Professional Documents
Culture Documents
H1BAH DISERTASIDOKTOR
Peneliti:
RBVGKASAN
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang frekuensi kejadiannya paling
tinggi di antara kanker jenis lain pada kaum perempuan dan merupakan penyebab kematian
utama bagi kaum perempuan. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh dan
berkembang secara terus menerus dan tidak terkendali di dalam jaringan payudara. Faktor
resiko munculnya kanker payudara antara lain senyawa xenobiotik, gaya dan perilaku hidup,
obesitas, faktor hormonal dan genetik (McPerson dkk., 2000).
Salah satu usaha untuk menemukan obat kanker yang spesifik dan sensitif dapat
dilakukan melalui eksplorasi tanaman obat yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara
turun temurun (etnofarmakolog) dan menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker. B.
javanica merupakan salah satu tanaman yang secara empiris dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai tanaman obat. Tanaman ini tumbuh dan ditemukan di Taman Nasional Gulung
Palung, Kalimantan Barat.
Buah dan biji B. javanica menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker leher
rahim. Nilai IC50 ekstrak kloroform (148 ug/ml) lebih kecil daripada ekstrak metanol (199
ug/ml) buah dan biji B. javanica (Wardoyo dkk., 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak kloroform, methanol dan air
buah dan biji serta fraksi dari ekstrak poten B. javanica terhadap sel kanker payudara dan
menentukan nilai ICso-nya.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah dan biji B. javanica yang
diambil dari Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat. Subyek uji dalam penelitian
ini adalah sel kanker payudara (cell line T47D). Sebelum digunakan, organ tanaman
dihaluskan dengan cara diblender. Pembuatan sampel dalam bentuk serbuk dilakukan untuk
IV
memperiuas permukaan sampel dengan larutan pengekstraksi sehingga proses ekstraksi dapat
berjalan optimal dan ekstrak yang diperoleh semakin banyak.
Kultur sel kanker mengacu cara yang dilakukan oleh Wilson dkk., (2004). Dibuat
suspensi sel yang mengandung lxlO4 sel/100 |j.l medium kultur. Seratus mikroliter suspensi
yang berisi sel kanker T47D dimasukkan ke dalam masing-masing sumuran mikroplate 96
well. Perlakuan ekstrak kloroformmethanol dan ekstrak air buah dan biji B. javanica dengan
kadar 800, 400, 200, 100 dan 50 ug/ml dengan masing-masing 3 ulangan kontrol sel dan
kontrol media.
Berdasarkan hasil uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa ekstrak kloroform buah dan
biji B. javanica merupakan ekstrak paling toksik terhadap sel kanker payudara T47D. Profil
kromatogram ekstrak kloroform buah dan biji B. javanica dapat dilihat pada gambar 1.
a.
b.
c.
Hasil uji sitotoksisitas dengan metode MTT menunjukkan adanya hubungan antara
konsentrasi ekstrak B. javanica terhadap viabilitas sel kanker payudara. Nilai IC50 ekstrak
kloroform, methanol dan air buah dan biji dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan hasil uji
sitotoksisitas ekstrak buah dan biji B. javanica dapat dilihat bahwa ekstrak klororform buah
dan biji tua menunjukkan aktivitas yang paling tinggi dengan nilai IC50 sebesar 97 ug/ml.
Ekstrak kloroform buah dan biji tua akan dilanjutkan untuk difraksinasi dengan
menggunakan vaccum liquidchromatographi.
Buah Tua
Kloroform
109
97
Methanol
611
604
Air
318
384
Fraksinasi ekstrak kloroform buah dan biji tua menghasilkan 12 fraksi. Monitoring
senyawa dalam tiap fraksi dilakukan dengan KLT. Uji sitotoksistas fraksi buah dan biji tua B.
javanica menggunakan metode yang sama dengan uji sitotoksisitas ekstrak buah dan biji tua
B. javanica. Nilai IC50 fraksi dari ekstrak klororform buah dan biji tua B. javanica dapat
dilihat pada tabel 2.
Berdasarkaan hasil uji sitotoksistas fraksi kloroform buah dan biji tua B. javanica
dapat diketahui bahwa fraksi gabungan kedua merupakan fraksi yang paling toksik terhadap
sel kanker payudara T47D dengan nilai IC50 sebesar 85 ug/ml. IC50 obat Doxorubicin
sebesar61 ug/ml.
Tabel 2. Nilai IC50 ( ug/ml) fraksi kloroform buah dan biji tua B.javanica.
Fraksi
Fraksi 1
Fraksi 2
Fraksi gabungan
Fraksi gabungan A
399
Fraksi 3
Fraksi 4
Fraksi 5
Fraksi gabungan B
85
Fraksi 6
Fraksi 7
Fraksi 8
Fraksi gabungan C
135
Fraksi 11
Fraksi D
786
Fraksi 12
Fraksi E
558
Fraksi 9
Fraksi 10
Hasil uji sitotoksik ekstrak dan fraksi kloroform buah dan biji tua B. javanica
menunjukkan adanya penurunan nilai IC50. Hal ini berarti pemumian yang dilakukan pada
ekstrak kloroform buah dan biji tua cenderung meningkatkan efek sitotoksisitas bahan uji
terhadap sel kanker payudara T47D. Peningkatan efek sitotoksistas ini diprediksi disebabkan
oleh meningkatnya efek sinergisme senyawa yang terkandung dalam fraksi kloroform buah
dan biji tua B. javanica. Aktivitas sitotoksik yang ditimbulkan oleh suatu komponen senyawa
kimia juga dapat berasal dari efek kombinasi antara senyawa yang tidak atau kurang aktif dan
VJ
senyawa yang aktif. Sifat aktif suatu senyawa akan saling meningkatkan dan mempengaruhi
kecepatan bioavailabilitas dari senyawa aktif sehingga menghasilkan aktivitas yang lebih
tinggi.
Dari studi yang dilakukan sebelumnya, telah diketahui bahwa tanaman B. javanica
mengandung senyawa golongan alkaloid, quasinoid dan terpenoid. Hal ini menunjukkan
bahwa senyawa aktif dalam ekstrak buah dan biji B. javanica diprediksi larut dalam pelarut
non polar dan polar. Kadar yang digunakan dalam penelitian ini dapat menunjukkan potensi
sitotoksik buah dan biji tua B. javanica.
Obat yang digunakan dalam kemoterapi berfungsi untuk mematikan sel kanker,
sedangkan senyawa kemopreventif berfungsi untuk menghambat perkembangan sel kanker.
Meskipun senyawa sitostatik tersebut memiliki nilai IC50 lebih rendah jika dibandingkan
senyawa khemopreventif, tetapi senyawa kemopreventif memiliki prospek yang bagus dalam
pengembangan terapi kombinasi dan suplemen untuk pencegahan kanker.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak buah
makasar yang bersifat paling toksik terhadap sel kanker payudara T47D adalah ekstrak
kloroform buah dan biji tua (IC50 = 97 ug/ml), sedangkan fraksi gabungan kedua
menunjukkan aktivitas paling toksik terhadap sel kanker payudara T47D (IC50 = 85 ug/ml).
Vll