You are on page 1of 2

Anatomi Sepak Bola: Inverted Winger

Dulu sewaktu bermain sepak bola semasa kecil, pelatih tim sepak bola sekolah akan menanyakan
para pemain sayap, kaki sebelah mana yang lebih kuat. Jika kaki kiri lebih kuat, maka ia akan
bermain di sayap kiri. Jika kaki kanan lebih kuat, ia akan bermain di sayap kanan. Sepak bola dulu
sesederhana itu dan evolusi taktik telah membuatnya sedikit lebih rumit.
Dalam formasi sepak bola klasik 4-4-2 yang sekarang hampir masuk museum, tugas pemain sayap
adalah meneror pinggir lapangan dengan bola di kakinya dan melepaskan umpan silang yang akan
ditunggu oleh salah satu penyerang di dalam kotak penalti.
Berkembangnya formasi dan meningkatnya kualitas pertahanan tidak hanya menyebabkan tugas
pemain sayap lebih berat untuk melewati fullback yang menjaganya, tapi juga umpan silang tidak
seefektif itu lagi, terlebih dengan tren satu striker yang mewabah dewasa ini.
Tipe striker jenis finisher yang hanya menunggu bola di dalam kotak penalti telah langka sekarang ini,
digantikan oleh penyerang dengan mobilitas tinggi yang tidak hanya mau turun ke tengah dan kadang
diposisikan sebagai false nine, tapi juga bermain sebagai wide forward yang bisa menyisir sayap.
Semua penyerang kelas dunia dari Lionel Messi hingga Wayne Rooney melakukannya. Keadaan ini
menyebabkan pemain sayap tradisional yang hanya bergerak lateral di satu sisi dengan akselerasi
tinggi tak punya ruang karena sudah diisi oleh penyerang. Di sinilah tren sayap baru tapi lama
kembali bersemi, inverted winger.
Inverted winger adalah pemain sayap yang menempati sisi yang berlawanan dengan kaki favoritnya.
Jika pemain sayap kanan tradisional kuat di kaki kanan, maka inverted winger di sisi kanan adalah
pemain dengan kekuatan di kaki kiri.
Dengan kekuatan kaki yang berlawanan dengan sisi yang mereka tempati, maka umpan silang yang
biasanya menjadi harapan dari sayap tradisional tak lagi jadi produk yang ditunggu.
Dalam mematikan pergerakan sayap tradisional, seorang fullback biasanya akan mematikan sisi luar
(kaki terkuat) pemain sayap sehingga mereka tak bisa bergerak menuju kotak penalti untuk
melepaskan umpan. Inverted winger menjadi susah untuk dikawal oleh fullback karena yang ingin
mereka lakukan adalah memotong ke dalam dan menembak bila ada kesempatan. Hal ini
dimungkinkan karena sisi terkuat inverted winger akan berhadapan dengan sisi terlemah fullback.
Contoh dari kesuksesan inverted winger di Premier League adalah Ashley Young dan Adam Johnson.
Kaki utama Young adalah kaki kanan tapi ia bermain di sayap kiri. Tengok berapa kali Young berlari di
sisi kiri sebelum mengecoh bek dengan memutar arah dan memotong ke dalam.
Demikian juga dengan Johnson yang beroperasi di sayap kanan dan tak jarang mencetak gol dengan
memotong ke dalam dan menendang dengan kaki kiri. Arjen Robben dikenal sebagai pemain sayap
dengan kaki kidal yang mematikan, tapi di Bayern Munich ia berjaya sebagai sayap kanan.
Tren inverted winger ini bukan barang yang sama sekali baru. Sejarah mencatat bagaimana
gelandang legendaris Inggris, Tom Finney yang kuat di kaki kanan bermain sebagai sayap kiri. Lagi
pula bukankah dua pemain kenamaan Arsenal, Marc Overmars dan Robert Pires sama-sama
menempati sayap kiri meskipun kaki utama mereka adalah kaki kanan?
Tidak hanya kesempatan mencetak gol lebih tinggi dari inverted winger yang menjadi keuntungan,
tapi juga jenis peluang lain yang tercipta. Penonton sepak bola pasti tahu bahwa umpan silang dari

sisi kanan yang dilepaskan dengan kaki kiri setelah sang pengumpan memutar badannya berlawanan
dengan gawang jauh lebih berbahaya dari umpan silang biasa dari kanan yang dilepaskan dengan
kaki kanan.
Inverted winger bisa secara konstan melepaskan umpan jenis ini. Berlawanan dengan umpan silang
biasa yang sejajar atau menjauhi gawang, umpan silang inverted winger mengarah langsung ke
gawang dan hanya membutuhkan sedikit sentuhan untuk berbelok arah.
Keuntungan lain dari inverted winger adalah kemungkinan kerjasama yang efektif
dengan fullback untuk membangun serangan. Messi, striker berkaki kidal tapi acap bermain di sayap
kanan sehingga membuatnya terlihat seperti inverted winger, selalu memotong ke sisi dalam
sehingga membuka ruang diagonal untuk Dani Alves yang overlapping dari belakang. Tak terhitung
berapa kali Barcelona melakukan ini. Demikian juga dengan Pires dan Ashley Cole dulu di Arsenal
atau Young dan Patrice Evra awal musim ini di Manchester United.
Lalu bagaimanakah cara menghentikan inverted winger? Sebenarnya sederhana, dengan
menugaskaninverted fullback untuk menjaganya. Jonathan Wilson memakai contoh bagaimana Rafa
Benitez di Liverpool sukses menugaskan Alvaro Arbeloa mematikan Messi.
Taktik ini bekerja dengan Messi berulang kali gagal menusuk ke dalam dan harus melepaskan
umpan. Cara termudah untuk melawan counter-tactic inverted fullback ini adalah dengan
mengembalikaninverted winger sebagai sayap tradisional di sisi aslinya, tapi beberapa pemain seperti
Ashley Young lebih bagus bermain sebagai inverted winger dibanding sayap biasa.

You might also like