You are on page 1of 33

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS


1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Pangkalan terletak di wilayah Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten. Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Propinsi
Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,631 Km 2), terdiri dari luas
daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan
laut 2-3 meter. Desa Pangkalan merupakan salah satu desa binaan dari Puskesmas
Tegal Angus. Terdapat enam desa binaan Puskesmas :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Desa Lemo
Desa Tanjung Pasir
Desa Tanjung Burung
Desa Pangkalan
Desa Tegal Angus
Desa Muara

Gambar 1.1 Peta Desa Pangkalan


Batas Wilayah

Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus


Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemo dan Kampung Besar
Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat

Gambar 1.2 Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan


1.1.2

1.1.2.1

Gambaran Umum Desa Secara Demografi


Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Pangkalan sampai dengan tahun 2013 tercatat
sebanyak 15.378 jiwa, terdiri dari laki-laki 7672 jiwa dan perempuan 7706 jiwa.
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang tersebar di 6 desa seperti
yang tercantum di tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus 2013

Tabel 1.2 Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

1.1.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi


Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya
asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan
sekitarnya.
Tabel 1.3 Jumlah Pemeluk Agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus Th 2013
No.

Agama

Jumlah Pemeluk

Islam

45481

Budha

3059

Kristen

671

Khatolik

105

Khonghucu

27

Hindu

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus,2013

Lap
angan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cukup beragam, hal
ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana terdapat persawahan
dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan akses ke daerah Jakarta.
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus belum berkembang secara
ekonomi. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh dengan
pendapatan yang tidak tetap. Jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2013 adalah 31.914 jiwa yaitu 59.7 % dari jumlah penduduk 53.444
jiwa. Hal ini menunjukkan hampir separuh dari jumlah penduduk di wilayah kerja
puskesmas.
Tabel 1.4 Lapangan pekerjaan penduduk
No.

Lapangan Kerja Penduduk

Jumlah

1.

Petani pemilik

13316

2.

Petani penggarap

6063

3.

Buruh

4592

4.

Nelayan

386

5.

Pedagang

6373

6.

Industri rakyat

13536

7.

Buruh industri

13757

8.

Pertukangan

4109

9.

PNS

222

10.

TNI/POLRI

65

11.

Pensiunan PNS

45

12.

Pensiunan TNI/POLRI

43

13.

Perangkat Desa

141

14.

Pengangguran

4004

1.1.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap
dan perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat
berperan dalam pembangunan kesehatan
Tabel 1.5 Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

NO

JUMLAH SEKOLAH

NAMA DESA
PAUD

TK RA SD MI

SMP

MTS

SMA

SMK

MA

1 Pangkalan

Tanjung
2 Burung

3 Tegal Angus

4 Tanjung Pasir

5 Muara

6 Lemo

12

PUSKESMAS

Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah, dari jumlah
53.444 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan.
Tabel 1.6 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah kerja

Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013


Jenjang Pendidikan

No.

Jumlah

1.

Tidak/belum tamat SD

12598

2.

SD/MI

15738

3.

SLTP/MTS

4060

4.

SLTA/MA

3601

5.

AK/Diploma

159

6.

Universitas

130

Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 25.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran agar
lebih diterima.
1.1.2.4 Kesehatan
Sepuluh Besar Penyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus didapatkan
gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2013 menurut
golongan semua umur seperti grafik berikut ini :

Grafik 1.1. Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus th 2013

Sumber : Data surveillance Puskesmas Tegal Angus,2013

Penyakit terbanyak adalah penyakit-penyakit menular seperti ISPA, disusul dengan


penyakit batuk dan demam. Penyakit tidak menular (PTM) yang masuk dalam sepuluh
besar penyakit adalah hipertensi dan myalgia.
Sarana Kesehatan
Berikut sarana kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2013 :
Tabel 1.7. Sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun
2013
No
Jenis Sarana Kesehatan
1. a. Puskesmas
b. Puskesmas Pembantu
c. Poskesdes
2. Rumah Sakit Pemerintah
3. Rumah Sakit Swasta
4. Rumah Bersalin Swasta
5. Balai Pengobatan Swasta
6. Praktek Dokter Umum Swasta
7. Praktek Bidan Swasta
8. Dokter Gigi praktek swasta
9. Laboratorium Klinik Swasta
10. Apotik
11. Optikal
12. Gudang Farmasi
13. Posyandu
14. Toko Obat
15. Pos UKK
16 Polindes
Sumber : Puskesmas Tegal Angus

Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
8
0
0
0
0
0
45
2
0
0

Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di Puskesmas Tegal
Angus masih kurang.
Upaya Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :
1 Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang
ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.

2 Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita,
pemberian vitamin A.
3 Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu
Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4 Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.
5 Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan
dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.
6 Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.
7 Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam
LANSIA dan POSBINDU
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan sehat di Puskesamas dilakukan melalui
program

promosi

kesehatan

yaitu

penyebarluasan

informasi

kesehatan

untuk

meningkatkan derajat kesehatan.


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat
kesehatan wilayah tersebut hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS,adapun dari
hasil kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal angus pada Tahun 2013 dapat
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1.7. Indikator PHBS Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
INDIKATOR
Nama
Desa

Juml
ah
KK
YDT

%
Pers
alin
an
O/
tks

%
Asi
eks

%
By/
blt
dtm
bg

%
Cuci
Tan
gan

%
Air
Ber
sih

%
Jam
ban
Seha
t

%
Bersi
kan
Jentik

%
Mak
an
Sayu
r
Buah

% Aktivitas
Fisik

% Tdk
Meroko
k dlm
Rumah

%
Jmlh
(Seh
at)

Pangkal
an

210

57.
6

42.
4

67.
1

70

95.
7

66.5

51.4

57

33.3

33.5

16.2

Tj.
Burung

210

64.
6

58.
6

65.
7

43.3

96.
6

46.7

79

61.9

72.8

72.8

16.7

Tegal
Angus

214

35.
6

24.
3

58.
9

87.4

90.
2

57

94

39.7

72.4

57

17

Tj. Pasir

210

71.
4

49.
5

79.
5

38.6

91.
4

68.8

92.7

72.3

65.6

65.2

17

Muara

210

71.
5

43.
6

70.
6

45.9

99

43

92

73.4

33

71.2

56.5

Lemo

206

63.
6

24.
8

64

91.6

83.
6

44.8

80.8

84

62

45

18

Jumlah

1260

65.
2

37.
7

67.
5

63.6

92.
8

54

86

55.3

61.5

54

15.5

Berdasar kajian PHBS diatas didapat ada beberapa yang cakupannya masih rendah hal ini
dikarenakan :

Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mepunyai akses air bersih dan
jamban sehat sedikit

Tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga kurangnya kesadaran tentang ASI
Eksklusif, aktifitas fisik, merokok dalam rumah

Kurangnya kader jumantik sehingga kegiatan pemeriksaan jentik berkala kurang


optimal
Untuk meningkatkan pencapaian rumah tangga ber PHBS dilakukan

penyuluhan tentang PHBS yang terus menerus,meningkatkan kerjasama lintas program


dan lintas sector.
Salah satu indikator PHBS adalah Persalinan di bantu oleh tenaga kesehatan.
Indikator tersebut merupakan langkah yang tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan
ibu dan bayi demi menuju masyarakat dan keluarga yang lebih baik.
Berikut ini upaya upaya peningkatan kualitas bagi kesehatan yang dilakukan
di Puskesmas Tegal Angus :
Tabel 1.8. Data Resiko Tinggi Ibu Hamil di Desa Pangkalan Bulan Januari
Mei 2015

No Bulan
1.
2
3

Nama
Ny. Y
Ny. S
Ny. M

Resiko
Riwayat Kejang
Anemia
Kurang Energi

Ny. F

Kronis
Kurang Energi

Ny. T

Kronis
Kurang Energi

Ny. M

Kronis
Kurang Energi

Ny. A

Kronis
Kurang Energi

Ny. M

Kronis
Kurang Energi

Ny. Y

Kronis
Kurang Energi

10

Ny. A

Kronis
Kurang Energi

Ny. R

Kronis
Kurang Energi

Ny. Y

Kronis
Kurang Energi

Ny. B
Ny. S
Ny. K
Ny. L

Kronis
Grande Multipara
Grande Multipara
Grande Multipara
Kurang Energi

Ny. M

Kronis
Kurang Energi

Ny. S

Kronis
Kehamilan dibawah

4
Januari

Februari

11

Maret

12
13
14
15
16
17
Tabel 1.9.
Resiko

18

April
Mei

usia 20 tahun
Tinggi Neonatus di Desa Pangkalan Bulan Januari Mei 2015

Data

No

Bulan

Nama

Resiko

Januari

By. Ny. H

BBLR

By. Ny. L

BBLR

By. Ny. S

Asfiksia

By. Ny. S

Hiperbilirubinemia

By. Ny. S

Hiperbilirubinemia

By. Ny. R

Pustul

By. Ny. T

BBLR

8.

By. Ny. H

Hiperbilirubinemia

By. Ny. Y

Hiperbilirubinemia

10

By. Ny. M

Pustul

By. Ny. M

BBLR

12

By. Ny. M

BBLR

13

By. Ny. E

Hiperbilirubinemia

14

By. Ny. H

Hiperbilirubinemia

By. Ny. Y

Hiperbilirubinemia

16

By. Ny. S

Hiperbilirubinemia

17

By. Ny. A

Hiperbilirubinemia

11

15

Februari

Maret

April

Mei

Tabel 1.9. Data Kematian Bayi di Desa Pangkalan Bulan Januari Mei 2015

No

Bulan

Jumlah Kematian Bayi

Januari

Tidak Ada

Februari

1 Orang

3.

Maret

1 Orang

April

Tidak Ada

5.

Mei

Tidak Ada

Sumber : Data Bidan Desa Pangkalan

Untuk menjadikan Desa Pangkalan memiliki keluarga serta masyarakat yang


sehat maka Puskesmas mempunyai program kesehatan yang beragam yang terdiri dari
program wajib seperti promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak
termasuk KB, Gizi, Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya pengobatan,
serta program pengembangan seperti kesehatan gigi, mata, kesehatan kerja dan kesehatan
masyarakat. Berbagai tugas dan fungsi untuk menjalankan program-program tersebut
membutuhkan sumber daya kesehatan yang berkualitas dan tepat.
Akan tetapi karena keterbatasan sumber daya manusia tidak semua tenaga
kesehatan yang dibutuhkan ada di puskesmas sehingga sering terjadi pemegang program
tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

Grafik 5.1 Tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal Angus Th.2013

Seperti terlihat pada diagram diatas jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal
Angus cukup memadai. Jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah bidan. Hal ini dapat
menunjang kegiatan

puskesmas yang fokus pada kesehatan ibu dan anak untuk

mendukung tercapainya indikator Indonesia Sehat dan Kabupaten Tangerang Sehat serta
tercapainya millennium development goals (MDGs) namun, pemerataan penyebaran
bidan desa masih belum baik, karena dalam satu desa hanya terdapat satu bidan dimana
hal tersebut menunjang masyarakat untuk mencari alternatif pengobatan. Demikian pula
Puskesmas Tegal Angus masih membutuhkan tenaga kesehatan lain untuk menunjang
kegiatannya seperti tenaga farmasi (apoteker atau asisten apoteker), sanitarian, tenaga
teknis medis seperti analis kesehatan, tenaga promosi kesehatan,tenaga administrasi dan
tenaga tehnik informatika .Dikarenakan tenaga kesling puskesmas ditarik ke dinas maka
perlu tenaga sanitasi lingkungan. Tidak adanya tenaga kesehatan maupun non kesehatan
tersebut menyebabkan banyak tenaga kesehatan di puskesmas yang mempunyai tugas
tidak sesuai pendidikan dan kompetensinya.

Tabel 1.9 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tegal
Angus 2013

1.2 GAMBARAN KELUARGA BINAAN


1.2.1 Lokasi Keluarga Binaan
Keluarga binaan berada di RT 002/RW 04 Kampung suka sari, Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Gambar 1.3. Denah Rumah Keluarga Binaan


1.2.2 Gambaran Keluarga Binaan
Pada Gambar 1.3 terdapat 5 rumah, dimana rumah pertama merupakan rumah
keluarga Tn. Dedi lalu, Tn. Surdi kemudian, Tn. Rosidi setelah itu, Tn. Tian, dan terakhir
rumah Tn. Narsin.

1.2.2.1. Keluarga Tn. Dedi


Data Dasar Keluarga Tn. Dedi
Keluarga binaan pertama adalah keluarga Tn. Dedi. Terdapat empat orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:
Tabel 1.10. Tabel Keluarga Tn. Dedi
No Nama

Status

Jenis

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

keluarga
Kepala

kelamin
Laki-laki

39

SD

Supir

Tn. Dedi

keluarga

Ny. Raisah

Istri

Wanita

31

SD

Ibu
Rumah

3
4

Dewi
Dira

Anak
Anak

Perempuan 14
Perempuan 7

SMP
SD

Tangga
Pelajar
Pelajar

Keluarga Tn. Dedi tinggal di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga RT 02 RW


04. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan kedua orang anaknya. Tn. Dedi sebagai kepala
keluarga, berusia 39 tahun dan bekerja sebagai supir, sedangkan Ny. Raisah sebagai istri
sekaligus ibu rumah tangga berusia 31 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir
sekolah dasar. Tn. Dedi dan Ny. Raisah memiliki dua orang anak bernama An. Dewi dan
An. Dira.
Tn. Dedi bekerja sebagai supir dengan penghasilan dalam sebulan sebesar Rp.
1.500.000,00. Pendapatan Tn. Dedi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari, seperti makanan, minuman, pengobatan dan lain-lain. Tn. Dedi dapat membaca dan
menulis. Istrinya, Ny. Raisah dapat bekerja sebagai ibu rumah tangga serta secara
sukarela menjadi kader di desa Pangkalan. Pasangan ini menikah saat Tn. Dedi berumur
24

tahun dan Ny. Ani berusia 20

tahun. Saat

hamil, Ny. Raisah memeriksakan

kehamilannya di posyandu dan saat melahirkan kedua anaknya dibantu oleh bidan.
a. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Dedi tinggal di lingkungan padat penduduk, jarak antar rumah
kurang lebih 3 meter.dan menempati sebuah rumah bangunan permanen diatas tanah
seluas 60 m2 dengan luas bangunan 9 m x 6 m. Rumah ini merupakan rumah
peninggalan keluarga Tn. Dedi. Bangunan rumah ini tidak bertingkat, dinding rumah
terbuat dari batu bata, lantai menggunakan semen dan keramik. Atap rumah
menggunakan genteng dan plafon. Rumah Tn. Dedi terdiri dari dua buah kamar tidur,
satu ruang keluarga, satu mushola,

satu dapur, memiliki kamar mandi dengan

jamban. Tn. Dedi membuat jamban didalam rumahnya yang disertai dengan keran air
dan pembuangannya di alirkan ke kali.
Ruang keluarga berukuran 2 x 3 m 2 beralaskan semen dan keramik, terdapat TV
dan lemari dan meja untuk penyimpanan buku, jendela diruangan tersebut cukup

baik, ventilasi udara cukup, dan dapat dilewati cahaya matahari. Pada ruang tidur,
ventilasi udara kurang baik dan lembab berukuran 30 cm x 40 cm. Dapur terlihat
padat dan kurang rapih. Kamar mandi yang disertai jamban dan keran, cukup bersih.
Sumber air bersih menggunakan air PAM, air berwarna keruh dan berbau. Tn. Dedi
memiliki dua buah motor, satu buah televisi, dua buah kipas angin.

DAPUR

MUSHOLL
A

RUANG
KELUARGA

TOI
LE
T
KAMA
R
ORAN
GTUA

Jendela

KAMAR
ANAK

TERAS

Gambar 1. Denah rumah keluarga Tn. Dedi

b. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Dedi terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan
terdapat jalan setapak, di depan dan belakang rumah berbatasan dengan rumah tetangga.
c. Pola Makan
Keluarga Tn. Dedi memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Biasanya
menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe, sayur, dan ikan. Ny. Raisah mencuci bahan
makanan serta peralatan memasak dengan air keran dan ia memasak masakannya sampai
matang.
d. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Tn. Dedi dan Ny. Raisah memiliki 2 orang anak. Anak yang pertama, seorang
perempuan bernama An. Dewi saat ini berusia 14 tahun, yang sekarang bersekolah SMP.
Proses kelahirannya ditolong oleh bidan setempat bernama bidan Ranti. Sejak lahir An.
Dewi tidak dibawa ke posyandu dan tidak mendapatkan imunisasi.
Anak kedua seorang perempuan bernama An. Dira yang sekarang berusia 7 tahun,
proses kelahiran juga dibantu oleh bidan Ranti. An. Dira juga mendapatkan imunisasi
tidak lengkap. Dari kedua anak Tn. Dedi dan Ny. Raisah semua nya mendapatkan ASI
eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan.
Sebagai salah satu kader Desa Pangkalan, Ny. Raisah selalu memeriksakan
kandungannya di Bidan selama mengandung kedua anaknya.
Ny. Raisah tidak pernah menggunakan KB.
e. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya memilih berobat ke
bidan.
f.

Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Dedi adalah batuk pilek dan

gatal-gatal yang sering dialami oleh kedua anak Tn. Dedi.


h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Tn. Dedi dapat menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari, ia juga sering
merokok di dalam rumah. Keluarga Tn. Dedi terbiasa melakukan cuci tangan sebelum
makan dengan air mengalir dan sabun. Air yang digunakan keluarga Tn. Dedi adalah air
PAM dengan warna air keruh dan sedikit berbau alumunium. Keluarga Tn. Dedi
melakukan aktifitas mandi di kamar mandi miliknya dengan air tersebut, air PAM juga
digunakan untuk mencuci alat makan dan sayuran tetapi Ny. Raisah menyaring air PAM
yang keruh tersebut.
Ny. Raisah terbiasa mencuci pakaian seluruh anggota keluarganya di kali bersama
di belakang rumahnya, kali tersebut juga digunakan warga sekitar untuk membuang air
besar dan membuang sampah.
Keluarga Tn. Dedi memiliki kebiasaan membakar sampah rumah tangga di
samping rumahnya. Di samping rumah Tn. Dedi terdapat selokan tempat pembuangan
limbah rumah tangga dan dialirkan ke kali.

1.2.2.2. Keluarga Tn. Rosidi


Data Dasar Keluarga Tn. Rosidi
No

Nama

Status Keluarga

Jenis

Usia

Pendidikan Pekerjaan

Kelamin
1.

Tn. Rosidi

Kepala keluarga

Laki-laki

35 tahun

SD

Buruh

2.

Ny. Rasih

Istri

Perempuan

30 tahun

SD

Ibu
Rumah
Tangga

3.

An. Amel

Anak pertama

Perempuan

6 tahun

SD

Pelajar

4.

An. Abel

Anak ke dua

Perempuan

5 tahun

SD

Pelajar

Keluarga Tn. Rosidi tinggal di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga RT


002/004. Tn. Surdi sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Rasih,
mereka memiliki dua orang anak, anak pertama bernama An. Amel, dan anak kedua
bernama An. Abel.
Tn. Rosidi berusia 35 tahun dan bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan Rp
2.500.000 perbulan. Pendapatan ini tidak dapat disisihkan untuk menabung karena habis
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti bayar listrik, makanan, bensin
motor dan lain-lain. Tn. Rosidi pernah mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar
tetapi tidak sampai tamat. Istrinya, Ny. Rasih berusia 30 tahun bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Pendidikan terakhir Ny. Rasih hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Ny.Rasih
melahirkan kedua anaknya dan proses persalinannya di bantu oleh paraji/dukun beranak
setempat.
Anak pertama pasangan Tn.Rosidi dan Ny. Rasih adalah seorang Perempuan
bernama Amel berusia 6 tahun dan saat ini adalah pelajar di Sekolah Dasar (SD). Anak
kedua seorang perepuan bernama Abel berusia 5 tahun seorang pelajar tingkat Sekolah
Dasar (SD).

b. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Rosidi tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran
100 m2. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang keluarga
yang berukuran 2 x 4 m, memiliki dua kamar tidur berukuran 4x3 m dan 2x2 m, memiliki
dapur berukuran 2x2 m, memiliki kamar mandi yang berada di dalam rumah berukuran
1x2 m dan tidak memiliki jamban di dalamnya.
Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan ubin keramik, beratapkan
genteng, dan berdinding tembok. . Untuk ventilasi, rumah ini hanya memiliki dua buah
jendela di ruang tamu yang masing-masing berukuran 1,5 m x 1 m dan dua buah jendela
di kamar paling depan yang berukuran 1 m x 7,5 m sedangkan ruangan yang lain tidak
memiliki jendela, rumah ini hanya memiliki satu pintu depan. Didalam rumahnya
keluarga Tn. Rusidi memiliki barang elektronik berupa televisi, VCD player dan penanak
nasi.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah ini terletak di tengah pemukiman padat penduduk. Rumah tetangga Tn.
Rosidi menempel dengan rumahnya pada bagian sisi kanan tetangga yang jaraknya 1 m.
Pada bagian depan rumah terdapat sungai yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk
mencuci pakaian.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Rosidi memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Rasih
memasak makanan menggunakan kayu bakar dengan menu seadanya, contoh menu yang
disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan dan sayur asam. Tn. Rosidi dan keluarga jarang
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan dan susu.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Tn. Rosidi dan Ny. Rasih memiliki dua orang anak. Anak pertama seorang
perempuan bernama An. Amel. Ny. Rasih melahirkan An. Amel di paraji/dukun, cukup
bulan, selama kehamilannya Ny. Rasih tidak pernah kontrol ke Bidan, ia juga tidak

kontrol ke paraji/dukun karena memang tidak dijadwalkan oleh dukun tersebut. Ny. Rasih
mengaku bahwa saat persalinan robekan dan perdarahan tidak dijahit, paraji/dukun
tersebut juga menangani Ny. Rasih tanpa perlindungan apapun seperti sarung tangan
steril.
Anak kedua pasangan keluarga ini yaitu An. Abel juga dilahirkan di paraji/dukun
yang sama dan dengan perlakuan yang sama. Kedua anak Ny. Rasih tidak di imunisasi.
Ny. Rasih juga tidak menggunakan KB.
f. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Ny. Rasih, ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga
ini biasanya langsung membeli obat warung.
g. Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita Tn. Rosidi dan Keluarga adalah batuk-pilek, dan gatalgatal.
h. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari
Tn. Rosidi melakukan aktifitas sehari-harinya sebagai buruh pabrik. Tn. Rosidi
memiliki kebiasaan merokok. Aktivitas sehari-hari Ny. Rasih yaitu memiliki kebiasaan
melakukan aktifitas rumah tangga seperti mencuci, memasak serta mengurus suami dan
anak. Aktifitas Amel dan Abel sehari-hari setelah sepulang sekolah ialah bermain
bersama teman-teman disekitar rumahnya. Keluarga Tn. Rosidi tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga.
Keluarga Tn. Rosidi memiliki sumber air yang berasal dari PAM. Air ini
ditampung dalam sebuah ember besar, digunakan untuk beberapa keperluan, seperti
memasak, dan mencuci alat masak. Rumahnya tidak memiliki jamban, sehingga jika
hendak buang air besar mereka harus pergi ke jamban umum atau dipinggir kali yang
jaraknya hanya 100 m dari rumah.

Belakang
Dapur WC
Kamar

Ruang

TV

Tidur

Ruang
Tamu

Kamar

Tidur

= Jendela

Depan

Gambar 1.5 Denah keluarga Tn. Rosidi

1.2.2.3. Keluarga Tn. Surdi


a. Data Dasar Keluarga Tn. Surdi
No Nama

Status

Jenis

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Tn. Surdi

keluarga
Kepala

kelamin
Laki-laki

37 tahun

SD

Pedagang

Ny. Mariani

keluarga
Istri

Wanita

35 tahun

SD

Ibu

Rumah

3
4

An. M.Aprian T
An. M. Dede R

Anak
Anak

Laki-laki
Pria

11 tahun
7 tahun

SMP
SD

Tangga
Pelajar
Pelajar

M. Abdila

Anak

Pria

2 bulan

Bayi

Keluarga Tn. Surdi tinggal di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga RT


002/004. Tn. Surdi sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny.
Mariani dan tiga orang anak, anak pertama bernama Aprian, anak kedua bernama dede
dan anak ketiga bernama Abdila.
Tn. Surdi berusia 37 tahun dan bekerja sebagai pedagang dengan penghasilan Rp
60.000 perhari. Pendapatan Tn. Surdi ini tidak menentu setiap harinya namun dalam

sebulan biasanya sekitar Rp 1.800.000,00 per bulan. Pendapatan ini tidak dapat
disisihkan untuk menabung karena habis untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
seperti bayar listrik, makanan, bensin motor dan lain-lain. Tn. Surdi pernah mengenyam
pendidikan di bangku Sekolah Dasar tetapi tidak sampai tamat. Istrinya, Ny. Mariani
berusia 35 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir Ny.Mariani
hanya sampai tingkat Sekolah Dasar.
Anak pertama pasangan Tn.Surdi dan Ny.Mariani adalah seorang laki-laki
bernama Aprian berusia 11 tahun dan saat ini adalah pelajar di Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Anak kedua seorang laki-laki bernama Dede berusia 7 tahun seorang
pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD). Dan anak ketiganya seorang laki-laki bernama Abdila
berusia 2 bulan.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Surdi tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran 80
m2 dan tidak bertingkat. Rumah ini terdiri dari satu kamar tidur yang masing-masing
berukuran 2,5 m x 2,5 m, ruang keluarga berukuran 3 m x 2 m,dan kamar mandi yang
menjadi satu dengan dapur berukuran 4 m x 2,5 m.
Rumah Tn. Surdi ini terletak di daerah pemukiman padat penduduk. Rumah ini
berlantaikan semen. Atap rumah terbuat dari seng, menurut Ny. Mariani terkadang jika
hujan besar rumahnya bisa terkena bocor. Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari
bilik bambu. Jalan umum menuju rumah Tn. Rosid sudah bisa di akses dengan
kendaraan. Untuk ventilasi, rumah ini tidak memiliki ventilasi. Rumah ini sudah
difasilitasi listrik berdaya 450 watt, dengan fasilitas lima buah lampu dan satu buah
televisi.
Keluarga ini memiliki kamar mandi tanpa jamban yang bergabung dengan dapur.
Oleh karena lahan yang tidak mencukupi di rumah tersebut sehingga untuk aktivitas
buang air besar keluarga ini dilakukan di jamban umum yang terdapat di pinggir kali
yang juga digunakan untuk mencuci pakaian.
Menurut keluarga Tn. Surdi jamban umum yang biasa digunakan kurang nyaman
dan tidak bersih karena dindingnya terbuat dari kain terpal, tanpa atap dan lantai yang

terbuat dari bambu untuk berpijak dengan luas 1 m x 1,5 m. Selain itu, tidak terdapat pula
sumber air yang digunakan untuk membersihkan kotoran. Mereka harus kembali
kerumah untuk membersihkan sisa kotoran dengan menggunakan air sumur sendiri dari
rumah.

Kamar
Tidur

Ruang

WC

Belakang

TV
Dapur

Ruang
Keluarga

Gambar 1.6 Denah keluarga Tn. Sardi


c. Pola Makan
Keluarga Tn.Sardi memiliki kebiasaan makan 2 kali sehari. Ny.Marni memasak
makanan menggunakan kompor gas dengan menu secukupnya, contoh menu yang
disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, tahu, tempe dan telur. Tn. Sardi dan keluarga jarang
mengkonsumsi buah-buahan dan sayur.
d. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Selama mengandung, Ny. Mariani tidak pernah mengalami sakit atau kelainan
pada kandungannya. Ny.Marianih kontrol untuk kehamilannya di posyandu kurang lebih
7 kali dan melahirkan di paraji/ dukun beranak. Ny. Mariani mengatakan bahwa anaknya

tidak mendapat imunisasi. Ny. Mariani mengaku bahwa anaknya mendapatkan ASI
sampai dengan usia 2 tahun.
e. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Ny. Mariani, ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga
ini biasanya berobat ke puskesmas.
f. Riwayat Penyakit
Pada keluarga Tn. Sardi mereka sering mengalami batuk pilek.

g. Perilaku dan Aktifitas Sehari- hari


Tn. Sardi memiliki aktifitas sehari-hari yaitu bekerja sebagai pedagang. Tn. Sardi
biasa berangkat bekerja pagi hari dan kembali kerumah sore hari.
Tn. Sardi memiliki kebiasaan merokok sejak usia 17 tahun, Tn. Sardi merokok
baik di dalam rumah maupun di luar rumah, dan rata-rata dapat menghabiskan kurang
lebih satu bungkus dalam sehari. Aktifitas sehari-hari Ny. Mariani yaitu melakukan
kegiatan rumah tangga yaitu mencuci, memasak dan mengurus anak dan suami. Aktifitas
sehari-hari Aprian dan Dede adalah bersekolah dan setelah sepulang sekolah bermain
bersama teman-temannya. Keluarga Tn. Sardi tidak ada yang memiliki kebiasaan
berolaraga.
Keluarga Tn.Sardi biasa mencuci pakaian menggunakan air di sungai setelah
selesai baru dibilas menggunakan air sumur. Keluarga Tn. Sardi memiliki sumber air
sendiri yaitu air sumur yang digunakan untuk minum, memasak, mandi dan mencuci
peralatan dapur.
Keluarga Tn. Sardi biasa membuang sampah di pekarangan sekitar rumah dan
membakarnya. Untuk pembuangan limbah cair maupun padat keluarga Tn. Sardi biasa
membuangnya ke tanah disekitar perkarangan rumah.

1.2.2.4. Keluarga Tn. Tian

Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Tian memiliki 2 orang anak, adalah:
Tabel Keluarga Tn. Tian
No Nama

Status

Jenis

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Tn. Tian

keluarga
Kepala

kelamin
Laki-laki

35

SD

Pedagang

Ny. Narsih
Sutiwi
M. Hanum

keluarga
Istri
Anak
Anak

Wanita
Wanita
Pria

35
16
6

SD
SMP
SD

Ibu Rumah Tangga


Pelajar
Pelajar

2
3
4

Keluarga Tn. Tian tinggal di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga RT 02/04.
Keluarga ini terdiri dari Satu kepala keluarga, satu orang istri dan 2 orang anak. Tn. Tian
sebagai pemilik rumah, berusia 35 tahun dan bekerja pedagang, sedangkan Ny. Narsih
sebagai istri berusia 35 tahun dengan latar belakang pendidikan terakhir sekolah dasar.
Sutiwi sebagai anak pertama yang berusia 16 tahun yang saat ini masih SMP. Anak kedua
yaitu M. Hanum yang berusia 6 tahun saat ini masih SD.
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Tian tinggal disebuah rumah bangunan permanen diatas tanah seluas
15 x 10 m2. Dinding rumah terbuat dari semen dan batu bata, lantai menggunakan
keramik. Atap rumah menggunakan genteng dan terdapat plafon. Rumah Tn. Tian terdiri
dari 3 buah kamar tidur, satu ruang keluarga, satu ruang tamu, satu dapur, dan satu kamar
mandi. Ruang tamu berukuran 2 x 2 m2 beralaskan keramik dan terdapat sofa sebanyak 3
buah dan 1 meja. Ditengah terdapat ruang keluarga, dimana terdapat TV, diruangan
tersebut tidak terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari pada sisi rumah Tn.
Tian terdapat adanya ventilasi udara yang cukup. Pada ruang tidur terdapat ventilasi.

c. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Tian terletak di daerah yang padat penduduk dengan jarak
antar rumah 0,5 meter disebelah kanan dan kiri dan di depan terdapat empang yang

berjarak 5 meter dari rumahnya. Keluarga Tn. Tian memiliki kebiasaan membuang
sampah di dekat empang.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Tian memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Biasanya
menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe, dan telur. Tn. Tian memiliki kebiasaan
merokok. Seluruh anggota keluarga mengaku jarang melakukan olahraga. Tn. Tian dan
seluruh anggota keluarga tidak mengetahui tentang mencuci tangan yang baik dan benar,
sehingga mereka hanya melakukan cuci tangan dengan air bersih saja.
e. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Tn. Tian ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini
biasanya langsung membeli obat warung.
f. Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita Tn. Rosidi dan Keluarga adalah batuk-pilek, dan gatalgatal.
g. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari
Di rumah Tn. Tian terdapat WC ( jamban ) dan di sebelah dapur dan dalam ruang
tidur utama. Dapur Tn. Tian menggunakan kompor gas. Untuk sumber air bersih
menggunakan air sumur. Keluarga Tn. Tian terbiasa melakukan cuci tangan sebelum
makan, tetapi tidak menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga Tn.
Tian terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan dari bak tempat
penampungan air dikamar mandi rumahnya.

RUANG
KELUARGA

Gambar 1.4 Denah keluarga Tn. Tian

1.2.2.4 Keluarga Tn. Narsin


Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Narsin yang memiliki delapan orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kedelapan anggota keluarga tersebut adalah:
Tabel 1.12. Tabel Keluarga Tn. Narsin
No Nama

Status

Jenis

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Tn. Narsin

keluarga
Kepala

kelamin
Laki-laki

42

SD

Karyawan

Ny. Marsih

keluarga
Istri

Wanita

39

SD

Ibu

Rumah

Tangga
Buruh
Buruh
Pelajar
Pelajar
Ibu

Rumah

3
4
5
6
7

Mamat
Mardi
Ricky
Fitria
Titin

Anak
Anak
Anak
Anak
Menantu

Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan

24
18
14
6
22

SMP
SMP
SMP
SD

Tangga
8

Azam

Cucu

Laki-laki

5 Bulan

Keluarga Tn. Narsin tinggal di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga RT 02/04.
Keluarga ini terdiri dari seorang kakek nenek dengan seorang anaknya yang telah berkeluarga,
dan satu orang cucu yang tinggal serumah. Tn. Narsin sebagai pemilik rumah, berusia 42 tahun
dan bekerja sebagai karyawan, sedangkan Ny. Marsih sebagai istri berusia 39 tahun dengan latar
belakang pendidikan terakhir sekolah dasar.
Tn. Mamat sebagai anak pertama yang berusia tahun dengan latar pendidikan SMP
mempunyai pekerjaan buruh, sudah menikah dengan Ny. Titin dan memiliki satu orang anak
bernama An. Azam berusia 5 bulan. Anak kedua yaitu Tn. Mardi dengan latar belakang
pendidikan SMP mempunyai pekerjaan buruh, tinggal serumah dengan orang tuanya. Anaknya
yang ketiga bernama An. Ricky saat ini berusia tahun, berstatus pelajar SMK. An. Fitria sebagai
anak keempat berusia

tahun dengan pendidikan saat ini SMK, ia tinggal bersama kedua

orangtuan
Depan

Ruang Tamu

Kamar 1
Ruang Keluarga

Ventilasi
Jamban
Kamar 2

Kamar Mandi

Belakang

Gambar 1.5 Denah keluarga Tn. Narsin


b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Narsin tinggal disebuah rumah bangunan permanen diatas tanah
seluas 15 x 10 m2. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu

dan batu bata, lantai

menggunakan semen. Atap rumah menggunakan genteng dan terdapat plafon. Rumah Tn.
Narsin terdiri dari 2 buah kamar tidur, satu ruang keluarga, satu ruang tamu satu dapur,
memiliki kamar mandi tanpa jamban. Tn. Narsin membuat jamban disamping rumahnya
dan pembuangannya di alirkan ke kali.
Ruang tamu berukuran 2 x 3 m 2 beralaskan semen dan terdapat kursi kayu
sebanyak 3 buah. Ditengah terdapat ruang keluarga, dimana terdapat TV, diruangan
tersebut tidak terdapat jendela yang dapat dilewati cahaya matahari pada sisi rumah Tn.
Narsin terdapat adanya ventilasi udara yang kurang. Pada ruang tidur tidak terdapat
ventilasi dan lembab.

c. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Narsin terletak di daerah yang padat penduduk dan terdapat
sungai yang berjarak 5 meter dari rumahnya. Keluarga Tn. Narsin memiliki kebiasaan
membakar sampah rumah tangga di samping rumahnya..

d. Pola Makan
Keluarga Tn. Narsin memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari Biasanya
menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe.
e. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Tn. Narsin, ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga
ini biasanya langsung membeli obat warung kemudian dibawa ke puskesmas
f. Riwayat Penyakit
Menurut penuturan Tn. Narsin, tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan
terakhir ini. Penyakit tersering pada keluarga Tn. Narsin adalah batuk dan gatal-gatal
g. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari
Tn. Narsin memiliki kebiasaan merokok. Seluruh anggota keluarga mengaku
jarang melakukan olahraga. Sumber air bersih menggunakan air PAM, air berwarna keruh
dan berbau. Keluarga Tn. Narsin terbiasa melakukan cuci tangan sebelum makan, tetapi
tidak menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga Tn. Narsin terbiasa
mencuci tangan menggunakan air cuci tangan dari bak tempat penampungan air dikamar
mandi rumahnya. Keluarga Tn. Narsin mandi di kamar mandi miliknya dengan air
tersebut. Ny. Marsih terbiasa mencuci pakaian seluruh anggota keluarganya di kali
bersama di belakang rumahnya, kali tersebut juga digunakan keluarga mereka untuk
membuang air besar. Pakaian Cucu Tn. Narsin dicuci di kali tersebut, sebulan terakhir
mengalami gatal-gatal pada punggung.

1.3. PENENTUAN AREA MASALAH KESEHATAN


1.3.1. Alasan Pemilihan Area Masalah
Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan
menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data penderita 10 penyakit
terbesar yang ada di wilayah Puskesmas Tegal Angus.
Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan laporan kader desa
setempat. Setelah mengamati,

mewawancarai, dan melakukan observasi masing-

masing keluarga binaan di Kampung Suka Sari, Desa Pangkalan terdapat berbagai
area permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Perilaku bersalin di paraji


Perilaku merokok di sekitar rumah
Kurangnya ventilasi pada rumah keluarga binaan
Banyaknya angka kejadian ISPA pada keluarga binaan
Kurangnya pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
Kurangnya sarana sanitasi lingkungan yang memadai
Kurangnya kesadaran berobat di tenaga kesehatan
Riwayat Dermatitis pada keluarga binaan
Riwayat ISPA pada keluarga binaan
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, diputuskan untuk

mengangkat

permasalahan

PERILAKU

MASYARAKAT

TERHADAP

PERSALINAN YANG DIBANTU OLEH PARAJI PADA KELUARGA BINAAN


KAMPUNG SUKA SARI RT 002 / RW 04, DESA PANGKALAN. Pemilihan area
masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu:
Selama melakukan kunjungan beberapa kali ke rumah keluarga binaan,
didapatkan keeempat keluarga binaan memiliki riwayat persalinan di paraji. Hal
ini dikarenakan sudah menjadi kepercayaan warga sekitar untuk melakukan

persalinan di paraji tanpa mempedulikan kesehatan ibu dan bayi.


Persalinan yang dilakukan di paraji yang tidak terlatih dapat membuat resiko
tinggi untuk terjadinya komplikasi seperti, perdarahan, kejang, infeksi hingga
dapat menyebabkan kematian. Begitu pula bayi yang dilahirkan di paraji tidak
terlatih juga dapat terjadi komplikasi seperti infeksi, asfiksia dan penanganan bayi

dengan berat badan lahir rendah serta dapat pula menyebabkan kematian.
Pada keluarga binaan yang melakukan persalinan di paraji yang tidak terlatih juga
tak melakukan kontrol kehamilan setiap bulan dimana hal tersebut juga sebagai
salah satu bentuk pencegahan komplikasi pada ibu dan bayi.
Perilaku ibu yang bersalin di paraji yang tidak terlatih berhubungan dengan

penyakit ibu antara lain perdarahan paska persalinan dan infeksi, serta penyakit pada
bayi yaitu asfiksia dan infeksi. Dari data sekunder yang di dapat kan terdapat PHBS
yang diperlihatkan dalam tabel berikut :
Tabel 1.21 Laporan PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2013
INDIKATOR
Nama
Desa

Juml
ah
KK

%
Per
sali

%
Asi

%
By/
blt

%
Cuc
i

%
Air
Ber

%
Jam
ban

%
Bersi
kan

%
Mak
an

%
%
Aktivi Tdk
tas
Mero

%
Jmlh
(Sehat

YDT nan
O/
tks

eks

dt
mb
g

Tan
gan

sih

Seh
at

Jenti
k

Sayu Fisik
r
Bua
h

kok
dlm
Ruma
h

Pangkal
an

210

57.
6

42.
4

67.
1

70

95.
7

66.5

51.4

57

33.3

33.5

16.2

Tj.
Burung

210

64.
6

58.
6

65.
7

43.3

96.
6

46.7

79

61.9

72.8

72.8

16.7

Tegal
Angus

214

35.
6

24.
3

58.
9

87.4

90.
2

57

94

39.7

72.4

57

17

Tj. Pasir

210

71.
4

49.
5

79.
5

38.6

91.
4

68.8

92.7

72.3

65.6

65.2

17

Muara

210

71.
5

43.
6

70.
6

45.9

99

43

92

73.4

33

71.2

56.5

Lemo

206

63.
6

24.
8

64

91.6

83.
6

44.8

80.8

84

62

45

18

Jumlah

1260

65.
2

37.
7

67.
5

63.6

92.
8

54

86

55.3

61.5

54

15.5

Dari data tabel diatas, presentase ibu bersalin yang dibantu oleh tenaga kesehatan belum
mencapai angka keberhasilan75%

You might also like