You are on page 1of 14

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Didalam suatu menjalankan usaha kita tentunya sudah mengetahui terlebih dahulu
pengertian suatu usaha yang merupakan sesuatu bentuk yang dapat menghasilkan uang dan
dapat meningkatkan taraf hidup seseorang untuk lebih baik, suatu badan usaha yang kita
jalankan dapat menghasilkan laba, atau pendapatan yang semaksimal mungkin, kita
menyelenggarakan usaha yang bermanfaat dan menguntungkan dalam kesejahteraan hidup.
Selain itu, dalam menjalankan usaha harus mengikuti hukum-hukum ekonomi yang rasional
serta norma-norma kebiasaan dalam dunia usaha sehingga dapat membantu pembangunan
yang sedang dilaksakan oleh pemerintah.
Dengan adanya pembentukan suatu usaha kita dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, pemerintah tidak hanya bekerja sendiri Tetapi juga membuka luas bagi pihak
swasta untuk berpartisifasi memenuhi permintaan akan kebutuhan pokok masyarakat yang
makin meningkat. Dengan adanya luas perairan umum di Indonesia yang terdiri dari sungai,
rawa, danau alam dan buatan seluas hampir mendekati 13 juta ha merupakan potensi alam
yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan di Indonesia. Disamping itu banyak
potensi pendukung lainnya yang dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta dalam hal
permodalan, perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah bagi
masyarakat.
Adanya permintaan konsumen terhadap ikan khususnya nila semakin meningkat
dipasar -pasar tradisional baik di perdesaan maupun di pasar perkotaan. Dengan
mengkonsumsi ikan akan sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat
untuk meningkatkan protein masyarakat dan pendapatan usaha ternak ikan tersebut. Untuk itu
perlu adanya peningkatan produksi ikan. Dalam usaha meningkatkan produksi, perlu adanya
budidaya ikan nila secara intensif dan profesional baik mulai budidaya nila ditempat
pembenihan, kolam pembesaran dan sampai ikan siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini
merupakan mata rantai yang saling berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila
diusahakan. Disamping itu aspek permodalan juga sangatlah penting dalam menunjang usaha
perikanan ini. Banyak masyarakat yanng enggan melakukan usaha ini karena keterbatasan
modal. Sangat disayangkan potensi yang ada ditinggalkan dan tidak dimanfaatkan hanya
karena persoalan modal. Ketiadaam modal merupakan persoalan yang mendasar dalam
masyarakat selama ini.

Salah satu alternatif untuk memenuhi pasar adalah budidaya ikan air tawar dimana
hasilnya juga bisa di pastikan hanya saja peternak masih sedikit yang membudiyakan ikan air
tawar. Hal ini dikarenakan modal yang cukup besar untuk memulai budidaya tersebut.
Kebanyakan orang yang punya modal besar yang bisa membudidayakannya. Budidaya ikan
tawar diantaranya: budidaya ikan nila hitam atau merah, ikan patin, ikan mas,dan lain-lain.
Faktor lain yang memegang peranan penting atas prospek ikan nila dan patin adalah rasa
dagingnya yang khas dengan kandungan omega pada patin dan gizi yang cukup tinggi,
sehingga sering dijadikan sebagai sumber protein yang murah dan mudah didapat, serta
memiliki harga jual yang terjangkau oleh masyarakat. Prospek pengembangan budidaya ikan
nila, juga diperkirakan memiliki peluang yang sama baiknya dengan pengembangan jenis
ikan konsumsi
lainnya.
Oleh karena kepopulerannya itu membuat ikan nila memiliki prospek usaha yang
cukup menjanjikan. Apabila ditinjau dari segi pertumbuhan, ikan nila dan patin merupakan
jenis ikan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan dapat mencapai bobot tubuh yang
jauh lebih besar dengan tingkat produktivitas yang cukup tinggi. Ikan nila merupakan salah
satu jenis ikan air tawar yang populer di kalangan masyarakat.

II.

BADAN USAHA

A. Nama Usaha
Usaha ini bertemakan Budidaya ikan air tawar khususnya ikan nila.

B. Bentuk Usaha
Usaha ini merupakan usaha perorangan dengan mengupah orang menjadi tenaga kerja
pembudidayaan seperti perawatan (maintanence), pemberian makan, ahli nutrisi untuk ikan,
dan pembuat pakan ternak apabila usaha yang saya buat ini berkembang dengan niat akan
membuat pembuatan pakan sendiri.

C. Keunggulan Pembudidayaan ikan Nila

Mudah dipelihara,dilepas begitu saja tanpa membagi jenjang dan tingkatan ikan.
Tidak membutuhkan makanan tambahan untuk induk betina dan anak ikan atau bibit

ikan.
Pembibitan ikan terjadi dengan alami tanpa penanganan khusus induk jantan dan

betina
sehingga terjadi perkawinan massal dan bibit ikan yang bervariasi dalam jumlah yang

banyak.
Pemberian pakan ikan tidak perlu membagi ukuran dan tingkatan ikan, semua

disamaratakan bentuk pakan yang diberikan pada ikan.


Biaya pemeliharaan kolam lebih murah dibanding dengan system lain.

III.

DESKRIPSI USAHA

Ikan nila adalah ikan yang hanya dapat hidup pada air hangat. Ikan nila ini berasal
dari Afrika dan diperkenalkan di Indonesia sekitar 30 tahun oleh Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Budidaya ikan nila dapat dipelihara pada kolam, danau,
sungai yang berada di desa atau luar kota yang airnya bersih.

Jenis nila yang masuk ke Indonesia pertama kali adalah jenis oreochromis niloticus
dan nila jenis mozambigue atau lebih dikenal dengan mujair. Jenis nila ini banyak di sebarkan
oleh BBPBAT ke seluruh tanah air.
Keuntungan dari budidaya nila adalah kemampuan untuk bereproduksi cukup tinggi.
Antara 2-3 bulan dari bibit, ikan nila sudah dewasa dan dapat menghasilkan telur setiap bulan
satu kali. Sifat ikan nila yang cepat menghasilkan anak ikan, menyebabkan kelebihan
populasi ikan nila dalam kolam, yang berdampak pada pertumbuhan ikan yang lambat. Hal
ini dapat dilihat bada saat panen ikan nila, ukuran ikan nila terdapat berbagai ukuran dari ikan
kecil-kecil, sedang, dan besar.
Ikan nila jantan akan terlihat lebih besar dari ikan nila betina. Menurut BBPBAT
perbedaan pertumbuhan ikan nila jantan dan nila betina selisih 40%. Lambatnya pertumbuhan
betina di karenakan sifat alaminya untuk menghasilkan anan-anak ikan. Pada saat nila
bertelur, saat itu juga ikan nila betina tidak makan selama kira-kira kurang dari 10 hari. Yang
dilakukan oleh induk nila betina adalah menjaga larva dalam mulutnya sampai ukuran cukup
besar untuk dibiarkan oleh induknya. Reproduksi ini terjadi pada kolam air tanah atau kolam
semen yang airnya tenang.
Budidaya ikan nila di jaring apung dan air deras dapat mengurangi reproduksi ikan
kecil, karena proses pemijahan sulit untuk dilakukan, sehingga telur-telur ikan nila betina
akan hanyut dan tidak adanya tempat yang tenang untuk jantan membuat sarang dan
membuahi telur-telur nila.
Untuk memproduksi nila yang cepat besar yaitu nila jantan dapat dilakukan beberapa
hal. yaitu:
Pertama, memisahkan anak nila jantan untuk dipersiapkan dalam pembesaran. Hal ini
tidak mudah karena tidak efesien dalam jumlah yang banyak dan umumnya pembudidaya
ikan kurang mengenal mana jenis betina dan jantan.
Kedua, melakukan kawin silang untuk mendapatkan jenis induk yang bisa
menghasilkan anak ikan jantan. Tehnik ini dilakukan dengan penelitian yang seksama dan
ujicoba yang tidak mudah. Memerlukan peralatan yang canggih, melalui test laboratorium
untuk mempelajari hormon XX yaitu betina dan XY jantan.
Ketiga, cara yang paling mudah dan sedikit mahal yaitu dengan metode mengubah
jenis betina menjadi jantan dengan mengunakan hormone sex reversal pada larva ikan nila.
Cara ini banyak digunakan dalam budidaya monoculture karena dapat praktekkan oleh siapa
saja.

Bagaimanakah proses jantanisasi?


Proses mengubah nila menjadi jantan dapat dilakukan dengan cara pemberian pakan

mengandung hormone synthetic atau dikenal dengan METHYLTESTOSTERONE. Hormone


ini akan mengubah fisik larva ikan betina menjadi jantan. Tehnik ini pertama dikembangkan
di Jepang pada tahun 1950 an oleh Oryzias Medakh. Penemuan ini pertama di ujicoba pada
ikan mas (Cyprinus Carpio) dan kemudian hormon pengubah sex menjadi jantan banyak
digunakan pada ikan nila.
Pada tahun 1970-an pengunaan hormon ini meluas keseluruh dunia, dan hanya sedikit
di Indonesia yang mengunakan hormon ini karena harga hormon sex reversal ini cukup mahal
dan harus didatangkan dari luar negeri. Namun sedikit demi sedikit penguna hormon ini terus
meningkat karena dapat memicu pertumbuhan ikan.

Bagaimana cara mengunakan hormon pembuat jantan?

Tiga langkah menyiapkan proses monokultur ikan nila:


1. Siapkan induk nila jantan dan betina. 1:3 berat induk antara 150-250 gram perekor.
Pembibitan ikan nila ini dapat dilakukan pada kolam semen atau kolam tanah dan lebih
baik jika dilakukan pada aquarium. Ketika telur ikan nila menetas, induk betina akan
menyimpan larva dalam mulutnya dan akan membiarkan anak-anaknya setelah berumur
kira-kira 7 hari. Anak-anak ikan akan bergerombol dan sering naik ke permukaan air, dan
saat inilah penangkapan dimulai dan memindahkan ke kolam khusus untuk persiapan
pemberian pakan berhormon. Perlu di-ingat bahwa anak-anak ikan yang akan diberi
pakan berhormon tidak lebih dari 11 hari agar hormone dapat bekerja dengan efektive.
2. pemberian pakan berhormon pada anak ikan nila hanya selama 21 hari berturutturut.
Dapat mengunakan kolam tanah atau kolam semen. Kolam pendederan ini tidak perlu
besar, 1x1x0.5 meter agar mudah untuk pemantauan, pemindahan, pemeliharaan.
3. pakan berhormon pengubah sex dapat disiapkan terlebih dahulu atau pesan diikanila.com
Minggu pertama pemberian pakan berhormon untuk 1000 ekor larva sebanyak 30% dari
berat biomassa. 1000 ekor anak ikan Rata-rata berat 0.01 gram. Jadi pemberian pakan
kira-kira 3 gram perhari, 4x pemberian pada jam 8-10 pagi dan sore jam 2-4 selama 7
hari. Minggu kedua anak-anak ikan sudah mencapai panjang 18-22 mm. kurangi
kepadatan anak ikan dalam kolam menjadi 500 ekor permeter persegi. 1000 ekor anakanak ikan pada minggu kedua sudah mencapai rata-rata berat 0.05 gram. Pemberian
pakan 25% persen dari berat biomassa, kira-kira 12.5 gram pakan. 4x sehari selama 7
hari. Minggu ketiga anak ikan sudah mencapati 25-30 mm. kurangi lagi kepadatan ikan

dalam kolam menjadi 250 ekor permeter persegi. Pada minggu ketiga 1000 ekor anak
ikan sudah mencapai rata-rata 0.1 gram perekor. Pemberian pakan sebanyak 20% dari
total biomassa. Kira-kira 20 gram perhari selama 7 hari. Setelah 21 hari, pemberian
pakan berhormon dihentikan. Pemberian pakan berhormon ini akan menghasilkan 97100% anak nila jantan. Tingkat hidup anak ikan nila mencapai 70- 80 persen jika kualitas
air baik dan tempat pemeliharan baik. Perlu diketahui, selama 21 hari anak ikan tidak
boleh diberi pakan selain pakan berhormon! Setelah 21 hari Mulailah memberi pakan
yang tidak mengandung hormone.

Persiapan anak ikan dibesarkan pada kolam pembesaran


Bibit ikan nila yang telah diberi hormon jika sudah mencapai panjang 3.5-5 cm atau

berat rata-rata 0.5 gram sudah boleh ditebar pada kolam pembesaran. Sebaiknya pada
pembesaran jangan ada ikan jenis lain seperti lele, gabus atau ikan lainnya dalam satu kolam.
Anak ikan yang diberi pakan berhormon akan bertumbuh lebih cepat dari anak- anak ikan
yang tercampur jenis kelaminnya atau yang tidak diberi hormon.
Dengan itu dapat disimpulkan bahwa Ikan ini sangat mudah untuk dibudidayakan,
berikut ini langkah-langkah untuk budidaya ikan nila :

Teknik Budidaya

1. Persiapan kolam
Jenis kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan nila berupa kolam dengan jenis tanah
liat atau liat berpasir. Sebaiknya kedalam kolam yang akan dibuat berkisar antara 0.5 1m.
kedalama kolam mempengaruhi tingkat kesuburan kolam, dimana kedalaman berpengaruh
terhadap banyaknya sinar matahari yang masuk yang berperan dalam proses fotosintesis
sehingga menyebabkan tersedianya makanan alami bagi ikan. Kolam harus memiliki saluran
pemasukan dan pengeluaran air. Hai ini penting untuk mengatur sirkulasi air di kolam.
Sebelum kolam diisi air sebaiknya :- Kolam dikeringkan dan dijemur selama 4-7 hari/sampai
dasar kolam retak-retak. Hal ini berguna untuk membasmi hama dan bibit penyakit.Pemberian kapur pada kolam dengan dosis 10-25 gram/m2, hal ini berguna untuk membasmi
bibit penyakit yang masih terdapat di dasar kolam dan selain itu juga dapat meningkatkan PH
air.
Pemupukan kolam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk kandang maupun pupuk
buatan. Hal ini perlu karena ikan nila menyukai pakan plankton. Pupuk kandang paling baik
diberikan pada awal persiapan kolam dengan dosis 250 g/m3, setelah kolam diisi air
selanjutnya diberikan pupuk anorganik berupa urea dan TSP dengan dosis masing-masing 2.5

g/m2 dan 1.25 g/m2.- Pengisian air kolam. Sumber air dapat berasal dari sungai, danau, mata
air atau air sumur. Untuk pengisian pertama, kolam diisi air hingga ketinggian 5-10 cm dan
dibiarkan selama 3-4 hari. Hal ini berguna untuk tumbuhnya makanan alami di kolam.
Selanjutnya kolam diisi penuh dan dilanjutkan dengan pemupukan dengan pupuk organic.
2. Penebaran benih
Ciri-ciri benih yang baik adalah berwarna cerah dan pergerakannya lincah.
Penebarannya berkisar sekitar 15-20 ekor/m2 tergantung dengan ukuran benih. Sebelum
ditebar ikan disucihamakan dahulu dengan direndam pada larutan Kalium Permanat (PK)
atau garam dapur selama 1-2 hari. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat
penebaran, dilakukan aklimatisasi (memasukkan kantong benih ke dalam kolam sehingga air
kolam masuk ke wadah benih sedikit demi sedikit, kemudian secara perlahan benih
dikeluarkan.
3. Pemberian pakan
Jenis pakan yang baik berupa pelet yang mengandung 25% protein. Ikan nila juga bisa
diberi pakan tambahan berupa dedak halus, ampas tahu atau bahan makanan lain yang mudah
diperoleh. Pemberian pakan perhari sebanyak 3- 5% dari berat ikan 4. Hama & Penyakit
Tanda-tanda adanya seranga hama dan penyakit:
Faktor kimia dan fisika : misalkan PH air yang terlalu rendah/tinggi, kekurangan
kandungan oksigen dalam air, perubahan temperatur yang mendadak.Faktor pakan : misalnya
pakan yang digunakan kurang akan vitamin dan gizi, bahan dasar pakan yang sudah busuk
sehingga menjadi racun bagi ikan Jenis hama yang sering ditemui :
Hama juga dikenal sebagai predator atau pemangsa. Penanggulangannya dapat berupa
pemusnahan langsung untuk hama yang berukuran relatif besar seperti ular, kodok, burung,
dll. Untuk hama yang berukuran kecil pencegahan dapat dilakukan dengan pemasangan
saringan pada saluran pemasukan air kolam. Hama yang menyerang ikan dapat dicegah
dengan cara perawatan kolam yang teratur, menjaga kualitas makanan dan kualitas air.
Jenis penyakit :
Penyakit Jamur (Saprolegnia)Menyerang ikan atau telur sebagai tanda permukaan
ikan ditumbuhi semacam kumpulan benang kapas berwarna putih kecoklatan. Pengobatan:
ikan direndam dalam larutan Malachite Green dengan dosis 60 gram obat/m3 selama 10-20

detik.Penyakit Bintik PutihDikenal dengan white spot disease. Penyakit sering menyerang
ikan dengan tanda-tanda tubuh ikan diselimuti bintik-bintik putih.
Pencegahannya dengan melakukan pengeringan pada kolam setiap habis panen.
Pengobatan dengan methylen blue sebanyak 1 gram yang dilarutkan dalam 100 ml air bersih.
Kemudian larutan ini ditetaskan pada bak atau wadah perendaman ikan yang sakit sebanyak
3-4 ml setiap 4 liter air. Cacing insang (Dactylogyrus) dan cacing kulit (Gyrodactylus) Jenis
cacing ini menyerang bagian insang dengan gejala: gerakan ikan melemah, tubuh ikan
berwarna pucat dan nafsu makan berkurang.Pengobatannya yaitu dengan perendalam ikan
dalam larutan formalin 100-200 selama 30-60 menit. Selain itu juga dilakukan penyemprotan
kolam dengan pestisida (Dipterek, Agrothion, Emulthion) dosis 0.5-1.0 gram obat/m3 air
selama 24 jam. Lerneae Parasit ini berbentuk seperti jarum dan menenpel pada tubuh ikan.
Parasit ini bisa dicegah dengan memasang filter dari bahan ijuk dan kerikil di saluran
pemasukan kolam. Kutu Ikan (Argulus)Berbentuk bulat, warna abu-abu kehijauan dengan
ukuran 0.4-0.6 cm. Menyerang dengan menusuk tubuh ikan dan menimbulkan infeksi serta
pengaruh racun yang dikeluarkan kutu ikan menyebabkan kematian ikan nila.
5. Panen
Pemanenan dilakukan pada 3-6 bulan pemeliharaan. Hal ini tergantung pada:
Kesuburan kolam Ukuran ikan yang diharapkan Teknik pemeliharaan Biasanya untuk
ukuran 500-600 gr/ekor pemanenan dapat dilakukan selama 6 bulan pemeliharaan.
Pemanenan di kolam dapat dilakukan dengan pengeringan air hingga tersisa di kemalir yang
untuk selanjutnya dapat ditangkap dengan diseser.

6. Analisa usaha budidaya ikan nila


Budidaya dilakukan pada kolam sederhana ukuran 500m2 dengan padat tebar 35
ekor/m2.Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan, mortalitas 25% dan
hasil panen ukuran 300 gram/ekor.

IV.TUJUAN USAHA

IV.1 Tujuan
Usaha ini bertujuan agar dapat meningkatkan perekonomian dan menjadi contoh
masyarakat lainnya, karena di daerah didaerah kota Palembang yang saya ketahui usaha ini
hanya akan didapat dari luar daerah kota Palembang ditambah lagi daerah ini Khususnya

masih Banyak Lahan dan Sumber Daya Alam lainnya belum di kelola oleh masyarakat
sekitar.

IV.2 Manfaat
Menumbuhkan jiwa wirausaha
Melatih kemandirian dan menumbuhkan jiwa kebersamaan
Meningkatkan ketrampilan di bidang kewirausahaan
Mendapatkan pengalaman dan menambah wawasan dalam dunia usaha
Melatih rasa tanggung jawab

V.

RENCANA PEMASARAN

Setiap usaha (bisnis) membutuhkan rencana bisnis (Business Plans) terutama bisnis
baru dan bisnis yang mengharapkan perubahan atau pertumbuhan yang signifikan dalam
waktu dekat. Dalam teori, rencana bisnis akan memberikan arahan strategis bagi keberlangsungan aktivitas usaha (bisnis) yakni dengan menuliskan atau mendeskripsikan tujuan dan
cara mencapainya, yang kemudian mengikuti renca-na yang telah ditulis untuk mencapai
target. Didalam melakukan suatu usaha penting memngunakan rencana pemasaran yaitu

dengan mencari informasi mengenai usaha yang akan kita jalani. Berikut yang informasi
yang telah diketahui :
Menganalisis Peluang Usaha
Pada akhir abad ini, dunia usaha telah menjadi makin komersial. Para pengusaha
berlomba untuk menguasai pasar dengan menjual produk usahanya ke pasar. Tentu saja hal
ini menimbulkan berbagai masalah, tetapi juga sekaligus membuka kesempatan baru dalam
menjalankan usahanya. Untuk tetap dapat bersaing, pengusaha perlu memanfaatkan informasi
yang tersedia Sedikitnya, ada tiga informasi dasar yang perlu dihimpun oleh pengusaha, yaitu
tipe pasar, variasi harga, dan kecenderungan harga dari produk yang dihasilkan. Makin
banyak informasi yang diperoleh pengusaha, makin baik karena mempermudah penentuan
peluang usaha. Pengusaha perlu menanalisis secara cermat informasi tersebut sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan dalam menentukan dan mengarahkan kegiatan usahanya.
Informasi pertama yang biasanya dianalisis oleh pengusaha adalah mengenai tipe
pasar yang akan dimasukinya. Banyak pengelompokan tipe pasar sudah dilakukan, salah satu
diantaranya didasarkan pada produk yang dipasarkan. Setelah pengusaha menentukan tipe
pasar yang akan dimasuki, maka diperlukan informasi tentang pasar tersebut meliputi sistem
pasar, karakteristik pembeli, satuan ukuran yang digunakan, dan penggolongan kualitas yang
diinginkan. Informasi mengenai prasarana yang tersedia, biaya penyimpanan, dan sebagainya
menjadikan pengusaha dapat memanfaatkan pasar secara lebih bijaksana. Kecenderungan dan
variasi harga produk merupakan informasi lain yang perlu dihimpun oleh pengusaha. Setiap
produk mempunyai kecenderungan harga yang berbeda, tergantung dari permintaan dan
perubahan biaya produksi.
VI.

ANALISIS USAHA

Analisis Kelayakan Investasi Bisnis


Untuk mengetahui kemungkinan pelaksanaan investasi, maka dilakukan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan kriteria investasi.
Analisa usaha budidaya ikan nila

Budidaya dilakukan pada kolam sederhana ukuran 500 m2 dengan padat tebar 35
ekor/m2. Feeding rate sebesar 3% dengan masa pemeliharaan 3,5 bulan, mortalitas 25% dan
hasil panen ukuran 300 gram per ekor.
1. Investasi
Pembuatan Kolam Rp. 700.000
Pembelian peralatan Rp. 300.000
Total Rp. 1.000.000
2. Biaya tetap pertahun
Perawatan (10% x Investasi) Rp. 100.000
Penyusutan (10% x Investasi) Rp. 200.000
Bunga Modal (18% x Investasi) Rp. 180.000
Total Rp. 480.000
Biaya tetap per panen dalam 1 tahun adalah Rp. 480.000 : 4 = Rp. 120.000
3. Biaya variabel
Benih 1750 ekor @ Rp. 150 Rp. 262.500
Pakan selama 3,5 bulan
433 kg @ Rp.3900 Rp. 1.688.700
Obat-Obatan Rp. 100.000
Total Rp. 2.051.200
Total (B + C) = Rp. 2.051.200 + Rp. 120.000 = Rp. 2.171.200
4. Hasil produksi per periode
Panen 394 kg @ Rp. 9.000 Rp. 3.546.000
5. Keuntungan
Total D Total (B + C)
Rp. 3.546.000 Rp. 2.171.200 = Rp. 1.374.800
Keuntungan Rp. 1.374.800
VII.

RENCANA PRODUKSI

Proses Produksi
Adapun perencanaan dalam produksi produk atau usaha yang kita lakukan yaitu perlu
diadakan rencana sebagai berikut :

A. Lokasi Pembudidayaan
Usaha ini akan saya lakukan di Tempat tinggal saya yang memiliki lahan yang cukup
besar untuk dibuat kolam pembudidayaan ikan nila. Yaitu di Jalan Sirna raga Lr. Melati No.
2111 Kecamatan Kemuning Keluraha Pipa reja.

B. Target Pelanggan
Pasar pasar Tradisional yang ada di Kota Palembang, Rumah makan dan warung warung
lesehan.

PROPOSAL USAHA
KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA

Judul:
Pembudidayaan ikan nila menggunakan kolam terbuka.

Oleh:
Sony Andre Pratikto
05081006013

Program studi Teknik Pertanian


jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya
2011

You might also like