You are on page 1of 24

ABSES TUBA OVARIUM

Bagus Indra W.
1210211195

Inflamed Fallopian Tubes


http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/Radio/curriculum/Mechanisms/acute_salpingitis1.htm

DEFINISI
Kumpulan pus yang dibatasi oleh kelekatan tuba
fallopi, ovarium dan organ sekitar
TOA dibagi menjadi 2 yaitu
- TOA primer, berkembang setelah episode PID
- TOA sekunder, abses pelvis yang berkembang
dari appendiks / usus yang perforasi atau yang
dikaitkan dgn keganasan

ETIOLOGI
Neisseria gonorrhea
Chlamydia trachomatis
Dari kultur : organisme anaerob
E coli (37%)
Neisseria gonorrhea dan Chlamydia trachomatis masuk tuba
fallopi, penetrasi, hancurkan sel epitel, nekrosis jaringan,
desilasi mukosa lalu membentuk pus eksudat purulen
- Bakteri penginfeksi tuba fallopi menghasilkan banyak faktor
inflamasi yang bahkan menstimulasi respon inflamasi pada
pasien.
- Reaksi host : edema jaringan, iskemia, nekrosis dinding tuba.

FAKTOR RESIKO

Banyak pasangan seksual


Penyakit radang pelvis sebelumnya silent
Penggunaan alat intra uterine IUD : 5%
Status sosio ekonomi rendah

GAMBARAN KLINIS
-

Demam, 38C
Nyeri pelvis
terdapat massa pada pelvis
Keputihan (28%)
Mual dengan atau tanpa muntah (26%)
Perdarahan abnormal dari vagina (21%)
Didahului proses inflamasi pelvis akut (33-50%)
Sering pada usia 20 40 tahun (20-60%
nullipara)
- Takikardi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium, lekositosis (60-80 % dari
kasus), peningkatan Leukosit
Ultrasonografi, dipakai pada kecurigaan adanya
ATO atau adanya massa di adneksa, melihat ada
tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dan
dapat untuk evaluasi kemajuan terapi.
CT scan Pelvis : massa tubuler dibatasi penipisan
rendah dengan penebalan dinding yang uniform
Gold standart Dx : laparoskopi

30-year-old woman with left tuboovarian abscess.


Initial diagnostic transvaginal sonogram shows
well-defined tubular mass containing low-level
echoes and fluid-debris level (arrow), strongly
suggestive of tuboovarian abscess.

TERAPI
a. Curiga ATO utuh tanpa gejala
Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan : doksiklin 2x / 100
mg / hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x 500 mg / hari, selama 1 minggu.
Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau mungkin membesar
adalah indikasi untuk penanganan lebih lanjut dengan kemungkinan untuk laparatomi
b. ATO utuh dengan gejala :
Masuk rumah sakit, tirah baring posisi semi fowler, observasi ketat tanda vital dan
produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika perlu pasang infuse P2
Antibiotika massif , minimal 48-72 jam
Gol ampisilin 4 x 1-2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin 5 mg / kg BB /
hari, atau kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5 hari metronidzal atau
sefaloosporin generasi III 2-3 x /1 gr / hari dan metronidazol 2 x1 gr selama 5-7 hari
Pengawasan ketat mengenai keberhasilan terapi
Jika perlu dilanjutkan laparatomi / pengangkatan seluruh organ genetalia interna

c.

ATO yang pecah, merupakan kasus


darurat : dilakukan laporatomi pasang
drain kultur nanah
Setelah dilakukan laparatomi, diberikan
sefalosporin generasi III dan metronidazol
2 x 1 gr selama 7 hari (1 minggu)

Prognosis
a. ATO yang utuh
Pada umumnya prognosa baik, apabila dengan
pengobatan medis tidak ada perbaikan keluhan dan
gejalanya maupun pengecilan tumornya lebih baik
dikerjakan laparatomi jangan ditunggu abses menjadi
pecah yang mungkin perlu tindakan lebih luas.
Kemampuan fertilitas jelas menurun kemungkinan
reinfeksi harus diperhitungan apabila terapi pembedahan
tak dikerjakan
b. ATO yang pecah
Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu
penanganan dini dan tindakan pembedahan untuk
menurunkan angka mortalitasnya.

Penyakit Radang Panggul

Definisi
adalah infeksi saluran reproduksi bagian
atas.
Penyakit tersebut dapat mempengaruhi
endometrium (selaput dalam rahim),
saluran tuba, indung telur, miometrium
(otot rahim), parametrium dan rongga
panggul.

Etiologi
N. Gonorrhoeae
Chlamydia trachomatis
Proses menstruasi dapat memudahkan
terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan
endometrium yang menyebabkan
berkurangnya pertahanan dari rahim,
serta menyediakan medium yang baik
untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).

Faktor Resiko

Usia <25 tahun berisiko tinggi


Berganti-ganti pasangan seksual
Melakukan hubungan seksual tidak aman
Lendir servikal yg tipis
Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab
PMS
Menggunakan douche (cairan pembersih
vagina) beberapa kali dalam sebulan

Gejala Klinis
Nyeri pada perut dan panggul (nyeri
tumpul)
Mual
Nyeri berkemih
Perdarahan menstruasi yg tdk teratur atau
Bercak pada vagina
Demam (Suhu diatas 38 C)
Nyeri saat sanggama
Menggigil

Berdasarkan rekomendasi Infectious Disease Society


for Obstetrics & Gynecology, USA, Hager membagi
derajat radang panggul menjadi :
Derajat I
: Radang panggul tanpa penyulit
(terbatas pada tuba dan ovarium ), dengan atau tanpa
pelvio peritonitis.
Derajat II
: Radang panggul dengan penyulit
(didapatkan masa radang, atau abses pada kedua tuba
ovarium) dengan atau tanpa
pelvio peritonitis.
Derajat III
: Radang panggul dengan penyebaran
diluar organ-organ pelvik, misal adanya abses tubo
ovarial.

Diagnosa
Px. Fisik
Teraba Tumor pada Vaginal
Px.Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap
Kultur Bakteri
USG
Biopsi Endometrium
Laparoskopi

Pemeriksaan Ginekologi
Pembengkakan dan nyeri pada labia
didaerah kelenjar Bartholini
Bila ditemukan flour albus purulen,
umumnya akibat kuman N. gonore
Pemeriksaan inspekulo memberikan
gambaran : keradangan akut serviks,
bersama dengan keluarnya cairan purulen

Komplikasi
Nyeri berkepanjangan
Infertilitas
kehamilan abnormal

Penatalaksanaan
Tujuan --> mencegah kerusakan saluran
tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas
(tidak subur) dan kehamilan ektopik, serta
pencegahan dari infeksi kronik.

Pengobatan Rawat Jalan


Biasa pada Derajat 1
Obat yang diberikan ialah :
Antibiotik :
Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali
p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 710 hari, atau
Amoksilin 3 g p.o sekali/hari selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o sekali
sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Amoxilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7
hari, atau
Tiamfenikol 3,5 g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500
mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selam 7-10 hari, atau
Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari.
Analgesik dan antipiretik.
Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau
Metampiron 3 x 500 mg/hari.

Pengobatan Rawat inap


Biasa pada derajat 2 dan 3
Obat yang diberikan ialah :
Antibiotik:
Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan
Gentamisin 1,5 mg 2,5 mg/kg BB im/iv, 2 x
sehari slama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek.
Sup, 2 x sehari selama 5-7 hari atau,
Sefalosporin generasi III 1 gr/iv, 2-3 x sehari
selama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek. Sup 2
x sehari selama 5-7 hari.
Analgesik dan antipiretik yg sama.

Pencegahan
Penggunaan kontrasepsi seperti kondom
dapat mengurangi kejadian penyakit
radang panggu
Apabila mengalami infeksi saluran genital
bagian bawah maka sebaiknya segera
diobati

You might also like