRIA WAHIDAH. Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Salak Pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss.) di Darmaga Bogor, (Di bawah bimbingan SUDRADJAT dan KETTY SUKET). Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen (N) dan kalium (K) terhadap pertumbuhan vegetatif salak pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss.) di Darmaga Bogor. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Kampus IPB Darmaga Bogor dengan elevasi 350 m di atas permukean laut, curah fhujan 3 300 mavtahun, waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 1998 sampai dengan bulan Mei 1999, Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial dalam Lingkungan dengan dua faktor. Faktor pertama adalah tiga dosis pupuk N yaitu 15 g urea, 30 g urea dan 45 g urea, faktor kedua adalah tiga dosis pupuk K yaitu 15 g KCl, 30 g KCI dan 45 g KCV/tanaman/6 bulan. Percobaan ini mempunyai sembilan kombinasi perlakuan dosis pupuk dengan tiga ulangan. Setiap kombinasi dosis pupuk/satuan percobaan terdiri dari lima tanaman, sehingga terdapat 135 tanaman, Peubah yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif yaitu pertambahan jumlah daun, pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jari-jari tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea dan KCI yang diteliti secara uji statistik tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertambahan jumlah daun, pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jarijari tajuk, Kecuali pengamatan pertambahan jumlah daun pada 2 Minggu Setelah Pemupukan (MSP). Pemupukan dengan menggunakan 15 g urea dan 30 g KCI serta pemupukan dengan menggunakan 30 g urea dan 45 g KCI pada 2 MSP menunjukkan pertambahan jumlah daun yang berbeda nyata dibandingkan dosis rekomendasi. Nilai masing-masing pemupukan adalah 19.4% lebih banyak datipada dosis rekomendasi, dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa pemupukan pada tanaman salak pondoh umur 0 - 1 tahun yang ditanam di Darmaga Bogor dapat dipupuk dengan menggunakan kombinasi dosis pupuk terendah yaitu 15 g urea dan 15 g KCV/tanaman/6 bulan, PENGARUH PEMUPUKAN NITROGEN DAN KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI DARMAGA BOGOR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk momperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh ZUHRIA WAHIDAH A 30.1858 JURUSAN BUDI DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000 Judut : PENGARUH PEMUPUKAN NITROGEN DAN KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DIDARMAGA BOGOR Nama Mahasiswa : Zuhria Wahidah Nomor Pakok >A 30.1858 Menyetujui, Pembimbing | Pembimbing Ii ty fd Le. Dr Ir Sudradjat, MS Ir Ketty Suketi, MSi NIP: 130 873 228 NIP: 131 578 793 Mengetahui, NIP: 130 873 228 Tanggal Lulus 03-AUG 2000 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Maret 1975 di Sekampung Lampung, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak M. Tahir (Alm) dan Ibu Uni. Pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri Il Sekampung lulus tahun 1987, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri I Sukadana lulus tahun 1990. Pada tahun 1990 penulis melanjutken ke SMA Negeri I Sukadana lulus tahun 1993, Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Hortikultura Jurusan Budi Daya Pertanian Fakultas Pertanian. KATA PENGANTAR Seuss Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyclesaikan penelitian dan menyusun skripsi ini yang berjudul Pengaruh Pemupukan Nitrogen dan Kalium Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Salak Pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss.) di Darmaga Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Dr Ir Sudradjat, MS dan Ir Ketty Suketi, MSi selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis. 2. Dr Ir Roedhy Poerwanto, MSc selaku dosen penguji, yang telah memberikan kritik dan saran kapada penulis, 3, Ayah (Alm), Mamah, Umma, Atu, Daying, adikku Amir dan semua keponakan yang sanget aku sayangi, yang senantiasa mendoakan kebaikan serta dukungan moril dan materiil, Semoga apa yang telah kalian berikan Gengan ikhlas mendapatkan balasan yang lebih dari Allah 4, Keluarga kakek M, Yusuf dan keluarga kakek Nalhim yang memberikan ¢ukungan dan semangat 5. Keluarga Bapak Isdrajet : Pak Ajat, Bu Arie, lin, Ika, Ndharu, HQ, Fajar dan Echa ates dukungannya dan semoga kita dapat berkumpul kembali 6. Bapak Sani’ih dan Bapak Basuki yang telah membanta di lapang. 7, Teman-temanku Luki, Lusi, Tety, Tita, Luluk, Rita, Ina, Ammie, Dina, Neni Aff, Stie, Udo’, Kaka’ dan Widara Crew terimakasih ates ukuwah, dukungan dan bantuannya, 8, Teman-teman di Program Studi Hortikultura atas doa dan kebersamaannya. ‘Semoga laporan karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan, Bogor, Agustus 2000 Penulis DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN Latar Belakang at aa : 1 Tujuan Penelitian : a 3 Hipotesis ... on 3 TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi 4 Syarat Tumbuh 5 Peranan dan Ketersediaan Nitrogen 6 Peranan dan Ketersedizan Kalium .... 7 Cara Mengaplikasikan Pupuk pada Tanaman Salak 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat 10 Bahan dan Alat 10 Metode Penelitian 10 Pelaksanaan Penelitian u Pengamatan a 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum 13 Jumlah Daun 13 Tinggi Tanaman 15 Jarijari Tajuk 16 Pembahasan " KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 20 Saran 20 DARTAR PUSTAKA 21 LAMPIRAN ccc ee aa: DAFTAR TABEL Teks Halaman Produksi dan Presentase Peningkatan Produksi Buah Salak Indonesia Tahun 1989 — 1995 Pertambshan Jomlah Daun pada Besa Perlakuan -Pemupukan Urea FR Let eet te eee eet tebe atede eet etd ot ated Pertambahan Tings ‘Tanaman oa Berbagai Perlakuan Pemupukan Urea dan KCI .. eaatey Pertambahan Jari dan KCI ri Tajuk pada Betbagsi Perlakuan Pemupukan Urea Lampiran Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun pada Berbagai Perlakuan Dosis Pemupukan Urea dan KCL Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Tanaman Pada Berbage Perlakuan Dosis Pemupukan Urea dan KCI Sidik Ragam Pertambahan Jari-jari ‘ajuk Tanaman pada Berbage Perlakuan Dosis Pemupukan Urea dan KCI Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Wilayah Darmaga Bogor peda Bulan Desember 1998 Sampai dengan Bulan Mei 1999 : Deskripsi Kultivar Salak Pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss.) Persentase Pertambahan Jumlah Daun pada Perlakuan Pemupukan Urea dan KCI Dibandingkan dengan Dosis Rekomendasi Go g urea dan 30 g KCVtanaman/6 bulan) Persentase Pertambahan Tinggi Tanaman pada Perlakuan Permupukan Urea dan KCI Dibandingkan dengan Dosis Rekomendasi (30 g urea dan 30 g KCVtanamatv6 bulan) ieeeterts cet Persentase Pertambahan Jari-jari Tajuk pada Perlakuan Pemupukan Urea dan KCI Dibandingken Sengan Dosis Rekomendasi Go sures dan 30 g KCVtanaman/6 bulan) Rekapitulasi Pengaoh Pemupukan Urea dan KCI thd Peubah yang Diamati Reet esterase 4 15 16 24 26 28 30 31 32 32, 32 33 DAFTAR GAMBAR No Teks Halaman 1 Cara Mengukur Tinggi Tanaman Salak .... 12 2 Cara Mengukur Jari-Jari Tajuk Tanaman Salak ...0cccscnesennennenn 12 3. Grafik Pertambahan Jumlah Daun 4 4 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman ... 15 5. Grafik Pertambahan Jari-jari Tajuk : 16 Lampiran 1 Denah Percobaan 7 secteenneee 34 PENDAHULUAN Latar Belakang Salak (Salacca zalacca Gaertner Voss.) adalah tanaman asli Indonesia Salak berasal dari Pulau Jawa, kemudian menyebar ke seluruh Indonesia, Filipina, Malaysia, Brunai Darussalam dan Muangthai (Sutarno et al., 1993). Pada saat ini buah merupakan komoditi yang mendapatkan prioritas dari pemerintah untuk diekspor. Salak merupakan salah satu komoditi yang dikembangkan untuk tujuan tersebut. Salak Pondoh merupakan buah salak unggul nasional yang ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 272/Kpts!TP 240/4/1988. Salak berpotensi untuk dikembangkan, Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, Harga rata-rata satu kg buah salak di Yogyakarta pada tahun 1992 adalah Rp 1 204,00, tahun 1993 Rp 1 577.00, tahun 1995 Rp 5 219.00 dan tahun 1996 Rp 3 528.00 (Vademekum Pemasaran 1990 - 1999, 1999). Meskipun harga buah salak berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun harga tersebut cenderung meningkat, sehingga petani tertarik untuk menanam salak. Tjahjadi (1988) melaporkan petani di Jawa, Bali dan Sumatera banyak yang menjadikan salak sebagai sumber penghasilan utama. Salak dapat ditanam pada lahan yang telah ditanami tanaman lain. Salak dapat ditumpangsarikan dengen tanaman yang memiliki habitus lebih tinggi, karena salak akan tumbuh baik dari awal perkembangannya jika diberi naungan (Tjahjadi, 1988). Wicaksono (1998) melaporkan tanaman naungan yang dapat digunakan untuk salak adalah bambu, pisang, kelapa, rambutan, nangka dan manggis, Tanaman naungan selain berfungsi memberi naungan bagi salak, juga dapat memberi hasil tambahan bagi petani salak, karena dapat diambil kayu dan buahnya. Jumlah penduduk yang terus bertambah, meningkatnya pendapatan masyarakat, serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi makenan yang dikonsumsi menyebabkan permintaan pasar terhadap buah salak terus meningkat. Meningkatnya permintaan pasar terhadap buah salak menyebabkan harga buah salak pun meningkat, sehingga merangsang petani untuk menanam salak. Secara tidak langsung hal ini dapat meningkatkan produksi buah salak Indonesia dan pendapatan petani. Produksi'buah salak Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan rata-rata peningkatan 50.3% (Tabel 1) Tabel 1, Produksi dan Persentase Peningkatan Produksi Buah Salak Indonesia ‘Tahun 1989 - 1995 Tahun Produksi (ion) Peningkatan (%) 1989 97 343 6 1990 160 782 16 1991 186 394 5 1992 197 586 8 1993 348 728 16 1994 292 246 150 1995 662 547 Sumber : Biro Pusat Statistika, 1990 ~ 1996 Salak penting untuk dibudidayakan Karena buah salak memberikan sumbangan gizi terhadap Keschatan masyarakat. Soetomo (1989) menyatakan dalam setiap 100 g buah salak yang dapat dimakan terdapat 77 kalori, 74 g air, 20.9 g karbohidrat, 2.8 g kalsium, 1.8 g fosfor, 0.42 g zat besi, 0.4 g protein, 0.2 g vitamin C dan 0,004 g vitamin B. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi buah salak di Indonesia masin rendah karena petani belum memperhatiken cara budidaya yang benar, khususnya pemupukan yang seimbang antara pupuk yang diberikan dengan pupuk yang digunakan oleh tanaman, Pemupukan yang diberikan secara teratur, benar dan menggunakan dosis yang sesuai untuk perkembangan tanaman salak, merupakan cara budidaya yang benar, schingga dapat meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi buah salak, © Kusumainderawati dan Soleh (1995) melaporken bahwa petani di Indonesia umumnya memupuk salak dengan urea, ‘TSP dan KCI masing-masing sebanyak 5 - 10 g per tanaman per tahun pada tanaman muda sampai tanaman berumur 3 tahun, selain mengandalkan pupuk yang berasal dari daun yang membusuk di sekitar pertanaman salak. Pemupuken N, P dan K penting dilakukan Karena hara ini esensial bagi tanaman, Laju pertumbuhan vegetatif salek pondoh dapat ditingkatkan dengan pemupukan N, P dan K. Prawiranata, Harran dan Tjondronegoro (1991) menyatakan pemupukan tanaman harus dilakukan dengan dosis yang tepat, untuk menghindari kelebihan atau kekurangan (defisiensi) hara, Karena pemberian pupuk yang berlebih akan menimbulkan dampak yang sama buruknya dengan Kekurangan pupuk. Pupuk N, P dan K yang dianjurkan untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif salak pondoh yang berumur 0 ~ 1 tahun yang ditanam di lapang masing- masing per bulan per tanaman adalah $ g urea, $ g TSP dan 5 g KCI (Tiahjadi, 1988). Dosis pupuk ini berlaku secara umum, oleh karena itu perl penelitian lebih lanjut mengenai dosis pupuk yang tepat untuk daerah tertentu Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa kombinasi dosis pemupukan N dan K terhadap pertumbuhan vegetatif salak pondoh di Darmaga Bogor. Hipotesis Pemupuken N dan K dapat meningkatken pertumbuhan vegetatif tanaman salak pondoh di Darmaga Bogor. TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Salak pondoh (S. zalacca Gaertner Voss.) termasuk famili Palmac, ‘Tinggi tanaman salak pondoh 1,5 ~ 5 m, pohon tegak dan pelepah berduri, Salak pondoh termasuk tanaman berumah dua (Tjabjadi, 1988), sehingga dalam suatu perkebunan harus ada tanaman jentan dan betina bersama-sama agar tanaman dapat berbuah. Suwondo (1999) melaporkan bahwa perbandingan salak jantan dan betina dalam suatu perkebunan yang ideal adalah 1: 10. Santoso (1990) menyatakan penyerbukan pada salak dibantu oleh manusia, serangga dan angin, Jenis salak pondoh ada lima, yaitu salak pondoh hitam, salak pondoh merah, salak pondoh merah-hitam, salak pondoh merah-kuning dan salak pondoh kuning. Salak pondoh hitam buahnya berbentuk bulat dan berwarmna hitam, Salak pondoh merah buahnya berbentuk lonjong dan berwara merah kecoklatan dengan uujung buah berwarna agak hitam, Salak pondoh merah-hitam buahnya berbentuk onjong agak bulat, ukurannya lebih besar daripada salak pondoh jenis lain, warna kculitnya gelap kehitam-hitaman, Salak pondoh merah-kuning buahnya berbentuk bulat dan berwarna kemerah-merahan, Salak pondoh kuning buahnya berbentuk bulat sama seperti salak pondoh hitam, namun ukurannya lebih besar dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan (Nazaruddin dan Kristiawati, 1996). Salak pondoh berakar serabut, sehingga daerah penyebaran akarnya tidak luas, peka terhadap kekurangan air. Perkembangan akar dipengaruhi oleh cara pengolahan tanah, pemupukan, tekstur tanah dan sifat fisik tanah (Santoso, 1990). Perkembangan aker yang muncul di permukaan tanah harus ditimbun untuk memperbaiki vigor dan meningkatkan penyerapan hara. Soetomo (1989) menyatakan penimbunan akar tanaman salak pondoh merupakan salah satu upaya untuk meremajakan tanaman salak pondoh. Batang salak tertutup oleh pelepah yang tersusun rapat, Tanaman salak yang sudah tua batangnya melata dan bertunas. Tunas yang tumbuh adalah anakan yang dapat digunakan sebagai bibit vegetatif dengan cara dicangkok (Tjabjadi, 1988) Daun salak pondoh tersusun roset, bersirip terputus-putus, panjang 2.5 — 7.0 m, bentuk seperti pedang, pangkel daun menyempit dan cembung, bagian bewah dan tepi tangkai daun berduri. Khusus salak pondoh hitam, daun berwarna hijau tua dan lebih lebar dibandingkan salak pondoh jenis lain, sedangkan salak pondoh kuning, daunnya berwama hijau muda agak sempit dibandingkan salak pondoh jenis lain (Santoso, 1990). Bunga salak pondoh berukuran keeil, tumbuh rapat menjadi satu rangkei terletak pada ketiak daun, pada saat bunga masih muda dilindungi oleh seludang (Suwondo, 1999). Santoso (1990) meleporkan bahwa bunga jantan pada tanaman salak pondoh berwarna coklat kemerahan, sekelompok bunga jantan terdiri dari 4 ~ 12 malai, satu malai terdiri dari ribuan serbuk sari, panjang bunga jantan setiap malai kira-kira 4 ~ 15 cm, bunga jantan mekar selama 1 - 3 hari, Bunga betina berwarna hijau kekuningan berbintik merah dan mempunyei 3 petal. Panjang satu malai 7 — 10 om, bunga mekar selama 1-3 hari, Persarian yang terbaik pada hari ke dua bunga mekar, Margeysti (1999) melaporkan bahwa tanaman salak pondoh betina terdiri dari 1 - 4 tandan bunge, masing-masing tandan bunga terdiri dari 1 — 3 malai, satu malai terdiri dari 10 - 20 bakal buah, Suwondo (1999) melaporkan bahwa bunga jantan pada tanamen salak pondoh berwarna merah dengan serbuksari berwama kuning dan mengeluarkan bau harum, bunga jantan muncul setiap 3 bulan. Setiap tanaman salek jantan menghasilkan 5 — 7 tandan bunga, Bunga betina keluar ketika tanaman telah berumur 1.5 ~ 2 tahun, bunga ditutupi oleh seludang bunga. Tanda bunge betina yang siap diserbuki adalah bunga berwarna merah dan mengeluarkan bau harum. Buah salak pondoh umumnya berukuran lebih kecil daripada buah salak jenis lain, bijinya berwarna coklat dan terdapat sisi cembung dan sisi datar (Soetome, 1989). Syarat Tumbuh Salak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya membutuhken beberapa syarat, agar pertumbuhan dan perkembangannya baik. Faktor yang mempengaruhi perkembangan salak adalah iklim, elevasi dan kesuburan tanah, Faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan salak adalah curah hujan, Salak tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan rata-rata 2 400 — 4 800 mnvtahun dengan kelembaban yang tinggi dan suhu antara 20 - 30°C. ‘Tanaman salak tidak menyukai sinar matahari langsung (100%), tetapi hanya membutuhkan sinar matahari SO — 70% (Tjahjadi, 1988). Elevasi yang sesuai untuk salak adalah 0 — 700 m di atas permukaan laut, tetapi daerah dengan elevasi 1 — 400 m di atas permukaan laut adalah dacrah yang terbaik, Batas toleransi elevasi yang masih mungkin untuk ditanami tanaman salak adalah 900 m di atas permukaan laut ( Nazaruddin dan Kristiawati, 1996). Tanah yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan salak adalah tanah yang kaya bahan organik, dapat menyimpan air, gembur dan tidak tergenang air (Tjahjadi, 1988). Nazaruddin dan Kristiawati (1996) melaporkan bahwa salak dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah, baik tanah lat, liat berpasir atau tanah pasir. pH tenah yang optimum untuk pertanaman salak adalah 6.0 - 7.0, tetapi tanaman salak masih dapat tumbuh pada tanah dengan pH agak asam (4.5 ~ 5.5) atau tanah agak basa (7.5 ~ 8.5). Peranan dan Ketersediaan Nitrogen Hara yang terkandung di dalam tanah dapat ditingkatkan melalui pemupukan, Hara dalam tanah dapat berkurang, Karena hara tersebut terangkut oleh tanaman pada saat panen, terbawa oleh erosi, penguapan dan terikat oleh koloid tanah (Soepardi, 1983), Nitrogen (N) adalah unsur hara yang utama bagi tanaman untuk meningkatken pertumbuhan dan perkembangannya, © Marpaung (1995) melaporkan bahwa N merangsang pertumbuhan tanaman sambiloto terutama di atas permukean tanah, Black (1968) menyatakan bahwa N dapat meningketkan kandungan Klorofil pada daun, yang berperan dalan proses fotosintesis untuk menangkap energi matahari, membentuk gula, pati dan lemak dari karbondioksida dan air, Nitrogen berpengaruh lebih mencolok dan cepat terhadap pertumbuhan tanaman jika dibandingkan dengan unsur hara lain (Lingga, 1986). Soepardi (1983) menyatakan bahwa N yang diberikan melalui pupuk akan menambah jumlah N yang telah ada di dalam tanah, oleh karena itu ketersediaari N di dalam tanah akan meningkat dan tanaman dapat menyerap N sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tanaman menjadi kuat. Nitrogen juga dapat meningkatkan kandungan protein pada buah yang dihasilkan, serta mengatur penggunaan K dan P bagi tanaman, Ketersediaan N yang cukup untuk tanaman, serta didukung oleh faktor lingkungan yang menguntungkan akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik pada batang dan daun tanaman (Edmond ef al., 1975) Nitrogen yang diberikan berlebin menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman sangat cepat dan warna daun menjadi hijau tua, memperpanjang umur tanaman dan memperlambat proses pematangan buah yang dihasilkan, menyebabken pelunakan tanaman dan melemahkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit (Tisdale dan Nelson, 1975). Kekurangan N pada tanaman dapat mengganggu fotosintesis dan pembentukan protein (Prawiranata ef al, 1991). Anwarudin (1995) melaporkan akibat kekurangan N pada tanaman Mentha piperita L. menyebabkan daun tidak berwarna hijau segar, tetapi agak kekuningan, karena kekurangan klorofil Kebutuhan N tanaman dapat dipenuhi melalui pemupukan, baik pupuk yang berasal dari pupuk buatan seperti urea atau ZA (Ammonium Sulfat) maupun dari pupuk orgenik seperti kompos, humus, pupuk hijau dan pupuk guano (Prihmantoro, 1995), Selain dari pemupukan, kebutuhan N juga dapat peroleh dari mineralisasi N dan bahan organik serta fiksasi N dari udara oleh mikroorganisme dan dari air hujan, Peranan dan Ketersediaan Kalium ‘Tanah di daerah tropik basah termasuk Indonesia mempunyai kandungan kalium (K) yang rendah. Kadar K dalam tanah berkisar antara 0.5 — 2.5%, dengan ratacrata 1.2% (Leiwakabessy, 1988) Kalium adalah unsur hara yang mempunyei peranan penting selain N yang diserap tanaman dalam jumlah besar. Peranan K adalah sebagai aktivator berbagai enzim, mentranslokasikan hasil asimilasi dan berperan dalam pembentukan protein serta tepung (Karbohidrat). Ketersediaan dan penyerapan K yang cukup, menyebabkan tanaman lebih tahan terhadap serangan penyakit, ‘merangsang pertumbuhan akar, schingga aker tanaman dapat berpijak dengan kuat ke dalam tanah, meningkatkan penyerapan hara, air dan mineral yang dibutuhkan oleh tanaman (Soepardi, 1983). Prihmantoro (1995) menyatakan K juga dapat memperkuat tubuh tanaman agar tidak roboh serta mencegah gugurnya bunga dan buah, Riensema (1993) menyatekan bahwa K berperan dalam memperbaiki rasa dan wara buah yang dibesilkan schingga menjadi lebih cerah, mengurangi kepekaan tanaman terhadap kekeringan dan hawa dingin. Kalium di dalam tanah berdasarkan ketersediaannya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bentuk K tidak dapat dipertukerkan, bentuk K dapat dipertukarkan, dan bentuk K larut, Kalium dalam bentuk tidak dapat dipertukarkan banyak terdapat di dalam tanah, tetapi pelepasannya lambat, sehingge disebut bentuk K yang sukar tersedia, Bentuk ini merupakan K cadangan, walaupun pelepasannya sangat lambat. Kelium dapat dipertukarkan adalah K yang tersedia, bentuk ini ada yang cepat tersedia dan ada yang lambat tersedia. Kalium yang mudah diserap tanaman adalah K dalam bentuk larutan (Leiwakabessy, 1988). Kalium adalah unsur yang mobil, sehingga akan terjadi translokasi dari agian tanaman yang tua ke bagian tanaman yang lebih muda, bila terjadi kekurangan K pada tanaman, oleh karena itu gejala kekurangan K mulai tampak pada bagian tanaman yang tua terlebih dahulu, talu diikuti pada bagian tanaman yang lebih muda (Tisdale dan Nelson, 1975). Prawiranata ef al, (1991) menyatakan bahwa tanaman yang kekurangan K akan menunjukkan gejala Klorosis dan tepi daun mengering, produksi daun berkurang, bentuk daun menjadi tidak normal atau terpilin, sedangkan Leiwakabessy (1988) menyatekan jika tanaman kekurangan K, maka batangnya menjadi lemah, produksi dan kualitas buah menurun serta tanaman lebih peka terhadap hama dan penyakit. Kalium diabsorbsi oleh tanaman dalam bentuk K*, Penambahan K ke dalam tanah dilakukan dalam bentuk pupuk yang larut dalam air, yaitu KCI, 2804, KNOs dan K-Mg-sulfat (Leiwakabessy, 1988). Cara Mengaplikasikan Pupuk pada Tanaman Salak Cara mengeplikasikan pupuk pada tanaman buah-buahan adalah dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang/alur sejauh daun terpanjang yang dibuat di sekeliling tanaman lalu menutup kembali lubang tersebut dengan tanah (Kaslan dan Tobit, 1978). Simanjuntak (1998) melaporkan cara lain dalam mengaplikasikan pupuk, khususnya pada tanaman salak pondoh, yang sering dilakukan petani di dusun Karang Anyar desa Sibetan, kecamatan Bebanden Karang Asem Bali, selain membuat lubang/alur sejauh daun terpanjang yang dibvat di sekeliling tanaman adalah membuat jalur diantara tanaman salak berupa parit dengan kedalaman 5-10 om, Pupuk dimasukkan ke dalam parit lalu ditutup dengan tanah atau membuat lubang menggunakan tugal di sekitar tanaman salak, kemudian pupuk dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan ditutup kembali dengan tanah. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Desember 1998 sampai dengan bulan Mei 1999, Tempat penelitian adalah Kebun Percobaan Kampus IPB Darmaga Bogor, dengan elevasi 350 m di atas permukaan laut dan curah hujan 3 300 mm/tahun. Penimbangan pupuk yang digunakan dilaksanakan di gudang penyimpanan pupuk UPT Kebun Kampus IPB Darmaga Bogor. Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan adaleh tanaman salak pondoh Linting yang telah berumur 3 bulan ditanam di lapang, sebanyak 135 tanaman, Bibit salak pondoh yang digunakan adalah hasil ‘cangkokan’ yang berasal dari Banjarnegara. Pupuk yang digunakan adalah urea, TSP dan KCI masing-mesing 4.05 kg serta pupuk kandang kambing 675 kg. Alat yng digunakan dalam penelitian adalah timbangan Ohaus, cangkul, pisau, meteran, tali rafia, kantong plastik dan alat tulis. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah rancangen Faktorial dalam Lingkungan dengan dua faktor, Faktor pertama adalah tiga dosis pemupukan N yaitu 15 g urea (Ye dosis rekomendasi), 30 g urea (dosis rekomendasi) dan 45 g urea (1¥/2 dosis rekomendasi). Faktor kedua adalah tiga dosis pemupukan K yaitu 15 g KCI (We dosis rekomendasi), 30 g KCI (dosis rekomendasi) dan 45 g KCI (1% dosis, rekomendasi). Dosis pupuk tersebut pertanaman diberikan setiap dua bulan selama enam bulan, Setiap satuan percobaan terdiri dari lima tanaman yang diulang tiga kali, sehingga secara keseluruhan terdapat 135 tanaman, Tanaman salak ditanam dengan jarak tanam 2.5 m x 3.0 m, sebulan sebelum tanam dibuat lubang tanam dengan panjang, lebar dan dalam masing- masing 0.6 m, kemudian 2 minggu sebelum tanam masing-masing lubang tanam diisi dengan 5 kg pupuk kandang kembing. im Model aditif linear yang digunakan adalah : Yue = BE UTNT Ket (NK) t Six Ye = Nilai pengamatan dari ulangan kei, perlakuan dosis pupuk N ke-j dan dosis pupuk K ke-k ijk = i51,2,3...5 9123.05 K=1,2,3. = nilai tenga umum U; = pengaruh ulangen ke-i N= if dosis pupuk N ke>j Kx = pengaruh aditif dosis pupuk K ke-k (NK) = pengaruh interaksi antara perlakuan dosis pupuk N ke-j dan dosis, pupuk K ke-k jx = Pengaruh acak percobaan pada ulangan ke-i yang mendapat perlakuan dosis pupuk N ke-j dan dosis pupuk K ke-k. ‘Analisis data dilakukan dengan sidik ragam, Uji lanjut dilakukan dengan menggunakan uji beda nyata terkecil (Least Significant Different) pada taraf nyata 5%. Pelaksanaan Penelitian Pupuk urea dan KCI dengan kombinasi yang teleh ditetapkan diberikan pada minggu ke 0, 8 dan 16 waktu percobaan atau pada minggu ke 13, 21 dan 29 setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara memasukkan pupuk ke dalam alur yang telah dibuat melingkar di bawah tajuk pohon terluar, lalu alur yang telah berisi pupuk ditutup kembali dengan tanah, Selain pupuk urea dan KCI juga diberikan pupuk TSP 30 g per tanaman (masing-masing pemberian 10 g) Pada saat penelitian, selain dilakukan pemupukan, juga dilakukan pemeliharaan yaitu penyiangan gulma di sekitar tanaman selebar jari-jari tajak terluar (piringan). Persentase pertumbuhan gulma pada piringan berkisar antara 15 ~ 20%. Hama dan penyakit dikendalikan secara manual, tidak dilakukan penyemprotan fungisida dan insektisida, karena biayanya lebih mahal daripada kerugian yang dialami akibat serangen hama. 12 Pengamatan Pengamatan dilakuken terhadap petumbuhan vegetatif tanaman meliputi pertambahan jumlch daun, pertambehan tinggi tanaman dan pertambahen jarjeri tajuke terluar berdesarkan daun yang telah mekar. Pengamatan jumleh daun dengan cara menghitung jumlzh pelepah daun salak yang daunnya telah meker sempurna, sedangkan pengametan tinggi tanaman dengan cara mengukur jarak antara permukean tanah ke ujung daun yang terpanjang yang telah diluruskan ke ates, Pengamatan jes-ari tak dilakukan dengen cara mengukur jarak antara stk tumbuh tegak lurus kearah daun yang mempunyai jar-jari terlebar. Pengamatan dilekukan setiap 2 minggu yaitu pada minggu ke 0, 2, 4, 68 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, dan 24 Minggu Setelah Pemupukan (MSP) Pengamatan dimulat pada tanggel S Desember 1998 dan berakhir pada tanggel 22 Mei 1999. e — A Gambar 1. Cara Mengukur Tinggi Tanaman Salak Gambar 2, Cara Mengukur Jari-jari Tajuk Tenaman Salak Keterangan : A~B adalah Tinggi Tanaman C—D adalah Jari-jari Tajuk HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Salak pondoh yang digunakan pada penelitian dengan sembilan kombinasi dosis pemupukan urea dan KCI sampai akhir penelitian tumbuh dengan baik. Jumlah daun, tinggi tanaman dan jari-jari tajuk pada setiap pengamatan terus ‘meningkat, tetapi perlakuan pemupukan yang dicobakan, secara uji_ statistik memberiken pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap peubah yang diamati yaitu pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jari-jari tajuk pada setiap pengamatan, sedangkan pada peubah pertembahen jumlah daun, pemupukan hanya berpengaruh nyata pada 2 MSP, selanjutnya pada 4 - 24 MSP pemupukan yang diberikan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata, Penyakit yang menyerang tanaman salak tidak ditemukan di lapang, sedangkan hama yang ditemukan adalah Elymnias hipermnestra, yaitu hama yang merusak/memakan daun salak, sehingga daun tampak seperti digunting. Hama E. hipermnestra dikendalikan dengan cara manual yaitu menangkap dan memusnahkannya, Jumlah Daun Jumlah daun pada setiap kombinasi perlakuan pemupukan meningkat terus sampai akhir penelitian yaitu pada 24 MSP (Gambar 3). Pada umur 2 MSP pemupukan urea dan KCI berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun (Tabel 2). Pemupukan dengan menggunakan 15 g urea dan 30 g KCI serta pemupukan dengan menggunakan 30 g urea dan 45 g KCI memberikan pengaruh pertambahan jumlah daun lebih banyak, dengan nilai masing-masing 19.4% lebih banyak jika dibandingkan dengan dosis rekomendasi (Tabel Lampiran 6). Pada 4 sampai 24 MSP pemupukan urea dan KCI tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun, Pada 3 minggu pengamatan akhir pertambahan jumlah daun terbanyak secara konsisten ditunjukkan oleh pemupukan 45 g urea dan 45 g KCL. 4 Pertambahan Jumlah Daun (Pelepah) 0 2 “46 ‘Minggu Setelah Pemupukan (MSP) 8 0 Gambar 3. Grafik Pertambahan Jumlah Daun, Tabel 2. Pertambahan Jumlah Daun pada Berbagai Perlakuan Pemupukan Urea dan KCl. PaaS Vina Toran OF) a Peep 1s 1S oss org? 28737 dor 33 S83 67D 1330 ome 1324732038785 727 THO 1s 40g) MT as 3S gD 6D os osm LI) da? 220300347 dor as SAT gD so 30 ema? aT 220237 Ama a0 Gor DTD jo 45 Ome ST 203 233A] aT amo sa 6d 07 80 413 om 120 kaa? SaaS S27 S267 720 108 3 ou to 142g] S07 5532 700 70 4 adm 10) toast mk 00ST 6778 Keterangan ? Angka pada Kolom yang sama dikutt ofeh hurl yang same Gdak berbeda nyata berdasackan ujiF pada toraf nyata 5%. 15 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman meningkat terus sampai akhir penelitian yaitu pada 24 MSP (Gambar 4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan urea dan KCI yang diteliti tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan ting; tanaman (Tabel 3). Pada 8 minggu akhir pengamatan pertambahan tinggi tanaman ter Pertambahan Tinggi tanaman (om) ‘esar secara konsisten ditunjukkan oleh pemupukan 15 g urea dan 15 g KCL 104 2 4 6 8 © 2 4 6 1% 0 m2 2m ‘Minggu Setelah Pemupukan (MSP) Gambar 4. Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Tabel 3. Pertambahan Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Pemupukan Urea dan KCI Faia Tarra OT Te os 4 7) wD Ho em an wm SY a 0 43 1m tee MAT OD RT OD ALY aD STS HS 30 bs 1 tw RD me NO MD me an oo 2 eo so 73 1s ne en Ne Mw Rar HO BM sso 90 3} 3 9279) mH BOB HD I OD A HDs 8 Sa 7 nw Wor Bw me RN RD 7 GN BM 90 So sor sm 0 Sem tO Mo RN MAT HID HED Sb Ao 6D Bm Ws Me He RH HD 9 Sor HO sO 3 8 am eo ie 6s bm Mo me im 0 aN weno ‘Keterangan: Semiua perlakuan Gdak menunjukkan perbedsan yang nyata berdasarkan Wi F peda tara? nyata 3%. 16 Jari-jari tajuk meningkat terus sampai akhir penelitian yaitu pada 24 MSP (Gamber 5), Permupuken dengan menggunekan 30 g urea dan 45 g KCI secara konsisten pada setiap minggu pengamatan menunjukkan pertambahan jar tajuk terlebar, Pemupukan urea dan KCI menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap pertambahan jari-jeri tuk tanaman (Tabel 4) 35 304 ajuk em) Pestambanan arr 138) 2 4 6 8&8 © 2 1% 18 18 2 22 2 inggu Seteah Pemupukan (MSP) Gambar 5. Grafik Pertambahan Jari-Jari Tajuk. ‘abel 4, Pertambahan Jari-Jari Tajuk pada Berbagai Perlakuan Pemupukan Urea dan KCl, oo Ta TeaNCKPY eR 1s am 6a amor te? 1801627 aT naa 710 1s 30am S47 4020) 1613169 ROO 2040 ng 257 2695 is 4313 629 DAD 2018801700 RD no Mm 250 oS aor 6m Ag aD 30 L699 SD ma 2 933 re ee ee ee ee ee ee ee ee ee ee ee en 3 2m s@ 75 ow Bw aD 1ST 1687 ‘Kelerangan ; Semwa perlaktan tidak menunjukiean perbedaan yang nyata berdasarkan ui F pada tara nyata 3%. ado 24931680, m4 2437 300 2 MOT 80 2407 2693 2800, " Pembahasan Berdasarkan hasil pengematan jumlah daun, tinggi tanaman dan jari-jari tajuk menunjukkan angka yang bertambah besar sampai akhir penelitian. Jumlah daun berpengaruh positif terhadap tinggi tanaman dan jari-jari tajuk, yang berarti semakin banyak jumlah daun maka tinggi tanaman dan jari-jari tajuk semakin besar. Jumlah daun yang banyak dapat memacu laju fotosintesis pada tanaman. Asimilat_ yang dihasilkan dari fotosintesis digunekan dan disimpan di dalam bagian tanaman yaitu pada batang, tajuk dan buah yang dihasilkan. Hal ini didukung oleh penelitian Panjaitan dan Poeloengan (1991) mengenai efisiensi pemupukan pada kelapa sawit. Jumlah daun yang ada pada pohon kelapa sawit berpengaruh terhadap perkembangan aker dan produksi tandan buah segar (TBS). Meskipun jumlah pupuk yang diberikan pada setiap pohon sama, semakin banyak jumlah daun, maka akar semakin banyak yang berarti hara yang diserap tanaman semakin banyak pula, tetapi pada saat tanaman salak memasuki fase pertumbuhan generatif menurut Kusumo ef al (1995) agar daun tidak menjadi pesaing bagi buah dalam menyerap hara maka jumlah daun setiap pohon disisakan scbenyak 10 pelepah, Harjadi (1989) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif berhubungan dengan pembelahan sel yang terjadi pada saat pembentukan sel-sel baru dan terjadinya perpanjangan sel karena adanya perkembangan sel-sel baru dan jaringan primer, Pertumbuhan vegetatif tanaman meliputi pertumbuhan akar, daun dan batang baru. Jika pembentukan sel-sel dan jaringan baru berjalan dengan cepat, maka pertumbuhan akar, daun dan batang juga akan berjalan dengan cepat. Hesil penelitian menunjukkan bahwa semua kombinasi dosis pemupukan urea dan KCI yang diteliti tidak menunjukckan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan jarijari tajuk, sedangkan pertambahan jumlah daun menunjukkan pengaruh nyata hanya pada 2 MSP, hal ini diduga karena dosis pemupukan yang diteliti dapat menyediakan kebutuhan hara yang cukup untuk pertumbuhan salak pondoh, Hara yang ada di dalam tanah belum merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman salak pondoh umur 0 = 1 tahun ditanam di lapang. Soepardi (1983) menyatakan unsur hara pembates adalah unsur hara yang menentukan pertumbuhan maksimal suatu tanaman. Hara yang 18 diperlukan tanaman masih dapat dipenuhi oleh pupuk kandang yang diberikan masing-masing 5 kg dalam satu lubang tanam sebelum bibit salak pondoh ditanam, Kemungkinan lain adalah selang dosis pemupukan yang diberikan sempit, Walaupun dosis yang diberikan berbeda, tetapi memberikan pengaruh yang tidak nyata antara satu dosis dengan dosis yang lainnya, Baon (1983) menyatakan bahwa pemupuken pada tanaman kelapa sawit den kakao dengan selang yang sempit tidak meningkatkan ketersediaannya secara nyata di dalam tanah, disamping ity hasil penelitian Goenadi (1992) pada bibit kelapa sawit, menduga bahwa periode pelepasan hara dari pupuk mulai efektif pada sekitar 5 — 6 bulan setelah aplikasi, sedangkan penelitian yang dilakukan hanya 6 bulan. Pemupuken yang diteliti memberikan pengaruh yang berbeda terhadap setiap parameter yang diamati, Pertambahan jumlah daun terbanyak ditunjukkan oleh pemupukan 45 g urea dan 45 g KCI pada 20 ~ 24 MSP, pertambahan tinggi tanaman terbesar mulai 10 MSP sampai akhir penelitian ditunjukkan oleh pemupukan 15 g urea dan 15 g KCI dan pada pengamatan pertambahan jari-jari {ajuk nilai terbesar secara konsisten ditunjukkan oleh pemupukan 30 g urea dan 45 KCl, tetapi secara uji statistik pemupukan yang diteliti tidak menunjukkan pengaruh yang nyata antara satu dosis pemupukan dengan yang lainnya, Sesuai dengan fungsinya, pupuk N mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman diantaranya adalah pertumbuhan daun, Prawiranata ef al (1991) menyataken jika unsur N yang tersedia lebih banyak daripada unsur lainnya, maka daun dapat tumbuh lebih banyak sehingga dapat meningkatkan laju fotosintesis serta pada tanaman serealia dapat menghasilkan biji yang mengandung protein lebih tinggi Tisdale dan Nelson (1985) menyatakan unsur N berperan delam pembelahan dan pemanjangan sel, schingga sel bertambah besar dan panjang, hal ini menyebabkan terjadinya pertambahan tinggi tanaman, ‘Asaad ef al (1993) melaporkan pemupukan pada jeruk siem di kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan yang berumur 19 bulan ditanam di lapang dengan menggunakan pupuk 115 g N, 13.8 g POs dan 75 g KzO/tanaman menghasilkan pertambahan jari-jari tajuk, jumlah tunas, tinggi tanaman dan diameter batang terbaik, Pupuk yang diberikan nyata mendukung pertumbuhan tanaman jeruk siem, hal ini disebabkan kombinasi N, P dan K yang diberikan sudah mencapai 19 status normal, Soepardi (1983) menyatakan apabila unsur pupuk N, P, K ditambahken secara tepat, tidak saja_mengendalikan, mengimbangi dan mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi juga mendukung penyerapan unsur lain sehingga menunjang pertumbuhan tanaman yang normal. Penelitian pemupukan salak pondoh pada fase vegetatif ditekankan pada pertambahan jumlah daun, Pertambahan jumlah daun yang maksimal menghasilkan asimilat yang. disimpan lebih banyak dan akan mendukung produksi buah salak lebih baik secara kualitas dan kuantitas, Jika ditinjau dari aspek ekonomi, yaitu biaya untuk pembelian pupuk, pemupukan pada tanaman salak yang berumur 0 - 1 tahun ditanam di lapang dapat menggunakan dosis pupuk yang terendah yaitu 15 g urea dan 15 g KCl, karena semua perlakuan kombinasi dosis pemupukan yang diteliti menunjukkan pertambahan jumlah daun, tinggi tanaman dan jari-jari tajuk yang tidak berbeda nyata secara uji statistik, sehingga biaya untuk pembelian pupuk dapat dihemat 20 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemupukan urea dan KC! memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap pertambahan tinggi dan jarijari tajuk tanaman salak, sedangkan pada pertambahan jumlah daun pemupukan hanya berpengaruh pada 2 MSP. Pemupukan pada tanaman salak pondoh yang berumur 0 ~ 1 tahun ditanam di lapang dapat menggunakan kombinasi dosis pemupukan yang terendah yaitu menggunakan 15 g urea dan 15 g KCL Saran Perlu dilakuken penelitian lebih lanjut mengenei penggunaan pupuk urea dan KCI pada berbagai dosis dengan selang yang lebih lebar dan penelitian dilakuken lebih lama untuk melihat pengaruh pemupukan lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Anwarudin, W. 1995, Pengaruh pemberian paclobutrazol dan dosis N terhadap pertumbuhan, produksi dan mutu minyak Mentha piperita L. Katya Imiah. Jurusan Budi Daya Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hal. Asaad, M., Nurjanani, L, Hutagalung dan Hasbi, 1993. Pengaruh pupuk urea, TSP, KCI dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuban jeruk siem di kebupaten Sidrap Sulawesi Selatan. Jurnal Hortikultura 3 (1) : 32 - 36. Baon, J.B. 1983, Mikoriza : Peran serta kemungkinan pengembangan dalam lapangan perkebunan, Menare Perkebunan 51 (5): 114 - 121 Biro Pusat Statistika. 1990, Statistika Indonesia. Biro Pusat Statistika Indonesia. Jakarta. 384 hal. 1991. Statistika Indonesia. Biro Pusat Statistika Indonesia. Jakarta, 351 hal. 1992. Statistika Indonesia, Biro Pusat Statistika Indonesia. Jakarta. 408 hal. 1993. Statistika Indonesia. Biro Pusat Statistika Indonesia. Jakarta, 354 hal. 1994, Statistika Indonesia. Biro Pusat Statistika Indonesia. Jakarta. 589 hal. 1995. Statistika Indonesia. Biro Pusat Statistika Indonesia. Jakarta. 587 hal. 1996. Statistika Indonesia. Biro Pusat Statistika Indonesia. Jakarta. 586 hal. Black, C.A. 1968, Soil Plant Relationships. John Willey and Sons, Inc. New York. 322 p. Edmond, J.B., T.L. Senn, F.S. Andrew and R.G. Halfacre, 1975. Fundamentals of Horticulture. (4" Ed), Tata McGraw Hill Publ, Co. Ltd. New Delhi. 560 p. Goenadi, DH. 1992. Keefektifan pupuk lambat tersedia (PLT) bibit tanaman perkebunan (keefektifan PLT fertimel ut sawit), Menara Perkebunan 60 (4) : 122 - 125. Harjadi, $.S, 1989, Dasar-Dasar Hortikultura, Jurusan Butt Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 50 2 Indriati, F. 1998. Pengelolaan produksi salak pondoh (Salacca zalacca Gaertner Voss.) di kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, Laporan Keterampilan Profesi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 34 hal. Kaslan dan A. Tohir. 1978. Bercocok Tanam Pohon Buah-buahan. Pradnya Paramita, Jakarta. 328 hal. Kusumainderawati, EP. dan M, Soleh, 1995. Penentuan standar normal kebutuhan hara bagi pertumbuhan dan hasil salak. Jurnal Hortikultura 5 (2): 23 - 29, Kusumo, S, F.A. Bahar, S. Sulihati, Suhardjo dan T. Sudaryono. 1995. ‘Teknologi Produksi Salak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta, 31 hal Leiwakabessy, F, 1988. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor, 178 hal. Lingga, P. 1986, Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta 63 hal. Margeysti, M. 1999, Pengusahaen salak (Salacca zalacea Gaertner Voss) di penangkar bibit Duri Indah Sigaluh Banjamnegara Jawa Tengah. Laporan Keterampilan Profesi. Jurusan Budi Daya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal Marpaung, T.M. 1995. Pengaruh taraf pemupukan N terhadap sambiloto (Andrographis paniculata Neas) yang ditanam secara monokultur dan tumpangsari dengan jagung. Kerya Ilmiah, Jurusan Budi Daya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 45 hal. ‘Nazaruddin dan R. Kristiawati, 1996. 18 Varietas Salak, Penebar Swadaya Jakarta, 115 hal. Panjaitan, A dan Z. Poeloengan. 1991, Efisiensi pemupukan pada kelapa sawit. Hal 295 — 301. dalam Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunzan Pupuk, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Prawiranata, W., §. Haran dan P. Tjondronegoro. 1991. Fisiologi Tumbuhan Il. Departemen Botani, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 183 hal, 23 Prihmantoro, H. 1995, Pemupukan Tanaman Buah, Penebar Swadaya. Jakarta. 76 hal. Polprasid, P. 1991. Salacca zalacea Gaertner Voss, Hal 362 - 366, dalam E.W.M. Verheij dan RE. Coronel, Prosea Sumber Daya Nabati Asia ‘Tenggara 2 (Buah-Buahan yang Dapat Dimakan). Prosea, Bogor. Riensema, W.T. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan, Bharata. Jakarta. 235 hal. Santoso, B.H. 1990. Salak Pondoh. Kanisius. Yogyakarta. 60 hal. Semangun, H. 1994, Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia Gadjah Mada Univ. Press. Yogyakarta, 850 hal. Simanjuntak, D, 1998, Budidaya salak bali di desa Karang Anyar, desa Sibetan kecamatan Bebanden kabupaten Karang Asem Bali, serta pemasarannya di PT. Moena Putra Nusantara cabang Bali dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, Laporan Keterampilan Profesi, Jurusan Budi Daya Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 72 hal. Soepardi, G. 1983, Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal. Soetomo, MHA. 1989. Teknik Bertanam Salak. Sinar Baru, Bandung. 80 hal. Sutarno, H., $.S. Harjadi, RE. Nasution dan H, Soedjito, 1993. Pendayagunaan Tanaman Buah-buahan pada Lahan Kritis. Yayasan Prosea Unesco/Rostsea Mab Indonesia. Jakarta. 56 hal. Suwondo, T. 1999, Pengelolaan produksi salak di penangkar buah Duri Indah Banjamegara Jawa Tengan. Laporan Keterampilan Profesi. Jurusan Budi Daya Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 52 hal. Tjabjadi, N. 1988. Bertanam Salak. Kanisius. Yogyakarta, 39 hal. rs. 3" ed. Mac Tisdale, S.L.and W.L. Nelson, 1975. Soil Fertility and Ferti Mill Publ.Co, Inc. New York. 694 p. ‘Vademekum Pemasaran 1990 - 1999. 1999, Direktorat Bina Usaha Tani dan Pengolahan Hasil Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta. 253 hal. Wicaksono. 1998, Studi karakter fisik dan pengelolaan tanaman salak di pertanian rakyat kelurahan Kemayoran kecamatan Bangkalan Madura Jawa Timur. Laporan Keterampilan Profesi, Jurusan Budi Daya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 48 hal. Tabel lampiran 1. Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun pada Berbagai Perlakuan Dosis Pemupukan Urea dan KCI MSP_ Sumber Keragaman d IK KT Fhiung Pr>F 2 Kelompok 2 018 0.90 3.18 0.04 26.31% Urea 2 0.08 0.04 175 021 KCl 2 0.06 0.08 119033 Urea dan KCI 4 0330.08 3.53 0.03 * Galat 16 0370.02 Total 26 1.03 4 Kelompok 2 002 001 028-076 «17.80% Urea 2 001 0.01 016 = 0.85 KCI 2 0.04 0,02 0.52 0.60 Urea dan KCI 4 0.08 0.02 052 0.72 Galat 16 0600.04 Total 260.74 € — Kelompok 2007 0.04 082-046 ~—«:12.89% Urea 2 001 0.01 O13 0.88 KCl 2 0.06 = 0,03 062 055 Urea dan KCI 4 046 = 0.11 2.53 0.08 Galat 16 0.73 0.05 Total 261.33 8 Kelompok 2 025 0.12 204 016 10.80% Urea 2 006 = 0.03 0.51 0.60 KCl 2 001 0.01 007 (093 Urea dan KCI 4 0330.08 135 030 Galat 16 0970.06 Total 261.63 10 Kelompok 2 O11 0.05 072050 9.11% Urea 2 019 0.10 130 030 KCl 2 0.06 = 0.03 0370.69 Urea dan KCI 4 041 0.10 136 0.29 Galat 16 1,22 0.07 Total 262.00 12 Kelompok 2 015 0.07 062055 «9.48% Urea 2 047 0.23 198 0.17 Kel 2 001 0.01 0.01 0.98 Urea dan KCI 4 022 0.05 047 0.76 Galat 16188011 Total 26 2.71 Ka MSP = Minggu Selah Pemupakan, db = derajet bebas, JK = Jumlah Kuadrat, KT= Kuadvat Tengah KK = Koefisien Keragaman, * = Perlakuan berbeda nyata pada uji F taraf 5% abel lampiran 1. Lanjutan 2s ‘MSP_ Sumber Keragaman db JK KT Fohitung Pr>F KK 14 Kelompok 2 0.13 0.06 0.34 0.72 ‘10.15% Urea 2 0.58 0.29 1.54 0.24 KCl 2 0.02 0.01 0.05 0.94 Urea dan KCL 4 0.27 0.07 0.36 0.83 Galat 16 3.02 0.19 Total 26 4.02 16 Kelompok 2 0.23 0.11 071 0.50 8.07% Urea 2 0.51 0.25 1.62 0.23 KCl 2 0.15 0.08 0.49 0.62 Urea dan KCI 4 037 0,09 0.59 0.68 Galat 16 2.52 0.15 Total 26 3.78 18 Kelompok 2 0.28 0.14 0.88 0.43 7.02% Urea 2 051 0.25 1.62 0.23 KCI 2 0.06 0.03, 0.20 0.82 Urea dan KCI 4 0.68 0.17 1.10 0.39 Galat 16 2.50 0.16 Total 26 20 Kelompok 2 0.64) 0.32 1.27 031 795% Urea 2 0.59 0.29 1.16 0.34 KCl 2 0.19 0.09 0.39 0.68 Urea dan KCI 4 117 0.29 116 037 Galat 16 4.05 0.25 Total 26. 6.65 22 Kelompok 2 2.81 141 5.96 0.01 6.93% Urea 2 0.63 031 1,32 0.29 KCl 2 0.23 on 0.48 0.63 Urea dan KCL 4 0.92 0.23 0.98 0.45 Galat 16 3.77 0.34 Total 26 8.36 24 ~~ Kelompok 2 1.02 0st 3.15 0.07 5.44% Urea 2 0.73 0.37 2.27 0.14 KCl 2 0.13 0.06 0.39 0.68 Urea dan KCI 4 0.98 0.25 1.52 0.24 Galat 16 2.58 0.16 Total 26 5.44 ‘Tabel lampiran 2. Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Tanaman pada Berbagai Perlakuan Dosis Pemupukan Urea dan KCI 26 MsP_ Sumber Keragaman db 1K KT hing Pr>F KK 2 Kelompok 2 767 ~3.83 0.70 091 50.93% Urea 2 099 0.49 0.09 (068 KC 2 438 2.19 040 0.84 Urea dan KCI 4 1691.92 0.35 Galat 16 9493 5.27 Total 26 107.99 4 Kelompok petits 33 1.66 ot 089 46.27% Urea Dee G.05E--tH-4.02- 0.21 0.82 KCl 2 1211 6.05 0.41 0.67 Urea dan KCL 4 13.34 3.33 0.23 0.92 Galat 16 235.76 14.74 Total 26 270.59 6 Kelompok 2 1126 563 020. 082 41.44% Urea 2 20.19 10.09 035 0.71 Kel 2 2348 11.74 0.41 0.67 Urea dan KCI 4 3354 8.38 029 © (087 Galat 16 458.04 28.63 Total 26 546.51 8 Kelompok 2 25.61 «12.81 027 0.77 36.43% Urea 2 40.09 20.04 042 0.66 K¢l 2 66.53 33.26 0.70 0.51 Urea dan KCI 4 181 1795 038 = 0.82 Galat 16 758.87 47.43 Total 26 962.91 10 Kelompok 2 1437718 O14 087 30.78% Urea 2 43.08 21.54 0.41 0.67 KCI 2 48.40 24.20 046 0.64 Urea dan KCI 4 4708 «11.77 022 © 0.92 Galat 16 841.87 52.62 Total 26 994.80 12 Kelompok 2 1618 8.09 O15 086 2631% Urea 2 64.27 © 32.13 058 (0.57 KCl 2 1108 5.54 0.10 0.90 Urea dan KCI 4 6137 15.34 028 = 0.89 Galat 16 879.66 54.98 Total 26 1032.55 Tabel lampiran 2. Lanjutan 27 MSP _ Sumber Keragaman db, JK KT Fohitung Pr>F KK 14 Kelompok 2 7419 37.09 0.58 0.57 24.31% Urea 2 86.26 © 43.13 0.67 0.52 KCL 2 40.19 20.09 031 0.74 Urea dan KCI 4 63.92 15.97 0.25 0.91 Galat 16 1027.76 64.23 Total 26 __ 1292.32 16 Kelompok 2 7748 38.74 0.56 0.58 23.00% Urea 2 109.89 54.94 0.80 0.47 KCl 2 3759 18.79 0.27 0.77 Urea dan KCI 4 65.01 16.25 0.24 0.91 Galat 16 110492 69.06 Total 26 1394.89 18 Kelompok 2 168.06 84.03 0.99 039 23.21% Urea 2 42,06 21.03 0.25 0.78 KCl 2 10,73 35.36 0,42 0.67 Urea dan KCI 4° 46.25 11.56 0.14 0.97 Galat 16 1351.70 84.48 Total 26 1678.80 20 Kelompok 2 18291 91.45 0.87 0.44 22.64% Urea 2 2696 13.48 0.13 0.88 KCI 2 78.65 39.32 0.37 0.70 Urea dan KCI 4 $3.51 13.38 0.13 0.97 Galat 16 1690.77 108.67 Total 26 _ 2032.80 22 Kelompok 2 240.51 120.25 0.88 0.44 21.88% Urea 2 10149 50.74 0.37 0.70 KCI 2 118.62 59.31 0.43 0.70 ‘Urea dan KCL 4 99.31 24.82 0.18 0.94 Galat 16 2193.78 137.11 Total 26 2753.71 24 ~~ Kelompok 2 286.53 143.26 0.97 0.40 20.98% Urea 2 11197 85.98 0.58 0.57 KCl 2 14637 73.18 0.50 0.62 Urea dan KCI 4 173.00 43.25 0.29 0.88 Galat 16 2360.65 147.54 Total 26 3138.51 28 abel lampiran 3. Sidik Ragam Pertambahan Jari-Jari Tajuk Tanaman pada Berbagai Perlakuan Dosis Pemupukan Urea dan KCL MSP Sumber Keragaman ab JK KT_ Fhitung Pr>F KK 2 Kelompok 2 24.08 12.04 2.28 0.13 64.29% Urea 2 6.72 3.36 0.64 0.54 KCl 2 3.92 1.96 0.37 0.70 Urea dan KCI 4 771 1.93 0.36 0.83 Galat 16 84.64 5.29 Total 26 127.07 4 Kelompok 2 2955 (14.77 217 OS 42.96% Urea 2 1.21 0.61 0,09 0.92 KCL 2 6.40 3.20 0.47 0.63 Urea dan KCI 4 3.36 0.84 0.12 0.97 Galat 16 108.93 681 Total 26__149.45 6 Kelompok 2 3289 (16.44 191 O18 35.47% Urea 2 1.68 0.84 0.10 0.91 KCl 2 5.63 281 0.33 0.73 ‘Urea dan KCI 4 14.03 3.51 0.41 0.80 Galat 16 170.43 8.60 Total 26 191.76 8 Kelompok 2 2257 11.28 0.95) 041 30.65% Urea 2 1.04 0.52 0,04 0.96 KCl 2 748 3.74 0.31 0.74 Urea dan KCI 4 45300-1132 0.95 0.46 Galat 16 190.74 11.92 Total 26 267.12 10 Kelompok 2 2244 (11.22 0.99 039 22.86% Urea r] 0.54 0.27 0,02 0.98 KCl 2 3.39 1.69 0.15 0.86 Urea dan KCI 4 5940 14.85 131 0.31 Galat 16 181431134 Total 26 __ 267.20 12 Kelompok 2 19:28 9.64 0.89 043 20.77% Urea 2 0.39 0.20 0.02 0.98 KCL 2 4.13 2.06 0.19 0.82 Urea dan KCI 4 6553 16.38 151 0.24 Galat 16 174.05 10.87 Total 26__ 263.38 29 Tabel lampiran 3. lanjutan MSP Sumber Keragaman db IK KT Fehitung ProF KK 14 Kelompok 2 18.42 921 0.76 048 20.28% Urea 2 1.02 0.51 0.04 0.96 KCl 2 5.57 2.78 0.23 0.80 Urea dan KCL 4 82.01 20.50 1.69 0.20 Galat 16 193.87 12.12 Total 26 300.88 16 Kelompok 2 32.84 © 16.42 1.44 027 «17.82% Urea 2 12,53 6.26 0.55 0,59 KCl a 1.78 0.89 0.08 0.93 Urea dan KCL 4 70.01 17.50 1.53 0.24 Galat 16 182.68 11.42 Total 26 299.84 18 Kelompok 2 2892 14.46 1.07 037 17.63% Urea 2 10.28 5.14 0.38 0.69 KCl 2 0.17 0.08 0.01 0.99 Urea dan KCL 4 62.06 15.52 115 0.37 Galat 16 215.96 13,50 Total 2631739 20. Kelompok 2 25.66 12.83 061 055 19.70% Urea 2 1271 6.36 0.30 0.74 KCl 2 1.66 0.83 0.04 0.96 Urea dan KCI 4 68.20 17.08 0.82 053 Galat 16 334.53 20.91 Total 26 442.76 22 Kelompok 2 911 455 02 082 18.97% Urea 2 38.87 19.43 0.84 0.45 KCI 2 1.02 0.51 0.02 0.97 Urea dan KCI 4 $481 ‘13.70 0.59 0.67 Galat 16 370.57 23.16 Total 26 474.38 24 Kelompok 2 20.15 10.07 041 0.67 18.27% Urea 2 4453 22.26 0.91 0.42 KCL 2 3.17 1.58 0.06 0.93 Urea dan KCI 4 50,51 12.63 0.51 0.73 Galat 16 393.45 24.59 Total 26 511.80 30 Tabel lampiran 4, Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Wilayah Darmaga Bogor pada Bulan Desember 1998 sampai dengan Bulan Mei 1999 Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan _Kelembaban (%) _ Suhu rata-rata (°C ) Desember 135.2 26.0 84.0 25.9 Januari BILL 30.0 88.0 25,1 Pebrueri 270.8 24.0 89.0 247 Maret 97.6 23.0 85.0 259 April 398.6 230 83.6 25.9 Mei 321.1 24,0 86.0 25.7 ‘Sumber: Badan Metcorologi dan Geofisika Stasiun Kimatologi Darmaga Bogor 31 Tabel lampiran 5. Deskripsi Kultivar Salak Pondch (Salacea zalacea Gaertner Voss.) Bentuk tanaman / batang Tangkai daun Helaian daun ‘Anak daun Jarak antara helaian daun Warna permukaan daun Kedudukan daun Bunga Bentuk bunga Kedudukan bunga Wama bunga Bau bunga ‘Tongkol bunga betina Seludang bunga betina Tangkai putik Panjang tandan Jumlah buah per tandan Bentuk buah Panjang buah Kulit buah ‘Ujung buah Dinding kulit bagian dalam ‘Wama daging buah Bobot bualt Sifat buah Ketebalan daging buah Tekstur daging Berat buah per tandan Keterangan Lokal Banjamegara 4=7m (umur 4 tahun) 3.5 ~ 6.0m (bentangan) Hampit tidak kelihatan, tertutup rapat oleh pelepah daun pada bagian batang 2.0 - 3,0 m dari pangkal batang, 2,0-4.0m Berbentuk garis lancet ujung meruncing dan berduri halos pada tepi helaian daun serta terdapat lapisan lilin pada permukaan bawah Bagian bawah 4.0 ~ 7.0 cm, atas 2.0- 2.5 om Bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau keabu-abuan karena dilapisi lapisan litin Menyirip tidak sempurna (berseling) ‘Tanaman jantan dan betina bunganya tersusun pada tandan atau tongkol Bunga banyak, rapat tersusun seperti genteng. Terletak pada ketiak daun (pelepah), berpasangan Merah jambu Seperti bunga pinang Panjang antara 20 - 40 cm Lebih Iebar dan lebih pendek daripada yang jantan dan bersisik Membagi 3 wama merah, merah tua dan kepala putik berwarna coklat 20-35 cm 10 ~ 27 buah Segi tiga, bulat telur terbalik 25-750m Bersisik tersusun seperti genteng Runcing, pipih, berwama merah, coklat kuning dan mengkilap Tegak berdaging Putih kapur 30-100 g = Buah muda rasanya manis dan gurih = Buah tua rasanya manis, gurih dan masir 0.8 - 1.5 em Keras 1 ~ 3 butir, wama coklat kehitaman, keras dan pada biji terdapat sisi datar dan sisi cembung 1-4kg Dapat diperbanyak secara vegetatif Keterangan : Berdasarkan SK. Menteri Pertanian Nomor 272/ Kpta/ TP.240/4/1988 32 ‘Tabel Lampiran 6, Persentase Pertambahan Jumlah Daun pada Perlakuan Pemupukan urea dan KCl Dibandingkan dengan Dosis Rekomendasi (30 g urea dan 30 g KCVtanamar/6 bulan). Pain Tina Tene (MF) Dee mF 1s 1S BL 1000 INDE 1000-9KI-— 95H RAT OTA 1 1530 MPA 1056 © 1ORE_—AB— HD LOSH ORL 105310108 La8D 0 ee 31S MOL 1056 «HO 10D aA ODOT «9 LOOD TOL 1027 32321900 1009 ©1090 1600 doo 1000 100 1000 1en0 1000 109000 9A 1058 NLP 1059 KH 1000 10.7 98K eH IOs OHO TO 4 1S 9H AWTS 1123140 HLS toy L082 TeRE 10910591082 ee ee 45 4 LAS 1000 ORL 04 LoS 1S mT 10RT_ 11991699110 Tabel Lampiran 7. Persentase Pertambahan Tinggi Tanaman pada Perlakuan Pemupukan urea dan KCI Dibandingkan dengan Dosis Rekomendasi (30 g urea dan 30 g KCl/tanamar/6 bulan). Fea) Ti Tears (HF) or ae = Ms 1827 oee SL tak toa ton? 63 wR to51 03 1s 30182-1717, HOH_ GETS MST_ EBS FONE TOAD L0G 1s 4 toy 29732 TA M2 HDD 90. 3) 162815918’ MSA TH LOR YOR 1052 HSH TOL?_ 010 5030100 10901000 199 1400 1000 1000 1699 ee 100010991000 yo twp «5B2_mMT SHA 60 HOLS tnd fo07 9528 1K03 4 1) Wl me MO 3 OES LD ET 4301353, D BINDS 32H NTO MOR HTM 4 4 BS aoe T SS ‘Tabel Lampiran 8, Persentase Pertambahan J Pemupukan urea dan KCI Dibandingkan dengan Dosis Rekomendasi (30 g urea dan 30 g KCVtanaman/6 bulan). Para) ia Tet (F) Dias RI ss uee m6 st nis2 30 asa 1067 SO 1s 01053 may 1819. 1273250 UBB Tce Bos sas one 1206 hig? Me) Mad 1049587 55s » os m2 tod 89 12 1786718831099 004 2» 1000 coo 00 ooo woo 1000 eno 1000 1000 000 4s re 199168 149 Wess 4% 1s mp 194 Bu 192 53 1010 nds HGS s 9 Bl m6 rar ia98 BLS 1203-18910 1aGO 104s 44 07 1209 oné 1060964 YOLL—9RS S01 899 Tabel Lampiran 9. Rekapitulasi Pengaruh Pemupukan Urea dan KCI terhadap Peubah yang Diamati Peubah MSP. ‘Sumber Keragaman Urea ‘KCI Tnteraksi Jumlah Daun z tn tn : 4 tn tn tn 6 tn tn tn 8 tn tn tn : 10 tn tn tn 12 tn tn tn 4 tn tn tn 6 tn tn tn 18 tn tn tn 20 tn tn in 22 tn tn tn 24 tn to tn Tinggi Tanaman 2 tn tn tn 4 tn tn tn 6 tn tn tn 8 tn tn tn 10 tn tn tn 12 tn tn 4 tn tn tn 16 tn tn tn 18 tn tn tn 20 tn tn tn 22 tn tn tn 24 in tn tn Jari-Jari Tajuk 2 tn tn tn 4 tn tn tn 6 tn tn tn 8 tn tn tn 10 tn tn tn 12 ta tn tn 14 tn tn tn 16 tn tn tn 8 ta tn tn 20 tn tn tn 22 tn tn tn 24 ta tn tn Keterangan Periakuan tidak berbeda nyeta pada uj F tarat 5% oe Jove] [ae] | re | fowl [sel [mat fovo] Jom! [ro] [lseel love] foul five] [ised | ro{ fol | re] [ists] Joos] | cs] |r| | es fun | 10 ttl fal [el foro] feel fool [ORI [re [ [re] fool [oo] [oval oval oral Ved [re | fool [re] Fits] [eas] [eos] [| fal | ro | | ro Gambar Lempiran 1. Denah Percobaan Keterangan UL : 15 g urea/tanaman/6 bulan : Tanaman salak jantan, u2 K3 30 g urea/tanamarv/6 bulan US: 45 gurea/tanaman/6 bulan K1: 15 gKCVtanaman/6 bulan K2: 30g KCV/tanaman/6 bulan 45 g KCI /tanaman/6 bulan xxx |: Tanama salak betina P|: Tanaman penaung : Tidak ada tanaman [TG |: Tanaman salak tidak digunakan dalam penclitian KS_| : Lubang tanam yang tidak ada tanamannya ve

You might also like