Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ANDI NUGROHO
RISKI CHANDRA
FATIMAH
Ni MADE SUARNASIH
KADRI
NIWAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
Pengertian .............................................................................................
Etiologi .................................................................................................
Tanda Gejala ......................................................................................
Pathway ................................................................................................
Pemeriksaan Penunjang ........................................................................
Penatalaksanaan.....................................................................................
PENGKAJIAN SKUNDER
A. DATA PASIEN ..................................................................
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ..............................................
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Brunner &
Sudarth, 2002)
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (Suyono, 1999)
B. ETIOLOGI (kasuari, 2002)
1. Faktor penyebab :
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :
1)
2)
Faktor sirkulasi :
a)
Hipotensi
b)
Stenosos aurta
c)
Insufisiensi
3)
Faktor darah :
a)
Anemia
b)
Hipoksemia
c)
Polisitemia
Kerusakan miocard
2)
Hypertropimiocard
3)
Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
a. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
1)
2)
jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
3)
hereditas
hiperlipidemia
b)
hipertensi
c)
Merokok
d)
Diabetes
e)
Obesitas
f)
2) Minor:
a)
Inaktifitas fisik
b)
c)
yang
menyertai
diabetes
dapat
mengganggu
neuroreseptor
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan simetris.
Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya
gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0 = tidak mengalami nyeri
1 = nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas
2 = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas, mislnya
kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan lainnya.
D. PATHWAYS
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. Patologis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA be
rhubungan dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma
ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler
dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal
lokasi atau luasnya IMA
F. PENATALAKSANAAN
1.
2.
3.
Monitor EKG
4.
5.
Oksigen 2 4 lt/menit
6.
7.
8.
9.
10.
G. Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN PRIMER
c. Circulation
1)
2)
Takikardi
3)
TD meningkat / menurun
4)
Edema
5)
Gelisah
6)
Akral dingin
7)
8)
a. Airways
1)
2)
b. Breathing
1)
2)
3)
Ronchi, krekles
4)
5)
2. PENGKAJIAN SEKUNDER.
a. Aktifitas
Gejala :
Kelemahan
Kelelahan
Tanda :
Takikardi
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah,
diabetes mellitus.
Tanda :
Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk
atau berdiri
Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum,krekles mungkin
ada dengan gagal jantung atau ventrikel
Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
c. Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja ,
keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku
menyerang, focus pada diri sendiri, koma
d. Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
e. Makanan atau cairan
Gejala
mual,
anoreksia,
bersendawa,
nyeri
ulu
hati
atau
terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat
badan
f. Hygiene
Gejala atau tanda : lesulitan melakukan tugas
g. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
h. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan
aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun kebanyakan
nyeri dalam dan viseral)
Kualitas :
Crushing , menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat .
Intensitas
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang
pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, diabetes mellitus ,
hipertensi, lansia
i. Pernafasan:
Gejala :
dispnea nocturnal
Tanda :
pucat, sianosis
j. Interkasi social
Gejala :
Stress
Tanda :
Menarik diri
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d ketidakseimbangan suplai drh & o2 dgn kebutuhan miokardium akibat
sekunder dari penurunan suplai drh ke miokardium, produksi asam laktat.
2. Aktual/ resiko tinggi curah jtg yg b.d perubahan, irama, konduksi elektrikal
3. Aktual/ resiko tinggi ketidak efektifan pola napas yg b. d pengembangan paru tdk
optimal, kelebihan cairan akibat sekunder dari udema paru.
4. Aktual/ resti gg perfusi perifer yg b.d curah jantung
5. Intoleransi aktifitasyg b. d. perfusi perifer akibat sekunder dr ketidakmampuan antara
suplai dan kebutuhan 02
4. Intervensi
1. Nyeri b.d ketidakseimbangan suplai drh & o2 dg kebutuhan miokardium akibat sekunder
dari penurunan suplai drh ke miokardium, produksi asam laktat
Kriteria hasil :
Intervensi
1. Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lamanya dan penyebarannya
R : Variasi penampilan & perilaku klien krn nyeri yg terjadi dianggap sebagai temuan
pengkajian
2. Anjurkan klien u/ melaporkan nyeri dg segera
R : Nyeri berat dpt mengakibatkan syok kardiogenik yg dampak pd kematian
mendadak
3. Lakukan managemen nyeri keperawatan Atur posisi fisiologis
R : asupan 02 kejarinag yg mengalami iskemik
4. . Istirahatkan klien
R : kebutuhan 02 jar perifer shg akan keb miokardium & suplai drh dan 02 ke
miokardium yg membthkan 02 utk iskemia
5. Beri 02 dg canul/ masker sesuai indikasi
R : jml 02 yg ada utk pemakaian miokardium sekaligus ketidaknyamanan sekunder
thd iskemia
6. Ajarkan tehnik relaksasi pernapasan dalam pd saat nyeri
Kriteria hasil : stabilitas hemodinamik T : dbn, Curah jantung ,int & out sesuai, urine >
600 ml, tanda disritmia
Intervensi
1. Auskultasi TD ,bandingkan ke 2 lengan
R : Hipotensi dpt tjd pd disfungsi ventrikel, hipertensi dg nyeri cemas pengeluaran
katekolamin
2. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi
R : curah jantung mengakibatkan kekuatan nadi
3. Pantau frekuensi jtg & irama
R : Perub frekuensi & irama jtg menunjukan komplikasi disritmia
4. Beri makan kecil/ mdh dikunyah, batasi asupan kafein
R : Mkn besar dpt kerja miokardium. Kafein dpdt merangsang lgs ke jtg shg frekuensi
jtg
5. Kolaborasi Pertahankan cara msk heparin (IV) sesuai indikasi Pantau lab enzim jtg,
GDA & elektrolit
R : Jalur paten pemberian obat darurat Memantau perluasan infark,elektrolit berpengaruh
thd irama jantung
3. Aktual/ resiko tinggi ketidak efektifan pola napas yg b. d pengembangan paru tdk
optimal, kelebihan cairan akibat sekunder dari udema paru
Kriteria hasil : - tdk sesak napas RR dbn 16 20 x /mnt, respon batu berkurang
Intervensi
1. Bunyi napas(krakles )
R : Indikasi edema paru sekunder akibat dekompensasi jtg
2. Kaji adanya edema
R : Curiga ggl kongesti/kelebihan cairan
3. Ukur intake & output
R : curah jtg mengakibatkan gg ferfusi ginjal,retensi natrium/air & urine
4. Timbang BB
R : Perub tiba 2 dr BB gg keseimbangan cairan
5. Pertahankan pasokan cairan 2000/24 j dlm toleransi kardiovaskuler
R : Memenuhi keb cairan ttp memerlukan batasan dg adanya dekompensasi jtg
6. Kolaborasi : Diet tanpa garam
R : Natrium retensi cairan & vol plasma yg berdampak thd beban kerja jtg shg a/
kebutuhan miokardium
7. Kolaborasi Pemberian diuretik
R : vol plasma & retensi cairan di jar shg risiko tjdnya edema
Kriteria hasil : klien tdk mengeluh pusing, TTV dbn, CRT < 3 , urine > 600 ml/hr
Intervensi
1. TD bandingkan kanan & kiri
R : Hipotensi dpt tjd pd disfungsi ventrikel, hipertensi dg nyeri cemas pengeluaran
katekolamin
2. Kaji status mental klien scr teratur
R : Mengetahui derajat hipoksia pd otak
3. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer & diaforesis scr teratur
R : Mengetahui derajat hipoksia pd & tahanan perifer
Intervensi
1. Catat frekuensi jtg, irama perub TD selama & sesudah aktifitas
R : Respon klien thd aktifitas dpt mengidentifikasi O2 miokardium
2. Tingkatkan istirahat, batasi aktifitas & beri aktifitas yg tdk berat
R : kerja miokardium/ konsumsi O2
3. Anjurkan u/ menghindari tekanan abdomen mengejan
R : Mengakibatkan bradikardi, curah jtg, TD
4. Jelaskan pola bertahap
R : Aktifitas yg maju memberikan kontrol jtg, regangan & mencegah aktifitas berlebih
5. Rujuk ke program rehabilitasi jatung
R : O2 yg ada u/ pemakaian miokardium sekaligus > ketidak nyamanan karena iskemik
5.
Implementasi
Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan perawat.
Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan, rencana perawatan, pemenuhan kriteria hasil
dan tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaboratif (Aziz, A.H., 2001)
Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai informasi
mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari
hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Aziz,
A.H., 2001)
Hasil yang diharapkan dari diagnosa-diagnosa yang muncul pada pasien Infark Miokard Akut
(IMA) yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carolyn M. Hudak. Critical Care Nursing : A Holistic Approach. Edisi VII. Volume II.
Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti. Jakarta : EGC ; 1997
2. Susan Martin Tucker. Patient Care Standarts. Volume 2. Jakarta : EGC ; 1998
3. Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ; 2001