You are on page 1of 20

Tumor jinak yg berasal dari dinding nasofaring

Tumor tumbuh ekspansif ke sekitarnya,


progresif, mudah berdarah perdarahan
hebat dari hidung dan mulut

- Tumor di nasofaring histopatologis

jinak, klinis ganas


- Tumor dg banyak pembuluh darah
berukuran besar spt kapiler, hiperplasi
endotel & stroma, tanpa tunika
muskularis

ANJ cenderung tumbuh & ekspansi


keluar nasofaring
Anterior ke rongga hidung,
sinus maksila & etmoid, rongga
orbita
Inferior tumor menekan palatum
mole (bombans), ke
meso/orofaring ( obstruksi jln
napas atas)

Superior ke intra kranial yaitu:


- ke sinus sfenoid, lalu ke fosa
pituitari, menekan sinus kavernosus
- ke fosa kranii anterior (melalui
lamina kribrosa)
Lateral ke fosa infra temporalis

Vaskularisasi tumor terut. dr cab a.


maksilaris interna

& a. faringealis asenden


Makroskopis
Tumor berbentuk oval/bulat, berlobuslobus, kadang bertangkai
Konsistensi padat kenyal, diliputi
mukosa
Warna kemerahan, atau merah-ungu
Berbatas jelas

Histopatologi
tumor t.d. stroma dgn sel2 fibroblas
& sejumlah serat2 kolagen, ditemukan
banyak pembuluh darah seperti kapiler
berukuran besar tanpa tunika
muskularis
Gejala utama epistaksis profus

Laki >>> wanita

usia 10 -17 th (pubertas,


dekade 2)
jarang > 25 th
- bertambahnya usia (> 20-25 th) tumor
mengecil (teoritis)

Etiologi
Belum pasti
Teori:

Teori jaringan tempat asal tumor


Pertumbuhan abnormal jar.
paraganglionik di sktr bag. akhir a.
maksilaris interna (nutrisi utama)
Pertumbuhan jar. fibrokartilago
embrionik & korpus sfenoid yg tjd sblm
wkt osifikasi tlg kepala

Periostium ventral ddg posterior


nasofaring tdk bisa mjd tlg yg
semestinya tjd hipertrofi jaringan
akibat peningkatan hormon
pertumbuhan
Pertumbuhan fasia basalis yg
terbentuk dr pertemuan aponeurosis
faringeal & fasia bukofaringeal dekat
dasar tlg kepala

Teori Hormonal
Gangguan keseimbangan hormon
androgen & estrogen
Pemberian estrogen menurunkan
ukuran tumor & mengurangi
kecenderungan perdarahan
Pemberian testosteron
meningkatkan ukuran tumor

Lokasi
atap nasofaring (plg sering),
grs tengah atau dinding lateral nasofaring
Tumor tumbuh relatif cepat memenuhi
nasofaring ke struktur sekitar

Anamnesis
o Hidung buntu (uni/bilateral)
o Epistaksis berulang, profus (bisa sampai
anemi)
o Sakit kepala (o.k. blokade sinus paranasalis
vacum sinus headache)
o Hidung / wajah membengkak
10-18%

Pemeriksaan Klinis
R.A. massa kemerahan / ungu di hidung
RP massa di nasofaring
Tumor ekspansi ke sekitarnya :
- mesofaring massa di mesofaring,
palatum mole
bombans
- rongga orbita protopsis (10-15%)
- sinus maksila maksila membengkak
- fosa pterigopalatina mass di pipi
(infratemporal)
- intra kranial (sefalgi)

Foto plain : Waters, skull AP/Lat, basis kranii


Arteriografi
CT Scan / MRI dengan kontras

Laki2, usia pubertas (10 17/24 th)


Ax : hidung buntu, epistaksis berulang & profus
Pem. klinis : tumor nasofaring dgn permukaan licin,
warna kemerahan / ungu
Radiologis (CT Scan / MRI) massa tumor di
nasofaring (ekstensi ke sekitarnya)

1. Koanal polip: permukaan rata,


mengkilap, udematus, kepucatan,
konsistensi lunak
2. Adenoid: permukaan ireguler, lokalisasi
di tengah, tdk mudah berdarah
3. Tumor ganas nasofaring: umur 30-50 th,
ada gejala lokal/metastase tumor, KU
makin menurun, PA : ganas
4. Fibroma nasofaring (tipe biasa): semua
umur, & , tdd jar. ikat pdt / banyak
pemb. drh yg dilapisi tunika muskularis
pdrh relatif mudah dihentikan

Staging ANJ
Menurut Session (1981), di revisi Radkowski
(1996) :

Std I : tumor terbatas di nasofaring


Std II: tumor meluas ke rongga
hidung
&/ sinus sfenoid
Std III: tumor meluas ke sinus
maksila, etmoid, fosa pterigomaksila,
fosa infratemporal, orbita
Std IV : tumor meluas ke intrakranial

Staging ANJ

Menurut Fish (1983), direvisi oleh Andrews


(1989):
Std Ia : tumor terbatas di nasofaring &/
kavum nasi
Std Ib : perluasan kedalam satu/lbh sinus
paranasal
Std IIa: perluasan minimal kedalam fosa
pterigomaksila
Std IIb: ke fosa pterigomaksila disertai
penekanan ke depan dinding posterior
antrum sinus maksila, ekstensi ke atas
erosi tlg orbita
Std IIc: perluasan ke fosa pterigomaksila
Std III: perluasan ke intrakranial

TERAPI
1. Operasi (treatment of choice)
- Std Ia : transpalatal
- Std Ib, IIa : transpalatal RL
- Std IIb: RL diperluas dg membelah bibir atas
- Std IIc: RL diperluas membelah bibir atas +
maksilektomi posterior & medial
embolisasi / ligasi A.Karotis ekst. pra bedah
2. Radiasi & / hormon untuk tumor sgt besar, masuk
rongga tengkorak (Std III), tumor residif (kecil)
Hormon estrogen :

Dietil-stilbestrol (5 mg/hari, selama 2-3 bln)


Folliculin (estrogen sintetis)
Tujuan : sklerosis p.d. & fibrosis tumor
mengecil

Stadium dini, belum masuk rongga


tengkorak baik (pasca operasi jarang
residif)
Stadium lanjut (perluasan ke rongga
tengkorak) jelek

You might also like