You are on page 1of 28

Teori Myra E Levine

Teori Levine berfokus pada interaksi manusia . Asumsi dasar Teori Levine adalah :
1.Pasien membutuhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika mempunyai masalah
kesehatan.
2.Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respon/reaksi dan perubahan tingkah laku serta
perubahan fungsi tubuh pasien. Espon pasien terjadi ketika ia mencoba beradaptasi dengan
perubahan lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk respon tersebut dapat berupa ketakutan,
stress, inflamasi dan respons panca indra.
3.Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta membina hubungan terapeutik.
Intervensi keperawatan bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah
penyakit serta memperbaiki status kesehatan.
Falsafah
Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang mendasar, yang
selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu persepsi atau asumsi
tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran atau pandangan terhadap suatu
sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah berperan dalam membantu seseorang
memahami makna dari pengalaman hidup yang dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun
dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar,
hubungan interpersonal, pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar
belakang budaya serta lingkungan.
Falsafah keperawatan meliputi falsafah pendidikan dan pelayanan keperawatan serta falsafah
pada institusi pelayanan kesehatan berperan sebagai pedoman utama dalam pemberian asuhan
keperawatan. Implementasi peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,
pengelola atau peneliti, pada hakekatnya mencerminkan falsafah keperawatan melalui
pemahaman tentang nilai dan konsep keperawatan seperti konsep sehat-sakit, kesehatan,
penyakit, akontabilitas dan pemahaman terhadap etika keperawatan.
Konsep
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau
fenomena berdasarkan pengalam dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan.
Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu
model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk
membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.
Teori
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangkan konsep, atau defenisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenoma dengan
menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan, dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat

diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan
melalui dua metode dasar yaitu metode induktif dan deduktif. Teori keperawatan menggunakan
kedua metode ini.
Prose adalah fase kerja dari suatu kerangkan konsep atau suatu teori. Dalam hal ini berlangsung
secara sistematis, bertahap dan terus menerus untuk mencapai suatu tujuan. Proses keperawatan
adalah contoh aplikasi kerangka konsep dan teori keperawatan.
Pendahuluan
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sakit
(mengalami masalah gastrointestinal) dan memerlukan perawatan. Levine lulus dari Cook
County School of Nursing tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing
(BSN) dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai
perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan administrasi keperawatan.
Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN) di Wayne State University pada
tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of
Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang
dipublikasikan yang termasuk artikel An Introduction to Clinical Nursing yang dipublikasikan
berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Ia juga menerima gelar doktor
kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992. Levine meninggal pada tahun 1996.
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan teori
keperawatan, tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama dalam
Keperawatan Medikal Bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah
pendekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek
keperawatan pendidikan yang mernurutnya sangat prosedural dan kembali fokus pada
pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George, 2002).
1. A. Model Konservasi Levine
Model konservasi levine merupakan Keperawatan praktis dengan konservasi model dan prinsip
yang berfokus pada pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan. Adapun prinsip
konservasi tersebut adalah sbb:
1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan untuk
mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek
keperawatan.
2. Konservasi Integritas Struktur
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat harus
membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan
intervensi keperawatan.

3. Konservasi Integritas Personal


Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap
menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur.
4. Konservasi Integritas Sosial
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi
integritas social.
TIGA KONSEP UTAMA DARI MODEL KONSERVASI
1. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka:Wholeness
emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversified functions and parts
within an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada
suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keseluruhan, batas-batas yang terbuka) Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa interaksi
terus-menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang terbuka
dan cair, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan
lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan.
Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berpikir holistik, memandang individu secara keseluruhan.
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan integritas
individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil
dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity, dan redundancy. Levin
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalm aktivitas kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity.
Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu. Redundancy
menggambarkan pilihan kegagalan yang terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi.
Kehilangan redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi
lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a. Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan internal
maupun eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek

fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan
konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia
dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu
secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti
mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan
dengan keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
b. Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya, yang
bisa dibagi menjadi fight atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan
persepsi.
1)
Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang diterima
individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau
menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah kewaspadaan
untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.
2)
Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi
diri dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu
adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau
patogen yang merugikan, untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3)
Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak
spesifik pada manusia, perubahan structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara
bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan dengan pengaruh yang
menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan keperawatan.
4)
Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan
pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua
pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas
fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perceptual
individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan
cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan
keamanan dirinya.
c. Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa keperawatan. Ini
merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan.
3. Konservasi
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi menjelaskan
suatu system yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang

buruk. Dalam pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan
beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.
Aplikasi Pada Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan pemikiran kritis (Tomey, 2006)
Proses
Pengkajian

Pembuatan keputusan

Mengumpulkan data provokatif melalui wawancara dan observasidengan menggunakan prinsip


konservasi
1. Konservasi energi
2. Integritas struktur
3. Integritas personal
4. Integritas sosial
Perawat mengobservasi pasien dengan melihat respon organisme teradap penyakit, membaca
catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan berdiskusi dengan pasien tentang kebutuhan akan
bantuannya.n
Perawat mengkaji pengaruh lingkungan eksternal dan internal pasien dengan prinsip konservasi.
Fakta provokatif yang perlu dikaji:
1. Keseimbangan suplai dan kebutuhan energi
2. Sistem pertahanan tubuh
3. harga diri
4. Kesiapan seseorang dalam berpartisipasi dalam sosial sistem
Keputusan Tropihicognosis
Diagnosa keperawatan menyimpulkan fakta provokatif
Fakta provokatif disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan kemungkinan dari kondisi pasien.
Sebuah kep utusan mengenai bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat . Keputusan ini disebut
tropihicognosis
Hpotesis

Mengarahkan intervensi keperawatan dengan tujuan untuk keutuhan dan promosi adaptasi
Berdasarkan keputusan, perawat memvalidasi masalah pasien, lalu mengemukakan hipotesis
tentang masalah dan solusinya. Ini disebut rencana keperawatan.
Intervensi
Uji hipotesis
Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi arah dalam melakukan perawatan.
Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur, personal
dan sosial.
Pendekatan ini diharapkan mampu mempertahankan keutuhan dan promosi adaptasi.
Evaluasi
Observasi repon organisme terhadap intervensi
Hasil dari uji hipotesa dievaluasi dengan mengkaji respn organisme apakah hipotesis membantu
atau tidak.
KETERBATASAN TEORI
Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa batasan. Sebagai
contoh model konservasi Levine berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatan;
demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu.
Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini
dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan
demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan
kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien
tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakcocoka ini
akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip Conservational Modelditerapkan:
1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari penggunaan energy yang
berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakit samping tempat tidur
klien. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada
pasien mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau
mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.

2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur


anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi,
memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu
sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,
prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas struktural
seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan kepuasan
psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh
dipromosikan.
3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis
didukung. Keterbatasan di sini akan berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu
dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu,
individu atau klien bunuh diri.
4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari
interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari
sistem dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki
orang lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak
mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus di sini adalah
tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat dalam perawatan kesehatannya.
Kepustakaan:
Aonuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the Philippines
Open University: Quezon City, Philippines.
Current Nursing. (n.d.). Nursing theories: Levines four conservation principles. Diunduh
darihttp://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.htmpada
bulan September 2010.
DeBruin, Debra A. (2004). Looking Beyond the Limitations of Vulnerability: Reforming
Safeguards in Research. The American Journal of Bioethics, 1536-0075, Volume 4, Issue 3,
2004, Pages 76 78
George, J. B. (2002). Nursing theories: Base for professional nursing. (5th ed). Pearson
Education.
Leach, M.J. (n.d.) Wound management: Using Levines Conservation Model to guide
practice. Vol. 52, Issue No. 8. Diunduh dari: http://www.o-wm.com/article/6024 pada bulan
September 2010.
Levine, M. E. (1967). The four conservation principles of nursing. Nursing Forum, 6(1), 45-49.
Levine, M. E. (1967). This I believe: About patient centered care. Nursing Outlook, 15(4), 53-55.

Levine, M. E. (1973). Introduction to clinical nursing. F. A. Davis Company: Philadelphia, PA.


Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. (6th ed.). Elsevier
Health Sciences.
Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing Theory : utilization & application. Missouri :
Mosby
*gambar diambil dari Understanding The Work of Nurse Theorist

eori Keperawatan Myra E. Levin


posting oleh Mochammad idris
BIOGRAFI MYRA ESTRIN LEVINE

Myra Estrin Levine (1920 1996) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua dari tiga
bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering sekali sakit
(mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan memerlukan asuhan keperawatan. Levine
lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari Universitas Chicago pada tahun 1949. Setelah
lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah,

dan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai lembaga.
Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77
artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel :An Introduction to Clicical Nursing yang
dipublikasikan berulang kali pada tahun 1969, 1973 dan 1989. Ia jga menerima gelar doktor
kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992. Myra Estrin levine akhirnya meninggal
dunia pada tahun1996.
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk mengembangkan
teori keperawatan, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep utama
dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah
endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek
keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus pada pemecahan
masalah secara aktif dan perawatan pasien.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Biografi
Myra Estrin Levine (1920 1996) lahir di chicago, Illionis. Ia adalah anak tertua
dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena ayahnya sering
sekali sakit (mengalami masalah pada GI/ gastrointestinal) dan memerlukan asuhan keperawatan.
Levine lulus dari Bachelor Science of Nursing (BSN) dari Universitas Chicago pada tahun 1949.
Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat
bedah, dan di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di berbagai
lembaga. Seperti di University of Illionis di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine
menulis 77 artikel yang dipublikaskan yang termasuk artikel :An Introduction to Clicical
Nursing yang dipublikasikan berulang kali pada tahun 1969, 1973 dan 1989. Ia jga menerima
gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992. Myra Estrin levine akhirnya
meninggal dunia pada tahun1996.
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk
mengembangkan teori keperawatan, tetapi ingn menemukan cara untuk mengajarkan konsepkonsep utama dalam Keperawatan Medikal bedah dan berusaha untuk mengajarkan siswa
keperawatan sebuah endekatan baru dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah
dari praktek keperawatan pendidikan yang menurutnya sangat prosedural dab kembali fokus
pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien.

1.2.

Latar Belakang

Berikut akan diberikan contoh teori dari Myra E. Levine. Yang mana Levine melihat
individu sebagai makhluk yang makhluk utuh (holistik beings) yang memiliki kemampuan
merespon secara organismik sebagai upaya mengadaptasikan diri terhadap lingkungan. Menurut
pandangannya, intervensi keperawatan adalah bantuan terhadap klien secara holistik merupakan
pusat kegiatan keperawatan, mempercepat proses adaptasi yang turut berperan dalam proses
penyembuhan dan pemilihan kesehatan. Pada tahun 1973 ia mengatakan 4 prinsip konservasi
(conseravation principles), yaitu :
a. Conservation of energy,
b. Consevation of structural integrity,
c.

Conservation of personal integrity dan

d. Conservation of social inegrity


BAB II
MODEL KONSEP DAN TEORI LEVINE
Model konsep Myra Levine memandang klien sebagai makhluk hidup terintgrasi yang
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya, dan intervensi keperawatan suatu aktifitas
konservasi dan konservasi energi adalah bagian yang menjadi pertimbangan kemudian sehat
menurut Levine itu dilihat dari sudut pandang keperawatan terdapat empat konservasi
diantaranya energi klien, struktur integritas, integritas personal dan integritas sosial, sehingga
pendekatan asuhan keperawatan ditujukan pada penggunaan sumber-sumber kekuatan klien
secara optimal, dan konservasi itu dilihat sebagai berikut.
2.1. Model Konservasi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasanya konsep konservasi ini
memiliki empat buah konsep, yaitu :
2.1.1. Konservasi Energi
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan
untuk mempertahankan aktifitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek
keperawatan.
2.1.2. Konservasi Integritas Struktur

Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seseorang harus
membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan dan intervensi
keperawatan.
2.1.3. Konservasi Intefritas Persona
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya.
Sikap menghargai tersebutterjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur keperwatan berlangsung.
2.1.4. Konservasi integritas
Kehidupan berarti komunitas sosial dan kesehatan merupakan keadaan sosial yang
telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi
integritas sosial.
2.2. Tiga Konsep Utama Model Konservasi
Konsep model konservasi juga terdiri dari beberapa bagian yaitu wholeness
(Keutuhan), adaptasi, dan konservasi. Dan adapun penjelasan dari ketiganya akan dijabarkan
berikut ini.
2.2.1. Wholeness (Keutuhan)
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah sistem terbuka,
wholeness emphasizes a sound, organic, progressive mutuality between diversed functions and
parts within an entirely, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan
pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan bagian-bagian dalam
keselruhan, batas-batas yang terbuka). Levine menyatakan bahwa interaksi terus menerusmenerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang tebuka dan
cair, dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan
lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi kehidupan.
Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan
dasar untuk berfikir holistik, memandang secara keseluruhan seorang individu.

2.2.2. Adaptasi
Daptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan mempertahankan
integritas individu dalam menghadapi realitas lingkungan internal dan eksternal. Konervasi
adalah hasil dari adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tak berhasil.
Levine mengemukakan tiga karakter adaptasi yaitu historis, spesifisiti dan redunancy.
Levine menyatakan bahwa setiap individu mempunyai pola respon tertentu untuk menjamin
keberhasilan dalam aktifitas kehidupannya yang menunjukan adaptasi historis dan spesifisiti.
Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik individu untuk menjamin
adaptasi. Kehilangan redunancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi
lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.
a. Lingkungan
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya sendiri baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal. Perawat dapat menghubungkan lingkungan eksternal
sebagai level persepsi, operasional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan
menangkap dan menginterpretasikan dunia dengan organ indera. Level operasional terdiri dari
segala sesuatu yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat
mempersesikannya secara langsung, seperti mikroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan
dibentuk dari budaya, dikarakteristikan dengan keberadaan spiritual, dan ditengah oleh simbol
bahasa, pikiran dan pengalaman.
b. Respon organisme
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
yang bisa dibagi menjadi flight atau fight, respon inflamasi, respon terhadap stres dan
kewaspadaan persepsi.
Fight-flight merupakan respon paling primitif dimana ancaman yang diterima individu auk
secara nyata ataupun tidak, merupakan merupakan respon terhadapa ketakutan melalui
menyerang atau menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan
adalah kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan sejahtera.
Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri
dari lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon individu

adalah menggunakan energi sitemik yang ada dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen
yang merugikan, untuk al ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
Respon terhadap stres menghasilkan respon defensif dalam bentuk perubahan yang tidak
spesifik pada manusia, perubahan struktural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara
bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikan dengan pengaruh yang menyebaban
pesien atau individu berespn terhadap pelayanan keperwatan.
Kewaspadaan perseptual, respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan
pengalaman dalam hidup hnya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu, semua
pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktifitas
fisiologi atau tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan perseptual
individu, hanya terjadi sat individu menghadapi dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan
cara mencari dan mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk mempertahankan
keamanan dirinya.
2.2.3. Trophicognosis
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk diagnosa
keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan sebuah penentuan rencana
keperawatan.
2.3. Konservasi
Levine mengurikan model konservasi sebagai inti atau dasar teorinya. Konservasi
menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi
tentangan yang buruk. Dalam pengertian konservasi juga, bahwa individu mampu untuk
berkonfrontasi dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka.
BAB III
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN TEORI
3.1. Kelemahan Teori

Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan tanpa
batasan. Sebagai contoh model konservasi levine berfokus pada penyakit yang bertentangan
dengan kesehatandemikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi
penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah
berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi dan
pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini.
Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus individu dalam keadaan sakit dan pada
ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan
kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien
tentang kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan
ini akan menjadi daerah konflik.
Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke empat prinsip model konservasi
diterapkan.
Pada konservasi energi, tujuan Levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang
berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakt samping tempat tidur klien.
Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania,
ADHD (Attention-Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan gerakan
terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
Pda konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur
anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis
tidak begitu sempurna tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik,
prosedur seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions, integritas struktural seseorang
dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari kecantikan fisik dan epuasan psikologis yang
dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur tidak boleh dipromosikan.
Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan pengetahuan dan
kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan privasi, didorong dan psikologis terganggu
dan lumpuh dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu individu
atau klien bunuh diri.
Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan pengakuan dari
interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem
dukungannya. Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang

signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yagn tidak mampu berinteraksi, klien
tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orangorang yang terlibat dalam perawatansakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus dimana
kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD pada anak-anak
atau mereka dengan gerakan terbatas seperti pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat berlaku.
3.2.

Kelebihan dari Teori Lavine


Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan klien mempunyai

partner pengawas non perawat yang turut membantu dalam penjadwalan keperawatan. Dan
perawat yang dapat mengerti keadaan dan integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari
klien yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.

DAFTAR PUSTAKA
Aonuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of the
Philippines Open University: Quezon city, Philippines.
Current Nursing. (n.d.). Nursing theorities: Levines four conservation principles.
Downloaded from,
http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.html at September

Model Keperawatan Mira E. Levine


Diposkan oleh Rizki Kurniadi

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai suatu profesi yang sampai saat ini masih dianggap profesi yang
kurang eksis, kurang profesional, bahkan kurang menjanjikan dalam hal finansial. Oleh karena
itu keperawatan harus berusaha keras untuk menunjukkan pada dunia luar, di luar dunia
keperawatan bahwa keperawatan juga bisa sejajar dengan profesi profesi lain. Tugas ini akan
terasa berat bila perawat-perawat Indonesia tidak menyadari bahwa eksistensi keperawatan
hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras perawat itu sendiri untuk menunjukkan
profesionalismenya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan
baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.

dari berbagai tingkatan usia.Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Levine di
Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan
memahami bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai. Bahkan perawat melaksanakan
asuhan keperawatan tanpa menyadari sebagian tindakan yang telah dilakukan pada klien adalah
penerapan konsep teori Levine.
Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan mengkaji lebih jauh
tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori Levine diilapangan atau rumah
sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Levine dapat diaplikasikan dengan baik dalam
pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan .

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep model keperawatan menurut Levine dalam manajemen
Asuhan Keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Memahami konsep model teori Levine
b. Mampu menghubungkan model konsep Levine dengan proses keperawatan
c. Mampu mengevaluasi/menilai proses keperawatan di RS dengan konsep Levine
d. Mendapatkan gambaran kondisi pelaksanaan konsep Levine di RS

BAB II
TEORI MYRA E. LEVINE
A. Model Keperawatan

Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan
klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau
semua fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk
beradaptasi terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan
besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan.
dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua metoda yaitu interview dan observasi.
dalam

pengkajian

berfokus

pada

klien,

keluarga,

anggota

lainnya,

atau

hanya

mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan permasalahan


kesehatanklien. Hal ini juga mempengaruhi kesiapan klien dalam menghadapi lingkungan
eksternal. Menurut Levine, jika anggota keluarga membutuhkan suatu perjanjian maka keluarga
harus menjadi sasaran pengkajian.
Dalam pengkajian menyeluruh, perawat menggunakan empat prinsip teori Levine yang
disebut pedoman pengkajian. Perawat menitik beratkan pada keseimbangan energi klien dan
pemeliharaan integritas klien. Kemudian perawat mengumpulkan sumber energi klien yaitu
nutrisi, istirahat (tidur), waktu luang, pola koping, hubungan dengan anggota keluarga/orang lain,
pengobatan, lingkungan dan penggunaan energi yakni fungsi dari beberapa sistem tubuh, emosi
dan stress sosial dan pola kerja. Juga data tentang integritas struktur klien yaitu pertahanan
tubuh, struktur fisik, integritas personal (sistem diri klien) yakni keunikan, nilai, kepercayaan dan
integritas sosial yakni : proses keputusan dari klien dan hubungan klien dengan orang lain serta
kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain atau masyrakat.
Setelah mengumpulkan semua data, perawat menganalisa data secara menyeluruh.
Analisa ini mencerminkan keseimbangan kekuatan dan kelemahan dari diri klien pada empat
area pengkajian (prinsip konservasi). Analisa ini juga membutuhkan pengumpulan data lebih
banyak. Dalam menganalisa, konsep dan teori dari disiplin lain juga sama penekanannya.
Dalam fase perencanaan dimasukkan tujuan akhir. Proses perawatan menekankan kualitas
dari aktivitas klien dan perawat. Bagaimanpun, Levine tidak secara khusus mengidentifikasikan
atau menekankan kebutuhan sebagai tujuan akhir. Kesimpulannya mutu adalah sangat penting
diaplikasikan dalam teori ini untuk mencapai tujuan klinik. Dasar dari pendapat ini adalah :
1. Posisi ketergantungan dari klien sebagai akibat dari sakit atau bantuan kesehatan yang
membutuhkan bantuan perawatan.

2. Tanggung jawab perawat untuk memonitor kondisi klien dalam mengatur keseimbangan
antara intervensi keperawatan dan partisipasi klien dalam perawatan.
Perawat sebagai individu harus melibatkan klien dalam aktivitas pengkajian dasar dan
kemampuan partisipasi klien dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan harus mencerminkan usaha
membantu klien untuk beradaptasi dan mencapai kondisii sehat. Dalam fase perencanaan,
perawat harus menetapkan tujuan :
1. Menetapkan strategi yang dipakai untuk perencanaan.
2. Menentukan tingkat perencanaan yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan.
Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan
dari perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan
tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan
kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat
partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan lain.
Pelaksanaan dari perawatan disebut implementasi. Perawat harus mengawasi respon klien.
Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi perawat
bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien. Teori Levine menyatakan
bahwa :
1. Perawat harus memiliki skill untuk melaksanakan intervensi keperawatan.
2. Intervensi perawat mendorong adaptasi klien.
Dalam fase evaluasi perawat memusatkan respon dari klien untuk melakukan tindakan
perawatan. Perawat mengumpulkan data tentang respon klien untuk menetukan intervensi
perawatan yaitu tentang pengobatan atau support. Bagaimana teori Levine berfokus pada orang
per orang, berorientasi pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang, dan klien dengan
gangguan kesehatan membutuhkan intervensi perawatan.

B. Paradigma Keperawatan

Levine menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai makhluk holistik yang
termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks. Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan
pada ketergantungan/ hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini
membuatnya

merencanakan

empat

prinsip

konservasi

yakni

kebutuhan

energi

dan

pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur, integritas personal. Manusia tergantung pada
yang lain pada semua aspek kehidupan, makanan, keamanan, rekreasi dan penghargaan. Levine
mengharapkan seorang perawat :
1. mengetahui kekomplekan interaksi
2. mendukung dalam mempertahankan atau memulihkan hubungan saat klien mengalami
gangguan kesehatan.
Keseimbangan yang normal berubah saat sakit dan klien akan berusaha mengatasi stress nya
dan mungkin menunjukkan perubahan pola tingkah laku dan fungsi. Seorang perawat harus
mempersepsikan pertanggung jawaban dalam membantu klien untuk mengadaptasi perubahan
kearah cara pemeliharaan kesehatan yang positif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses perawatan.
Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan
perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien.
Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.
Pengaruh masyarakat atau lingkungan dalam teori Levine sangat penting. Inti dari definisi
teori Levine bahwa perawatan adalah interaksi antara manusia, ia menggunakan konsep adaptasi
dan peningkatan respon tubuh melalui pendekatan sistem.

B. Saran
1) Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa keperawatan
2) Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn, 2006, Teori dan Praktik Keperawatan, EGC, Jakarta.
http://abiperawat.blogspot.com/2007/05/model-keperawatan-mira-levine.html

TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai
menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak dan model tentang profesi keperawatan
berkembang selama dekade terakhir, salah satunya adalah Myra Levine Konservasi Teori yang
diselesaikan pada 1973.
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah tertua dari tiga anak.
Dia punya satu kakak dan satu adik. Levine mengembangkan minat dalam perawatan karena
ayahnya (yang memiliki masalah gastrointestinal) sering sakit-sakitan dan membutuhkan
perawatan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun
1944 dan memperoleh gelar BS dalam keperawatan dari University of Chicago pada tahun 1949.
Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat tugas pribadi, sebagai perawat sipil untuk
Angkatan Darat AS, sebagai pengawas perawat bedah, dan administrasi keperawatan. Setelah
mendapatkan gelar MS dalam keperawatan di Wayne State University pada tahun 1962, ia

mengajar keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of Illinois di


Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Dia menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang
termasuk "An Introduction to Clinical Nursing" dengan beberapa publikasi tahun pada tahun
1969, 1973 & 1989. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Loyola pada
tahun 1992. Dia meninggal pada tahun 1996.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memenuhi tugas mata ajar Konsep Dasar Keperawatan.
2. Untuk mengetahui konsep teori sistem model Mery Levine.
C. Ruang Lingkup Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis hanya membatasi penulisan tentang Teori Sistem Model
Neuman.
D. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini diperoleh dengan study kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur
yang ada, untuk mendapatkan bahan dalam pembuatan makalah.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup Penulisan,
Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
Bab II: Tinjauan Teoritis yang terdiri dari sumber-sumber teori Mery Levine. Komposisi Model konversi,
Konsep utama, Konsep Kunci, Asumsi, Pembatasan, Evaluasi.
Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Levine mengatakan kepada orang lain bahwa dia tidak berangkat untuk mengembangkan
sebuah "teori keperawatan" tetapi ingin menemukan cara untuk mengajarkan konsep-konsep
utama dalam perawatan medis bedah dan berusaha untuk mengajar siswa gelar associate
pendekatan baru untuk kegiatan menyusui sehari-hari. Levine juga ingin pindah dari praktik
pendidikan keperawatan yang sangat prosedural berorientasi dan kembali fokus pada pemecahan
masalah aktif dan perawatan pasien individual (George, 2002).

BAB II
TINJUAN TEORITIS
A. KOMPOSISI MODEL KONSERVASI
Levine's Conservation Model difokuskan dalam mempromosikan adaptasi dan
mempertahankan keutuhan menggunakan prinsip-prinsip konservasi. Panduan Model perawat
untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan pada tingkat organismic. Perawat menyelesaikan
tujuan model melalui konservasi energi, struktur, dan integritas pribadi dan sosial (Levine, 1967).
Meskipun konservasi adalah dasar hasil yang diharapkan saat model yang digunakan, Levine
juga membahas dua konsep penting lainnya penting untuk penggunaan model nya - adaptasi dan
keutuhan.
Adaptasi adalah proses perubahan, dan konservasi adalah hasil dari adaptasi. Adaptasi
adalah proses dimana pasien mempertahankan integritas dalam realitas lingkungan (Levine,
1966, 1989a). Adaptasi ini dicapai melalui "penggunaan hemat, ekonomi, berisi, dan
dikendalikan sumber daya lingkungan dengan individu dalam bunga-nya yang terbaik" (Levine,
1991, hal 5).
Keutuhan didasarkan pada Erikson (, 1964 hal 63) uraian tentang keutuhan sebagai sistem
terbuka: "Keutuhan menekankan suara, organik, kebersamaan progresif antara fungsi beragam
dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka dan cairan." Levine (1973, hal
11) menyatakan bahwa "interaksi gencar organisme individu dengan lingkungannya ini
merupakan sebuah sistem terbuka dan cairan ', dan kondisi kesehatan, keutuhan, terjadi ketika
interaksi atau adaptasi konstan terhadap lingkungan, izin kemudahan jaminan integritas ... di
semua dimensi kehidupan "ini dinamis terus menerus, interaksi terbuka. antara lingkungan
internal dan eksternal memberikan dasar untuk berpikir holistik, pandangan dari individu secara
keseluruhan.
Konservasi, di sisi lain, adalah produk adaptasi. Konservasi dari conservatio kata Latin,
yang berarti "untuk tetap bersama-sama" (Levine, 1973). "Konservasi menggambarkan cara
sistem kompleks dapat terus berfungsi bahkan ketika sangat menantang." (Levine, 1990, hal

192). Melalui konservasi, individu dapat menghadapi kendala, beradaptasi sesuai, dan
mempertahankan keunikan mereka. "Tujuan dari konservasi adalah kesehatan dan kekuatan
untuk menghadapi kecacatan" sebagai "... aturan konservasi dan terus integritas "dalam semua
situasi di mana menyusui membutuhkan" (Levine, 1973, hlm 193-195). Fokus utama dari
konservasi adalah menjaga keutuhan bersama dari individu. Meskipun intervensi keperawatan
mungkin berurusan dengan satu prinsip konservasi particualr, perawat juga harus mengakui
pengaruh prinsip-prinsip konservasi lainnya (Levine, 1990).
B. KONSEP UTAMA
Selama bertahun-tahun, perawat (seperti Myra Levine) telah mengembangkan berbagai
teori yang memberikan penjelasan yang berbeda dari disiplin keperawatan. Seperti dia
Konservasi Model, semua berbagi teori empat konsep pusat atau utama: orang, lingkungan,
keperawatan dan kesehatan. Selain ini, Levine Model juga dibahas orang dan lingkungan
bergabung atau menjadi kongruen dari waktu ke waktu, karena akan dibahas di bawah.
1. Seseorang adalah holistik sedang yang terus berupaya untuk menjaga keutuhan dan integritas
dan satu "yang hidup, berpikir, berorientasi masa depan, dan masa lalu-sadar." The keutuhan
(integritas) dari tuntutan individu yang hidup "individu memiliki artinya hanya dalam konteks
kehidupan sosial "(Levine, 1973, hal 17). Orang juga digambarkan sebagai individu yang unik
dalam persatuan dan kesatuan, perasaan, percaya, berpikir dan seluruh sistem dari sistem.
2. Lingkungan melengkapi keutuhan individu. Individu telah baik lingkungan internal dan
eksternal.
3. Lingkungan internal menggabungkan aspek fisiologi dan patofisiologi dari individu dan konstan
ditantang oleh lingkungan eksternal. Lingkungan internal juga adalah integrasi dari fungsi tubuh
yang menyerupai homeorrhesis daripada homeostasis dan tunduk terhadap tantangan dari
lingkungan eksternal, yang selalu merupakan bentuk energi.
4. Lingkungan eksternal dibagi ke dalam lingkungan persepsi, operasional, dan konseptual.
Lingkungan persepsi adalah bagian dari lingkungan eksternal yang individu menanggapi dengan
organ-organ indera mereka dan termasuk cahaya, suara, sentuhan, suhu, kimia perubahan yang
berbau atau terasa, dan rasa posisi dan keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian
dari lingkungan eksternal yang berinteraksi dengan jaringan hidup meskipun individu tidak
memiliki organ perasa yang dapat merekam adanya faktor-faktor dan mencakup semua bentuk
radiasi, mikroorganisme, dan polutan. Dengan kata lain, unsur-unsur fisik dapat mempengaruhi

individu tetapi tidak dirasakan oleh kedua. Lingkungan konseptual adalah bagian dari lingkungan
eksternal yang terdiri dari bahasa, ide, simbol, dan konsep dan penemuan dan mencakup
pertukaran bahasa, kemampuan berpikir dan pengalaman emosi, sistem nilai, keyakinan agama,
etnis dan tradisi budaya, dan psikologis individu pola yang berasal dari pengalaman hidup.
5. Kesehatan dan penyakit adalah pola perubahan adaptif. Kesehatan tersirat berarti persatuan dan
kesatuan dan "merupakan adaptasi keutuhan dan sukses". Tujuan keperawatan adalah untuk
meningkatkan kesehatan. Levine (1991, hal 4) menjelaskan apa yang dimaksud dengan
kesehatan sebagai: "... yang jalan kembali ke kegiatan sehari-hari dikompromikan oleh kesehatan
yang buruk. Hal ini tidak hanya penghinaan atau cedera yang diperbaiki tetapi orang dirinya
sendiri ... Ini bukan hanya penyembuhan bagian tertindas. Ini agak kembali ke hood diri, dimana
perambahan kecacatan dapat menyisihkan sepenuhnya, dan individu bebas untuk mengejar sekali
lagi atau kepentingan-nya sendiri tanpa kendala. "Di sisi lain, penyakit adalah" tidak diatur dan
tidak disiplin berubah dan harus dihentikan atau kematian akan terjadi ".
6. Perawatan melibatkan terlibat dalam "interaksi manusia" (Levine, 1973, hal.1). "Perawat itu
masuk ke dalam kemitraan pengalaman manusia di mana saat-saat berbagi dalam waktu
beberapa sepele, beberapa dramatis-daun tandanya selamanya pada setiap pasien" (Levine, 1977,
hal 845). Tujuan keperawatan adalah untuk mempromosikan adaptasi dan memelihara keutuhan
(kesehatan).
7. Seperti telah disebutkan di atas, Levine Model Konservasi dibahas bahwa cara di mana orang
dan lingkungan menjadi kongruen dari waktu ke waktu. Ini adalah fit dari orang dengan
kesulitan nya waktu dan ruang. Respon adaptif spesifik membuat konservasi yang mungkin
terjadi pada berbagai tingkatan; molekuler, fisiologis, emosional, psikologis, dan sosial.
Tanggapan ini didasarkan pada tiga faktor (Levine, 1989): historisitas, spesifisitas dan
redundansi.
C. KONSEP KUNCI (Konservasi prinsip)
Inti, atau konsep sentral, teori Levine adalah konservasi (Levine, 1989). Ketika seseorang
dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu menyesuaikan perubahan
produktif, dan dengan pengeluaran sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal dan identitas.
Konservasi yang berhasil dicapai melalui aktivasi jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk
berbagai tanggapan yang dibutuhkan oleh manusia berfungsi.

Myra Levine menggambarkan Empat Prinsip Konservasi. Prinsip-prinsip ini berfokus pada
pelestarian keutuhan individu. Dia menganjurkan bahwa keperawatan adalah interaksi manusia
dan prinsip-prinsip konservasi yang diusulkan empat keperawatan yang berkaitan dengan
persatuan dan integritas individu. kerangka nya meliputi: energi, integritas struktural, integritas
pribadi, dan integritas sosial.
D. ASUMSI
Model Myra Levine juga membahas pernyataan lain dan asumsi:
* Perawat menciptakan lingkungan di mana penyembuhan dapat terjadi
* Seorang manusia lebih dari jumlah bagian
* Manusia merespons dengan cara yang dapat diprediksi
* Manusia adalah unik dalam respon mereka
* Manusia tahu dan menilai benda-benda, situasi dan kondisi
* Manusia yang rasa, mencerminkan, alasan dan memahami
* Tindakan Manusia adalah ditentukan diri sendiri bahkan ketika emosi
* Manusia mampu memperpanjang refleksi melalui strategi seperti itu
* Seorang manusia memiliki kesatuan dalam tanggapannya terhadap lingkungan
* Ada perintah dan kelangsungan untuk mengubah hidup adalah tidak acak
* Seorang manusia menanggapi organismically dengan cara yang selalu berubah
E. PEMBATASAN
Meskipun kelengkapan aplikasi dan luas teori Levine, model ini bukan tanpa batasan.
Sebagai contoh, model konservasi Levine berfokus pada penyakit dibandingkan dengan
kesehatan, dengan demikian, intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi
menyajikan individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine memiliki
fokus saat ini dan jangka pendek dan tidak mendukung promosi kesehatan dan prinsip-prinsip
pencegahan penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek keperawatan saat ini.
Dengan demikian, keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan pada
pasien ketergantungan.

Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk
berpartisipasi dalam perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien
untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakseimbangan ini akan menjadi daerah
konflik.
Ada beberapa keterbatasan ketika datang ke empat prinsip. Konservasi energi, tujuan Levine
adalah untuk menghindari penggunaan yang berlebihan kelelahan atau energi. Hal ini dikelola
dalam perawatan samping tempat tidur klien sakit. Dalam kasus di mana kebutuhan energi untuk
dimanfaatkan daripada dilestarikan seperti di pasien manik, ADHD pada anak-anak atau mereka
dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine tidak berlaku. Pada konservasi
integritas struktural, fokusnya adalah untuk melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk
mencegah kerusakan struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-kasus
dimana struktur anatomi tidak begitu sempurna namun tanpa cacat diidentifikasi atau masalah
seperti dalam operasi plastik, prosedur seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions;
integritas struktural seseorang terganggu tapi itu adalah pilihan pasien mencari kecantikan fisik
dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan. Jika tidak demikian, prosedur tidak
boleh dipromosikan. Pada konservasi integritas pribadi, perawat diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, asalkan dengan privasi, mendorong dan
psikologis s didukung. Keterbatasan sini akan berpusat pada klien yang mengalami gangguan
psikologis dan tidak mampu dan tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma
yaitu, individu bunuh diri atau klien. Terakhir, konservasi bertujuan integritas sosial adalah untuk
melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, khususnya dengan klien, yang lain yang
signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Pembatasan khusus untuk ini, adalah ketika
klien tidak memiliki orang lain yang signifikan seperti anggota keluarga. Ditinggalkan anakanak, pasien penyakit jiwa yang tidak mampu untuk berinteraksi, klien tidak responsif seperti
individu sadar, fokus di sini adalah bukan lagi pasien sendiri tetapi orang yang terlibat dalam /
perawatan kesehatannya.
F. Evaluasi
* Observasi respon organismic untuk intervensi
* Ini adalah menilai apakah hipotesis didukung atau tidak didukung
* Jika tidak didukung, rencana ini direvisi, hipotesis baru diusulkan
Untuk meringkas, Levine menyatakan pandangan bahwa dalam hubungan perawat-pasien

keadaan kesehatan pasien tergantung pada proses perawat-didukung adaptasi. Perawat ini
panduan untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan dari klien untuk mempromosikan keutuhan
melalui Prinsip Konservasi. Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai ini melalui konservasi
energi, integritas struktural, pribadi dan sosial. Tujuan keperawatan adalah untuk mengenali,
membantu, mempromosikan, dan mendukung proses adaptif yang menguntungkan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Perawatan saat ini. (N.d.). Perawatan teori: empat Levine prinsip-prinsip konservasi. Diperoleh
dari http://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_principles.htm pada
bulan Juli 2009.
Leach, MJ (nd) Luka manajemen: Menggunakan Levine's Conservation Model untuk
membimbing praktek. Vol. 52, Issue No 8. Diperoleh dari: http://www.o-wm.com/article/6024
pada bulan Juli 2009.
Sitzman, K. & Eichelberger, L.W. (2009). Memahami kerja perawat teori: Sebuah awal kreatif.
Diperoleh dari http://nursing.jbpub.com/sitzman/artGallery.cfm pada bulan Juli 2009. Jones dan
Penerbit Bartlett.
Yeager, S. (2002). Sekilas teori perawat: model konservasi Myra Levine. Diperoleh dari:
http://www4.desales.edu/ ~ sey0/levine.html pada bulan Juli 2009.

You might also like