Professional Documents
Culture Documents
ANALISA TERAPAN I
“ANALISA NIKOTIN”
Oleh :
Desi wulandari
Diana P
Mirsya ekarina
Muhibuddin Abbas
Muhammad Syaifuddin
JURUSAN KIMIA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dibahas dalam percobaan ini yaitu bagaimana kita
dapat mengetahui kadar atau kandungan nikotin dalam asap rokok dengan
pengujian secara kualitatif dan kuantitatif.
1.3 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar atau kandungan
nikotin dalam asap rokok dengan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif.
BAB II
DASAR TEORI
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun
terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200
diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru. Nikotin adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain
dan Heroin. Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap
dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai
tembakau sedotan dan dikunyah (tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye
tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi
kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orangyang terus
merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin adalah sangat kuat.
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian,
belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Menghisap
rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan
depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah
serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral. Tetapi pemaparan jangka
panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral, berbeda dengan efek
stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal.
Komponen psikoaktif dari tembakau adalahnikotin.
Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang
dewasa dapat mematikan, karena paralisis (kegagalan) pernafasan.
Ketergantungan Nikotin berkembang cepat karena aktivasi sistem dopaminergik
area segmental ventral oleh nikotin (sistem yang sama dipengaruhi oleh Kokain
dan Amphetamin). Perkembangan ketergantungan dipercepat oleh faktor sosial
yang kuat yang mendorong merokok dalam beberapa lingkungan dan oleh karena
efek kuat dari iklan rokok. Orang kemungkinan merokok jika orangtuanya atau
saudara kandungnya merokok dan yang berperan sebagai model peran atau tokoh
identifikasi merokok. Ada penelitian terakhir juga menyatakan suatu diatesis
genetik ke arah ketergantungan nikotin. Karbon monoksida adalah zat yang
mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat
oksigen.
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami
resiko jika dibandingkan dengan yang tidak mengisap asap rokok yaitu:
a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
b. 4x menderita kanker esophagus
c. 2x kanker kandung kemih
d. 2x serangan jantung
Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan
gagal jantung, serta tekanan darah tinggi. Menggunakan rokok dengan kadar
nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat
adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih
dalam, dan lebih lama.
Asap rokok mengandung sekitar 4000 senyawa, antara lain nikotin, ter dan
3,4-benozopiren, karbon monok-sida, karbon dioksida, nitrogen oksida, amonia,
sulfur. Nikotin, suatu alkaloid yang sudah lama dikenal, dalam asap rokok lama
kelamaan akan tera-kumulasi pada dinding pembuluh darah perokok
menyempitkan pembuluh darah. Nikotin dalam asap rokok yang masuk ke paru-
paru dengan cepat diabsorpsi dari paru-paru ke dalam darah dan efisiensinya
hampir sama dengan apabila diberikan secara intravena. Senyawa ini mencapai
otak dalam waktu 8 detik setelah inhalasi.
Bahan utama rokok adalah daun tembakau (Nicotiana tabacum) kering
yang merupakan sumber utama nikotin. Di Indonesia, di samping rokok putih,
banyak beredar rokok kretek berfilter maupun tanpa filter Penelitian ini bertujuan
menentukan kadar nikotin dalam asap rokok beberapa rokok putih, kretek berfilter
dan tanpa filter yang disimulasi menggunakan alat simulasi perokok aktif dan
filter rokok yang diambil dari sisa rokok yang dibakar dengan alat simulasi
perokok aktif dan filter rokok dari suka-relawan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap rokok
adalah penyebab berbagai penyakit, dan juga dapat mengenai orang sehat yang
bukan perokok. Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang
dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru-paru dan
penyakit jantung sebesar 20 - 30 persen. Lingkungan asap rokok dapat
memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan
bronkitis, dan pneumonia. Asap rokok juga menyebabkan iritasi mata dan saluran
hidung bagi orang yang berada di sekitarnya. Pengaruh lingkungan asap tembakau
dan kebiasaan ibu hamil merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada
anaknya bahkan sebelum anak dilahirkan. Bayi yang lahir dari wanita yang
merokok selama hamil dan bayi yang hidup di lingkungan asap rokok mempunyai
resiko kematian yang sama.
BAB III
METODOLOGI
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa kualitatif
Dalam prosedur awal ekstraksi nikotin dari tembakau rokok dijadikan ke
bentuk basanya dengan menambahkan NaOH dalam alkohol. Hal ini dilakukan
untuk mengubah nikotin asam yang terdapat dalam tembakau rokok berubah
menjadi bentuk garamnya. Nikotin yang telah diubah menjadi bentuk garamnya
lalu diekstraksi dengan eter untuk mengekstraksi senyawa lain yang tidak larut
dalam basa. Nikotin dalam bentuk garamnya larut dalam fasa berair (alkohol)
tetapi tidak larut dalam fasa organik (eter). Dengan demikian nikotin dalam
bentuk garamnya tetap berada dalam fase berair yaitu larutan NaOH dalam
alkohol.
Pengambilan sejumlah cuplikan untuk di uji dengan menambahkan 2 tetes
larutan H2SO4 pekat menunjukkan perubahan yang sangat signifikan, yaitu
cuplikan nikotin dalam larutan basa segera berubah menjadi larutan garam yang
berwarna coklat pekat. Ini menunjukkan kadar nikotin dalam rokok cukup tinggi.
Perulangan yang lain dilakukan dengan menambahkan 2 tetes HCl pekat ke dalam
sejumlah cuplikan ekstrak nikotin dalam larutan basa tersebut. Dari penambahan
tersebut terjadi perubahan warna larutan menjadi garam yang berwarna coklat,
namun intensitas warna yang dihasilkan lebih terang dari pada dengan
penambahan larutan H2SO4. Hal ini tidak dijadikan sebagai perbedaan yang cukup
berarti karena dari reaksi antara kedua asam tersebut sudah menunjukkan
terbentuknya garam nikotin yang berwarna coklat, perbedaan intensitas warna
kemungkinan hanya dipengaruhi oleh kekuatan dari asam-asam yang digunakan
sehingga menunjukkan kecepatan pembentukan garam yang berbeda. Hal lain
yang mungkin mempengaruhi adalah karena perbedaan sifat-sifat dari larutan
asam itu sendiri.
Alaunir N. Penentuan Kadar Nikotin dalam Berbagai Merk Rokok yang Beredar
di Sumatera Barat. Padang: IKIP Padang, 1992. Laporan Penelitian.
Amstrong BK Merokok dan Kesehatan. Jakarta,
1984.
Susanna, Dewi, (2003), “penentuan kadar nikotin” , makara kesehatan,
Universitas Indonesia, Jakarta
Windholz, M.(Ed.), 1976, The Merck Index, 9th ed., Merck and Co., Inc., Rahway
www.indoskripsi.com/ pemeriksaan-nikotin.htm
SKEMA KERJA
Cuplik
– Ditimbang 1 gr
– Ditambah NaOH dalam alkohol 1 ml
– Ditambah 10 ml eter
– Ditambah 10 ml petrolium eter
– Dikocok
– Didiamkan 1-2 jam
Hasi
Analisa kualitatif
Ekstrak
– Diambil 1 ml
– Ditetesi H2SO4 pekat
Hasi
Ekstrak
– Diambil 1 ml
– Ditetesi HCl pekat
Hasi
Analisa kuantitatif
Ekstrak
– Diambil 10 ml
– Diuapkan eternya
– Ditambah aquades 10 ml
– Ditambah metal merah 2-3 tetes
– Dititrasi sampai berubah merah
Hasi