memberi penjelasan tentang extension business reporting langage (XBRL) dan analisa prinsip pengungkapan yang dianut atau disclosure system yang berlaku
memberi penjelasan tentang extension business reporting langage (XBRL) dan analisa prinsip pengungkapan yang dianut atau disclosure system yang berlaku
memberi penjelasan tentang extension business reporting langage (XBRL) dan analisa prinsip pengungkapan yang dianut atau disclosure system yang berlaku
Exstensible business reporting language atau XBRL ternyata adalah bahasa
program yang serupa tapi tak sama (berkeluarga) dengan extended markup language atau XML. Ini merupakan bahasa program yang ditujukan sebagai format yang dijadikan standar untuk informasi bisnis bagi perusahaan perusahaan yang secara umum maupun khusus terjun dalam bisnis efek atau saham. Latar belakang munculnya XBRL adalah karena kebutuhan terhadap implementasi dari laporan keuangan dan informasi perusahaan yang harusnya tersedia secara rapi dan comparable di pasar saham Indonesia sangat diperlukan. Mengingat bahwa sebelum adanya bahasa program ini, laporan keuangan dari perusahaan perusahaan tidak dalam format yang sama sehingga menyulitkan para investor untuk membandingkan dan kemudian menanamkan modalnya. Serta alasan utama lainnya adalah karena regulator atau dalam hal ini juga salah satunya pemerintah, sulit melakukan pengawasan yang efektif dan efisien serta menyeluruh, maka XBRL ini di desain sedemikian rupa untuk memenuhi tujuan peningkatan pengawasan tersebut. Sistem pengawasan yang selama ini digunakan dianggap belum mampu memberikan hasil yang optimal, karena beberapa hal seperti, (1) belum merupakan sistem yang terotomatisasi, sehingga masih memerlukan input data secara manual dan berpotensi terjadi kesalahan (time consuming and error prone); (2) belum menetapkan format yang terstandar (PDF, Excel, atau Word); (3) belum menyediakan alat validasi secara otomatis, sehingga menurunkan kualitas informasi; (4) belum menyediakan alat untuk melakukan analisis laporan (analysis tools); sehingga pengguna sulit mendapatkan informasi yang akurat, terpercaya, dan relevan bagi kepentingan analisis dan pertimbangan mereka. XBRL pada dasarnya merupakan upaya untuk menambah suatu deskripsi terstandar pada informasi bisnis dan keuangan, juga pada laporan keuangan dimana menerapkan konsep metadata (data about data) dan kemampuan system pelaporannya dilakukan secara elektronik sehingga bisa di-update secara otomatis. Validasi juga dilakukan secara otomatis sehingga meminimkan kesalahan input. Untuk mempermudah pemahaman, XBRL dapat disamakan dengan pemberian barcode pada informasi atau data sehingga akan mempermudah user dalam membaca laporan, mengelompokkan informasi, dan menganalisanya secara cepat karena informasinya yang sangat bisa dibandingkan dengan standar pelaporan yang sama atau comparable. XBRL juga mempunyai keunggulan yaitu dapat diolah kembali menjadi format PDF, HTML, Excel, txt, maupun yang lainnya. XBRL juga meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar negeri dimungkinkan melakukan analisismereka secara mandiri serta melakukan perbandingan dengan bahasa mereka sendiri sehingga juga berdampak pada pengambilan keputusan bisnis yang cepat bagi investor.
Nurul Ilmi Salsabila d3 akuntansi 2AC|2015
XBRL dapat memperlihatkan bagaimana elemen elemen laporan dan informasi
keuangan saling berkaitan. XBRL dengan prinsip full disclosure Laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan, khususnya bagi investor dan kreditor yang memerlukan gambarana total perusahaan sebelum mereka memutuskan untuk mengambil tindakan. Perusahaan dalam hal ini baiknya menggunakan prinsip keterbukaan (full disclosure) sebagai panduan untuk memahami apa informasi keuangan dan nonkeuangan harus dimasukkan dalam laporan keuangan mereka. Juga dalam XBRL, laporan keuangan yang memang ditujukan khususnya untuk menarik investor untuk menanamkan modal dalam perusahaan, maka informasi informasi tambahan sangat di perlukan. Informasi informasi tambahan ini baik diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan atau dalam sesi khusus informasi tambahan. Catatan kaki laporan keuangan biasanya menjelaskan informasi yang disajikan dalam tubuh laporan keuangan. Jika ada item dalam neraca yang tidak jelas atau kurang jelas, catatan digunakan untuk memperjelasnya. Misalnya, penjelasan tentang ketentuan hukum, kontijensi, serta metode akuntansi yang digunakan dalam pendataan persediaan, dan lain sebagainya. Prinsip full disclosure ini memperhatikan pengungkapan informasi yang diperlukan, bukan berarti semua informasi diungkapkan karena jika terlalu banyak informasi yang tidak dibutuhkan, akan berdampak pada sulitnya menyaring informasi informasi penting yan dibutuhkan pengguna sehingga pengambilan keputusan akan menjadi lamban dan tidak efisien. Maka informasi dengan prinsip full disclosure adalah pengungkapan seluruh informasi tambahan yang kiranya diperlukan oleh pengguna. Informasi tambahan di sisi lain adalah informasi tambahan yang mungkin perusahaan ingin tunjukkan letak potensinya kepada investor. Informasi ini biasanya relevan dan terstandarisasi dalam format XBRL sehingga memudahkan comparabilitas. Perusahaan dalam pengungkapannya tidak bias lalai dengan catatan mereka dan mengungkapkan segala sesuatu
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu