Professional Documents
Culture Documents
2015
MANAJEMEN
SARANA DAN
PRASARANA
SEKOLAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Administrasi dan Pengelolaan Sekolah
Dosen Pengampu : Prof.Dr.Joko Sutarto, M.Pd.
Kelompok 6 :
MOHAMAD FADLI
NIM. 0102514062
YUD ANSHARI
NIM. 0102514053
BONIFASIUS KOPONG TEKA
NIM. 0102514061
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN KONSENTRASI 0 | P a g e
KEPENGAWASANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
limpahan rahmat dan pertolongan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berisikan tentang Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas Mata Kuliah Administrasi dan Pengelolaan Sekolah. Admnistrasi
sekolah adalah seni mengelola sekolah dengan kombinasi kepemimpinan ideal satuan
pendidikan dengan dukungan semua elemen sekolah sehingga mereka dengan penuh
kemauan berusaha keras demi tercapainya tujuan organisasi dan sarana dan Prasarana
adalah elemen dan factor yang sangat strategis yang akan menentukan keberhasilan dari
proses pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penyusun untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Joko Sutarto, M.Pd., selaku
Dosen pengampu Mata Kuliah Administrasi dan Pengelolaan Sekolah, kiranya Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan
penulisan selanjutnya. Akhirnya semoga tulisan ini ada guna dan manfaatnya serta
menjadi amal ibadah kita kepadaNya. Amin.
1| Page
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul..................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................
........
D. Tujuan................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
...................
E. Metode Penyusunan...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti dan Ruang lingkup Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah ............
11
11
12
12
I. Unsur yang terlibat dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana Sekolah ......
12
13
13
I.
13
L. Pegadaan Sarana dan Prasarana Sekolah.................................................
M.
19
20
N. Proses dalam Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah...........................
23
30
2| Page
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
P. Pengaturan Sarana dan Prasarana Sekolah..............................................
31
31
33
33
37
39
39
40
41
A. Simpulan..............................................................................................
44
B. Saran....................................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
46
3| Page
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
4| Page
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan Prasarana Sekolah juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu
sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak
dioptimalkan dan dikelola dengan baik untuk itu diperlukan pemahaman dan
pengaplikasian manajemen sarana dan Prasarana Sekolah persekolahan berbasis
sekolah. Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan
prasarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan
dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada
sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan.
1.2.
Batasan Masalah
Agar tidak membiaskan pembahasan, dibatasi masalah pada beberapa hal berikutini :
1.
2.
3.
4.
5.
1.3.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada beberapa hal berikut ini :
1.
Apa pengertian dan ruang lingkup pengelolaan sarana dan Prasarana Sekolah?
2.
3.
4.
5.
1.4.
Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dapat diketahui dari pembahasan makalah ini adalah
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dan ruang lingkup pengelolaan sarana dan
Prasarana Sekolah.
2. Pembaca dapat mengetahui tujuan dari pengelolaan sarana dan Prasarana Sekolah.
5| Page
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
3. Pembaca dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar pengelolaan sarana dan Prasarana
Sekolah.
4. Pembaca
dapat
mengetahui
perencanaan
kebutuhan,
pengadaan
dan
Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pusta
kaya itu suatu metode penyusunan karya ilmiah yang dilakukan dengan cara mengutip
dari literatur atau sumber pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat.
Selain itu, penyusun menggunakan pendekatan kualitatif dalam membuat narasi dan
deskripsi mengeni data dan informasi yang ditelaah.
6| Page
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
penggunaan, yakni pemanfaatn sarana dan prasarana pendidikan unuk mendukung
proses pendidikan. Dalam proses ini harus diperhatikan prinsip efektivits dan
efisiensinya. Terakhir adalah proses penghapusan, yakni, kegiatan rnenghilangkan
sarana dan prasarana dari daftar inventaris.
Kelima proses tersebut
1.2.
1.
Perencanaan
2.
Pengadaan
3.
Pengaturan
4.
Penggunaan
5.
Penghapusan.
1.3.
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
kesesuaian itu memungkinkan fasilitas yang ada benar-benar menunjang jalannya
proses pendidikan.
Agar program pendidikan bisa tercapai dengan baik ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan Prasarana Sekolah di sekolah.
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
1. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu bahwa sarana dan Prasarana Sekolah di sekolah
harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan di dayagunakan oleh
personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
2. Prinsip efisiensi, yaitu bahwa pengadaan sarana dan Prasarana Sekolah di sekolah
hars dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga dapat diadakan
sarana dan Prasarana Sekolah yang baik dengan harga yang murah. Dan
pemakaiannya pun harus dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
3. Prinsip Administratif, yaitu bahwa manajemen sarana dan prasarana ndidikan di
sekola harus selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan
petunjuk teknis yang diberlakukan oleh yang berwenang.
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu bahwa manajemen sarana dan Prasarana
Sekolah di sekolah harus di delegasikan kepada personel sekolah yang mampu
bertanggungjawab. Apabila
melibatkan
banyak
personel
sekolah
dalam
manajemennya maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas
untuk setiap personel sekolah.
5. Prinsip Kekohesifan, yaitu bahwa manajemen sarana dan Prasarana Sekolah di
sekolah itu harus direalisasikan dalam bentuk proses kerja yang sangat kompak.
1.4.
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang apabila
digunakan dapat habis dalarn waktu yang relatif singkat. Misalnya, kapur tulis, tinta
printer, kertas tulis, dan bahan-bahan kimia untuk praktik. Kemudian, ada pula sarana
pendidikan yang berubah bentuk, misalnya, kayu, besi, dan kertas karton yang sering
digunakan oleh guru dalam mengajar. Selain itu, sarana pendidikan tahan lama adalah
bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus atau berkali-kali dalam
waktu yang relatiflama. Contohnya meja dan kursi, komputer, atlas, globe, dan alatalat olahraga.
Sarana pendidikan yang bergerak merupakan sarana pendidikan yang dapat
digerakkan atau dipindah-tempatkan sesuai dengan kebutuhan para pemakainya.
Contohnya, meja dan kursi, almari arsip, dan alat-alat praktik. Kemudian, untuk
sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah sarana pendidikan yang tidak dapat
dipindahkan atau sangat sulit jika dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM), saluran kabel listrik, dan LCD yang dipasang permanen.
Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. Alat
pelajaran adalah alat yang dapat gunakan secara langsung dalam proses pembelajaran,
misalnya, buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik. Alat peraga merupakan alat
bantu pendidikan yang dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang
dapat mengkonkretkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang tadinya
abstrak dapat dikonkretkan melalui alat peraga sehingga siswa lebih mudah dalam
menerima pelajaran. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang berfungsi
sebagai perantara (medium) dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Media pengajaran ada
tiga jenis, yaitu visual, audio, dan audiovisual.
Prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam,
yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung. Prasarana langsung adalah
prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya
ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktik, dan ruang komputer. Prasarana tidak
langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi
sangat menunjang proses pembelajaran, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah,
10 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah,
taman, dan tempat parkir kendaraan.
1.5.
kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan
dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Menurut Terry (2005),
perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang digariskan. Hal senada juga dikemukakan oleh Nana Sudjana (2002)
bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan
tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya,
oleh Dwiantara dan Sumarto (2004) dikemukakan bahwa perencanaan adalah
merupakan kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakantindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan
operasional
dalam
pengadaan,
pengelolaan,
penggunaan,
pembelian,
penyewaan,
peminjaman,
penukaran,
daur
ulang,
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
masukan dari berbagai pihak dan meningicatkan tingkat kematangan dari sebuah
rencana. Perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadi
kesalahan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan sarana dan prasarana.
Kesalahan dalam tindakan dapat berupa kesalahan membeli barang yang tidak sesuai
dengan kualifikasi yang dibutuhkan, jumlah dana yang tersedia, tingkat kepentingan,
dan tingkat kemendesakan. Akibat dari kesalahan yang dilakukan ialah tingkat
efektivitas dan efisiensi menjadi rendah.
1.5.2.
1.5.3.
manfaat
yang
dapat
diperoleh
dengan
dilakukannya
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
unsur atau pihak yang terkait dapat memberikan masukan sesuai dengan
bidang keahliannya. Dalam hal ini maka unsur-unsur yang perlu dilibatkan
adalah : Kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, Kepala Tata Usaha dan
Bendahara, serta BP3 atau Komite Sekolah.
1.5.5.
2.
Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut maka kejelasan suatu rencana
dapat dilihat pada :
a. Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada
penyusunan perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan
b. Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Petugas pelaksana, misalnya; guru. Karyawan, dan lain- lain.
d. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan
e. Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan
f. Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang
realistis, artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.
g. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihakpihak yang terlibat dalam perencanaan
h. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai
dengan skala prioritas
i. Perencanaan pengadaan sesuai dengan platform anggaran yang
disediakan
j. Mengikuti prosedur yang berlaku
k. Mengikutsertakan unsur orangtua murid.
l. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi,
dan kondisi yang tidak disangka-sangka.
13 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
m. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (45 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun).
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
14 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
c. Adanya kebutuhan sarana dan prasarana yang dirasakan pada jatah
perorangan jika terjadi mutasi guru atau pegawai sehingga turut
mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana.
d. Adanya persedian sarana dan prasarana untuk tahun anggaran
mendatang.
2. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Yang Ada
Setelah identifikasi dan analisis kebutuhan dilakukan, selanjutnya
diadakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan
barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris secara teratur
menurut ketentuan yang belaku
3. Mengadakan Seleksi
Dalam tahapan mengadakan seleksi, perencanaan sarana dan prasarana
meliputi :
a. Menyusun konsep program
Prinsip dalam menyusun program :
1. Ada penanggung jawab yang memimpin pelaksanaan program
2. Ada kegiatan kongkrit yang dilakukan
3. Ada sasaran (target) terukur yang ingin dicapai
4. Ada batas waktu
5. Ada alokasi anggaran yang pasti untuk melaksanakan program.
b. Pendataan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendataan barang :
1. Jenis barang
2. Jumlah barang
3. Kondisi (kualitas) barang
4. Sumber Anggaran/Dana
Pendanaan untuk pengadaan, pemeliharaan, penghapusan, dan lain-lain
dibebankan dari APBN/APBD, dan bantuan dari BP3 atau Komite
Sekolah. Adapun perencanaan anggaran dilaksanakan dalam jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Fungsi perencanaan
penganggaran adalah untuk memutuskan rincian menurut standar yang
15 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
berlaku terhadap jumlah dana yang telah ditetapkan sehingga dapat
menghindari pemborosan.
1.5.7. Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak dan Barang Tidak Bergerak.
1.
b.
2.
rencana
pengadaan
tanah
berdasarkan
analisis
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
memerhatikan segi kualitas juga memerhatikan kurikulum pendidikan
sekolah. Oleh sebab itu, dalarn membangun gedung sekolah menuntut
adanya suatu perencanaan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Menyusun rencana bangunan yang akan didirikan berdasarkan
analisis kebutuhan secara lengkap dan teliti
2. Mengadakan survai terhadap tanah dimana bangunan akan
didirikan, hal luasnya, kondisi, situasi, status, perizinan dan
sebagainya
3. Menyusun rencana konstruksi dan arsitektur bangunan sesuai
pesanan
4. Menyusun rencana anggaran biaya sesuai harga standar yang
berlaku di daerah yang bersangkutan
5. Menyusun pentahapan rencana anggaran biaya (RAB) yang
disesuaikan dengan rencana pentahapan pelaksanaan secara
teknis, serta memperkirakan anggaran yang akan disediakan setiap
tahun, dengan memperhatikan skala prioritas yang telah
ditetapkan berdasarkan kebijakan Dinas Pendidikan
Bagi sekolah, syarat pedagogis dalam suatu bangunan
merupakan syarat yang sangat penting. Hal ini tidak boleh diabaikan
mengingat bangunan sekolah merupakan tempat yang digunakan
untuk proses pendidikan. Endang Herawan dan Sukarti Nasihin
(2001: 116), mengutip pernyataan J. Mamusung yang mengemukakan
bahwa syarat bangunan sekolah yang ideal harus memenuhi
kebutuhan dan syarat pedagogis, Pemenuhan kebutuhan dan syarat
pedagogis artinya sebagai berikut :
1. Ukuran dan bentuk setiap ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Datangnya/masuknya sinar matahari harus diperhatikan, yaitu dari
arah sebelah kiri.
3. Tinggi rendahnya tembok, letak jendela, dan kusen disesuaikan
dengan kondisi anak-anak.
4. Penggunaan warna yang cocok.
17 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
5. Aman, artinya material dan konstruksi bangunannya benar-benar
dapat
dipertanggungjawabkan,
baik
kekuatan/
kekukuhan
Jumlah siswa
sekarang
>
Shift
18 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
1.6.
1.6.2.
19 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
2. Produksi Sendiri
Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, sekolah tidak harus
membeli. jika memungkinkan untuk memproduksi sendiri, sebaiknya
mernproduksi sendiri. Produksi sendiri merupakan cara pemenuhan
kebutulla.n sekolah melalui pembuatan sendiri baik oleh guru, siswa,
ataupun karyawan. Cara ini akan efektif jika dilakuka n untuk rnemenuhi
kebutuhan sarana dan prasarana vang sifatnya ringan, seperti alat peraga,
media pembelajaran, hiasan sekolah, buku sekolah, dan lain-lain. Kegiatan
produksi sendiri dapat dilakukan secara massal sehingga bukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan sekolah sendiri. melainkan pula dapat dijual
ke sekolah lain. Kegiatan ini dapat rnelatih kreativitas dan juga melatih
jiwa kewirausahaan
3. Penerimaan Hibah
Penerimaan hibah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan menerima pemberian sukarela dari
pihak lain. Penerimaan hibah dapat berasal dari pemerintah (pusat/ daerah)
dan pihak swasta. Misalnya, penerimaan hibah tanah. Proses penerimaan
hibah harus melalui berita acara penyerahan atau akta serah terima hibah
yang dibuat oleh Notaris/PPAT. Akta tersebut harus ditindaidanjuti menjadi
sertifikat tanah.
4. Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memanfaatkan sementara barang milik pihak lain
untuk kepentingan sekolah dan sekolah membayarnya berdasarkan
perjanjian sewa-menyewa. Cara ini cocok digunakan jika kebutuhan
sarana dan prasarana bersifat sementara.
5. Peminjaman
Peminjaman adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memanfaatkan barang pihak lain untuk
kepentingan sekolah secara sukarela sesuai dengan perjanjian pinjammeminjam. Cara ini cocok untuk kebutuhan sarana dan prasarana yang
sifatnya sementara atau temporer. Kekurangan dari cara peminjaman ialah
20 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
dapat merusak nama baik sekolah. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan
efek buruk tersebut.
6. Pendaurulangan
Pendaurulangan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memanfaatkan barang bekas agar dapat
digunakan untuk kepentingan sekolah. Jika memang memungkinkan, cara
ini dapat dilakukan untuk kegiatan pembelajaran siswa
7. Penukaran
Penukaran adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan menukarkan barang yang dimiliki sekolah dengan
barang yang dimiliki oleh pihak lain. Cara ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa jika penukaran dilakukan dapat menguntungkan
kedua belah pihak. Sementara itu, sarana dan prasarana sekolah yang
ditukar haruslah sarana dan prasarana yang sudah tidak bermanfaat lagi
bagi sekolah
8. Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami
kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan prasarana maupun
dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen sarana
dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut
dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya satu
atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau
difungsikan.
1.6.3. Prosedur
Pengadaan
Sarana
dan
Prasarana
Pendidikan
dan
Implementasinya
Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Kepres
No. 80 tahun 2003 yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24 tahun
2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya
melalui prosedur sebagai berikut :
1. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana
2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
21 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan
kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah
swasta.
4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.
5. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim
ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana
tersebut.
1.6.4. Proses Pengadaan Berbagai Jenis Sarana dan Prasarana Sekolah Berikut
dijelaskan pengadaan berbagai
jenis
sarana
dan
prasarana
pendidikan persekolahan
1. Buku
Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku bacaan,
buku perpustakaan dan buku-buku iainnya. Buku yang dapat dipakai oleh
sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik
fiksi maupun non fiksi, buku sumber dan sebagainya.
a. Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan guru dan
murid yang subtansinya mengacu pada kurikulum yang berlaku.
b. Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau
merupakan tambahan buku teks utama yang digunakan oleh murid dan
guru yang seluruh isinya menunjang kurikilum.
c. Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan
fakta atau kenyataan. Pada umumnya buku bacaan non fiksi
menunjang salah
tidak
d. Buku bacaan fiksi adalah buku bacaan yang ditulis tidak berdasarkan
fakta atau kenyataan, melainkan berdasarkan khayalan penulis. Isi
buku bacaan fiksi biasanya berbentuk cerita yang tidak benar-benar
terjadi.
Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu :
a.
Membeli
22 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
b.
Menerbitkan sendiri
c.
Menerima bantuan/hadiah
d.
Menukar
Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli
Membeli
b.
Membuat sendiri
c.
3. Perabot
Perabot ialah barang-barang yang berfungsi sebagai tempat untuk
menulis, istirahat, tempat penyimpanan alat atau bahan. Contoh: meja,
kursi, lemari, rak, filling kabinet dan sebagainya. Dalam pengadaan
perabot sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
seperti segi antropometri, ergonomi. Estetika, dan segi ekonomis
a. Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan memperhitungkan
tinggi badan atau ukuran penggal-penggal tubuh pemakai (misalnya
siswa dan tenaga kependidikan lainnya).
b. Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut
memperhatikan segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pemakai.
c. Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai
karena bentuk dan warnanya menarik.
23 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
d. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan
harganya tetapi merupakn transformasi wujud efisiensi dan efektifitas
dalam pengadaan dan pendayagunaannya.
Adapun untuk pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara- cara
sebagai berikut :
a. Membeli
Agar pembelian perabot dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
dan dapat dipertanggungjawabkan maka perlu adanya suatu pedoman
sebagai berikut :
1. Rencana kebutuhan telah disetujui berdasarkan penelitian dan
hitungan yang mendalam. Penelitian atas barang (survei) pada
umumnya meliputi spesifikasi.
Merk dagang
Kapasitas
Model
Menyusun kebutuhan
24 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
Membuat kontrak
25 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
Membangun baru terdiri dari kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan,
dan kegiatan pengawasan lapangan :
b. Membeli bangunan
1. Pada prinsipnya membeli bangunan yang sudah jadi termasuk
tanahnya tidak diperbolehkan. Tetapi dalam hal- hal luar biasa,
dapat diusulkan kepada Menteri Keuangan dan Ketua Bappenas
dengan
disertai
alasan-alasan
yang
kuat
melalui
Menteri
Pendidikan Nasional.
2. Setelah ada persetujuan dan dananya sudah tersedia, selanjutnya
dilakukan penawaran harga dari pemiliknya melalui Panitia
Pembebasan Tanah setempat yang dibentuk berdasarkan kepres 80
tahun 2003.
3. Apabila antara harga penawaran dan harga penaksiran Panitia
sudah ada kecocokan, maka dapat langsung diselesaikan akte jual
beli di depan Notaris/Pejabat Pembuat akte Tanah dan selanjutnya
diselesaikan balik nama sertifikat tanah.
c. Menyewa bangunan
1. Apabila diperlukan untuk keperluan gedung sekolah, gudang dan
sebagainya, maka suatu instansi diperkenankan untuk menyewa
bangunan, dengan syarat anggaran untuk membayar sewa itu harus
sudah tersedia lebih dahulu.
2. Untuk menetapkan besarnya sewa, pemilik bangunan perlu
dimintakan pengesahan/penetapan lebih dahulu kepada Panitia
Sewa Menyewa atau Kantor Urusan Perumahan setempat.
3. Setelah ditetapkan sewanya, dibuat Surat Perjanjian (kontrak)
antara pihak penjual dan pihak yang menyewakan, jika dianggap
perlu dilakukan dengan akte notaries.
4. Gedung sekolah milik swasta (bersubsidi) dahulu pernah mendapat
subsidi dari Pemerintah cq Departemen
Pendidikan Nasional, apabila dipakai oleh sekolah negeri, berdasarkan
peraturan subsidi yang sekarang masih berlaku tidak perlu dibayar
26 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
sewanya,
tetapi
pemakai
wajib
memelihara
bangunan
tersebut
sebagaimana mestinya
d. Menerima hibah bangunan
1. Departemen Pendidikan Nasional dapat menerima hibah bangunan
berikut tanah dari pihak lain (Pemerintah Daerah/ Swasta).
2. Agar ada dasar hukumnya, sebaiknya pelaksanaannya dilakukan
dengan Akte Notaris Pejabat Pembuat Akte tanah setempat
e. Menukar bangunan
1. Penukaran bangunan atau pemindahtanganan barang tidak bergerak
milik negara pada umumnya diatur dalam Keputusan Presiden tentang
pelaksanaan APBN, yaitu segala sesuatu harus mendapat persetujuan
Menteri Keuangan terlebih dahulu
2. Bangunan milik negara yang tidak memenuhi fungsinya lagi, lokasinya
terlalu ramai atau tanahnya terlalu sempit untuk diadakan perluasan
bangunan, dapat diusulkan untuk ditukarkan dengan bangunan milik
pihak lain yang sudah jadi atau masih akan dibangun di lokasi lain.
Usul penukaran diajukan kepada Menteri Pendidikan Nasional dengan
dilampiri :
Alasan-alasan penukaran
Catatan:
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
untuk menetapkan penaksiran harga tanah/bangunan yang lama dan
harga tanah/bangunan baru.
4. Apabila kedua penaksiran itu sudah disepakati, maka dapat
diselesaikan Surat Perjanjian Penukaran di depan Notaris Pejabat
Pembuat Akte Tanah. Penyerahan tanah/bangunan lama, baru boleh
dilakukan setelah tanah/bangunan baru selesai dibangun menurut Surat
Perjanjian dan diteima baik oleh Departemen Pendidikan Nasional.
5. Selanjutnya diselasaikan balik nama sertifikat tanah/bangunan baru,
dan diselasaikan pula penghapusan tanah/bangunan lama dari daftar
inventaris dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
5. Tanah
Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara :
1. Membeli
2. Menerima bantuan/hadiah
3. Menukar
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengadaan tanah
adalah :
1. Menyusun rencana pengadaan tanah yang lokasi dan luasnya sesuai
dengan keperluan.
2. Mengadakan survei untuk menentukan lokasi tanah yang baik sesuai
dengan maksud serta memperhatikan perencanaan tata bangunan.
3. Mengadakan survai terhadap adanya sarana jalan, listrik, telepon, air,
dan alat pengangkutan.
4. Mengadakan survai harga tanah di lokasi yang telah ditentukan untuk
bahan pengajuan rencana anggaran dari hasil survai.
5. Mengajukan
rencana
anggaran
kepada
Dinas
Pendidikan
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
surat
bukti
pembebasan
tanah
Menyaksikan
dan
pembayaran
dilakukan
lewat
Kantor
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
4. Tata cara menerima hak pakai.
Penerimaan tanah dari satu pihak atas dasar hak pakai harus
disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberi hak pakai.
Penerimaan hak pakai dari pemerintah harus disertai surat keputusan
dari pemerintah yang bersangkutan serta berita acara serah terima dari
pihak sekolah yang bersangkutan dan diketahui oleh pejabat setempat,
serendah- rendahnya Camat
5. Tata cara penukaran tanah
Penukaran tanah dapat terjadi antara satu pihak dan pihak lain
yang memerlukan. Namun sebelum hal tersebut dilakukan maka harus
terlebih dahulu ada izin dari Menteri Keuangan dan sesuai Keppres
tentang pelaksanaan APBN Adapun langkah-langkah dan tata caranya
sama dengan langkah- langkah dan tata cara dalam menukar bangunan
seperti diuraiakan sebelumnya.
Untuk kelompok sarana dan prasarana yang diadakan dengan
cara pembelian, bantuan/hadiah, atau menukar maka sebaiknya
disertakan dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang beserta
lampirannya, "Berita Acara Penyerahan Barang atau Berita Acara
Serah Terima Barang. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya tuntutan-tuntutan dari pihak lain di masa datang. Lembaran
berita acara tersebut mewakili persetujuan kedua belah pihak terhadap
kesepakatan yang dilakukan dalam proses transaksi.
Selanjutnya jika harus mengeluarkan barang dari tempat
penyimpanannya, sebaiknya selalu menggunakan lembaran Berita
Acara Penerimaan/Pengeluaran Barang. Lembar berita acara ini juga
dapat digunakan untuk menerima barang yang baru diterima dengan
jalan pembelian, hibah, penukaran dan sebagainya
1.6.5. Pengendalian Dalam Pengadaan
Pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh sekolah maupun
dari luar sekolah, hendaknya dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan
kondisinya. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya pengecekan, serta melakukan
pengontrolan terhadap keluar/masuknya barang atau sarana dan prasarana
30 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
milik sekolah. Catatan tersebut dituangkan dalam format pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai rujukan
bagi sekolah dalam melakukan aktivitas pengadaan sarana dan prasarana
untuk sekolah.
Contoh format disajikan secara berurutan, dari mulai dari berita acara
penerimaan/pengeluaran barang, berita acara pemeriksaan barang, berita acara
penyerahan barang, berita acara serah terima barang, sampai dengan format
buku penerimaan barang.
1.7.
Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyususn sarana dan
prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan
yang berlaku. Sarana dan prasarana pemerintah (milik negara) wajib diadakan
inventarisasi sesuai dengan format-forrnat yang telah ditentukan. Kepala
sekolah atas kegiatan inventarisasi. Melalui inventarisasi akan dapat diketahui
dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek/ukuran,
dan harga barang-barang yang ada di sekolah.
Secara umum, inventarisasi dilakukan untuk usaha penyempurnaan
pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh suatu sekolah. Secara khusus, inventarisisr dilakukan dengan
tujuan-tujuan sebagai berikut :
1.
2.
31 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
3.
4.
2.
3.
Memberikan
koding
(coding)
pada
barang-barang
yang
110.0300
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
4.
110.0400
110.0500
110.0600
110.0700
230.0900
230.0910
230.0920
230.0930
5.
6.
1.7.2.
Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan sarana dan prasarana di
suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Kegiatan menyimpan
meliputi menerima barang, menvimpan barang, dan mengeluarkan atau
mendistribusikan barang. Dalam kegiatan ini diperlukan gudang sebagai
tempat untuk menyimpan barang-barang yang perlu disimpan dalam satu
tempat. Untuk mempersiapkan gudang perlu diperhatikan beberapa faktor
pendukungnya, seperti denah gudang, sarana pendukung gudang, dan
keamanan.
Denah atau tata letak gudang perlu diperhatikan untuk mernudahkan
penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran barang. Gudang sebaiknya jangan
disekat-sekat, kecuali memang diperiukan. Letak pintu dan posisi dinding
diatur agar memudahkan dalam pergerakan, lorong gudang dapat ditata
berdasarkan sistem garis lurus, arus huruf U, atau arus huruf L.. Selain itu,
33 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
gudang harus memiliki sirkulasi udara yang cukup, kelembapan udara yang
cukup dan pencahayaan vang memadai. Pengelola gudang dapat menggunakan
rak atau pallet untuk meniaga barang-barang tetap memperoleh sirkulasi
pencahavaan, perlindungan terhadap banjir, dan serangan hama serta efisiensi
penanganan. Untuk barang-barang yang berbahaya, memerlukan perlakuan
khusus dan harang-barang berukuran terlalu besar perlu dilakukan
penyimpanan khusus. Misalnya, untuk obat dan vaksin perlu dilakukan
penyimpanan khusus dengan cara disimpan di lemari pendingin dan harus
dilindungi dari putusnya aliran listrik; untuk bahan kimia disimpan dalam
bangunan khusus yang terpisah dari gudang induk; dan peralatan besar
memerlukan tempat khusus untuk penyimpanan dan pemeliharaan.
Selain letak gudang, faktor pendukung lainnya ialah sarana pendukung
pergudangan. Sarana pendukung pergudangan melipuri bangunan gedung,
listrik, alat angkutan forklift, kendaraan roda dua, dan roda empat), alat
dokumentasi administrasi (missal computer, printer, brankas, lemari arsip, dan
lain-lain, alat komunikasi (telephon), alat pengatur suhu sarana administrasi
(misal buku induk, buku pembantu, surat bukti barang masuk, surat bukti
barang keluar dan alat tulis kantor) dan peralatan.
Faktor pendukung berikutnya ialah keamanan gudang. Secara historis,
gudang harus aman dari bencana (misal baniir dan tanah longsor). Bahanbahan yang terdapat di gudang harus ditata agar tidak terjadi penumpukan
bahan-bahan yang mudah terbakar. Untuk menanggulangi kebakaran dengan
cepat, perlu dipasang alarm dan alat-alat pemadam kebakaran dengan cukup.
Sementara itu, untuk menjaga keamanan gudang dari jangkattan pencuri, perlu
dipagar keilling dan dipasang alat pemantau keamanan.
1.7.3.
Pemeliharaan
Proses pendidikan sangat memerlukan sarana dan prasarana.
Sementara itu, sarana dan prasarana akan mengalatni penyusuan kualitas dari
34 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
waktu ke waktu. Sejak barang diterima dari penjual atau pemborong, sejak itu
pula barang tersebut akan mengalanli penyusutan kualitas. Baik kualitas
maupun kuantitas sarana dan prasarana pendidikan akan menurun drastis jika
tidak dilakukan upaya pemeliharaannya secara baik. Oleh karena itu, per1u
dilakukan upaya pernellharaan sarana dan prasarana pendidikan secara
kontinyu.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksanalcan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana
selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan
berhasil guna dalam mencapai tuitian pendidikan. Pemeliharaan merupakan
kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga
barang kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup daya
upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap
dalam keadaan baik. Berikut ini tujuan perneliharaan
1. Mengoptimalkan usia pakai pakai peralatan. Hal ini sangat penting
terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli suatu
peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian
dari peralatan tersebut.
2. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung
kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
3. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui
pengecekan secara rutin dan teratur.
4. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa saar menggunakan Alat
tersebut (Depdiktud, 2007: 31-32).
Dalam Kegiatan pemelibaraan, terdapat beberapa macam pekerjaan,
yaitu perawatan rutin/berkala, perawatan darurat dan perawatan preventif.
Perawatan rutin jalah perawatan yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu,
misainva harian, mingguan, bulanan, dan triwulan bahkan tahunan. Contohnva
pembersitian kaca, lantai, meja, dan kursi serta toilet; pembersihan ruangan
dan halaman dari sampah; dan pengecetan gedung dan peralatan. Perawatan
darurat adalah perawatan yang tak terduga sebelumnva karena ada kerusakan
atau tanda bahaya. Perawatan sepeni ini merupakan perbaikan yang sifatnya
35 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
sententara dan harus cepat selesai supaya kerusakan tidak bertambah parah
dan agar proses pembelajaran tidak terganggu. Sementara perawatan preventif
adalah perawatan rutin yang dilakukan pada selang waktu tertentu dengan
beberapa kriteria yang ditentukan sebelumnya. Tujuan perawatan ini adalah
untuk mencegah kemungkinan sarana dan prasarana tidak dapat berfungsi
pada. saat digunakan.
Pekerjaan (Depdiknas, 2007 : 34) yang. termasuk dalam perawatan
preventif ialah melihat, memerikasa, menyetel, mengkalibrasi, meminyaki,
penggantian suku cadang, dan sebagainva. Berikut langkah-langkah dalam
perawatan preventif.
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
4.
5.
6.
Masalah yang sering terjadi dan cukup ironis dalam pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah ialah pengrusakan Yang sengaja
dilakukan oleh para siswa itu sendiri. Selain merupakan tindakan
indisipliner, pengrusakan juga akan membebani anggaran sekolah karena
harus menambah jumlah pengeluaran yang seharusnva tidak terjadi.
Untuk menangani masalah tersebut, berikut ini beberaa cara yang dapat
dilakukan
1. Menumbuhkan rasa memiliki (handarbeni) pada seluruh siswa
2. Sarana dan prasarana disediakan dengan kualitas yang prima sehingga
tidak mudah dirusak
3. Mendisiplinkan siswa dengan cara yang efektif dan diterima dengan
baik oleh semua siswa
4. Memupuk rasa tanggung jawab (hangrungkebi) pada seluruh siswa
untuk menjaga dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang
ada.
1.8.
untuk
mendukung
proses
pendidikan
demi
mencapai
tujuanpendidikan. Ada dua prinsip (Depdiknas, 2008: 42) yang harus diperhatikan
dalampemakaian perlengkapan pendidikan, yaitu prinsip efektivitas danprinsip
efisiensi. Prinsip efektivitas berarti semua pernakaian perlengkapan pendidikan di
sekolah hartis ditujukar-semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara Prinsip
efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hatihati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
37 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
Penggunaan sarana dan prasarana disekolah merupakan tanggung jawab
kepala sekolah. Namun, kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada
wakil kepala sekolah. Wakil kepala sekolah yang menangani sarana dan prasarana
sering disebut sebagai wakasek bidang Sarana dan Prasarana. Apahila kondisi sekolah
tidak memungkinkan untuk mengangkat wakil kepala sekolah sebaiknya kepala
sekolah menunjuk petugas tertentu yang dapat menangani masalah tersebut.
Kepala sekolah harus dapat menjamin sarana dan prasarana telah digunakan
secara optimal oleh warga sekolalt. Akan tetapi perlu dihindari kemungkinan terjadi
kesemrawutan dalam penggunaannya. Menurut Endang Herawan dan Sukarti Nasibin
(2001 : 123), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana.
a.
b.
c.
d.
e.
dan prasarana. Untuk mengatasi masalah pengguna sarana dan prasarana hendaknya
ikut bertanggung jawab dalam pemeliharaannya. Jika pada suatu alat terdapat
prosedur pemakaiannya, setiap pengguna wajib mengikuti prosedur pemakaian
tersebut.
38 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
1.9.
1.9.2.
1.9.3.
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
1.
Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki
lagi atau dipergunakan lagi
2.
3.
4.
5.
Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini, seperti mesin tulis
biasanya diganti dengan IBM atau PC
6.
Barang-barang yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat
dipakai lagi
7.
Ada penurunan efektivitas kerja, misalnya dengan mesin tulis baru sebuah
konsep dapat diselesaikan dalam 5 hari, tetapi dengan mesin tulis yang
hampir rusak harus diselesaikan 10 hari
8.
1.9.4.
40 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
5. Melaksanakan penyingkiran dengan cara: (a) mengadakan lelang; (b)
menghibahkan kepada badan/orang lain; (c) mernbakan (d) penyingkiran
disaksikan oleh atasan
6. Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran
Penghapusan
barang
inventaris
dengan
cara
lelang
merupakan
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
6.
7.
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan
fungsi dan profesinya
6. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk
mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat
fungsi bangunan dan perlengkapannya
7. Sebagai penanggungjawab harus mampu memelihara dan menggunakan bangunan
dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan,
keamanan, kebahagiaan dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan
masyarakat
8. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah
yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memperhatikan seluruh keperluan
alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya.
43 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen sarana dan prasarana sekolah pada dasarnya merupakan salah satu
bidang kajian administrasi sekolah (school Administrator) dan sekaligus menjadi tugas
pokok administrator sekolah atau kepala sekolah. Pada hakekatnya manajemen sarana
dan prasarana sekolah merupakan proses pendayagunaan semua sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh sekolah. Melalui proses tersebut diharapakan semua pendayagunaan
sarana dan prasarana pendidikan disekolah dapat secara efektif dan efisien.
Secara etimologis(bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat bangunan sekolah, lapanagan
olahraga, uang dan sebagainya. Sedangkan sarana berati alat langsung untuk mencapai
tujuan pendidikan misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen sarana dan
prasarana sekolah adalah semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu
sendiri. Menurut keputusan menteri P&K No.079/1975, sarana pendidikan terdiri dari
tiga kelompok besar yaitu: a) Bangunan dan perabot sekolah b) Alat pelajaran yang
terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium c) Media pendidikan yang
dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media
yang tidak menggunakan alat penampil.
Dengan demikian manajemen sarana dan prasarana itu merupakan usaha
untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang dibutuhkan pada proses pembelajaran
demi lancarnya dan tercapainya tujuan pendidikan. Sebagai contoh sarana sekolah adalah
gedung, ruangan, meja-kursi alat peraga dan lain-lain. Sedangkan prasarana sekolah
adalah jalan menuju sekolah, tempat atau perkarangan sekolah, kebun, halaman serta tata
tertib sekolah.
44 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
3.2 Saran
1. Hendaknya kepala sekolah sebagai administrator harus mengetahui langsung sarana
prasarana apa saja yang ada disekolahan dan bagaimana keadaannya.
2. Melakukan sisi pencatatan yang tepat sehingga mudah diketahui dan di kerjakan
3. Administrasi peralatan dan perlengkapan pengajaran harus senantiasa di tinjau dari
segi pelayanan untuk turut memperlancar pelaksanaan program pengajaran
4. Kondisi kondisi di atas akan terpenuhi jika administrator mengikutsertakan semua
guru dalam perencanaan seleksi, distribusi dan penggunaan serta pengawasan
peralatan dan perlengkapan pengajaran.
45 | P a g e
Manajemen
Sarana dan Prasarana Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
46 | P a g e