You are on page 1of 57

INTRODUCTION TO

OCCUPATIONAL
HEALTH AND SAFETY

Pendahuluan
Nama Dosen : Erwin Dyah N,dr,MKes
NIM
: 031837436
Fakultas
: Kesehatan Masyarakat
Unair
Departemen : Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Tujuan
(1)Menjelaskan sejarah K3
(2) Menjelaskan bahwa k3 bukan hanya
pencegahan kecelakaan namun meliputi
semua aspek kondisi kerja;
(3) Menjelaskan pentingnya komitmen
manajemen ;
(4) Menjelaskan pentingnya pelatihan untuk
keberhasilan program K3
(5) Mengenal berbagai jenis bahaya dalam
berbagai jenis pekerjaan ;
(6) Mendiskusikan rentang bahaya di tempat
kerja

I. Introduction
K3 ?
Suatu disiplin ilmu
Ruang Lingkup yg luas
Melibatkan berbagai bidang ilmu

SEJARAH KESEHATAN KERJA


CIRI MASYARAKAT KUNO( DAN MODERN
BEBERAPA DEKADE YANG LALU)

ACUH TAK ACUH TERHADAP MASALAH


K3
PERKEMBANGAN CEPAT & MELUAS :1940
AN saat muncul dampak / akibat perang
dunia II pada sumber daya manusia (di
Negara berkembang dan Negara maju)
mulai muncul kesadaran akan pentingnya
K3.( R.S.F.Schilling)

4 faktor pendorong:

kebutuhan ekonomi untuk memelihara


efisiensi tenaga kerja
perubahan sikap tenaga kerja dan serikat
dagang terhadap masalah K3
rasa iba / simpati (compassion) yang
menumbuhkan rasa untuk saling
menjaga
makin meningkatnya kompetensi para
professional di bidang K3.

Jaman kuno, pertengahan dan


pembaharuan (age of antiquity,
middle ages and renaissance)
Pertambangan salah satu industi tertua
pekerjaan yag membahayakan.
Kondisi di daerah pertambangan emas,
perak dan Pb pada jaman Yunani dan Mesir
kuno sama sekali tidak menghargai
Keselamatan dan Kesehatan para
penambang ( penambang pada jaman kuno
adalah para budak, tahanan, penjahat,
tidak ada alasan untuk meningkatkan kondisi
kerja ( tujuan mempekerjakan mereka
memberi hukuman & masih banyak tenaga
cadangan yang dapat menggantikan pekerja
yang mati atau terluka )

AGRICOLA (1494-1555) DAN


PARACELCUS (1493-1541)
AGRICOLA (De Re Metallica ): di daerah
pertambangan di pegunungan
Carpathian, para wanita menikah 7 kali
karena para suami meninggal di usia
muda
PARACELCUS mendiskripsikan tentang
penyakit pada para penambang
(MENINGKATNYA PAK BERKAITAN DENGAN
PERKEMBANGAN INDUSTRI)

BERNADINO RAMAZZINI
(1633-1714)
Profesor di Modena dan Padua,
mempublikasikan studi sistematik yang
pertama tentang penyakit di dunia
perdagangan (trade disease)
BUKUNYA : De Morbis Artificum Diatriba.
dokter berkebangsaan Italia. Ia
menggabungkan hasil penemuan
pendahulunya , berdasarkan hasil
kunjungannya ke tempat kerja (bengkel) di
Modena.
Bapak Kedokteran Kerja (bapak Hiperkes )
Apakah pekerjaanmu saat ini?

Bernardino Ramazzini
['bernardino ramat'tsini])
Born
Died
Nationality
Field
institutions

3 Nov 1633, Carpi


5 Nov 1714 Padua
Italian
Medicine
University of Modena,
University of Padua

Alma mater
Known for

Unversity of Padua
Chincona,
Occupational Medicine

REVOLUSI INDUSTRI DI
BRITANIA RAYA abad XVI
mekanisasi dan pergeseran dari
industri rumah tangga menjadi usaha
yang dilakukan di pabrik-pabrik.
menyebar ke industri lain di Eropa
dan Amerika Utara.
kebiasaan rutin kehidupan keluarga
dan masyarakat , sehingga disebut
sebagai Revolusi Industri.

PERKEMBANGAN K3 DI
INDONESIA
PERMULAAN ABAD XX
PERATURAN DAN UU KEBERSIHAN ,
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ISI
SEDERHANA)
TIDAK ADA REVOLUSI INDUSTRI (JAMAN
KOLONIAL) INDUSTRI YANG ADA
CENDERUNG DIMATIKAN_ INDONESIA HANYA
SEBAGAI PENGHASIL BAHAN BAKU EKSPOR
DAN KONSUMEN BARANG IMPOR
PEKERJA INDONESIA SAAT ITU HANYA SEBAGAI
KULI GAJI RENDAHMASALAH
KESEJAHTERAAN HAMPIR SEMUA
KEUNTUNGAN DIANGKUT KE LN

JAMAN JEPANG
PERANG DUNIA II SEDANG
MEMUNCAKBELUM ADA PEMIKIRAN
TENTANG HIPERKES

SETELAH INDONESIA MERDEKA


PERKEMBANGAN HIPERKES
SESUNGGUHNYA DIMULAI BEBERAPA
TAHUN SEJAK PROKLAMASI
UU KERJA
UU KECELAKAAN
MEMUAT POKOK-POKOK HIPERKES
PADA MULANYA BELUM BERLAKU

PARA PERINTIS BEKERJA DAN PRAKTEK


DI PERUSAHAAN
JAWATAN PELAKSANA UU MASUK
DEPARTEMEN PERBURUHAN (BERUPA
JAWATAN PENGAWASANPERBURUHAN &
KESELAMATAN KERJA)
DEPT PERBRUHAN 1957 MENDIRIKAN
LEMBAGA KESEHATAN BURUH (sbg
penasehat & u/m meningkatkan mutu
ilmiah kesehatan buruh)

TAHUN 1965
LEMBAGA KESEHATAN BURUH LEMBAGA
KESELAMATAN % KESEHATAN BURUH
FUNGSI:
PUSAT PENDIDIKAN CALON DOKTER YG AKAN
BEKERJA DI PERUSAHAAN DAN PENGAWAS
PERBURUHAN
JASA & NASIHAT KPD PERUSAHAAN
PUSAT RISET UNTUK MENINGKATKAN MUTU
KEILMUAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
PUSAT PUBLIKASI MJALAH ,BUKU PEDOMAN DLL
MENGENAI K3
PEGHUBUNG DAN KERJASAMA INTERNASIONAL DALA
K3 BURUH

TAHUN 1966
KEDUDUKAN DAN FUNGSI HIPERKES
DALAM APARATUR PEMERINTAH MAKIN
JELAS stlh DIRESMIKAN :
DINAS HIGIENE PERUSAHAAN / SANITASI UMUM
DINAS KESEHATAN TENAGA KERJA (DI DEPKES)
LEMBAGA HIGIENE PERUSAHAAN DAN
KESEHATAN KERJA DI DENAKER
YAYASAN HIGIENE PERUSAHAAN DI
SURABAYA(SWASTA)
TH 1967 BADAN PEMBINA DAN KONSULTASI
HIGIENE PERUSAHAAN (SWASTA-BANDUNG)

TAHUN 1970
UNDANG-UNDANG KESELAMATA
KERJA DIUNDANGKAN TAHUN 1970

ILMU YANG MENDUKUNG

Anatomi-fisiologi
Biokima
Sosiologi
Psikologi
dll

KESEHATAN KERJA (ILO/WHO)


ASPEK /UNSUR KESEHATAN
BERKAITAN ERAT DENGAN
PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN
KERJA YANG LANGSUNG/TIDAK
LANGSUNG DAPAT
MEMPENGARUHI KESEHATAN
TENAGA KERJA

KESEHATAN KERJA
(SUMAMUR,1989)
suatu spesialisasi ilmu kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan
agar derajad kesehatan tenaga kerja
optimal melalui pemeriksaan
kesehatan awal, berkala maupun
khusus
Ilmu ini bersifat medis dan sasarannya
adalah manusia (tenaga kerja)

UU No.13 tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan , Pasal 86 ayat (1)
menyebutkan :
Setiap tenaga kerja/buruh memiliki hak
untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakukan yang sesuai dengan
harkat dna martabat manusia serta
nilai agama

Pekerja/buruh (pasal 1 ayat


3)
Setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam
bentuk lain

Pasal 86 ayat (2)


Upaya keselamatan dan kesehatan
kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan
dan meningkatkan derajad kesehatan
para pekerja/buruh dengancara :
pencegahan kecelakaan dan PAK,
pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehaan, pengobatan dan
rehabilitasi

fakta
Hasil penelitian Depkes 2003 pada sektor
industri kecil kelompok petani, nelayan
dan perajin di beberapa provinsi (Sumbar,
Riau, akarta, Jabar, Jatim, Sulsel, Maluku) :
2-100% pekerja menderita anemia
Prevalensi tertinggi di nelayan Sulsel
Gizi buruk tertinggi : kelompk perajin si
Sumut (33,33%) dan Sulsel (65%.
KVA : 43% perajin di SUMUT
Jm kerja pdu > 8 jam/hari

Permasalahan/kondisi
lingkungan VS tempat kerja
Kebisingan

Perajin besi, perajin gong /gamelan, sopir bus

Pencahayaan

Perajin emas/perak, ukir kayu, keramik, tenun

Tekanan

Penyelam mutiara /hasil laut lain

SUV

Perajin batu bata, keramik, batu kapur, pemahat


batu

Pestisida

Petani dan nelayan

Kimia

Perajin keramik, tenun, pembuat makanan

Ergonomi

Petani, peraji kayu/batu/besi/emas/perak

Biologis

Petani,nelayan

DEFINISI KESEHATAN KERJA (ILO


&WHO)
Aspek /unsur kesehatan
Berkaitan erat dengan pekerjaan dan lingkungan kerja
yang Langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja
Suatu spesialisasi ilmu kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar derajad
kesehatan tenaga kerja optimal melalui
pemeriksaan kesehatan awal, berkala
maupun khusus
. Ilmu ini bersifat medis dan sasarannya
adalah manusia (tenaga kerja)
(Sumamur,1989)

KESELAMATAN KERJA (SAFETY)


Bebas dari celaka
Kodisi bebas dari nyeri, cedera atau kerugian
Pengendalian kerugian akibat kecelakaan (terkait
dengan cedera, penyakit, kerusakan properti, dan
berhentinya proses)
- mencegah kecelakaan sebelum terjadi
- jika kecelakaan sdh terjadi
meminimalkan kerugian
- terkait dengan fungsi sistem manajemen

RUANG LINGKUP
KESEHATAN KERJA
:-HEALTH PROMOTION,
PREVENTION,
PROTECTION
-CURRATIVE
-REHABILITATIF

KESELAMATAN KERJA
-PREVENTING
ACCIDENT
-IF ACCIDENT DO
OCCUR KEEPING
LOSSES TO A
MINIMUM
THROUGH MANAGEMENT
CONTROL (I-S-M-E-C)

ACRONIM I-S-M-E-C
I Identification of work. Specifying the program
elements and activities to achieve desired results
S Standards. Establishing performance standards
(criteria by which methods and results will be
evaluated)
M Measurement.Measuring performance ; recording
and reporting work in progress and completed
E Evaluation. Evaluating performance as measured
and compared with establihsed standards; appraising
work and results
C commendation and correction. Regulating and
improving methods and results by commending
desired performance and constructively correcting
substandard performance

TUJUAN
MENINGKATKAN DAN MEMELIHARA
DERAJAT KESEHATAN TENAGA KERJA
(FISIK,MENTAL,SOSIAL)SEOPTIMAL
MUNGKIN
MENCEGAH GANGGUAN KESEHATAN
KARENA LINGKUNGAN KERJA
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DARI
BAHAYA KESEHATAN KRN PEKERJAAN
PENEMPATAN NAKER SESUAI
KEMAMPUAN

Dengan kata lain, K3 menangani masalah


kesehatan tenaga kerja baik fisik, mental
maupun sosial atau mengangani manusia
secara utuh (holistic).

Agar berhasil
Dlm pelaksanaan program K3 perlu :
- kerjasama & peranserta kedua pihak
(pengusaha dan pekerja)
- mempertimbangkan
berbagai isu terkait dg kedokteran kerja, HI,
toksikologi, pendidikan, teknik keselamatan
kerja , ergonomi, psikologi, dll.

Isu kesehatan kerja sering <


mendapat perhatian dibanding isu
mengenai keselamatan kerja
Isu kesehatan sering > sulit
dibuktikan
Lingkungan Sehat pasti selamat
Lingkungan Selamat belum tentu
sehat

The converse, though, may not be true - a


so-called safe workplace is not necessarily
also a healthy workplace.
The important point is that issues of both
health and safety must be addressed in
every workplace.
(baik kesehatan dan keselamatan harus
mendapat perhatian yang sama di setiap
tempat kerja)

Lingkungan kerja yang buruk


mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan pekerja

Upaya K3 harus bertujuan


mencegah OA & OD ,
harus mengenal hubungan K3Naker- tempat kerja lingkungan di
luar tempat kerja

Mengapa K3 penting?
Tempat kerja peran penting dalam kehidupan
naker krn: >>naker berada di tempat kerja minim
8 jamlingkungan kerja harus sehat dan aman,
Tenaga kerja mempunyai potensi terpapar
berbagai bahaya:

debu;
gas;
bising;
getaran;
Suhu ekstrim.

Sayangnya:
>> pengusaha belum melindungi
naker dengan upaya K3
Kenyataan : >> pengusaha yang
bahkan belum mengetahui bahwa
mereka mempunyai kewajiban moral
dan hukum untuk melindungi K3
tenaga kerja OA dan OD masih
banyak ditemui

Kerugian langsung pada


pekerj akibat OA / OD :
Sakit, cedera ;
Kehilangan pendapatan;
Ada kemungkinan kehilangan
pekerjaan;
Biaya perawatan.

Biaya Tak langsung


Sering tidak
dipikirkan
4-10 kali biaya
langsung

Iceberg Analogy

Direct Costs

Accident Cost

Medical Payments
Compensation
Down-time
Overhead $ while work disrupted
Breaking in substitute
Poor efficiency due to
break-up of crew

Indirect or Hidden
Costs

Loss of production
Loss of good will

Supervisor time to investigate


Damaged tools/equipment
Overtime to make up production
Failure to meet deadline/fill orders
Hiring costs
Lost time by fellow workers

Biaya langsung pengusaha :


Harus membayar upah/gaji walau korban
tak masuk
Membayar biaya medis dan kompensasi;
Biaya perbaikan / penggantian mesin &
alat yg rusak;
Berkurangnya atau terhentinya produksi ;
Biaya pelatihan dan admisnistrasi ;
Menurunnya kualitas produk ;
Efek negatif pada moral naker.

Biaya tidak langsung bagi


pengusaha :
Pekerja yng cedera/ sakit harus diganti ;
Pekerja baru harus dilatih dan perlu penyesuaian ;
Perlu waktu agar pekerja pengganti dpt
menghasilkan kualitas produk yang sama dg yg
diganti ;
Perlu waktu investigasi, menulis laporan dan
mengisi berbagai formulir ;
OA sering menyita perhatian teman kerja
berpengaruh negatif thd hubungan antar pekerja
Kondisi K3 di tempat kerja yang buruk
memepengaruhi hubungan dengan publik

Biaya OA & OD
Keseluruhan (bagi pekerja,
keluarga,usaha) sangat tinggi
Skala Nasional : 3-4 % GNP blm
diketahui dengan pasti ( karena biaya
taklangsung sulit duperkirakan )

Program K3
Krn alasan di atas perlu komitmen dari
pengusaha-pekerja-serikat buruh thd K3 :
Mengendaliakn bahaya pada sumbernya (jika
mungkin) ;
Mencatat semua paparan dan menyimpannya
selama beberapa tahun (RR);
Pekerja & pengusaha harus mendapat informasi
tentang risiko K3 ditempat kerja;
Ada panitia K3 yang aktif yang melibatkan tenaga
kerja & manajemen ;
K3 dilaksanakan .

Keuntungan Program K3 :
Membantu menyelamatkan jiwa
naker dengan upaya reduksi bahaya
dan akibatnya
Efek positif pada moral dan
produktifitas pekerja
Menghemat biaya perusahaan

RUANG LINGKUP PROGRAM


PREVENTIVE
PROMITIVE
KURATIF
REHABILITATIF

PENCEGAHAN PAK & KK

Hal yang Perlu Diingat


K3 menangani masalah kesehatan fisik,
mental, dan sosial naker di semua bidang
pekerjaan
Kondisi kerja yang buruk berpotensi
mempengaruhi K3 naker
Kondisi kerja yang tidak sehat / tidak aman
dpt ditemukan dimana-2 (indoors/
outdoors).
Kondisi kerja yg buruk lingkungan kerja
dimana naker tinggal, keluarga,
masyarakat sekitar, lingkungan fisik di
sekitar tempat kerja semua dapat
terpapar bahaya kesehatan

Luasnya permasalahan K3
di dunia
Minimal ada 259 juta OA/th 335,000
meninggal
OA fatal di negara sedang berkembang >
negara industri perlu program pencegahan
>> OD sdh dikenal lama saat ini masih
menjadi masalah
WRD di negara sdg berkembang >> yg
dilaporkan
kasus dan jenis OD semakin meningkat
>> sulit mengidentifikasi penyebab OD & OA

Kecelakaan Kerja di
Indonesia
Th 2009 54.398 kasus
Sebagian besar o.k. pelanggaran K3
Asumsi 1th =264 hari kerja akibat
KK:
rerata 17 naker cacat fungsi
0,2 tenaga kerja cacat total
8 orang meninggal dunia/hr
(Depnakertrans, 2010).

Rentang bahaya
Jumlah bahaya di tempat kerja tak terbatas
(nyata dan samar2)
Bahaya >> sdh ada di tempat kerja(built
into the workplace) pengusaha harus
memastikan bahaya tsb dieliminir bukan
membiarkan naker menyesuaikan diri
dengan kondisi yg ada
Upaya prevensi OA & OD sebaiknya
pada tahap awal disain

Pentingnya komitmen
manajemen
Keberhasilan program K3
memerlukan komitmen yang
kuat dari manajemen &
partisipasi naker
Manajemen yang efektif akan
mengendalikan semua bahaya yang
terkait dg pekerjaan , tidak hanya
yang dicakup dg standar pemerintah

Pengusaha mempunyai tanggung jawab moral


& hukum untuk melindungi tenaga kerja
OA & OD >> dijumpai di tempat kerja
konsekuensi langsung & tdk langsung bagi
naker -keluarga , pengusaha.
Satu kejadian OA /OD biaya >> naker &
pengusaha
Program K3 yg efektif dpt :
membantu menyelamatkan jiwa naker dg
me<i bahaya yg ada & akibatnya
Memberi efek positif bagi moral &
produktifitas naker
Menghemat biaya perusahaan

Pentingnya Pelatihan
Pelatihan K3 komprehensif
keuntungan nyata dlm membantu
pekerja :
Mengenal tanda / gejala awal potensi
OD sblm menjadi menentap ,
Menilai lingkungan kerja
Mendorong manajemen u/ melakukan
upaya K3 agar kondisi tdk
membahayakan

Peran personel K3
Bekerja secara proaktif (bertindak
sblm bahaya menjadi masalah)
mencegah naker terpapar bahaya
kesehatan
Pastikan manajemen melakukan :
Eliminasi bahaya
Menjaga agar bahaya terkendali (jika
tidak bisa dieliminasi)

Langkah2 untuk membantu


pencapaian goal:
1. Update informasi ttg:
- bahaya di tempat kerja kemungkinan
solusi untuk mengendalikan
2. Kerjasama dengan serikat pekerja dan
pengusaha untuk identifikasidan
pengendalian bahaya
3. Berbagi informasi dengan supervisor dan
pengusaha untuk mencapai kondisi K3 yg
diinginkan

Ringkasan
Naker di semua pekerjaan menghadapi
berbagai bahaya di tempat kerja
K3 menangani masalah bahaya yang ada
di tempat kerja : pencegahan kecelakaan
s/d OD yng kd samar2 ( toxic fumes, dust,
noise, heat, stress, etc.)
Mencegah OD & OA harus menjadi goal
program K3 ( bukan sebaliknya :
memecahkan masalah setelah masalah
timbul)

Bahaya di tempat kerja : kimia, fisik, biologi,


psikologi, tdk diterapkannya ergoonomi,dll .
>> bahaya di tempat kerja & << perhatian
pengusaha thd K3 OA & OD mash terus
menjadi masalah serius di dunia
Harus ada dorongan pada pengusaha untuk
mengendalikan bahaya dari sumbernya
tidak memaksa pekerja menyesuaikan diri
dengan lingkungan yg tak aman

Exercise
Berikan contoh mengenai
kemungkinan bahya kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja yang
anda jumpai di sekitar anda

You might also like