Professional Documents
Culture Documents
belajar
di lapang
an
no:01 |
50.000
rp
Pendiri
Bambang Ismawan
Pemimpin Umum
Bambang Ismawan
Wakil Pemimpin Umum
Koeswandi
Pemimpin Redaksi
Onny Untung
Redaktur Pelaksana
Karjono, Utami Kartika Putri
Redaksi
Syah Angkasa, Sardi Duryatmo, Evy Syariefa Firstantinovi, Dian Adijaya Susanto,
Destika Cahyana, Laksita Wijayanti, Rosy Nur Apriyanti, Lastioro Anmi Tambunan,
Vina Fitriani, Imam Wiguna, Hermansyah, Kiki Rizkika
Sekretaris Redaksi
Mimin Suyatmin
Artistik
Antonius Riyadi, Edi Amd, Satrio Wibowo, Bahrudin, Hernawan Nugroho, Topik
Andri Sitepu, Kukuh Hariyanto 6 Mereka Tidak Takut Lelah dan Rugi
8 Mubin Usman
Konsultan Grafis
Tonny Parhansyah Di Antara Buah dan Bensin
14 Legawa Hamijaya
Dokumentasi Dokter Polisi di Kebun Duren
Indira Kelana Devi, Agus Untung Suropati 20 Imron Khudori
Penerbit Juragan Adenium yang Besar di Jalan
PT Trubus Swadaya 24 Eddy Sutioso
Direktur
Metamorfosis Pride of Sumatera
Onny Untung 28 Li Shih Hua
Pelopor Ekspor Bulan Taiwan
Pemasaran 32 Pramote Rojruangsang
PT Trubus Media Swadaya
Kisah Laki-laki Variegata
Direktur 36 Bangun Dioro
Tinus Lingga Sersan di Kandang Kambing
Iklan 40 Daun Penjemput Maut
Kinanti Roospitasari (Koordinator), 42 Budiyanto Tasma
Supri Handoyono, Mahar Prabowo, Gudang Reptil Dunia
Hawari Hamiddudin 46 Vichai Pinyawat
Distribusi Kegilaan Bersama Burung
Kosim (Kepala), Eddy Sunarto, Hudi Utomo 52 Kh Fuad Affandi
Agribisnis dan Agama
56 Priatmana Muhendi
Kesetiaan pada Tomat
Alamat Redaksi dan Perpustakaan 60 Darren Chandra
Wisma Hijau, Jl. Raya Bogor Km 30 Mekarsari, Cimanggis, Depok - 16952 Telp : (021) 8729060, 87701748 Faks :
(021) 8729059 E-mail: redaksi@trubus-online.com; Homepage: www.trubus-online.com; Alamat Distribusi dan Setelah Timah Terbitlah Rempah
Iklan : Jl. Gunung Sahari III/7, Jakarta Pusat 10610 Telp. : (021) 4262318 (direct), 4204402, 4255354 (hunting), Fax. 64 Jap Khiat Bun
(021) 4269263; Bank: BRI Veteran No. RC. 314603099; Bank BCA Cabang Samanhudi a.n. Majalah Trubus (YSTM) Bersandar pada Ikan Hias
No. Rek. 4770040111 Giro Pos : Rekening Giro dan Cek Pos No. A. 12.676; Alamat Surat : Kotak Pos 1456, Jakarta
10014; Harga per Eksemplar : Rp50.000,-.
68 Djuju Antony
Tetap Diskus, Bukan yang Lain
CARA BERLANGGANAN 72 JB Hariantono
Kalau di kota Anda tidak ada agen toko buku yang menjual TRUBUS, Anda bisa berlangganan langsung dengan
mengirimkan uang melalui pos wesel atau transfer ke Bank BCA Cab. Samanhudi a.n. PT Trubus Media Swadaya
Ketika Bangkir Terpikat sang Ratu
No. 4770091000. Kirimkan bukti transfer atau resi wesel ke Bagian Sirkulasi Majalah Trubus, Jl. Gunung Sahari 76 Jesda Attavichit
III/7 Jakarta 10014 Tromol Pos 1456. Majalah akan dikirim dengan pos biasa ke alamat. Harga tersebut belum Kolonel Tertawan Cupang
termasuk ongkos kirim. (Ongkos kirim Jawa/Madura Rp41.000,-; Sumatera Rp48.500,-; Kalimantan/Bali Rp50.000,-; 80 Suluh Eko Prabowo
Lombok/NTT/NTB Rp55.500,-; Sulawesi Rp52.500,-; Maluku/Irian(Papua) Rp64.000,-.
Makmur Karena Lobster
TOKO-TOKO TRUBUS 84 Bukan karena Lampu Aladin
1. Toko Trubus Gunung Sahari, Jl. Gunung Sahari III/7 Jakarta Pusat, 021-4204402; 2. Kebun Pembibitan Trubus
Cimanggis, Desa Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Depok, 021-8721201-04; 3. Toko Trubus Makro, Jl. Lingkar
Luar Selatan Kav. 5-6 Pasar Rebo - Jakarta Timur, 021-9239845; 4. Toko Trubus Bintaro Jaya Sektor IX, samping
Bank Universal, 021-7450761; 5. Toko Trubus Cikarang, Jl. Raya Industri, samping Hompimpa, Lippo Cikarang,
021-89909872; 6. Toko Trubus Daan Mogot, Jl Ruko Daan Mogot Baru samping Rs. Hermina, 021- 9188493; 7.
Toko Trubus Ungaran, Jl. Merapi No. 17 Ungaran, 024- 6922976; 8. Toko Trubus Yogyakarta, Jl. Raya Godean
Km. 5 Ps. Tlogorejo, 0274- 7104303; 9. Toko Trubus Semarang, Jl. Pamularsih No. 101 Semarang, 024-70718601
10. Toko Trubus Purwokerto, Jl. Menteri Sumpeno No. 10 (Depo Pelita) Sokaraja, 0281-6844218.
PENCETAK
PT DIAN RAKYAT. Isi di luar tanggung jawab percetakan.
Cover: Mereka Belajar di Lapangan Foto: Onny
Untung Koleksi: Yui Po Chen Lokasi: Tian-Wei,
Chung-Hua, Taiwan Desain: Edi Amd
Mereka Tidak
Takut
Lelah
& Rugi
Jakarta membara. Asap mengepul dari gedung-gedung yang terbakar.
Barang dagangan dijarah. Kerusuhan Mei 1998 itulah yang mengubah
kehidupan Handry Chuhairy. “Dari 5 toko, cuma 1 yang tersisa,” ujar
manajer operasional pasar swalayan Sabar Subur itu. Stres dan putus
asa membuncah di benak alumnus Universitas Tarumanagara itu.
Dukadirinya.
lara itu tidak ia biarkan membenamkan berbicara di berbagai pelatihan aglaonema.
Semangat bertahan di Adenium, yang juga menjadi pilihannya sejak
tengah kesulitan segera dibangkitkan. Ia pun pertama kali terjun ke pertanian, memenuhi
rajin berselancar di dunia maya. Di malam-malam nurserinya di Tangerang. Bisnis ritelnya pun
yang hening berkali-kali matanya menyinggahi bangkit kembali. Tiga dari empat toko yang dulu
situs berisi aneka warna bunga dan daun. “Saya terbakar berhasil dibangun kembali. “Anggap
senang tanaman,” ungkap sarjana Ekonomi itu. saja kebun itu ganti toko yang kelima,” katanya
Hobi yang terpupuk sejak dahulu itulah yang sambil tertawa terbahak-bahak saat dihubungi
mendorongnya untuk berkecimpungan di dunia via telepon.
tanaman hias, saat bisnis ritelnya terpuruk. Jauh sebelum Handry terjun ke bisnis tanaman,
Adenium dan aglaonema pilihan pertama. di Lembang Rizal Djaafarer sudah mengibarkan
Sembilan tahun berlalu. Handry kini menjelma benderanya. Selama 28 tahun komunitas tanaman
sebagai pekebun andal. Ia kerap diundang untuk mengenal pria santun itu sebagai pakar kaktus
6 TRUBUS GOLD EDITION - I
dan phalaenopsis. Bisnis kaktusnya bermula jangan menanyakan waktu yang tepat untuk
setelah ia berhasil menyilangkan aneka kaktus. memerah kambing pada Greg, menanyakan pH
Kepiawaian itu membuat Rizal bingung lantaran air untuk koi pada Bangun Dioro, menanyakan
jumlah koleksinya membeludak. Iseng-iseng kaktus pada Jap Khiat Bun. Mereka tidak akan
para kaktus itu dijual di pameran. Hasilnya luar bisa menjawab. Itu karena ketiganya fokus di
biasa. Jadi, Rizal muda memutuskan, kaktuslah bidang masing-masing.
kehidupannya. Ia hengkang dari bangku terakhir Kerja keras, fokus, dan konsistensi itu ternyata
di Fakultas Pendidikan Teknik Kejuruan Jurusan tidak cukup. Dinding terjal lain yang masih
Arsitektur, IKIP Bandung. harus dilalui –dan setiap saat siap menghadang
Rizal Djaafarel dan Handry Chuhairy bagian lagi—ialah rugi. Sekitar Rp100-juta uang Handry
dari orang nonpertanian yang berkebun dan Chuhairy amblas sejak main aglaonema.
terbilang sukses di mata orang banyak. Sekadar Sedangkan Imron Khudori sempat terimpit hutang
menyebut nama, ada Jaka Dhama Limbang, Rp150-juta. Bisnis pelepah pisangnya terpuruk
jebolan Fakultas Teknik Universitas Trisakti yang sehingga ia terpaksa menjadi pedagang keliling
memperdalam ilmu pascapanen tanaman hias, sebelum nasibnya
dan mampu memproduksi aneka berubah menjadi bandar besar
mesin pertanian. Jauh melintasi Bagaimana adenium.
lautan, di Kaohsiung, Taiwan Li Masuknya para pemain
Shih Hua setiap hari menyibukkan
duduk berlatar belakang nonpertanian itu
diri memonitor pertumbuhan perkaranya memberikan fenomena menarik
phalaenopsisnya. Alumnus seperti yang terlihat di kebun
Business Adminstration, Taichung
sehingga para durian Bernard Sadhani. Pekebun
University itu kini berubah menjadi pemain tanaman durian jebolan Teknik Sipil ITB itu
eksportir kelas dunia. yang semula memperlakukan durian seperti tiang
Lantas, apakah yang berlatar listrik atau jalan raya. Kontraktor
belakang pertanian tidak ada yang tidak mengerti sipil itu memakai theodolit saat
sukses? Tidak juga. Sebut saja seluk-beluk menanam durian. Sejauh mata
Wildan Mustofa, jebolan Fakultas memandang, jejeran pohon durian
Pertanian Jurusan Ilmu Tanah pertanian bisa di Cikalong Kulon, Cianjur, itu terlihat
IPB yang berkebun kentang di eksis? Eka lurus dengan tinggi seragam.
Pangalengan. Nama lain ialah Nun di Desa Cisarua, Kecamatan
Gregori Garnadi Hambali, lulusan Budianta, sang Sukaraja, Kabupaten Sukabumi,
Biologi University of Birmingham, penyair yang Priatmana Muhendi pernah gagal
Inggris, breeder kawakan yang
diacungi jempol oleh pemain
senang menulis memenuhi permintaan besar untuk
tomat. Soalnya, tomat yang ia
tanaman dunia. mempunyai kumpulkan dari petani di sekitarnya
*** beragam bentuk, ukuran, dan
Bagaimana duduk perkaranya
jawabannya, warna. Sarjana Manajemen itu
sehingga para pemain tanaman “Karena mereka pun kemudian menularkan ilmu
yang semula tidak mengerti seluk-
beluk pertanian bisa eksis? Eka
tidak tahu apa- manajemennya
menganjurkan
pada petani. Ia
ada kerjasama
Budianta, penyair yang senang apa, tapi suka.” pengaturan masa tanam dan jenis.
menulis menjawabannya, “Karena Kini, di desa itu dapat diperoleh
mereka tidak tahu apa-apa, tapi tomat dalam jumlah besar dengan
suka.” Lantaran tidak tahu apa-apa, setiap saat keseragaman tinggi, tidak campur aduk bulat,
tanaman itu diperhatikan sehingga tumbuh baik. lonjong, merah atau kuning.
Terjemahan di lapangan dari ucapan Eka Ketekunan yang digabung dengan tekad dan
Budianta itu ialah disiplin. Ambil contoh Bangun kesabaran memang modal besar yang diperlukan
Dioro. Jika pada malam hari telinganya terusik untuk terjun di agribisnis. Dua puluh satu tahun
lengkingan kambing, maka esok paginya ia lalu Jap Khiat Bun mencari cacing di sungai
akan menjadi penghulu, mengawinkan kambing. Jakarta yang kotor dan berbau “Semua sungai
Kambing melengking pertanda birahi. Jika masa dan selokan sudah saya datangi untuk diambil
kawin ditunda, Bangun Dioro harus menunggu 21 cacingnya,” katanya. Eksportir ikan hias terbesar
hari lagi. Itu artinya ia kehilangan waktu 5 bulan di Indonesia itu tekun, belajar pada para ahli.
untuk bisa memerah susu kambing. Dia menjalankan prinsip Sin Yung: kepercayaan
Bertanyalah tentang tanaman pada Greg. dan kejujuran. Tanpa itu semua tak ada yang
Bertanyalah tentang kambing pada Bangun Dioro. langgeng. Itulah yang dilaksanakan secara
Bertanyalah tentang ikan hias pada Jap Khiat Bun. konsisten oleh mereka yang sukses belajar di
Ketiga orang itu pasti tahu jawabannya. Namun, lapangan. (Onny Untung)
TRUBUS GOLD EDITION - I 7
mubin usman:
Dari atas rel kereta api, Mubin Usman mulai membangun mimpi: hidup lebih baik
ketimbang sekadar menjadi petani padi sawah seperti sang ayah. Pilihan jatuh
pada bisnis buah yang dalam hitungannya lebih mendatangkan rupiah. Sebuah
keputusan tepat.
mereka
belajar
di lapan
gan
Di depan Bibit didapat dari sebuah sesaat. Bisnis bibit jeruk runtuh
kios bensin pameran di kawasan lantaran penyakit Citrus Vein
sekaligus kebun Ancol, Jakarta Utara, Phloem Degeneration (CVPD)
bibit
pada 1982 berbarengan mewabah. “Orang takut tanam
dengan lengkeng diamond jeruk,” keluh pria yang pada
river, mangga khioe sawoi awal membuka kios otomotif
dan okyong, serta durian sering menyewa ojek untuk
monthong. Pada pameran belanja onderdil ke Kota itu.
yang diikuti oleh peserta Bangkrut, laki-laki yang
mancanegara itu, Presiden menikah pada 1971 itu
Soeharto—yang membuka mulai lagi dari awal dengan
acara—berpidato, “Bangsa memperbanyak mangga,
Indonesia harus berdikari.” rambutan, dan belimbing.
Buat Mubin, itu berarti S e b a g i a n d i t a n a m
punya kebun buah dan pembi sendiri untuk dipanen
bitan sendiri. Barang introduksi buahnya. Itu pun bukan
boleh masuk, tapi hanya dalam tanpa risiko. Waktu
bentuk tanaman induk. Di tanahair, awal menanam pepaya
bibit diperbanyak, lalu ditanam dan jeruk di kebun
supaya hasilnya bisa dipanen dan o r a n g t u a , r i b u a n
dikirim ke pasar. Apalagi waktu itu, tanaman siap panen
Mubin melihat buah impor mulai dimusnahkan karena peraturan
berdatangan. pemerintah. Bencana alam pun jadi hambatan.
Banjir besar setinggi 1 m pernah meluluh-lantakan
tanaman pepaya.
Unggul Toh, Mubin berani menerima tantangan
N i a t i t u itu. Pilihannya ternyata tepat. Dari
diwujudkan dengan kebun belimbing dewa dan jambu
mengumpulkan biji daging merah, pria yang kios
bibit buah unggul dari bensinnya berkembang jadi toko
kampung ke kampung. Pun oli, bisnis cuci motor, dan toko
hasil introduksi, meski ban itu memasok tengkulak
di Pasarminggu, Jakarta
Selatan—Mubin pindah ke
sini pada 1972 karena pasar
Manggarai dibubarkan—dan
Belimbing Citayam, Bogor.
dewa, salah B e l a k a n g a n b a n y a k
satu andalan pekebun yang mengikuti jejak
sehingga belimbing dewa dan
jambu biji merah jadi komoditas andalan
Depok. Mubin pun berbangga hati. Dua komoditas
itu dilepas sebagai varietas unggul nasional oleh
menteri pertanian atas namanya—ditambah kecapi
Pingpong manis
Manisnya bisnis bibit pun
dirasakan kembali. Saat tren lengkeng
dataran rendah menyeruak di tanahair,
laki-laki yang tinggal di kawasan elit
Depok itu panen order. Tabulampot
lengkeng diamond river dan pingpong yang
dimiliki sejak lama laris-manis dengan harga
fantastis. Padahal, dulu tidak ada yang melirik.
Toh, Mubin belajar dari pengalaman.
Keuntungan penjualan bibit diinvestasikan. “Jual Kini jejak kesuksesan pria yang berkeliling Kecapi ratujaya,
Eropa atas undangan sebuah perusahaan ban varietas unggul
bibit itu harus bisa nyimpen duit, karena bisa jadi
itu masih terekam jelas di nurserinya. Di Wijaya nasional
hari ini laku, besok-besok sampai sebulan ngga
ada yang beli,” selorohnya. Tani, Trubus melihat deretan tabulampot buah
naga; polibag-polibag bibit lengkeng diamond
river, pingpong, dan itoh; mangga okyong,
nam dok mai, khioe sawoi, erwin, dan lancetila;
kelapa pandanwangi; kecapi bangkok; dan
durian monthong—sekadar menyebut contoh
jenis introduksi.
Sebagian besar dibawa dalam bentuk biji
waktu perjalanan ke luar negeri. Terakhir, pada
perjalanan ke Thailand untuk ke-7 kali, pemilik
toko ban terbaik se-Indonesia pada 1994 itu
memboyong bibit nangka berdaging merah dan
mayongchid—gandaria manis.
Mereka bersanding dengan rambutan rapiah,
belimbing dewa, jambu biji daging merah, jeruk
siem, kedondong, dan sawo kecik lokal. Hasil
perbanyakan itu untuk memasok pedagang
di seputaran Jabotabek hingga kota-kota di
luar Jawa.
Belakangan, Mubin aktif mengikuti ekshibisi. Di
sana rupiah dari bibit buah mengalir lebih deras—
sama seperti ketika musim tanam buah-buahan
datang pada penghujan. Mobil bak terbuka dari
kebunnya pun masih rutin memasok Pasarminggu
dan Citayam. Dari bisnis di pinggir rel, kebun bibit
Mubin menyebar di 4 tempat. Dari kios bensin Dulu satu-
tepi jalan, menggurita jadi bengkel ternama. Buat satunya pemilik
Mubin, hidup di antara buah dan bensin. (Evy jambu biji
Syariefa) bangkok
KD
Dokter Polisi
di
ebun
uren
“Mohon maaf! Praktek libur, besok buka kembali.” Tulisan itu
terpampang di pintu gerbang. Libur bukan karena hari besar, tapi sang
dokter gigi akan mengontrol kebun durian yang tiba masa panen.
Denganpenghasilan
pernyataan itu artinya Rp6- juta selama 5 tahun—Legowo masuk pendidikan
yang biasa PPSS (Perwira Polisi Sumber Sarjana) di
didapat setiap kali praktek hilang. Namun, Semarang. Pada 2000 pemerintah langsung
AKP drg Legawa Hamijaya seperti tak acuh. Ia menempatkannya sebagai dokter polisi di Provinsi
malah memilih pergi ke kebun durian. “Kalau itu Lampung. Hari-hari Legowo di Bumi Ruwa Jurai
rezeki saya, tidak akan lari ke mana. Mereka (para itu tentu dilalui dengan kesibukan melayani
pasien, red) sangat fanatik, besok sore pasti akan sesama anggota polisi dan masyarakat umum.
kembali,” jawabnya ringan. Legowo—begitu pria “Pulang malem terus, malah kadang sampai pagi
bertubuh gempal itu disapa—memang punya karena harus memvisum mayat,” tutur kelahiran
profesi ganda. Selain bertugas sebagai dokter di Yogyakarta 7 Januari 1975 itu.
Kepolisian, ia menggeluti agribisnis. Namun, naluri bisnis bungsu dari 8 bersaudara
Dunia pertanian bagi Legowo bukan barang itu tidak bisa disembunyikan. Ketika melihat
baru. Ayahnya di Yogyakarta yang mengelola pasokan sayuran di pasar-pasar seputaran
Sikepel beberapa hotel mempunyai puluhan hektar
tanaman salak. Jadi, meski kuliahnya di
kedokteran gigi, perkembangan pertanian tak
luput dari perhatian. Apalagi setiap bulan ia rutin
membaca majalah Trubus yang diakui banyak
menampilkan kisah sukses petani-petani di dalam
dan luar negeri.. “Komoditas-komoditas yang
potensial dikembangkan pun diperkenalkan di
majalah,” ujarnya.
Selepas lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi
Dukungan istri Universitas Gadjah Mada pada 1999 dengan
penting mendapat predikat lulusan 5 tercepat—ditempuh
Beli kebun
Tak berhasil mengatasi keterbatasan waktu, Fokus ke durian Keberhasilan AKP
pemuda yang piawai memainkan berbagai alat Yang menggembirakan, mania-
musik tradisional Jawa dan modern itu mengubah mania durian di Lampung kian drg Legawa Hamijaya
strategi. Legowo menganalisis, “Sayuran potensial mengenal kualitas durian dari beragribisnis tak lepas
diusahakan, tapi yang cocok bagi saya mungkin kebunnya. Oleh karena itulah
tanaman tahunan, seperti buah-buahan.” Minat dengan bermodal 160 pohon durian dari ilmu polisi yang
ke arah itu sebetulnya sudah muncul sejak jenis lokal berumur 20—30 tahun, diterapkan. Kebunnya
kedatangan di Lampung. Mata bisnis pehobi Legowo membangun kios di depan
rumah dan sekaligus membuka
aman dari penjarahan
kebunnya untuk dikunjungi para karena teman-teman
penikmat raja buah itu. Embel-
embel durian jatuhan dan dijual
sekantor sering
dengan harga kiloan, Rp5.000/ kg, diajak nongkrong
Lembah Durian—nama farm- sambil menikmati
nya—ramai dikunjungi saat musim
buah tiba. lezatnya durian. Siapa
“Banyak sekali yang datang, yang tidak gentar
sampai-sampai ada yang tidak
kebagian,” kata ayah 2 putra itu. berhadapan dengan
Harap mafhum durian yang jatuh sekompi polisi? Ilmu
tidak bisa diatur. Jika sudah begitu
renang itu mengincar lahan di perbukitan yang
mereka rela menginap, menunggu polisi pula yang
berjarak sekitar 10 km dari rumah, tepatnya di
daerah Sukadanaham.
sampai buah berduri tajam itu jatuh. bisa meningkatkan
Pernah kejadian seorang konsumen
Di lokasi itu tumbuh beragam tanaman buah-
fanatik dengan membawa tenda produktivitas pekerja.
buahan, termasuk durian yang menjadi buah
dari rumah, menginap sehari
unggulan Lampung. Bahkan dari sanalah durian-
semalam di bawah pohon demi
durian enak berasal. Motivasi Legowo untuk
sebutir siawi. Siawi salah satu jenis
menguasai lahan kian besar. Kebetulan, rezeki
durian yang diunggulkan memang
dari buka praktek di rumah cukup untuk menutup
sangat istimewa. Daging kuning,
10 hektar lahan yang ditawarkan pemiliknya,
kering, berasa manis legit, dan
Rp17-juta/ha. Kebun yang dibeli awal 2001 itu
daging lembut. Padahal, menurut
berisi tanaman kakao mencapai luasan 6 ha
Legowo minimal ada 6 jenis lain
(4 hektar sudah berproduksi), durian 2 hektar,
yang tidak kalah enak. Sebut saja
dan sisanya 2 hektar, campur aduk: ada alpukat,
sikoneng, siorens, dan silodong.
kelapa, petai, cengkih, singkong, dan tanaman
Atas dasar itulah pria yang kerap mengikuti
semusim seperti padi dan ubijalar.
pelatihan budidaya durian dan 3 kali studi banding
Kala musim panen, “Saya senang bisa
ke Thailand itu akan lebih serius menangani durian.
mengundang teman-teman kantor dan karib
Kalau selama ini pemupukan dan pengendalian
kerabat untuk makan buah-buahan sepuasnya
hama penyakit dilakukan apa adanya, ke depan
di kebun,” tutur Legowo. Dokter yang minikahi
ditingkatkan. Dengan begitu tingkat kerontokan
Retno Anmi pada 2002 itu belum berniat menjual
buah bisa ditekan, sehingga akan lebih banyak lagi
hasil kebun dengan alasan perlu promosi dulu. Toh
buah-buah beraroma tajam itu yang bisa dijual.
menurutnya untuk makan bisa mengandalkan gaji
Legowo menghitung ketika buah baru seukuran
sang istri yang berprofesi dokter umum di sebuah
telur jumlahnya tidak kurang dari 6.000 butir, tapi
rumasakit di Lampung.
yang bertahan hingga matang cuma 2.000 butir.
Barulah sejak 2003, seiring dengan aliran
Perluasan areal penanaman pun tengah
biaya yang dikeluarkan untuk membenahi
direncanakan. Tanah-tanah di sekeliling kebun Sikoneng
TRUBUS GOLD EDITION - I 17
a
merek
beplaanjagarn
di la
Juragan
Adenium
yang Besar di Jalan
Denganmembuka
modal Rp200-ribu ia bangkit
usaha baru. Kini
Imron terkenal sebagai juragan adenium Gresik
beromzet Rp35-juta/minggu. Inilah suasana ruang
pamer adenium seluas 2000 m2 milik Imron di
Kabupaten Gresik, Jawa Timur, setiap akhir pekan.
Jalan selebar 4 m yang membelah kebun disesaki
kendaraan roda 4 seperti Honda Odyssey dan
Toyota Innova. Di luar kebun 2 Panther keluaran
terbaru diparkir di seberang. “Itu pelanggan yang
datang untuk berburu kamboja jepang,” kata
Imron. Pelanggan biasanya kolektor adenium dari
berbagai kota di Jawa Timur seperti Surabaya,
Situbondo, dan Ponorogo.
Di sisi kiri-kanan jalan kebun berjajar pilar-pilar
berjarak 1 m. Di atasnya bertengger 18 Adenium
obesum berdiameter bonggol di atas 60 cm dan
Kebun transit bertabur bunga. Mereka seolah menyambut kerap dilakukan ke Yogyakarta, Pati, Purwodadi,
hanya 2.000 m2 kedatangan pelanggan yang bersedia meminang. Wonogiri, Banyuwangi, dan Jember. Dalam
Di balik tanaman berukuran besar terhampar sebulan omzet berputar di kisaran Rp140- juta.
ribuan obesum semaian biji maupun grafting
berukuran 15—25 cm. “Perputaran
tanaman sangat cepat. Saya tak Baru kenal
tahu persis jumlah tanaman Sejatinya, pria lulusan
saat ini. Nurseri ini seperti Sekolah Menengah Atas itu
kebun transit saja,” kata tak pernah bermimpi menjadi
pemilik Vivin Indah juragan adenium. Empat
Nurseri itu. tahun lalu ia tak mengenal
Dari nurseri yang sama sekali kamboja jepang.
dibangun pada Maret Perkenalannya bermula saat
2006 itu seminggu 2 kali Imron meminjam uang Rp400-ribu
dikirim 800—3.000 adenium pada seorang kerabat untuk berburu
berbagai ukuran ke Bali. Total penjualan pelepah pisang ke Malang dan Blitar.
setiap pengiriman berkisar Rp15- “Saya ingin mencoba memulai lagi bisnis
juta—Rp30-juta. Maklum, pelepah pisang yang ambruk di awal
selain melayani pembelian 2003,” katanya. Sayang, selama
eceran ke kalangan berputar-putar di 2 kota itu dengan
kolektor, Imron melayani Honda Supra X keluaran 2002
pembelian partai. yang digebernya dari Gresik, ia
“Sebetulnya pangsa tak menemukan pelepah pisang
terbesar saya pemesan yang dicari.
dalam partai besar,” ujar ayah Uang dikantong pun menipis
2 anak itu. Pengiriman partai dipakai berkeliling. “Yang tersisa hanya
Bonggol buruan
dengan pick up dan truk pun Rp200-ribu,” ujar ayah 2 anak itu. Lantaran
kolektor
Metamorfosis
Pride of Sumatera
Berawal dari kematian 6 pot aglaonema pride of sumatera dan lady valentine,
Eddy Sutioso jadi tertantang menggeluti dunia tanaman hias. Dua tahun
berselang pengusaha restoran jepang itu bermetamorfosis menjadi pemilik pasar
swalayan tanaman hias.
Tersedia
lengkap: flora
dan fauna
Pelopor
Ekspor
Bulan
Taiwan
Tiga puluh tahun silam, Li Shih Hua hanya karyawan yang tugasnya
menawarkan alat-alat pertanian kepada klien dari berbagai negara.
Selang 5 tahun, ia mulai mengekspor anggrek bulan dari kebun sendiri.
B e r s e t e l a n b e r g a r i s b i r u
b a j u o l a h r a g a
Sarjana Administrasi Bisnis ini semula tak tahu dunia anggrek bulan. Namun, ia belajar
tanpa henti, seperti pasar swalayan 7 Eleven yang buka 24 jam tujuh hari sepekan.
Hasilnya ia menjadi penganggrek papan atas. Setidaknya 140 hibrida hasil silangannya
terdaftar di Royal Horticulture Society, Inggris.
TRUBUS GOLD EDITION - I
a
merek
lajar
be ngan
di lapa
pula yang membuka mata Li untuk mencari di Taiwan Orchid Grower Association itu telaten
usaha sendiri. “Waktu itu, klien saya dari Jepang mempelajari anggrek.
mengatakan kalau sebenarnya Taiwan berpotensi Berpuluh buku tentang anggrek ia lahap setiap
mengembangkan phalaenopsis. Iklimnya cocok hari. “Saya belajar seperti 7 eleven 11,” katanya.
dan biaya produksinya lebih murah dibandingkan Perusahaan ritel itu buka 24 jam sehari dan 7 hari
Jepang,” kisah ayah 3 anak itu. seminggu. Tak ada waktu luang untuk bersantai.
Di Formosa, anggrek bulan memang bukan “Mungkin kalau waktu itu belum menikah, tak akan
tanaman baru. Waktu itu sudah banyak hobiis ada yang mau sama saya karena lebih memilih
dan penyilang. “Namun, belum ada yang berpikir belajar anggrek,” ujarnya sambil tersenyum. Bukti
untuk menjadikannya sebagai bisnis ekspor,” ujar keseriusan Li, ia sampai memanggil guru dari
general manager Shih Hua Orchids. Ketika itu, Jepang untuk mengajari merawat anggrek selama
Hasilkan lebih merawat phalaenopsis hanya sebagai hobi. Naluri 2 tahun. Pada hari Li bekerja, kebun anggrek
dari 140 hibrida bisnisnya mendorong Li menerjuni dunia anggrek. dirawat ayah dan saudaranya.
baru Li memilih phalaenopsis lantaran Taiwan memiliki Li pun menjalin kontrak kerja dengan rekan dari
jenis anggrek bulan lebih banyak daripada negara Jepang. Selama 4 tahun, Li hanya bisa menjual
lain. Pantas, Sekitar 17—18 tahun lalu Taiwan anggrek ke negeri Sakura. Itulah ekspor pertama
disebut sebagai kingdom of phalaenopsis. phalaenopsis Taiwan. Yang diekspor, seedling
dan tanaman remaja belum berbunga.
Supaya lebih dikenal di dunia internasional, Li
Guru dari Jepang menyertakan label nurseri pada setiap anggrek
Bermodalkan tabungan dan pinjaman dari yang dikirim ke Jepang. Keuntungannya, siapa pun
bank senilai NT3-juta, dengan kurs sekarang pembelinya jadi tahu anggrek itu hasil budidaya di
setara Rp840-juta, Li membangun laboratorium, Taiwan. Usaha itu pun berbuah hasil. Kurang dari
greenhouse, dan kebun seluas 1.000 m2. Li tak 4 tahun, Li kebanjiran order dari negara lain.
perlu susah payah mendapatkan modal dari bank, Setahun merawat phalenopsis, Li mulai
Omzet karena perusahaan tempat ia bekerja menjamin menyilangkan. Buah tak jadi dan corak jenis baru
mencapai semuanya. Selama 6 bulan Li bekerja di 2 tempat. jelek, kegagalan yang lazim. Namun, ia pantang
US$60-juta Tiga hari di kantor dan sisanya, 4 hari dihabiskan menyerah. Kerja kerasnya pun berbuah manis. Li
pada 2006
di kebun. Sepulang kantor, koordinator operasi “melahirkan” phalaenopsis putih dengan splash
TRUBUS GOLD EDITION - I
ungu di pinggir kelopak bunga. Hingga kini itu berhasil mengekspor lebih dari 60-juta seedling
minimal 140 hibrida hasil silangan Li terdaftar di dan tanaman remaja. Awalnya, pangsa terbesar
Royal Horticultural Society di Inggris. ke Jepang sebesar 90% dari total ekspor. Kini
Jepang tinggal 20%, Korea (60%), Amerika (10%),
dan sisanya ke negara lain. Total penjualan per
Omzet tahun 40-juta tanaman.
Lima tahun ekspor berjalan, Li berhasil Hingga 7 tahun lalu Li memegang 15% dari
melunasi utang. Kesuksesan Li menginspirasi seluruh volume ekspor phalaenopsis Taiwan,
banyak orang untuk membuka kebun phalaenopsis sekarang hanya 3%. “Meski menurun dari segi
untuk pasar ekspor. Selama 20 tahun berjalan, pangsa pasar total, tapi untuk volume penjualan
mantan staf promosi perusahaan alat pertanian terus meningkat,” katanya.
Kisah
Laki-laki
Variegata
Di tanahair, namanya populer sebagai penyilang aglaonema kawakan.
Di negeri asal—Thailand—Pramote Rojruangsang justru lebih dikenal
sebagai pencinta variegata. Lebih dari 20 tahun alumnus Dusit Building
Contraction, Bangkok, itu mengoleksi tanaman belang. Kini ia tengah
kepincut sansevieria mutasi.
Jumat,tersungging
1 Desember 2006. Senyum cerah
Agave variegata di bibir Pramote
Rojruangsang. Aglaonema variegata silangan
kelahiran Bangkok 10 Maret 1955 itu didapuk jadi
yang terbaik di kelas hibrid baru pada kontes di
Suan Luang, Bangkok. Itu kali pertama sri rejeki
nonmerah menyabet juara di kelas bergengsi itu.
Pada kontes memperingati ulang tahun ke-80 Raja
Bhumibhol Adulyadej, hibrida variegata bernama
suvarnabhumi—artinya tanah emas—memutus
tradisi dominasi aglaonema merah.
“Ini barang istimewa,” ujar Dr Surawit
Wannakrairoj, ketua juri. Selama ini belum ada sri
rejeki variegata hasil kerja manusia. Suvarnabhumi
berwarna dasar hijau dengan pulasan perak
di bagian tengah dan kuning di tepi. Hibrida itu
lahir dari penyilangan induk betina Aglaonema
cochinchinensis variegata dengan jantan normal
bernama golden bay. “Saya beruntung,” kata
Tjiew—begitu Pramote biasa disapa. Dari puluhan
ribu tanaman, hanya suvarnabhumi yang stabil.
Tukang kontruksi
Kemenangan ratu daun belang itu kian
mengukuhkan pamor Tjiew sebagai penyilang
32 TRUBUS GOLD EDITION - I
Koleksi
Kalau menilik latar belakang aglaonema kawakan. Di tanahair, nama anak
variegata sejak
ke-3 dari 10 bersaudara itu identik dengan dud
pendidikannya, Tjiew mestinya unyamanee. Yang disebut terakhir, salah satu 20 tahun silam
Kiri-kanan (atas) jingga, dan perak, serta maneerungrueang— tapi hanya 10 rai, setara 1,5 ha, yang terisi tanaman
Sansevieria merah polos dengan lis hijau di tepi daun— hias—di Klongluang, Pathumtani, menegaskan itu.
pinguicula sekadar untuk menyebut contoh. Di kiri-kanan jalan masuk ke kebun yang berbatu
mutasi, Kalau menilik latar belakang pendidikannya, selebar 4 m berjejer pandan bali variegata, pohon
pachypodium
kristata,
Tjiew mestinya bukanlah penghulu aglaonema. pisang berdaun belang hijau kuning, dan sejenis
aglaonema Pendidikan formal ditempuh di Dusit Building walisongo variegata.
suvarnabhumi, Contraction, Bangkok—mendalami ilmu Masuk ke kebun pemandangan tanaman
Sansevieria kontruksi. Empat tahun berkutat dengan teori belang terhampar. Di dekat pintu belakang
hallii variegata bangun-membangun gedung, jalan, dan jembatan rumah ada nolina belang, plumeria berdaun hijau
ternyata tak membuat pria murah senyum itu jadi berbercak putih dan kuning, dendrobium berdaun
kontraktor. Di tengah masa pendidikan, Tjiew dan berbunga variegata, palem belang, dan paku-
malah masuk ke bisnis tanaman hias. pakuan variegata. Bahkan rumput dan semak di
dekat parit pun berkelir hijau-putih. Dari kebun
Tjiew-lah sambang darah variegata yang banyak
Sambang darah belang dipakai sebagai ornamen taman di Indonesia
Uniknya teman-teman Tjiew lebih berasal.
mengenal pria bersahaja Gara-gara tanaman belang,
Foto-foto: Onny Untung & Evy Syariefa
Dud unyamanee
Sersan
di Kandang
Kambing
Lelaki muda itu meninggalkan bedeng meski tengah sakit. Kemarin maut merenggut
nyawa Tismo, rekannya sesama kuli bangunan, setelah demam tinggi. Ia berjalan kaki
sekitar 30 km dari Pasteur ke Ciroyom. Di sana ia menjual 2 celana dan 2 kaos—
semua bekas—kepada pedagang loak Rp8.000. Uang itu untuk makan siang.
Sersan Satu
Bangun Dioro,
peternak
kambing sukses
di Bogor
Meski punya 6 mobil, Bangun Dioro lebih senang sanen. Hasilnya menggembirakan: produksi susu
rata-rata 2,5 liter selama laktasi dan rasanya
berangkat kerja naik keretaapi. Jika terpaksa naik gurih, manis, dan kental. Hasil silangan Bangun
mobil, ia tak pernah memarkir mobil di kantor, tapi kini diminati banyak peternak. Namun, ia masih
menahan dan terus memperbanyaknya. Jumlah
di stasiun terdekat dari tempat kerja. Itu cermin silangan hasil tangan dingin Bangun itu mencapai
betapa rendah hatinya dia. puluhan ekor.
Sersan kambing
Sukses Bangun Dioro tak diraih begitu saja.
Ia mengelola lebih dari 300 kambing terdiri atas Ia mengawali beternak kambing sejak tinggal
150 peranakan ettawa (PE) dan masing-masing di barak tentara di daerah Ciluer, Kotamadya
50 ekor sanen, silangan boer, dan jawa randu. PE Bogor. Di sana ia mengelola 16 kambing. Pada
dan sanen kambing perah; boer dan jawa randu, 27 September 1997 ia pindah ke Cijeruk merawat
pedaging. Dari jumlah itu ia memerah rata-rata 8 PE terdiri atas 7 betina dan 1 jantan. Saat itu
50 liter susu setiap hari. susu kambing mulai diterima masyarakat. Soal
Menurut peternak terbaik se-Jawa Barat kepindahannya itu, rekannya berujar, “Untuk apa
itu susu PE lebih kental, gurih, dan manis. pindah dari mes. Di mes makan apa saja ada.”
Sementara susu sanen, “Ibarat sayuran kurang Setahun kemudian ia kembali membeli 20 indukan
garam,” katanya. Itulah sebabnya, konsumen PE hingga jumlah kambingnya beranak-pinak.
lebih tertarik susu PE. Meski demikian ia menjual Pria kelahiran 4 Desember 1971 itu juga
susu PE dan sanen dengan harga sama Rp15.000 membina kelompok peternak di kampung
per liter. Artinya, omzet Bangun dari penjualan halamannya, Desa Gumelar, Kabupaten
susu kambing mencapai Rp750.000 sehari atau Banyumas, Jawa Tengah. Bahkan, pemberdayaan
Rp22,5- juta per bulan. Dari sisi produksi, PE masyarakat meluas hingga sekecamatan. Pantas
relatif rendah hanya 1,5 liter; sanen, 3 liter selama bila Gumelar kini dikenal sebagai sentra kambing
masa laktasi atau 4 bulan. berkualitas. Dari para plasma itulah ia menjual rata-
Oleh karena itu sejak 2002 Bangun rata 400 kambing per pekan. Menjelang Idul Adha
mengawinsilangkan, pejantan PE dan betina seperti awal Desember 2006, volume penjualan
betina setiap 21 hari. Bila itu terjadi, saya Susu sapi untuk
Kuli panggul menunggu 5 bulan lagi untuk memerah susu,” kata anak kambing
Tentara yang menjadi kebanggaan Bangun pria yang masih kuat mengangkat barbel 25 kg
itu sejatinya bukan cita-citanya. Setelah menjadi seratus kali. Kambing bunting selama 4 bulan.
kernet dan pembantu rumahtangga di Karawang, Ia juga menerapkan disiplin ketika cempe—anak
ia pindah ke Pondoklabu, Jakarta Selatan, sebagai kambing—itu lahir. Begitu muncul, ia segera
pedagang ketoprak. Penganan khas Jakarta itu memisahkan cempe sebelum induk menjilati bulu
habis terjual pada pukul 10.00. Untuk mencari anaknya. Dengan begitu antara induk dan cempe
kegiatan lain, ia mendatangi preman di Pasar belum ada “ikatan batin” sehingga keduanya
Induk Kramatjati, Jakarta Timur. Ia memang kerap tidak stres.
ke pasar induk seluas 14 ha itu untuk belanja Kedisiplinan itu juga diterapkan kepada para
ketupat, taoge, dan bahan ketoprak lain. Di sana ia kambingnya. Lihatlah setiap pukul 07.00 dan 16.00
mengutarakan keinginannya menjadi kuli panggul begitu pintu kandang dibuka, satwa yang menjadi
dan diluluskan. Berbagai komoditas pertanian simbol kota Guangzhou, Cina, itu antre. Mereka
yang bobotnya hingga sekuintal dipanggulnya. berbaris rapi di sebuah lorong yang didesain
Pekerjaan ganda—tukang ketoprak sekaligus khusus oleh Bangun. Lorong itu sepanjang 25 m.
kuli panggul—dijalani selama 2 tahun. Suatu Lebarnya hanya memuat seekor. Ketika kambing
ketika ia melihat para tentara yang berlatih paling depan diperah, lainnya menunggu giliran.
merayap di Resimen Induk Daerah
Militer Jaya Raya (Rindam Jaya)
di Condet, Jakarta Timur.
Hatinya berdesir. Dengan
takut, ia mendatangi pos jaga
dan bertanya bagaimana
prosedur menjadi tentara.
Maka pada 1993 mulailah
alumnus SMA Diponegoro
Ajibarang, Banyumas, itu
mengenakan pakaian loreng. Di
lembaga itulah ia ditempa untuk tak
gampang menyerah.
“Saya banyak belajar dari ilmu tentara. Tentara
itu disiplin segala sesuatunya diatur,” ujar anak
ke-7 dari 8 bersaudara itu. Ilmu tentara yang Ceplin
menonjol antara lain disiplin. Oleh karena itu ketika (3 tahun) hasil
malam ia mendengar lengkingan tinggi—tanda silangan PE
betina berahi—keesokan paginya ia mengecek: dan sanen
di mana kambing itu? Hari itu juga ia harus diminati
mengawinkan mereka. peternak
“Jika tidak, artinya saya harus menunggu
21 hari lagi. Sebab, masa subur kambing
TRUBUS GOLD EDITION - I 39
a
merek
beplaanjagarn
di la
Gudang
Reptil
Dunia
Ular-ular hasil tangkaran Budiyanto Tasma menjadi andalan pusat penjualan reptil
terbesar dunia, Bushmaster Reptile, Amerika Serikat. Karyanya yang spektakuler,
Morelia viridis kuning keemasan bertabur mutiara menggegerkan dunia reptil.
D u a p u l u h perlakuan
lima tahun silam
ayahnya
dianggap terlalu kejam. Bukan hanya makian
yang diterima setiap hari. Namun, juga perintahnya
kadang membahayakan. Keruan bocah yang baru
lulus SMA itu memvonis: orangtua tak sayang
kepadanya. Kini setelah menjadi eksportir reptil
nomor 1 di tanahair, Budiyanto Tasma, nama
bocah itu, berbalik sangat hormat dan menyanjung
sang ayah. “Ayah dulu mendidik sangat keras,
tapi sekarang saya bisa merasakan hasilnya,”
ucap pria bertubuh besar itu.
Budiyanto Tasma ingat betul, pada suatu
pagi ia diperintahkan ayahnya, Harun Tasma,
memindahkan burung kakatua dari kandang
ke dalam sangkar untuk dijemur. Sebanyak
10 kakatua harus rampung dipindah dalam waktu
20 menit. Artinya setiap ekor hanya diberi jatah
Budiyanto 2 menit hingga pindah tempat. Apa yang terjadi?
Tasma, “Jangankan 10 ekor, memindahkan 1 ekor saja
penangkaran sulitnya minta ampun. Tangan saya berdarah-
ular prosfektif darah dipatuk,” kenang Budiyanto Tasma.
TRUBUS GOLD EDITION - I
Melihat tangan anaknya dipenuhi luka dan
mengucurkan darah, Harun Tasma malah marah, Tangkar python Morelia viridis,
tak ada duanya
“Kalau kamu mau menerjuni sesuatu, harus tahu Pada 1990, ayah 3 putra itu berniat membuka di dunia
dulu ilmunya!” Pria yang berprofesi sebagai usaha sendiri. Komoditas yang dipilih tidak jauh
eksportir burung, ikan, dan reptil pada 1970-an dari kegiatan yang dilakukan ayahnya: reptil.
itu lalu mencontohkan cara menangkap burung “Kebetulan waktu itu ekspor reptil mulai ramai.
berparuh bengkok. Betul, hanya dalam hitungan Toh soal mengurus surat perizinan saya bisa
kurang dari 10 menit, semua burung sudah pindah tangani sendiri,” katanya. Akhirnya dengan hanya
ke sangkar dan tidak satu patukan pun mendarat bermodal sebidang tanah seluas 3.000 m2 di
di tangan Harun Tasma. Bogor, ia mulai menangkarkan python.
Tak hanya itu, Budiyanto Tasma kecil dididik Menurutnya, python salah satu ular
sangat keras. Tiada hari tanpa kerja, begitu kebanggaan Indonesia yang bisa menjadi
prinsip sang ayah. Setiap hari pria kelahiran komoditas ekspor potensial. Dengan 9 jenis
Jakarta 27 Mei 1963 itu harus bangun pukul yang tersebar di Papua dan Sumatera, Indonesia
03.00 dan baru beristirahat pukul 19.00. Kegiatan gudang python terlengkap di dunia. Python banyak
membersihkan kandang, memandikan burung, diminta hobiis reptil mancanegara karena corak
memberi pakan, hingga mempersiapkan dan tubuhnya sangat cantik dan beragam. Sejak itulah
mengantar satwa-satwa ke bandara untuk induk-induk python dikumpulkan dari berbagai
diekspor ia jalani. Pantaslah dengan rutinitas yang pulau dan dipasang-pasangkan dalam kandang
ditekuni 8 tahun, Budiyanto Tasma sangat paham penangkaran.
seluk-beluk memperdagangkan ikan, burung, dan Harapan tinggal harapan. Ternyata
reptil klangenan. menangkarkan ular bertemperamen kalem itu
TRUBUS GOLD EDITION - I
a
merek
lajar
be ngan
di lapa
tidak mudah. Musababnya setiap 185 cm dan bobot 140 kg itu. Lagi pula ekspor hasil
tahap dibayangi kendala. Contoh, buruan dibatasi kuota. CV Terraria Indonesia—
untuk mengadaptasikan ular dari nama perusahaan yang dipimpin Budiyanto—
kehidupan liar ke kandang saja hanya kebagian jatah 20% dari total ekspor reptil
tidak mudah. Ular kerap tidak Indonesia, meski kemampuannya mencapai 35—
mau makan dan akibatnya mati. 45%. Berbeda dengan hasil tangkaran, tidak ada
Belum lagi proses mengawinkan, pembatasan jumlah.
penetasan, dan pembesaran yang Kurun waktu 2002—2004 tercatat 12.000—
membutuhkan ilmu khusus. Setelah 13.000 ular hasil tangkaran perusahaan berpusat
10 tahun jatuh-bangun menguji di Desa Curug, Kecamatan Gunungsindur,
coba, Budiyanto Tasma sampai Kabupaten Bogor, itu berhasil diekspor ke
"Penangkaran = pada kesimpulan, “Penangkaran mancanegara. Sayang, bulan madu ekspor ular
tak mungkin berhasil.” itu hanya sekejap. “Pada 2005 produksi turun
bisnis nyawa. Ketukan palu tanda penutupan drastis. Ular-ular yang baru menetas anusnya
Nyawa pemberian penangkaran hampir dijatuhkan. keluar. Dari 900 ekor, rusak 300,” tutur suami dari
Puluhan kandang nyaris Cerylia itu. Ular-ular yang rusak itu otomatis tidak
Yang di Atas. disingkirkan. Namun, di tengah bisa diekspor. Apalagi peraturan perdagangan
Maka saya tak keputusasaan itu Budiyanto internasional melarang penjualan ular-ular yang
bertemu dengan seseorang yang kurang sehat.
ngotot penuhi mengusai ilmu penangkaran ular. Makanya bersama teman bisnisnya, dokter
permintaan Kerja sama pun dijalin. Masalah- hewan dari Rusia, Budiyanto pontang-panting
masalah dalam penangkaran mulai mencari cara untuk menekan angka kerusakan
pasokan reptil teratasi. Tingkat keberhasilan bayi-bayi ular. Sukses? Terjadi penurunan yang
yang demikian penetasan yang semula 15% signifikan, pada 2006 hanya 150-an yang rusak
banyak," ujar (dari 20 butir yang menetas hanya dan baru belasan ekor hingga pertengahan 2007.
3 butir, red), kini mendekati Diduga tikus yang diumpankan kekurangan
Budiyanto. 100%. Dan anak- anak ular yang vitamin. “Nutrisi yang diberikan pada tikus ternyata
dibesarkan tumbuh sehat hingga penting karena akan berdampak pada ular-ular,”
mencapai ukuran siap ekspor. ucap Budiyanto.
Beralasan jika sekarang 3.500 indukan tikus
yang dipelihara sebagai sumber pakan turut
Gagal lagi dimanjakan. Binatang pengerat yang beranak
Sedikit demi sedikit ekspor yang semula setiap 2 minggu itu diberi pelet yang diformulasi
mengandalkan tangkapan alam tergantikan hasil khusus, beragam vitamin, dan dipantau
tangkaran. “Kalau bergantung pada tangkapan kesehatannya. Menurut Budiyanto setiap bulan
alam, lama-lama habis,” ungkap lelaki setinggi tikus-tikus putih—dua jenis: besar dan kecil—yang
dipeliharanya itu menghabiskan 2 ton pelet senilai
Rp10-juta. Itu belum termasuk vitamin dan obat-
obatan. Sebagai pakan utama, tikus memang
tidak bisa dipisahkan dari penangkaran ular.
Berserah diri
Budiyanto menghadapi
musibah itu dengan tulus. “Ini
bisnis nyawa. Nyawa-nyawa
ular pemberian Yang di Atas. Jadi
saya serahkan sepenuhnya kepada-
Nya,” ungkap ketua Asosiasi Reptil
Indonesia sejak 2000 hingga sekarang
itu. Itulah sebabnya ia tak terlalu ngotot
untuk memenuhi permintaan pasokan dari
Bushmaster Reptil, pusat penjualan reptil
terbesar di dunia yang bermarkas di Amerika
Serikat. “Busmaster akan mengambil berapa pun
stok yang ada, tapi tidak boleh menjualnya ke
Kura- orang lain,” kata pehobi jalan-jalan itu meniru
kura, masih ucapan pemimpin tertinggi Busmaster ketika
tangkapan alam bertandang ke tempat penangkaran.
TRUBUS GOLD EDITION - I
Toh hingga kini bisnisnya masih bergulir. Ekspor pasar, apalagi yang
reptil dilakukan Budiyanto 2 minggu sekali. Tidak sudah tidak produktif,
hanya ular tapi juga reptil-reptil lain seperti cecak, umur di atas 5 tahun.
cecak terbang, tokek, soa payung, kura-kura, dan Berdasarkan penuturan
kadal. Reptil-reptil itu semua asal tangkapan alam, Budiyanto harga ekspor ular
kecuali ular. Volumenya fluktuatif, tergantung stok. berkisar US$50—US$200/ekor,
Ular berkisar 25—150 ekor, sedangkan cecak tergantung jenis. Lembaran dolar
dan tokek masing-masing 500 dan 200 ekor per bakal mengalir lebih deras bila yang
pengiriman. Cecak dimanfaatkan untuk pakan diekspor jenis-jenis langka. “Karena
bayi-bayi ular. Reptil lainnya hanya sebagai
tidak ada standar harganya,” ujar Budiyanto.
pelengkap.
Contoh yang paling gres hasil silangan sendiri Dipasok ke
Perkembangbiakan ular musiman. Wajar jika Bushmaster
yang diidam-idamkan sejak 7 tahun lalu: Morelia
volume ekspornya fluktuatif. Di penangkaran, Reptile di
viridis kuning bertabur mutiara. “Harganya suka-
ular yang memasuki masa dewasa, berumur Amerika Serikat
2,5—3 tahun, bertelur pada Mei. Setiap induk suka karena tidak dipunyai penangkar-penangkar
bertelur sekali setahun dengan jumlah telur lain di dunia,” kata warga Bumi Serpong
20—30 butir. Telur-telur itu akan menetas Damai, Tangerang itu. Boleh jadi itu adalah
60— 100 hari kemudian. Bayi-bayi ular butuh imbalan bagi Budiyanto yang memegang teguh
perawatan selama 1—1,5 bulan, atau sudah prinsip tiada hari tanpa kerja keras dari sang ayah
5—6 kali makan dan sekali ganti kulit, sebelum dan menyerahkan hasilnya kepada Yang Maha Tikus-tikus turut
Kuasa. (Karjono) dimanjakan
siap diekspor. Ular-ular dewasa jarang diminta
Kegilaan Bersama
Burung
Ia manut saat sang kakek mendapuk menjadi manajer produksi minyak kelapa. Sejak
itu selama 40 tahun tiada waktu tanpa urusan kelapa. Saat kejenuhan melanda, ia
lari ke burung. Kini ia melewatkan waktu di ruang kerja berisi pesawat TV 24 inci,
menikmati penampilan macaw-macawnya lewat CCTV.
Ramphastos
toco alias toco
toucan (kiri)
Blue-and-yellow
macau (Ara
ararauna), salah
satu koleksi
Vichai (kanan)
Nama Vichai
membumbung
tinggi lewat
perkutut
Selamabagai
15 tahun Vichai merasa hidupnya menikmati hobi ini,” katanya. Vichai pun tak segan
terpenjara. Pagi hari ia menghamburkan Rp20-miliar untuk koleksi-koleksi
sudah disibukkan membaca setumpuk laporan. burungnya. Hari-hari Vichai kini sudah benar-benar
Diselingi kunjungan ke pabrik, siang hari dihabiskan habis mengurusi burung. Salah satu rutinitasnya
memimpin rapat-rapat manajemen. Usai menjamu menerawang layar televisi 24 inci di ruang kerja.
para rekanan bisnis, larut malam ia baru menjumpai Di layar itu terpampang aktivitas blue and gold
anak dan istri yang sudah lelap tidur. Begitu terus makaw Ara araruna dalam 2 kandang berbeda.
berulang hingga nyaris tidak ada waktu untuk “Mary sudah mau bercumbu belum?” katanya
melepas penat. Blue and gold makaw bernama Mary itu
Bagi keluarga, Vichai ditakdirkan menjadi pria memang kesayangan Vichai. Betina makaw
pilihan. Sejak lama ayah dan kakeknya memberi berumur 4 tahun itu selalu dinanti-nanti agar
perhatian lebih. Sedari kecil naluri bisnis Vichai segera bertelur. Sayang, sang jantan seringkali
sudah mencuat ketimbang saudara sekandung. ogah-ogahan mencumbunya. Yang tampak si
Vichai kecil tampak sering menjajakan penganan jantan sering mematuk kepala Mary. Balasannya
kue basah di sekolahnya. “Untuk menabung Mary memilih menyingkir ke dalam sarang.
Warna bulu supaya bisa membeli burung-burung kecil,” “Sudah setahun dipasangkan belum terlihat
yang eksotis katanya. Gelatik adalah burung incarannya. kecocokan,” katanya. Tampaknya Vichai perlu
membuat Vichai bersabar lebih lama.
jatuh hati Makaw besar itu hanya satu dari puluhan jenis
Miliaran koleksi Vichai. Boleh jadi salah satu terlengkap
Siapa sangka 30 tahun di dunia. Jenisnya beragam. Mulai dari makaw
berlalu hobi mengoleksi besar, mini, hingga hibrida ada di sana. Sebut saja
burung kian mencorong. jenis makaw besar seperti blue throated macaw
“Saya memilih pensiun untuk Ara gloucogularis, buffon macaw A. ambigua, dan
scarlet macaw A. macaw. Atau jenis mini seperti
hahn’s macaw A. nobilis nobilis dan severe macaw
A. severa. Tak kalah cantik jenis-jenis hibrida
seperti maui sunset makaw yang bulunya kuning
keemasan layaknya warna matahari tenggelam.
Memang tak semua makaw itu diunduh untuk
kawin. Maklum tak semua jenis itu memiliki
pasangan. “Yang jumlahnya banyak hanya blue
Sepasang beli,” kata penggemar musik klasik karya Tugas merawat burung-burung itu dilakukan
anggota Beethoven dan Covosky itu. 2 pekerjanya. Vichai sendiri lebih fokus pada
keluarga Lantaran kolega-kolega dari Asia dan Eropa penangkaran sekaligus pengecekan kandang.
Psittacidae yang datang dan tertarik ingin memiliki koleksinya, “Saya baru tidur sekitar pukul 22.00 setelah
tengah
naluri bisnis Vichai bangkit. “Tunggu hasil berkeliling ke semua kandang,” kata penggemar
ditangkarkan
anakannya,” katanya setiap kali para kolega itu Mercedes Benz itu. Saat matahari mulai naik,
memaksa beli. Kakatua menjadi sasaran pertama sekali lagi Vichai berkeliling lalu melihat polah
ditangkarkan lantaran Vichai beranggapan semua Mary dari layar televisinya. Tak ada tanda-tanda
orang suka. Hasilnya sejauh ini lumayan. Setelah kejenuhan di sana. (Dian Adijaya S Peliput:
berkali-kali gagal, beberapa jenis kakatua seperti Lastioro Anmi Tambunan)
kakatua raja mau juga bertelur. “Tidak ada teknik
khusus, hanya memanipulasi kandang mirip
habitat aslinya,” ujarnya.
Vichai benar-benar total mengejar semua
informasi setelah mutung menangkarkan makaw.
“Burung ini sungguh sulit, padahal yang berminat
mulai banyak,” ujarnya. Bersama anaknya, Chai
Pinyawat, ia tak segan mendatangi penangkar-
Peluang bisnis
penangkar makaw sukses di Spanyol dan Filipina.
burung hiias
cukup bagus “Ternyata ada yang salah dengan pemeliharaan
sehingga Vichai di kandang selama ini,” tuturnya. Kandang yang
menangkarkan- baik itu perlu terpapar matahari sehingga makaw
nya doyan kawin.
Agribisnis
Agama
Dari pintu ke pintu di sepanjang Jambi hingga Medan, KH Fuad Affandi menjual
sepatu bikinan perajin Cibaduyut. Ia meninggalkan tanah kelahiran di Ciwidey,
Bandung. “Saya melakukan itu untuk bertani,” kata lulusan Sekolah Dasar itu. Sesekali
kecil, tapi lebih kerap besar. Dari lahan 6 ha dan pekebun plasma, ia memasok
3,5 ton sayuran per hari ke pasar swalayan di Bandung dan Jakarta.
Pekerjaantidak
sebagai penjual sepatu
pernah terbesit di
benak Fuad sebelumnya. Kakeknya KH Mansyur
pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ittifaq
di Rancabali, Kabupaten Bandung. Sementara
ayahnya, KH Rivai mandor perkebunan dan
pemimpin pondok pesantren. Mereka orang
terpandang di Ciwidey. Tanah pun belasan
hektar. “Tapi jangan pernah berharap dapat
memakai tanah abah,” kata Fuad meniru ucapan
sang ayah.
Saat itu ia baru mudik setelah bertahun-tahun
nyantri di Ponpes Al Hidayah, Lasem, Rembang,
Jawa Tengah. Sang ayah sakit-sakitan dan
saudara sekandung sepakat menunjuknya sebagai
pemimpin baru pesantren.
Hasrat berkebun yang sudah lama terpendam
langsung bergejolak ketika ia menerima jabatan
itu. “Saat itu banyak penduduk menanam sayuran
hanya untuk keperluan sendiri. Seandainya bisa
dijual lebih baik lagi,” ujar penerima Satya Lencana
Wirakarya dari Presiden Republik Indonesia pada
2003 itu. Oleh karena itu, suami Hj Sa’dah itu
mengajak pemuda dan petani berdiskusi soal
agribisnis. Namun, hasilnya “Mereka tetap yakin
dengan yang sudah berjalan saat itu,” katanya.
52 TRUBUS GOLD EDITION - I
mereka
belajar
di lapan
gan
a
merek
beplaanjagarn
di la
Didik santri
Fuad memang berhasil mengubah paradigma,
Ponpes bukan sekadar tempat memperdalam penelitian. Tak jarang para mahasiswa menyusun Kubis dari
ilmu agama. “Bertani itu ilmu. Apa yang membuat tesis dan skripsi setelah meriset di lembaga plasma siap
bahagia dunia dan akhirat? Ilmu,” katanya. Lulusan pendidikan itu. disortir dan
Sekolah Dasar itu mencontohkan saat dirinya mau Selain itu Al Ittifaq juga menyelenggarakan dikirim ke pasar
swalayan
menerima tawaran pemerintah untuk mengenyam pelatihan pertanian bagi pekebun, pegawai, dan
ilmu bercocok tanam pada 1987 di Universitas kelompok masyarakat lain. “Untuk pelatihan
Wageningen, Belanda. “Saya mensyukuri agribisnis, pemerintah menetapkan pusatnya
ilmu bertambah. Namun, saya melihat sebuah di sini,” ujar Fuad. Tiga tahun terakhir, Al Ittifaq
kenyataan. Tak ada tanah yang sesubur Indonesia, meluluskan 1.000 peserta. Amanat besar itu
tapi tak ada orang yang semalas bangsa ini,” membuat pesantren yang berdiri
ujarnya berapi-api. pada 1 Februari 1934 itu membangun Lahan 6 ha yang
Kajian itu mendorongnya memanfaatkan lahan praktek seluas 1.000 m2 dan
segala sesuatu yang bernilai guna. Limbah hasil asrama berkapasitas 150 peserta.
kini digunakan
sortasi sayur dan dapur, misalnya, diolah menjadi Materi pelatihan yang ditawarkan untuk budidaya
pupuk dan pakan ternak. Pria 59 tahun itu juga beragam: usaha pertanian terpadu, sayuran diperoleh
memberdayakan para santri. “Semua santri juga kewirausahaan, manajemen agribisnis,
harus memiliki keahlian,” kata Fuad. Lihat saja dan hama penyakit tanaman. dari berdagang
santri setingkat Sekolah Dasar dididik mengurus Menurut Fuad setiap kegiatan sepatu selama
budidaya tanaman, kambing, ternak sapi, dan pelatihan yang berlangsung 3 hari—
kolam ikan. 3 bulan itu selalu melibatkan 3 pekebun 3 tahun. Ustadz
Sejalan waktu, Ponpes Al Ittifaq (secara harfiah sebagai fasilitator dan satu penyuluh. yang berbisnis itu
berarti kerja sama) mendapat banyak dukungan “Diharapkan materi yang kami berikan
seperti dari Departemen Pertanian, Departemen bisa maksimal,” kata Fuad yang memasok 3,5 ton
Pendidikan Nasional, Departemen Perdagangan, juga mendirikan klinik konsultasi sayuran sehari.
dan Kementrian Negara Urusan Koperasi dan agribisnis itu. Menurut mantan
UKM. Bahkan perguruan tinggi seperti Universitas gubernur Jawa Barat, HR Nuriana,
Omzetnya mencapai
Padjadjaran dan Insitut Pertanian Bogor sering Al Ittifaq sebagai Ponpes terpadu Rp175-juta
mengadakan kerja sama di bidang teknologi dan karena menggabungkan agama dan
agribisnis. “Saat beragribisnis saya
sebulan. Pasokan
tidak akan bertanya kamu agamanya rutin itu terpenuhi
apa,” ujarnya. karena manajemen
Itu ditunjukkan Fuad dengan
mengangkat asisten bidang teknologi budidaya yang
yang beragama non-Islam. Asisten itu bagus.
mengajarkan santri bercocok tanam
seperti di Taiwan dan membuat pupuk seperti
di Belanda. Para asisten itu juga menentukan
suksesnya Fuad yang mencicipi pahit getir Limbah sayur
menjajakan sepatu demi bercocok tanam. Kini dimanfaatkan
sebuah kakinya masing-masing berpijak di atas sebagai pakan
agribisnis dan agama. (Dian Adijaya Susanto) ternak
Kesetiaan
pada
Tomat
”Saya terlalu berani dan kurang perhitungan.” Kalimat penuh sesal itu
diucapkan Priatmana Muhendi yang dililit utang Rp400-juta. Usianya
masih muda, 27 tahun, tapi utangnya menggunung.
Kisahmengantongi
tragis itu bermula di Bandung. Begitu
gelar sarjana—ia
mengenyam pendidikan manajemen—Priatmana
menjadi kontraktor: membangun perkantoran,
jalan raya, hingga saluran irigasi di berbagai kota.
Lima tahun lamanya ia bergelut dengan semen,
pasir, dan aspal. Hasilnya, utang Rp400-juta
melilitnya.
Pada 1995 Priatmana Muhendi meninggalkan
Bandung. Ia kembali ke Desa Cisarua, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Di desa
berhawa sejuk pada ketinggian 1.200 m dpl itu ia
menggantungkan harapan pada kentang.
Ia mengebunkan kentang granola di lahan
1,5 ha. Sulung 5 bersaudara itu memilih
komoditas Solanum tuberosum lantaran harganya
relatif stabil, saat itu Rp1.500 per kg. Betul,
memang ketika panen ia memperoleh harga
bagus, Rp1.800 per kg. Sayang, produktivitas
jeblok. Priatmana hanya menuai total 12 ton
umbi sehingga omzetnya Rp21,6-juta. Padahal,
Priatmana
produktivitas rata-rata kentang granola sekitar
Muhendi 22 ton per ha.
spesialis Mestinya, Priatmana mampu memanen
pekebun tomat 30 ton dari lahan 1,5 ha. Harap mafhum, itulah
(Dari kiri mencapai 2 kg per krop. Artinya, dari total Rata-rata luasan penanaman tomat 3 ha
ke kanan): populasi 25.000 tanaman per ha ia menuai 50 ton. per bulan. Total populasi 16.000 per ha dan
Hamparan Kebetulan juga saat itu harga kerabat sawi itu produktivitas 2 kg per tanaman. Ia menerapkan
tanaman
melambung hingga Rp1.800 per kg. sortasi amat ketat. Untuk kelas A: tomat tanpa
kentang, kubis,
dan tomat: Priatmana menangguk omzet Rp180-juta. cacat, maksimal 10 buah per kg, dan tingkat
komoditas yang Padahal, biaya produksi tak sampai Rp1.000/kg. kematangan 75%. Sementara kelas B terdiri atas
diusahakan Laba berkebun kubis itu sebagian digunakan 10—14 buah; C, 15—18 buah/kg. Kualitas A
Priatmana untuk menyicil utang yang Rp400-juta. Laba untuk memasok berbagai pasar swalayan di
demi laba berkebun sayuran itu juga digunakan Jakarta; kelas B dan C ke pasar induk.
untuk memperluas lahan hingga kini menjadi ”Saya mempunyai standar prosedur untuk
12 ha. Di sana pria 39 tahun itu menanam tomat, sortasi yang sulit diterapkan di tempat lain
sawi putih, kubis, buncis, dan labu siam yang karena kebiasaan orang menyimpan tomat
bukan berasal dari Thailand, tapi Brazil. Selain apkir di bagian tengah. Saya ingin memberikan
tomat, komoditas-komoditas itu hanya sebagai yang terbaik kepada konsumen, membangun
selingan. Maksudnya, sebagai tanaman rotasi citra yang baik dengan sortasi ketat,” ujar
untuk memutus siklus hama dan penyakit pehobi bulutangkis itu. Wajar jika Priatmana
tanaman tomat. dan kelompok taninya selalu mendapatkan
Setelah
Timah
Terbitlah
Rempah
Bertahun-tahun Darren Chandra tinggal di Sydney, Australia, untuk
belajar Manajemen di University of New South Wales. Begitu pulang,
ayahnya menempatkan Darren di Tanjungbalai Karimun, Kepulauan
Riau, yang senyap. “Setiap hari saya ingin menangis,” katanya.
Satu-satunya h i b u r a n
bagi Darren
Chandra adalah atraksi monyet yang berloncatan
17 provinsi. Pantas, bila Darren menyimpan
banyak informasi soal komoditas hasil bumi.
Contoh di Nusa Tenggara Timur, hasil bumi yang
di cabang-cabang pepohonan. Jafar Chan, menonjol adalah jambu mete dan cendana.
ayah Darren, mengelola PT Karimun Timah yang Sementara Aceh menyimpan pinang.
menggeluti bisnis dan eksplorasi bahan solder itu. Semula laporan itu cuma tersimpan di rak arsip.
Lokasi penambangan di Tanjungbalai Karimun. Namun, pada 1991 ketika dunia pertambangan
Kelima kakak Darren sudah mengelola perusahaan melesu diikuti kasus emas Busang, Kalimantan
masing-masing. Jadilah Jafar mengirim Darren Timur, Darren teringat laporan itu. Ia membuka-
ke Tanjungbalai Karimun. Untunglah kesedihan buka kembali arsip lawas. Saat itulah terbersit
Kesinambungan bungsu 6 bersaudara itu tak berlarut-larut. di benaknya untuk membuat diversifikasi usaha.
ekspor Di sana selama 5 tahun, Darren muda belajar Maka sejak 1992 pria 55 tahun itu merintis
lada berkat
pertambangan dari para karyawan senior. perniagaan rempah-rempah dan hasil bumi lain.
kemitraan
dengan Ketika ayahnya menjual PT Karimun Timah
pekebun pada 1982, Darren membangun perusahaan
pertambangan baru: PT Sumber Alam Peleng. 9 komoditas
Darren mengeksplorasi mika, mineral mirip kaca Pasar ekspor terkuak setelah ia berkali-kali
antara lain untuk isolasi listrik dan batu cermin. mendatangi kedutaan besar India di Jakarta.
Lokasi penambangan di Peleng, pulau terbesar Negeri Anak Benua itu meminta pinang. Buah
di gugus Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Areca catechu itu berkhasiat antidepresi,
Tengah. Ia kemudian juga menambang emas. meningkatkan kekebalan tubuh, dan penurun
Ke mana pun bereksplorasi, Darren senantiasa panas. Darren memang tak mengebunkan
mewajibkan karyawannya untuk membuat laporan anggota famili Palmae itu. Pasokan pinang
vegetasi di sekitar lokasi. Perusahaan itu mencari diperoleh dari Aceh dan Sumatera Barat. Volume
sumber tambang baru ke berbagai pelosok di ekspor perdana 20 ton pinang dikapalkan ke
eksportir
rempah-rempah
ke Korea
Selatan
Dokumentasi yang baik tentang negeri di wilayah Asia Selatan itu. Setelah itu
pasar melebar ke Korea Selatan.
jenis-jenis tanaman perkebunan Negeri Ginseng itu meminta beragam
dan rempah menjadi inspirasi komoditas seperti pinang, cengkih, daun nilam
kering, lada hitam, dan kayumanis yang dikirim
Darren Chandra untuk berbisnis. dalam sebuah kontainer. Jenis permintaan
Ketika dunia pertambangan biasanya berubah setiap bulan. Misalnya, pada
bulan ini sang importir meminta kayumanis,
yang digeluti melesu, jadilah ia cengkih, dan pinang; bulan berikutnya, lada hitam
mengekspor beragam komoditas dan daun nilam.
Darren senantiasa mengirimkan komoditas
seperti pinang, kayumanis, dan itu dalam kontainer 40 feet berkapasitas
kapulaga. 22—25 ton. Alasannya, biaya pengiriman lebih
murah. Biaya pelayaran Jakarta—Pelabuhan
Busan, Korea Selatan, yang ditempuh 7 hari
sekitar Rp8-juta per kontainer. Bandingkan
dengan biaya kontainer 20 feet yang mencapai
Rp5-juta. Lagi pula bila masih ada tempat kosong
di kontainer itu, biasanya importir Korea minta
komoditas lain hingga kontainer itu penuh.
Saat ini Darren mengekspor 9 komoditas
untuk melayani permintaan 3 importir di Korea.
Mereka pada umumnya perusahaan farmasi
yang memproduksi beragam obat berbahan
herba. Lima komoditas unggulan adalah pinang,
Dari kiri ke cengkih, nilam, kapulaga, dan kayumanis. Volume satu provinsi, Darren hanya menjalin kerja sama
kanan: cengkih, ekspor pinang rata-rata 10 ton per importir atau dengan seorang pengepul untuk mencegah
kapulaga, total 40 ton untuk 3 importir per bulan. Sementara persaingan dan konflik antarpengepul. Harap
kayumanis, dan
biji pinang
volume ekspor cengkih rata-rata 5 ton per mafhum, Darren memang tak mengelola kebun
importir per bulan, daun nilam (10 ton), kapulaga sendiri sehingga kesinambungan pasokan praktis
(10 ton), dan kayumanis (20 ton). Di luar itu masih mengandalkan mereka. Oleh karena itu bila
ada gaharu, lada hitam, dan secang. Sembilan ada orang lain menawarkan harga lebih rendah
komoditas itu dikapalkan 2 kali per bulan. daripada harga yang disodorkan pengepul, ia
Menurut Darren harga jual pinang ke menolak.
mancanegara sekitar US$1,5 setara Rp13.000/kg. Belum lama ini, misalnya,
Dengan volume 40 ton sebulan, omzet Darren ada yang menawarkan
dari perniagaan pinang kapulaga seharga Rp75.000/ kg;
mencapai setengah miliar dari pengepul langganannya,
rupiah. Belum lagi dari Rp80.000. Darren tetap memilih
perdagangan komoditas kapulaga dari pengepul,
lain yang mencapai meski lebih mahal. “Kenapa
puluhan ton. Tentu harus ambil risiko? Saya
saja rekeningnya kian untung sedikit ngga apa
gemuk. apa, yang penting tak ada
komplain (dari Korea),”
katanya. Bahkan, ayah 2
Strategi anak itu memberikan uang
Rahasia sukses ayah 2 anak muka kepada para pengepul
itu berbisnis rempah antara lain untuk pengadaan rempah-rempah. Selain
tepat waktu mengirim barang itu ia juga konsisten menjaga mutu. Jika tak
dan menjaga kualitas. Itulah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan,
sebabnya, importir di sana Darren tak segan untuk menolak pasokan.
merekomendasikan nama Darren
ke importir lain. Semula Darren hanya
memasok 1 importir, kemudian menjadi Tak terlayani
3 importir. Imbas lain, mereka membayar lebih Menggeluti bisnis rempah-rempah bukan
dulu sebelum barang yang dikirim Darren tiba di sepi kendala. Pada mulanya sekitar 50%
Pala, salah Pelabuhan Busan, Korea Selatan. pasokan pengepul ditolak akibat tak sesuai
satu komoditas Kiat sukses lain, ia konsisten bekerja sama dengan standar mutu. Untuk mengatasinya,
ekspor andalan dengan para pengepul di berbagai daerah. Di Darren mengirim orang khusus ke berbagai
62 TRUBUS GOLD EDITION - I
sentra rempah-rempah. Selama sebulan, orang Masalah lain, meski Darren tepat waktu
itu mendidik pengepul untuk menyortir sesuai mengirim barang dan menjaga kualitas, tetapi
standar mutu yang ditetapkan. Contoh, standar satu per satu 4 importir Korea membangun
mutu pinang adalah good cut mencapai 90:10. perwakilan di Jakarta. Itu kejadian pada 2004.
Artinya dari 2 kg contoh biji buah pinang yang Mereka memutus rantai tataniaga dengan mencari
dipotong, 90% lolos sortir dan hanya maksimal sendiri komoditas ekspor di Indonesia. Wajar bila
10% rusak. 3 tahun lalu volume ekspor Darren 2—3 kali lipat
Hingga 2 tahun pertama, ia pontang-panting ketimbang volume saat ini. Dari 7 importir, kini
mendidik pengepul. Hasilnya, kini sekitar tersisa 3 importir yang rutin dipasok Darren.
90% pasokan pengepul sesuai standar Mereka produsen obat terbesar di
mutu. Hambatan lain, kesulitan Korea.
mencari komoditas tertentu. Pria Toh, Darren tak ciut nyali. Ia
kelahiran Bireun, Nanggroe tengah membangun strategi
Aceh Darussalam, 11 Agustus merebut pasar. Tahun
1952 itu kesulitan mencari depan selama 6 bulan, ia
pasokan. Bayangkan, importir berencana memasarkan
membutuhkan rutin biji teratai beragam komoditas
Nymphaea sp hingga 20 ton ekspor jauh lebih murah
per bulan. “Kita mau cari di ketimbang harga yang
mana? Dua ton saja susah, ditawarkan 4 mantan
meski harganya amat bagus,” importir yang pernah
katanya. dipasoknya itu. Ia tak
Ada lagi permintaan ajek mengambil untung serupiah
berupa rumput teki Cyperus pun. Itu memungkinkan
rotundus juga 20 ton per bulan. lantaran ada subsidi silang
“Satu ton saja setengah mati, kan? Saya dari penjualan batubara yang juga
hubungi teman-teman di berbagai daerah, tapi digeluti Darren.
tak sanggup.” Belum lagi permintaan puluhan ton Dengan begitu ia berharap, importir-importir
masing-masing daun bambu dan akar alang-alang. di Korea beralih kepadanya. Ratusan produsen
Untuk daun bambu, misalnya, ia menyebarkan herba di sana sudah ia kantongi. Perusahaan-
informasi kepada beberapa pengepul di Jawa perusahaan itu terkonsentrasi di Jekidong, sejam
Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur untuk jalan darat dari Seoul. Ia bergairah merebut Permintaan
mencarinya. Syaratnya tanaman berbatang hijau pasar lantaran prospek perniagaan rempah- rutin 20 ton biji
dan daun tanpa bulu. Sayang, upaya itu juga rempah di pasar dunia tetap mencorong. (Sardi teratai/bulan
gagal. Peluang di depan mata itu akhirnya sirna. Duryatmo) belum terlayani
Bersandar
Pada Ikan Hias
Dua puluh satu tahun silam ia selalu datang ke tubir sungai itu. Setiap datang setiap
kali pula matanya sesaat menyapu lingkungan sungai itu. Lalu, ia menceburkan diri ke
dalam sungai yang berlumpur hitam dan bau busuk menyengat dari buangan limbah
rumah tangga.
Siapa duga kini lelaki itu—Jap Khiat Bun— banyak orang asing datang untuk bertransaksi ikan
menjadi salah satu eksportir ikan hias terbesar hias. “Saya jadi tanya-tanya tentang prospek ikan
di tanahair. Ribuan kotak kaca berukuran 90 cm hias,” kata ayah 2 putra itu. Salah satu kenalan,
x 60 cm x 60 cm dan belasan kolam semen Mr Fan Choo Lon, kini presiden ekspor-impor ikan
seluas 8—10 m2 mengisi farmnya di Cibinong, hias Singapura, ikut mendorongnya mengekspor
Bogor. Dari sana sekitar 200 jenis ikan hias dikirim ikan. “Dia bilang bisnis ikan hias itu tidak ada
ke berbagai negara tujuan di Asia, Eropa, dan matinya,” tutur Jap.
Amerika. “Pengiriman dapat mencapai 1.600 boks Saat rasa yakin itu tumbuh, Jap malah
per bulan,” katanya. kebingungan memilih jenis ikan yang diusahakan.
Arapaima Enam puluh persen ikan-ikan yang diekspor Fan Choo Lon pula kemudian menyarankan
komoditas itu asli dari perairan Indonesia. Salah satu yang menernakkan kongo tetra Phenacogrammus
harapan ekspor diminati pembeli mancanegara adalah Botia interuptus dan rumynose Petitella georgiae. “Ikan
macracantha dari sungai-sungai di Sumatera dan itu katanya sedang populer. Saat pulang saya
Kalimantan. Menurut Jap ikan itu disukai karena beli masing-masing 10 induk,” katanya. Lima
coraknya cantik. Kuning belang-belang hitam. bulan dipelihara, Jap pun dapat memperbanyak
“Ikan ini pasti menjadi unggulan setiap eksportir ikan-ikan itu. “Saat ikan besar saya kontak teman
di tanahair,” kata peraih Entrepreneur Agribusiness Singapura itu, apakah mau beli? Ternyata mereka
Award 2004 itu. mau,” ujar penggemar golf itu.
Usaha Jap Khiat Bun mulai meningkat.
Jumlah akuariumnya terus bertambah mencapai
Aquarama ratusan buah. Ia pun memutuskan keluar dari
Nasib baik itu tidak bisa lepas pekerjaannya untuk dapat memburu cacing lebih
dari profesi terakhir Jap sebagai banyak. Punggung kakinya sampai menghitam
kepala bagian mesin pemintal diserang eksim berat karena sering
di pabrik tekstil. Setelah berendam di lumpur. “Semua
bekerja selama 3 tahun, sungai dan selokan di Jakarta
Jap menjadi andalan sudah pernah saya datangi
pabrik itu. “Saya menjadi untuk diambil cacingnya,”
orang lokal paling ahli ujar ayah 2 putra itu yang
mengoperasikan mesin h i n g g a k i n i b e r u p a y a
pemintal,” katanya. m e n c a r i k e s e m b u h a n
Prestasi itu diganjar penyakit itu sampai ke
d e n g a n s e r i n g Singapura dan Cina.
dikirimnya Jap
b e r t u g a s k e
Cina, Hongkong, Berkualitas
dan Singapura. Berguru pada
“Perusahaan orang yang lebih
ingin ilmu mesin t a h u m e n j a d i
saya bertambah,” pelajaran berharga.
k a t a n y a . J a p m e n y a d a r i
Hal itu seiring dengan ungkapan itu karena
pemulangan bertahap para teknisi mesin ia tidak memiliki
asing di pabrik itu. p e n g a l a m a n d i
Suatu ketika Jap yang sedang bidang perikanan.
bertugas di Singapura menyinggahi Ahli-ahli budidaya dan
Jap tak pelit pameran ikan hias internasional, p e n y a k i t i k a n s e r i n g
berbagi ilmu Aquarama’79. Ia takjub menyaksikan didatanginya. Termasuk
Ribuan
akuarium
berisi ikan siap
ekspor
membeli majalah ikan luar negeri. “Segala sesuatu Beberapa induk superred di kolam seluas 100 m2
perlu totalitas. Untuk ikan saya harus tahu dari sudah ada yang menggendong telur.
A sampai Z-nya,” katanya. Jap pun tak segan Menurut Jap Khiat Bun jalan sukses yang
pergi berminggu-minggu untuk mencari jenis ikan diraihnya karena ia benar-benar menjalankan
hias baru hingga ke pedalaman Papua. “Potensi prinsip Sin Yung, kepercayaan dan kejujuran.
ikan hias kita sungguh luar biasa,” tambahnya. “Tanpa itu semua tak ada usaha yang bisa
Terbukti keragaman dan kualitas ikan hasil langgeng,” katanya. Seperti lelaki yang dua Bagi Jap
tangkaran dan mitra Jap sangat bagus. “Sampai puluh tahun silam menceburkan diri ke sungai Aquarama ajang
saat ini saya hampir belum pernah merugi karena berbau, kepercayaan pada sang cacing kemudian intip ikan-ikan
ikan sakit,” katanya. Bagi pembeli luar negeri, menggiringnya menjadi eksportir besar. (Dian bakal tren
ikan asal farmnya, CV Maju Aquarium, menjadi Adijaya S)
jaminan mutu. “Mereka bilang ikan dari saya meski
murah tapi kualitasnya baik,” katanya. Wajar
permintaan deras kini mengalir dari negara-negara
maju seperti Jepang, Perancis, Belgia, hingga
Amerika Serikat.
Sebagai eksportir besar Jap tak pelit berbagi
ilmu. “Saya belajar cara menghasilkan cacing yang
baik di Cina,” ujarnya. Ilmu itu kemudian secara
getok tular menyebar ke peternak bloodworm di
Bandung. “Saya juga punya kepentingan karena
bila panen mereka bagus dapat diambil untuk
diekspor,” tuturnya.
Kesibukan Jap Khiat Bun belakangan
meningkat setelah memelihara arwana superred
dan golden crossback asal Malaysia. “Ikan-ikan
ini memiliki pasar sangat bagus,” ujar pemilik
izin ekspor arwana itu. Miliaran rupiah sudah
dirogohnya hampir 3 tahun terakhir ini untuk dapat
menangkarkan kedua jenis ikan kahyangan itu
di Cikaret, Bogor. Hasilnya cukup memuaskan.
Tetap
Diskus
Bukan
Yang Lain
Dihantam demam lou han, Djudju Antony sempat limbung. Keteguhan
hatinya untuk tetap bermain diskus berbuah manis: popularitas dan
uang tentunya.
Sebanyak 70%
hasil ternakan
berkualitas baik
untuk ekspor
(Kiri)
Dari wadah
plastik anakan
berkualitas
dibesarkan
(Kanan)
Budidaya
sendiri, jamin
ketersediaan
pakan
Ketika Bankir
Terpikat
sang Ratu
Tidak percuma YB Hariantono rajin mengunjungi farm-farm besar di luar dan dalam
negeri. Ilmu yang diperolehnya melambungkan pria 41 tahun itu sebagai pencetak
maskoki terbaik.
Sore
i t u s e l e p a s p u l a n g b e k e r j a . Total ada 200—300 induk dan 20.000 bibit
YB Hariantono duduk bersimpuh di yang dipelihara. Setiap kolam dihuni 50 maskoki,
sisi kolam berukuran 1 m x 1 m sambil membuka 20—30 di antaranya lionhead. Hari lebih menyukai
sepatu. Suara aerator yang memancarkan lionhead lantaran sosoknya molek. “Jambulnya
air ke kolam terdengar bergemericik. Kedua juga bagus dan terkesan unik,” tambah ayah
tangan Senior Vice President Head, Information 1 putri itu.
Technology, Permata Bank itu sesekali membelai-
belai maskoki. Perlahan Carrasius auratus itu
diangkat, lalu diceburkan kembali. “Kalau sudah Tugas kantor
berada di kolam, semua kepenatan hilang,” tutur Alumnus Teknik Elektro, Institut Teknologi
kelahiran Malang itu. Sepuluh November Surabaya itu mulai tertarik
Kecintaan pada maskoki membuat Hari— pada maskoki sejak 1998. Ketika itu, Hari
panggilan akrab YB Hariantono—menyulap ditugaskan ke Singapura dari perusahaan tempat
lahan seluas 500 m2 itu untuk kolam. Sebanyak bekerja. Untuk memanfaatkan waktu senggang ia
50 kolam beragam ukuran, 1 m x 1 m, 2 m x berjalan-jalan ke sebuah toko ikan hias terkenal di
3 m, dan 6 m x 6 m di bilangan Ciputat, negeri Singa itu. Di sana, pria yang hobi fotografi
Jakarta Selatan, itu menghampar mendominasi itu melihat maskoki beragam bentuk dan warna
pandangan. Di beberapa kolam terlihat dipajang dalam akuarium. “Semuanya tampil
maskoki lionhead, mutiara, ranchu, oranda, molek,” ungkapnya.
dan tossa berenang mengibaskan siripnya. Setiap hari selama di Singapura, Hari selalu
Mereka menantikan butiran pelet dan belaian meluangkan waktu untuk melihat-lihat ikan gembul
sayang Hari. itu. Dari toko ke toko ikan hias ia masuki. Hari
TRUBUS GOLD EDITION - I 73
a
merek
beplaanjagarn
di la
rela berjam-jam berdiri di depan akuarium hanya kemampuan Hari untuk melihat maskoki bagus
untuk memperhatikan gerak-gerik ikan. “Sampai semakin terasah. Ia mampu membedakan
lupa waktu,” katanya. Apalagi jika maskoki yang maskoki kualitas kontes dan kualitas pasar
diperhatikan menunjukkan sikap bersahabat, ia dalam sekejap.
merasa berat untuk meninggalkannya.
Setelah tiba di tanahair, kecintaan terhadap
maskoki kian memuncak. Perburuan ke farm- Diserbu hobiis
farm di dalam dan luar negeri dilakoni. Bahkan, Di tengah kesibukannya sebagai bankir, ayah
ia rela mengambil cuti hanya karena ingin dari Fredrica Cynthia Dewi itu semakin getol
datang ke tempat penangkaran maskoki merawat maskoki. Sehabis pulang kerja tidak
di Bandung dan Tulungagung. “Saya juga jarang Hari nyemplung ke kolam. Menyipon,
pernah datang ke NK Farm di Thailand, Fermilion memberi pakan, dan mengecek kesehatan adalah
Goldfish Club di Singapura, dan Patrick Tan Kee pekerjaan rutin sehari-hari. “Pokoknya minimal
Beng di Malaysia (farm-farm besar maskoki, sejam saya luangkan waktu untuk merawat
red),” ucap pria berkulit putih itu. Tak heran maskoki,” tuturnya.
Maskoki-
maskoki ini
memberikan
ketenangan
pada Hari
74 TRUBUS GOLD EDITION - I
Aktivitas itu makin intensif menjelang banyak hobiis yang mencari maskoki datang ke
penyelenggaraan kontes. “Sebulan sebelum farm-nya. “Saya sampai kelimpungan memenuhi
kontes, saya sudah mempersiapkan ikan,” permintaan mereka,” tuturnya. Hari menyebut
papar Hari. Ia punya trik khusus untuk membuat setiap bulannya hanya bisa melempar 100—200
warna maskoki lebih cemerlang. Air kolam maskoki karena sebagian besar untuk dipelihara
dikondisikan ditumbuhi lumut sehingga terlihat sendiri. Meski begitu dari perniagaan ikan yang
menghijau. Menurut Hari, lumut bermanfaat untuk dijual seharga Rp2.000—Rp30.000/ekor, paling
mencerahkan warna ikan. tidak ia bisa mengantongi pendapatan sebesar
Tidak hanya itu, ikan yang akan dikonteskan Rp6-juta/bulan.
pakannya harus diperhatikan. Hari memberikan
cacing sutera yang telah direndam
selama 1 hari dalam bak agar betul-betul Juri kontes
bersih dari kotoran pembawa penyakit. Kepiawaian Hari mencetak maskoki
Sebagai pelengkap, pelet berprotein kontes berujung pada seringnya
tinggi diberikan 2—3 kali sehari. mendapat undangan untuk menjadi juri
Pemberian pakan distop 1—2 hari lomba. Sebut saja pada Mei 2007,
sebelum kontes. Tujuannya Hari jadi juri kontes
agar maskoki bergerak m a s k o k i d i
a t r a k t i f d a n t i d a k Aquarama
mudah stres. Singapura.
Dengan perawatan Di dalam negeri
seperti itu maskoki- tidak terhitung berapa
maskoki selalu tampil kali ia didaulat sebagai
prima. Tubuh bongsor pengadil ratu ikan hias air
d e n g a n b e n t u k tawar itu. Misalnya pada
proporsional. Warna akhir 2006, Hari dipercaya
ngejreng. Sirip ekor dan menjadi koordinator juri
dayung seimbang sehingga kontes maskoki Jack Aqua Zoo
gaya renangnya juga stabil. Selanjutnya 2006 di ITC Permata Hijau,
bisa ditebak maskoki hasil polesan Jakarta Selatan.
ahli teknologi informasi perbankan itu
kerap meraih gelar terhormat di arena
kontes. Lionhead baret misalnya, berhasil Disiplin ilmu yang tidak sesuai bukan
meraih predikat juara ke-1 sekaligus menyabet
gelar grand champion pada kontes Ikan Hias halangan bagi Hari. Dengan belajar
Nasional di Taman Akuarium Air Tawar, TMII,
pertengahan 2000. dan belajar di lapangan, jadilah ia yang
Sayang, sejak 2002, suami Maya Dewi itu
jarang ikut lomba lantaran waktunya tersita pada
terdepan untuk urusan maskoki
pekerjaan. Namun, nama Hari sebagai peternak
maskoki berkualitas semakin mencuat. Tak heran Keahlian Hari mencetak dan menilai maskoki
kontes sepintas datang begitu saja. Padahal,
puluhan hingga ratusan juta rupiah mungkin sudah
nyemplung untuk maskoki. Di awal memelihara,
banyak maskoki mati. Nyawa maskoki termahal,
ranchu berukuran 15—25 cm yang dibeli dari
Thailand pada 2000 senilai Rp5-juta melayang
gara-gara terserang parasit cerodakvirus.
Musibah lain terjadi pada awal 2001. Saat
itu 50 maskoki jenis baru berharga Rp300.000—
Rp400.000/ekor dari Cina meregang nyawa.
Lalu terakhir pada 2003, ia kembali ketiban sial.
Sebanyak 40 maskoki berukuran 15—25 cm
senilai Rp12-juta tak terselamatkan karena
peralihan musim.
Toh buat Hari, itu sebanding dengan pamor
sebagai peternak maskoki ternama di tanahair.
Kepuasannya hanya satu. “Ketenangan saat
berada di tepi kolam,” imbuhnya. (Hermansyah)
TRUBUS GOLD EDITION - I 75
a
merek
beplaanjagarn
di la
jesda attavichit:
Kolonel
Tertawan
Cupang
Rumah berdinding putih di kawasan elit Sukhumvit, Bangkok,
Thailand, itu penuh akuarium. Seekor halfmoon merah solid
mengembangkan ekor 180o. Plakat steel blue berenang hilir-mudik.
Itu baru sebagian kecil cupang koleksi Kolonel Jesda Attavichit—
presiden Thailand Betta Club.
Pemandangan
di ruang kamar tidur alumnus sekolah angkatan darat. Itu
dalam seperti lantaran Jesda sangat mengagumi keindahan dari
menegaskan itu hunian seorang penggila cupang. kibasan serit.
Rak 4 tingkat setinggi 2 m dipenuhi
120 akuarium berisi plakat hijau,
halfmoon biru, dan serit merah. Cetak juara
Setumpuk poster berisi ragam Kesibukan ayah 2 anak itu makin
cupang ternakan Thailand menggila menjelang kontes di luar negeri.
berserakan di atas meja Dua munggu sebelum lomba Jesda rajin
makan selebar 1,5 m dan memberikan vitaman guna menambah
panjang 2,5 m. Lima stamina dan memperkuat sirip.
belas akuarium kosong Pemberiannya dibarengi
menggantikan posisi pakan pelet
Jesda juga toples-toples berisi seminggu sekali.
dinobatkan camilan. Agar sisa pakan
sebagai Akuarium sepertinya tak mengendap dan
presiden tissue jadi “perabot” utama jadi biang penyakit,
culture anggrek rumah itu. Di dapur setiap hari 100% air rutin
Thailand
—t e m p a t aktivitas diganti. “Serit membutuhkan
memasak—ada 6 akuarium air soft dengan kadar kapur
dijejerkan di dekat tempat rendah,” ujar Jesda. Berbeda
piring. Isinya halfmoon longtail dengan plakat yang menyukai
Halfmoon berwarna merah-putih dan solid merah air berkapur tinggi. Perbedaan itu
merah jadi yang jadi juara National Betta Competition di membuat Jesda rajin mengecek
andalan Singapura. Kotak kaca berisi serit juga mendiami kesadahan air menggunakan hardnessmeter.
kantong plastik dalam dus. Itu 20 cm x 40 cm, lalu diberi oksigen. Setelah itu
kantong diikat rapat, dan dimasukkan dalam tas
supaya cupang seharga ratusan yang cukup tebal. Jesda pun rela berbagi tempat
ribu rupiah tiba di negara tujuan di mobil kesayangan dengan cupang-cupang
yang akan berlaga. Tujuannya supaya anggota
dengan selamat. famili Osphronemidae itu merasa nyaman.
Toh susah-payah itu terbayar tunai. Cupang-
cupang sang kolonel kerap menyabet kampiun di
arena lomba. Sebut saja plakat hijau, serit dasar
merah gelap, dan serit merah terang. Plakat
hijaunya berhasil merajai kelas green/terquoise
pada 6th National Betta Competition di Singapura.
Tak hanya di Singapura, ia pun berhasil menyabet
5 piala dari 7 cupang yang ikut lomba di Aquafair
Malaysia 2006.
Spesies langka
Namun, bukan berarti Jesda terhindar dari
petaka. Suatu waktu serit crowntail kesayangannya
patah lantaran salah memasukkan air. “Air yang
Beragam piala dimasukkan berkapur tinggi menyebabkan serit spesies ini langka. Saya memburunya bukan untuk
kejuaraan patah atau tidak mengembang,” kata Jesda. lomba, tapi sekadar koleksi,” katanya. Keesokan
internasional Ia pun bergegas terbang ke Indonesia untuk hari Jesda kembali ke Bangkok dengan cupang
mendapatkan penggantinya. yang terbungkus dalam kardus berlapis kantong
Demi kesempurnaan serit cupang, Jesda rela plastik.
membawa sampel air yang dipakai para peternak Supaya tidak punah, cupang hasil tangkapan
cupang di Slipi, Jakarta Barat, ke negerinya itu dikawinkan setelah seminggu disehatkan
2 tahun silam. Air asal ledeng itu dalam larutan garam. Cupang itu kemudian
diuji di salah satu laboratorium bergabung dengan cupang-cupang lain
di Bangkok. Setelah menempati bak di depan
hasil uji keluar, rumah. “Perkawinan
Jesda memutuskan yang baik saat musim
mengganti air panas tiba, yakni Januari
ledengnya dengan sampai Oktober,” ujar
air lebih soft. Kini Jesda.
ekor serit yang Untuk menghasilkan cupang
berkerut-merut juara, perlu betina yang
menjadi tegak dan berkualitas. “Warna cerah, ekor
lurus. mengembang, dan berumur
Selain itu, demi 4 bulan,” kata pria kelahiran
mendapatkan seekor cupang Bangkok itu. Syarat lain, harus
spesies, pemilik usaha kecantikan seukuran dengan jantan.
itu rela naik bus selama 10 jam Perkawinan dilakukan pukul
dari Bangkok ke Chiang Mai. Musababnya 08.00—10.00. Sekali pijah, betina menghasilkan
penerbangan saat itu penuh. Tiba di Chiang Mai, 1.000 anakan. Dua hari kemudian, jantan dan
ia harus menumpang ojek menembus dinginnya burayak dipindah ke bak semen. Burayak diberi
Plakat steel blue malam menuju sungai, habitat cupang itu. Cupang daphnia sehari sekali.
78 TRUBUS GOLD EDITION - I
Tak ada waktu mengurus cupang,”
Presiden
Pilihan itu rupanya tak salah.
Prestasi demi prestasi mengantarkan
Jesda ke kursi presiden pertama
Thailand Betta Club (TBC). Itu jabatan
ke-2 selain presiden di klub anggrek
yang juga ia rintis. Jabatan presiden
TBC dipegang selama 2 tahun. Tak
puas bermain di lokal, bersama-sama peternak
Pergantian air dilakukan 2 pekan berikutnya. kawakan lain di Thailand, ia memperjuangkan TBC
Saat burayak berukuran 0,5 cm, induk jantan menjadi anggota International Betta Congress
Deretan
dipindah ke dalam akuarium. Setelah berumur (IBC). Keanggotaan itu membuat cupang-cupang
akuarium di
5 minggu, burayak hidup mandiri dalam Thailand lebih dikenal oleh dunia sekaligus dapat teras rumah
akuarium. Sampai berumur lebih dari 3 bulan mengikuti kontes berskala internasional.
cupang-cupang itu diberi pelet berprotein tinggi Hasilnya TBC masuk dalam area 6
agar staminanya kuat. meliputi Asia Pasifik dan bergabung
bersama Australia, Indonesia, Filipina,
Malaysia, Singapura, dan
Pilih cupang Vietnam.
Kepiawaian Jesda merawat kerabat Jam terbang
gurami itu patut diacungi jempol. Maklum Jesda sebagai juri
ayah 2 anak itu sejatinya jebolan Ilmu internasional pun
Administrasi Bisnis dari Shenandoah melesat. Ia kerap
College and Conservatory of diundang menjadi
Music, Virginia, Amerika penilai dalam
Serikat. Jesda kenal cupang kontes-kontes di
dari sang ayah. Namun, Australia, Indonesia,
dahulu hanya cupang aduan. dan Singapura.
Lincahnya gaya renang cupang adu itu Sembari itu, Jesda
membuat Jesda kepincut. Sayang, saat mengintip ilmu di
melenjutkan kuliah di negeri Paman Sam ia masing-masing negara. Tak
harus meninggalkan cupang. lupa ia memboyong induk-induk
Sekembali ke Thailand, pengagum pantai- berkualitas untuk mencetak
pantai di Bali itu malah masuk ke kedinasan cupang juara. Pantas di masa
angkatan darat yang jadi tradisi keluarga. Cupang pensiun, prestasi sang kolonel justru kian Halfmoon
pun semakin ditinggalkan. “Latihannya berat. mencorong. (Lastioro Anmi Tambunan) merah putih
Makmur
karena
Lobster
Empat tahun lalu, jadwalnya ajek: mendorong
pintu besi toko telepon seluler setiap pukul
09.00. Kini, Suluh Eko Prabowo mengelola
50 kolam lobster yang memberikan omzet
Rp10-juta/bulan.
Di kamar
Menurut Eko, ketertertarikan pada lobster
muncul saat Trubus mengupas lobster pada 2002.
TRUBUS GOLD EDITION - I 81
a
merek
beplaanjagarn
di la
Kiri-kanan (atas) “Berbisnis losbter lebih prospektif. Sebagai ikan 300—500 telur. Setelah dibesarkan menjadi bibit
Bibit lobster konsumsi yang tidak ada habisnya,” tuturnya. berukuran 5 cm, ia baru berani menjual. Mulanya,
berukuran 5 cm.
Awalnya Eko mendapatkan lobster dari Eko mendapat permintaan dari seorang kenalan
Ada 90 kolam
lobster milik
kerabatnya di Yogyakarta yang lebih awal di Yogyakarta. Sebanyak 100—300 bibit senilai
Eko di Kalasan menekuni. Tiga set induk dibeli seharga Rp500.000—Rp700.000 habis terjual.
Yogyakarta dan Rp6-juta—Rp7-juta. Selanjutnya, induk redclaw Sejak itu pangsa pasar Eko semakin meluas
Farm lobster itu ditangkarkan dalam 3 akuarium berukuran hingga Jepara, Magelang, Bojonegoro, Purworejo,
milik Eko seluas 1 m x 0,5 m x 0,3 m yang ditaruh di depan kamar Purwokerto, dan Probolinggo. Dari penjualan itu,
350 m2 rumah seluas 24 m2. Eko meraup keuntungan bersih rata-rata Rp1-
Dua bulan dipelihara Cherax quadricarinatus juta/bulan. Laba itu dipakai lagi untuk menambah
itu mulai tampak ada yang menggendong telur. akuarium serta membangun kolam baru di Klaten
Dari satu akuarium setidaknya Eko mendapat dan Yogyakarta seluas 350 m2.
Setiap bulan Eko memanen 3.000 bibit ukuran
3—5 cm yang dipelihara selama 2 bulan. Menurut
Eko, biaya produksi kecil, hanya Rp500/ekor. Dari
penjualan rutin itu pendapatan Eko mencapai
Rp4,5-juta/bulan. Jumlah itu di luar penjualan
induk siap pijah berumur 6 bulan. Satu set
induk—3 jantan dan 5 betina—dilepas seharga
Rp300.000.
Pria 28 tahun itu mampu menjual 20 set
induk/bulan ke beberapa plasma. “Biaya produksi
untuk menghasilkan induk hanya Rp20.000/ekor,”
katanya. Wajar kantongnya kian tebal dengan
pemasukan tambahan sebesar Rp5,6-juta/bulan.
“Terbukti saya bisa hidup makmur dari lobster,”
Induk siap pijah ungkapnya.
Aladin
Mereka berenam belas mempunyai kesamaan: sukses di bidang
agribisnis dan tak pernah belajar ilmu pertanian secara formal.
Mereka juga tak mempunyai lampu aladin. Sukses mereka antara
lain lantaran berguru di lapangan: di kebun sayuran, kolam gurami,
kebun anggrek, atau lahan pertanian lain.
mereka
belajar
di lapan
gan
Memang p e r t a n i a n . A d a y a n g Jatuh-bangun
banyak jalan menuju dunia
Aris Budiman
Bonsai Lalu Adenium
Menyebut Aris Budiaman identik dengan
adenium. Kamboja jepang memang andalan
bisnis nurseri Watu Putih, milik Adeng—sapaan
pria kelahiran Pekalongan 27 Desember 1970 itu.
Alumnus Jurusan Akuntansi STIE YKPN Yogyakarta
itu menangguk omzet ratusan juta rupiah per bulan
dari penjualan adenium yang digeluti sejak 1998.
Sukses Adeng antara lain lantaran kerja keras:
siang-malam men-training mawar gurun.
Bernard Sadhani
Kontraktor Berbisnis Durian
Lima belas tahun silam, kontraktor itu
mengebunkan durian monthong di Desa Murnisari,
Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Dari luasan
14 ha, ia rata-rata menuai 50 ton per tahun. Selain
itu alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
itu juga mengelola 15 ha kebun durian, lokasinya
3 km dari kebun pertama. “Enam tahun pertama
saya gagal. SPP sekolah saya lebih dari Rp500-juta,”
katanya. Itu untuk mengatasi serangan
Phytophthora palmivora dan mengganti bibit.
Boedi Mranata
Tergiur Liur Walet
Saat hendak “beternak” walet, keluarga besar
Boedi menentangnya. Alasannya karena mitos,
mengembangkan walet butuh tumbal: salah satu
anggota keluarganya bakal mati. Namun, kini
21 tahun kemudian puluhan rumah walet kelahiran
Banyuwangi 56 tahun lalu itu tersebar di berbagai
lokasi seperti Bali, Jepara, dan Banten. Liur-liur
walet itulah yang mendatangkan dolar ke rekening
doktor Biologi alumnus Universiteit Hamburg,
Jerman.
Budi Dharmawan
Di Cengkih Kita Jaya
Purnawirawan perwira Angkatan Laut itu
pemilik PT Zanzibar Cengkeh. Itulah salah satu
perkebunan cengkih terluas di Indonesia, 2.300 ha
tersebar di berbagai lokasi. Alumnus Teknik Mesin
Institut Teknologi Bandung itu juga membidani
PT Hortimart Utama yang memproduksi bibit
tanaman buah. Ia juga membudidayakan lengkeng
itoh, rambutan, pepaya, dan buah naga yang
diminati pasar Semarang. Kiprah agribisnisnya
dimulai pada 1970.
JK Soetanto
Jambu Citra dan Melon Eksklusif
Pria kelahiran Semarang itu berlatar belakang
pendidikan Teknik Sipil alumnus Institut Teknologi
Bandung. Soetanto (59) mengelola mangga
arumanis, khioe sawoi, serta jambu air pink rose
apple dan citra seluas 60 ha. Ayah 2 anak itu
juga memproduksi melon bermutu. Semua unit
usahanya di bawah naungan PT Bogatani. Salah
satu kiat bisnisnya, menghasilkan produk bermutu
dan mampu membaca keinginan pasar karena
intens beragribisnis sejak 1982.
Muhammad Suwed
Jalan Hidup Persia
Cikal-bakal bisnis Muhammad Suwed dari
rumah kontrakan di Yogyakarta pada 1988. Saat itu
ia masih mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional Veteran, tak pernah
belajar formal cara membiakkan kucing. Sekarang
ia mengelola cattery Ganswed bersama istri Jalilah
Ganis di Ciawi, Kabupaten Bogor. Di atas lahan
1.300 m2 itu mereka menghasilkan persia-persia
berkualitas yang acap menjuarai kontes.
Pami Hernadi
Setia pada Kaktus
Bagi Pami komoditas andalan untuk meraup
laba adalah kaktus dan sukulen. Sejak 1975
alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Parahyangan itu menggeluti kaktus. Di Lembang,
Bandung, pemilik nurseri Venita itu menyediakan
1.500 jenis kaktus, 65 spesies echevaria,
100 spesies haworthia, 150 spesies agave, dan
100 spesies aloe.
Prakoso Heryono
Bibit Buah Unggul
“Ayah kecewa, saya menjadi petani,” ujar
Prakoso Heryono. Ia belajar ilmu hukum di
Universitas Islam Sultan Agung, Semarang. Namun,
setelah melihat kemajuan pertanian Thailand, ia
seperti terpanggil untuk menggeluti agribisnis.
Sekarang Nonot—sapaan kelahiran Yogyakarta
4 November 1958 itu—sohor sebagai penyedia
puluhan jenis bibit tanaman buah bermutu sejak
15 tahun lalu. Sayang, ayahnya yang polisi itu tak
sempat melihat kejayaan Nonot beragribisnis.
Rizal Djaafarer
Bulan Bercahaya di Langensari
“Saya sedih ketika membeli anggrek
Phalaenopsis violacea di Taiwan, ternyata berasal
dari Kalimantan,” ujar pemilik Rizal Orchids
di Langensari, Lembang. Keprihatinannya
diwujudkan dengan menyilang-nyilangkan anggrek
bulan. Ketika orang lain terbuai mimpi, Rizal malah
terjaga untuk menyilangkan anggrek. Hingga
kini sarjana muda Pendidikan Teknik Arsitektur
alumnus Universitas Pendidikan Indonesia itu
menghasilkan 1.300 hibrida. Hasil silangannya
diminati penganggrek berbagai negara seperti
Jerman, Belanda,dan Jepang.
Suwarso Pawaka
Durian Unggul Jatuhan
Tujuh tahun pascapensiun, perwira menengah
TNI Angkatan Darat itu membuka kebun durian di
Cihideung, Kabupaten Bogor. Sebagian varietas
yang ditanam di kebun Warso farm itu adalah
monthong dan sitokong. Di kebun itulah belum
lama ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menggelar konferensi pers.
Tatang Hadinata
Sayuran Ekslusif dan Bunga Potong
Sayuran paprika, tomat, shisito alias cabai
jepang, dan kyuri, serta bunga krisan dan mawar
potong sebagian tambang rupiah Tatang Hadinata.
Ia mengadopsi teknologi hidroponik untuk
membudidayakan sayuran eksklusif. PT Saung
Mirwan yang ia dirikan sejak 1983 mengelola lahan
10 ha dan menjalin kemitraan dengan puluhan
pekebun.