Professional Documents
Culture Documents
Tema
Diselenggarakan oleh:
WAKTU
KEGIATAN
KETERANGAN
Panitia
Panitia
Prof.Dr.Ir. Siti Herlinda, MSi
Prof. Dr. Badia Perizade, MBA
Panitia
Keynote Speech:
Kebijakan Kementerian Pertanian tentang
Program Optimalisasi Lahan Suboptimal
09.00-10.30
10.30-12.00
12.00-13.45
13.45-21.30
Makalah Penunjang
Pemakalah Oral
08.00-15.00
15.00-15.30
15.30-16.00
1.1.
1.2.
1.3.
Neni Marlina
1.4.
Imelda
Marpaung
1.5.
Dwi Probowati
Sulistyani
1.6.
Dewi Indriyani
Roslim
1.7.
M. Umar Harun
1.8.
Arifin Fahmi
1.9.
Wenny
Ramadhani
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
Suparwoto
2.5.
Mery Hasmeda
2.6.
Gribaldi
2.7.
Nuni Gofar
2.8.
Zainal Ridho
Djafar
NP. Sri Ratmini
2.9.
3.1.
Taufiq Bachtiar
3.2.
Yopie
Moelyohadi
3.3.
Maria Fitriana
3.4.
Haris
Kriswantoro
Nyayu Siti
Khodijah
3.6.
Aurelia Tatipata
3.7.
Nana Sutrisna
3.8.
Dewi Meidalima
3.9.
Fitri Handayani
4.1.
Munandar
3.5.
4.2.
4.3.
4.4.
Julistia Bobihoe
4.5.
4.6.
Nur Imdah
Minsyah
Viktor Siagian
4.7.
Railia Karneta
4.8.
4.9.
Muh Bambang
Prayitno
5.
5.1. Armina Fariani
5.2. Aulia Evi Susanti
5.3. Harmini
5.6. Fauziyah
5.7. A. Karim
5.8. Gatot Muslim
5.9. Pita Puspitahati
6.
6.1.
Syahri
6.2.
Rr. Ernawati
6.3.
S. Asikin
6.4.
Reka Mayasari
6.5.
Yunizar
6.6.
Agus Wariyanto
6.7.
Siti Herlinda
6.8.
Armi Junita
6.9.
Rosdah Thalib
7.
7.1.
7.2.
7.3.
7.4.
7.5.
7.6.
7.7.
7.8.
L. Ninik
Sulistyaningsih
Agus Suprihatin
7.9.
Budiyati Ichwan
8.1.
8.2.
8.3.
8.4.
Bakri
8.5.
Momon Sidik
Imanuddin
8.6.
Agus Hermawan
8.7.
Yetty Hastiana
Hasyim
8.8.
Anny Mulyani
8.9.
Fifian Permata
Sari
9.1.
Dwi Guntoro
9.2.
Khodijah
9.3.
Syahrial
Abdullah
9.4.
Johannes
Amirullah
Iin Siti Aminah
9.5.
9.6.
Ruli Joko
Purwanto
9.7.
Iqbal Effendi
9.8.
Erni Hawayani
9.9.
9.11. Kusnandar
10.1. Elfiani
10.2. Novisrayani
Kesmayani
10.4. Effendy TA
10.6. R. Purnamayani
Pengaruh Pemberian Pupuk TSP dan Abu Janjang Kelapa Sawit pada
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau
10.9. Marlina
10.10. Merynda
Indriyani
Syafutri
10.11. Satria Jaya
Priatna
11.4. Nasir
Analisis Perilaku Curahan Tenaga Kerja Rumah Tangga Petani Padi di Lahan
Rawa Lebak
11.5. Firdaus
11.6. Rachmiwati
Yusuf
11.7. Omar Hendro
11.8. Rostiar Sitorus
11.9. Alhanan Nasir
11.10. Jaksen M. Amin
11.11. Hermanto
13.18. Elfiani
13.19. Racmiwati
Yusuf
13.20. Yunizar
13.21. Sri Sudarwati
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Armi Junita
Mahasiswa Program Magister Ilmu Tanaman, PPs,
Universitas Sriwijaya; Email: armi_junita@yahoo.com
Tujuan dari survei ini adalah untuk menganalisis
keanekaragaman jenis dan menganalisis kesamaan
komunitas di antara ekosistem sawah dan batas
ladang di daerah dataran rendah Sumatera Selatan.
Survei dilakukan pada sawah dan batas ladang
(semak-semak, gulma, gulma berdaun lebar).
Mengambil arthropoda sebagai sampel menggunakan
jaring. Menggunakan Indeks kesamaan komunitas dan
keragaman spesies untuk menganalisis data. Predator
arthropoda ditemukan sebanyak 59 spesies.
Keragaman spesies merupakan yang tertinggi dalam
gulma berdaun lebar di batas lapangan. Yang terendah
ditemukan di semak-semak. Ada kecenderungan
bahwa populasi predator arthropoda pada batas
bidang lebih mirip dengan komunitas arthropoda
predator pada tanaman padi.
Bioaktivitas Formulasi Padat Beauveria bassiana
(Balsamo) Vuill dari Tanah Rawa terhadap Nimfa
Aphis gossypii (Glover) (Homoptera: Aphididae)
Rosdah Thalib1,2, Firmansyah2, Triani
Adam1,Abdul Mazid 1, Siti Herlinda1,2*)
1Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Faperta,
Universitas Sriwijaya, Indralaya
2Alumni Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Faperta, Universitas Sriwijaya, Indralaya
3Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan
Suboptimal(PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya,
Palembang
Email: sitiherlinda@unsri.ac.id
Penelitian laboratorium ini bertujuan untuk untuk
mengetahui
pengaruh
aplikasi
bioinsektisida
formulasi padat berbahan aktif konidia B. bassiana
terhadap mortalitas dan LT50 nimfa A. gossypii.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan dan 5 ulangan
pada masing-masing formulasi bioinsektisida.
Bioinsektisda disemprotkan di atas permukaan tanah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasi
bioinsektisida formulasi padat berbahan aktif konidia
B. bassiana berpengaruh terhadap mortalitas dan LT50
nimfa A. gossypii. Mortalitas nimfa A. gossypii tertinggi
pada media pembawa Beras+Kompos Kering. Nilai
LT50 nimfa A. gossypii yang diaplikasi bioinsektisida
dengan bahan pembawa beras + abu sekam dengan
penaburan pada permukaan tanah relatif lebih singkat
(2,20 hari). Analisis regresi pada bahan pembawa
beras + abu sekam Y = -2,08+0,94 X menunjukan
bahwa semakin banyak formulasi yang ditaburkan
akan semakin tinggi konsentrasi konidia jamur B.
bassiana maka semakin pendek waktu yang
dibutuhkan untuk mematikan sebanyak 50% dari
nimfa A. gossypii yang diuji.
27
28
bertujuan
untuk
mengetahui
peningkatan
produktivitas kedelai varietas Anjasmoro melalui
pendekatan PTT di lahan kering, lahan rawa pasang
surut dan lahan rawa lebak di Provinsi Jambi.
Produktivitas rata-rata kedelai di Provinsi Jambi yaitu
1,3 t/ha. Rendahnya produktivitas kedelai di Jambi,
selain faktor kesuburan lahan rendah dan masam juga
disebabkan oleh ketersediaan benih bermutu terbatas,
waktu tanam, kekeringan/kebanjiran, pemupukan,
hama penyakit, pasca panen dan harga. Peluang
peningkatan produksi kedelai masih cukup besar,
diantaranya melalui penerapan teknologi budidaya
kedelai dengan pendekatan pengelolaan tanaman
terpadu
(PTT).
Dari
hasil-hasil
pengkajian
menunjukkan bahwa produktivitas kedelai varietas
Anjasmoro melalui pendekatan PTT dapat meningkat.
Produktivitas kedelai di lahan kering yaitu 1,90 t/ha,
dan produktivitas kedelai di lahan rawa pasang surut
mencapai 2,11 t/ha sedangkan produktivitas kedelai
di lahan rawa lebak sebesar 1,50 t/ha.
Pemulihan Penyakit Mati Ujung Kopi
Menggunakan Pupuk Hayati Majemuk dari
Ekstrak Kompos Kulit Udang
Suppression of Dieback Disease of Coffee Tree Following
Application of a liquid Biofertilizer Containing a Shrimp
Shell Compost Extract
Suwandi dan Chandra Irsan
Jurusan HPT Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan
Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya
Email: suwandi_unsri@yahoo.com
Penyakit mati ujung merupakan penyakit utama
tanaman kopi yang di tanam di lahan kering marjinal.
Percobaan pengendalian penyakit mati ujung pada
tanaman kopi menggunakan bahan alami dilakukan
pada
kebun kopi di Kecamatan Pajar Bulan,
Kabupaten Lahat.
Pengujian dilakukan pada 2
kelompok umur tanaman (umur 2 dan 7 tahun) dan
tingkat serangan (serangan ringan dan parah). Bahan
alami yang diuji adalah pupuk hayati majemuk yang
mengandung ekstrak kompos kulit udang dan sediaan
cair kitosan. Sebagai pembanding digunakan fungisida
kimia yaitu siprokonazol. Aplikasi dilakukan dengan
penyemperotan pada masing-masing 8 pohon kopi
sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
kurun waktu 3 bulan, pertambahan cabang sakit dan
cabang mati akibat penyakit mati ujung adalah 203
and 70%. Penyemperotan sediaan cair ekstrak
kompos kulit udang efektif menekan pertambahan
cabang sakit (efikasi penekanan 83%), tetapi tidak
dapat memulihkan cabang sakit. Nilai penekanan
penyakit ini sama dengan nilai penekanan setelah
aplikasi siprokonazol. Sediaan cair kitosan tidak dapat
menekan perkembangan penyakit (efikasi penekanan
5%). Efektifitas tersebut terutama diperoleh melalui
penyemperotan pada tanaman muda.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Teknologi
Pertanian
(BPTP)
41
42
43
44
45
46
Anung Riyanta
Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan,
Palembang.
Email: anungri2001@yahoo.com
Pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa
sawit rakyat di Sumatera Selatan akhir-akhir
berkembang begitu pesat. Hal ini mengingat semakin
terbatasnya
lahan
tanah
mineral
dansemakinmahalnyahargatanah mineral. Lahan
gambut menjadi kawasan yang sangat prospektif
untuk usaha pekebun kelapa sawit di Sumatara
Selatan. Namun demikian kegiatan ini banyak menuai
protes dari para pemerhati dan penggiat lingkungan
hidup baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Hal ini didasari atas kekhawatiran akan rusaknya
lahan gambut sebagai fungsi ekosistem yang
kompleks.Artikel
ini
merupakan
pengalaman
pemanfaatan lahan gambut untuk kelapa sawit di desa
Sungai Rengit Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan,
dilakukan pengamatan aspek budidaya dan temuantemuan aspek lingkungan disekitarnya. Pengelolaan
lahangumbut berbasis kearifan lokal, dimulai tahun
2006, penanaman tahun 2008 hingga sekarang
tanaman menghasilkan.Lahan gambut merupakan
ekosistem dengan keaneragaman hayati yang khas,
sudah selakyaknya dijaga kelestariannya. Namaun
demikian, dengan pertambahan penduduk, kebutuhan
pangan, dan keterbatasan lahan, lahan gambut
dikonversi menjadi kebun kelapa sawit.Tingkat
keberhasilan dari budidaya kelapa sawit di lahan
gambut merupakan upaya yang terintegrasi dari
berbagai kegiatan, mulai dari pembukaan lahan,
penanaman dengan menggunakan bibit yang unggul
dan sesuai, pemeliharaan tanaman baik pemupukan
maupun pengendalian gulma dan hama penyakit
tanaman serta manajemen pengelolaan drainase.
Seperti diketahui bahwa lahan gambut merupakan
lahan yang rapuh atau marginal sehingga apabila salah
dalam mengelolanya akan berdampak pada kerusakan
fungsi gambut itu sendiri. Apabila kondisinya sudah
rusak maka akan sulit untuk memperbaikinya.
Pengelolaan lahan gambut dengan mengikuti kaidahkaidah yang baik dan benar dapat mengasilkan
tanaman kelapa sawit yang produktif, sekaligus
bersifat berkelanjutan. Kegiatan ini berkontribusi
47
48
49
50
51
52
Karbohidrat
Terlarut
53
54
9.263.000,-/ha,
55