You are on page 1of 1

ABSTRAK

Kawasan Bandung Utara (KBU) menghampar dengan luas sekitar 380.609 Ha,
dengan bentang kontur bervariasi dari datar, landai, hingga berupa perbukitan terjal.
Pemanfaatan lahannya terdiri dari hutan (lindung dan produksi), perkebunan dan
pertanian, selain untuk hunian. Kawasan Bandung Utara merupakan kawasan konservasi
yang mensuplai kebutuhan air di Kota Bandung. Kawasan Bandung Utara. Pertumbuhan
Kecamatan Lembang yang cepat, jumlah penduduk yang semakin meningkat dan ruang
terbatas menjadikan Kecamatan Lembang telah banyak beralih fungsi menjadi daerah
terbangun. Berdasarkan hal tersebut bahwa pembangunan di Kawasan Bandung Utara
harus dikendalikan. Pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara telah
diatur dalam Perda Jabar No1 Tahun 2008 dimana dalam perda tersebut seluruh
bangunan di Kecamatan Lembang harus memenuhi syarat ketentuan yang diatur pada
Pergub Jabar No 21 Tahun 2009 tentang petunjuk pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang Kawasan Bandung Utara, akan tetapi keadaan dilapangan bahwa
masih banyak bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Studi simpangan pemanfaatan ruang kawasan Bandung Utara berdasarkan
perspektif regulasi perizinan bertujuan melihat dan membandingkan antara keadaan
dilapangan dengan ketentuan yang berlaku, mengidentifikasi IMB yang sesuai dengan
rencana pola ruang KBU di Kecamatan Lembang, mengidentifikasi potensi mal
administrasi dalam penerbitan IMB terhadap rencana pola ruang KBU di Kecamatan
Lembang. Pada penelitian ini acuan teori yang digunakan adalah peraturan terkait yang
berlaku, teori pemanfaatn ruang, teori perizinan, teori mal administrasi dan teori good
government. Kaitan teori tersebut dengan penelitian ini, bahwa ketentuan-ketentuan
yang ada didalam teori sebagai pembanding dengan keadaan dilapangan sehingga akan
didapat simpangan-simpangan terkait pemanfaan ruang di Kawasan Bandung Utara
pada umumnya dan di Kecamatan Lembang khususnya.
Proses analisis pada penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dilapangan
dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan pada peraturan dan teori-teori. Metode yang
digunakan untuk memperoleh simpangan tersebut adalah metode superimpose dimana
hasil dari analisis akan didapat simpangan pembangunan yang kemudian akan diteliti
penyebab simpangan tersebut. Hal-hal penyebab simpangan tersebut didapat dari hasil
wawancara dengan masyarakat Kecamatan Lembang dan lembaga terkait baik lembaga
ditingkat Provinsi Jawa Barat maupun Kabuapten Bandung Barat dianalisis secara
kualitatif deskriftiv dengan menggunakan metode verbal normatif, dimana metode ini
menggunakan pernyataan-pernyataan dari responden dikaitkan dengan ketentuanketentuan dalam peraturan.
Berdasarkan hasil analisis bahwa banyaknya bangunan yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, penyebabnya adalah kurangnya efektifnya sosialisasi
yang dilakukan oleh pemerintah
daerah terkait tatacara permohonan perizinan
mendirikan bangunan di Kecamatan Lembang, kurang sadarnya masyarakat untuk
mengurus pemohonan IMB, kurangnya pengawasan dan pengendalian terhadap
pembangunan di Kecamatan Lembang oleh pemerintah daearah Kabupaten Bandung
barat dan kurangnya koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Upaya-upaya dilakukan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang di Kecamatan
Lembang adalah sosialisasai yang lebih intensif kepada masyarakat terkait permohonann
IMb, peningkatan pengawasan dan pengendalian dalam sistem administrasi permohonan
IMB dan implemantasinya dilapangan, meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait
perizinan di Kecamatan Lembang.
Kata Kunci : Kawasan Bandung Utara(KBU), Kecamatan Lembang, Penyimpangan,
Pemanfaatan Ruang, IMB.

You might also like