You are on page 1of 6

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

INTEN NOVITA SARI


AGENG HASNA
LELA LAELATU
VINA FAUZIAH
BERYL ZAHYIN
AHMAD FAUZI

KELAS : II D FARMASI
PEMBIMBING :

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012

FISIOLOGI KULIT
MEKANISME SENSORIK/ PERABAAN
Tujuan
1. Mampu membedakan perasaan subjektif panas dan dingin.
2. Memeriksa daya (kemampuan) menentukkan tempat rangsangan taktil
(lokalisasi taktil).

Landasan Teori
Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh. Integumen terdiri dari
kulit dan beberapa derivatif kulit. Kulit adalah salah satu komponen
integumen. Kulit adalah organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5kg
dan menutupi area seluas 18 kaki persegi pada laki-laki dengan berat badan
75kg.
a. Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari jaringan
epitel.
b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan mengikat
epidermis dengan struktur yang ada dibawahnya.
Peran kulit dalam termogulasi: panas tubuh dihasilkan dari aktivitas
metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti itulah yang harus dikeluarkan,
atau suhu tubuh akan naik di atas batas normal; pada lingkungan bersuhu
dingin, panas harus dipertahankan, atau suhu tubuh akan turun di bawah
batas normal.
Kulit sensitif, diagnosisnya didasarkan atas gejala-gejala penambahan
warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan kulit, kulit sensitif biasanya
lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka.
.

ALAT DAN BAHAN :


1. Tiga waskom dengan air bersuhu 20, 30,40 derajat celcius.
2. Gelas beaker
3. Termometer raksa
4. Es batu
5. Pensil
6. Jangka
7. Pelbagai jenis amplas
8. Benda-benda kecil

9. Bahan-bahan pakaian

TATA KERJ
a. Perasaan Subjektif Panas dan Dingin
1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira
20, 30, dan 40 derajat celcius.
2. Masukkan tangan kanan kedalam air bersuhu 20 derajat celcius dan
tangan kiri suhunya 40 derajat celcius selama kurang lebih 2 menit. Catat
kesan apa yang saudara alami.
3. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak kedalam air
bersuhu 30 derajat celcius. Catat kesan apa yang saudara alami.
b. Lokalisasi Taktil
1. Tutup mata OP dan takankan ujung pensil pada suatu titik dikulit ujung
jari.
2. Kemudian perintahkan OP melokalisasikan tempat yang baru dirangsang
tadi dengan ujung pensil pula.
3. Tetapkan antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk
4. Ulangi percobaan ini sampai 5kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit
ujung jari, telapak tangan, lengan atas, dan tengkuk.
HASIL PENGAMATAN
a. Perasaan subyektif panas dan dingin
Tangan kanan

Tangan kiri

No Suhu

Perasaan

No. Suhu

Perasaan

1.

20C

Dingin

1.

40C

Panas

2.

30C

Hangat

2.

30C

Dingin / sejuk

b. Lokalisasi taktil
No.

Lokasi
Pemeriksaan

II

III

IV

Rata-rata

1.

Ujung jari

2.

Telapak tangan

0,5

0,8

0,7

0,5

0,5

0,6

3.

Lengan bawah

1,5

1,5

0,5

0,5

1,2

4.

Lengan atas

0,5

0,5

1,2

5.

Tengkuk

0,2

Pembahasan
Rangsangan pada kulit yang berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan
rasa sakit dimediasi oleh ujung saraf dendrite dari saraf sensorik yang
berbeda. Sensasi sentuhan dimediasi oleh ujung dendritik telanjang yang
berada di sekitar folikel rambut dengan ujung-ujung dendritiknya yang
diperluas, disebut juga ujung reseptor Ruffini dan Merkel. Selain itu
sentuhan dan tekanan dapat dimediasi juga dengan ujung reseptor Meissner
dan Pacini.
Terdapat ujung saraf yang lebih bebas lagi yang dapat merespon rangsang
dingin dan panas. Untuk reseptor dingin letaknya di atas lapisan dermis tepat
di bawah lapisan epidermis, kerjanya sangat dipengaruhi dingin dan
dihambat dengan adanya pemanasan. Sedangkan ujung reseptor panas
terdapat agak lebih dalam dermis sangat peka terhadap panas akan tetapi
dihambat oleh pendinginan.Temperatur yang panas menghasilkan sensai rasa
sakit melalui aksi dari protein membrane tertentu dalam dendrite sensorik.
Protein ini disebut reseptor capsaicin, berfungsi baik sebagai ion saluran dan
reseptor untuk capsaicin-molekul dalam cabai yang menyebabkan sensasi
panas dan nyeri. Menanggapi rangsang suhu tinggi, atau capsaicin dalam
cabai, saluran ion ini terbuka. Hal ini memungkinkan Ca2 + dan Na + untuk
berdifusi ke dalam neuron, potensial aksi menghasilkan depolarisasi dan
menghasilkan yang ditularkan ke SSP dan dirasakan sebagai panas dan
nyeri. Sementara reseptor untuk nyeri capsaicin diaktifkan oleh intens panas,
nociceptors lainnya dapat diaktifkan dengan mekanik rangsangan yang
menyebabkan kerusakan sel.
a. Percobaan dengan suhu
Berdasarkan tabel hasil pengamatan OP merasakan sensasi yang
berbeda di kedua tangannya ketika kedua tangannya direndam di
dalam air yang memiliki suhu berbeda. Tangan kanan yang direndam
dengan air bersuhu 20C merasa dingin karena reseptor dingin sangat
peka terhadap suhu lingkungan yang dingin, sedangkan reseptor panas
dihambat dengan adanya pendinginan. Tangan kiri OP yang direndam
dengan air bersuhu 30 C merasa panas karena reseptor panas yang
bekerja dan reseptor dingin dihambat dengan pemanasan. Ketika
kedua tangan dicelupkan ke dalam air yang bersuhu sama tetap
menghasilkan sensasi yang berbeda. Hal ini dikarenakan tangan
memiliki suhu yang berbeda pada awalnya karena merupakan terusan
dari percobaan pertama. Tangan masih mengingat sensasi sebelumnya.
Ketika tangan direndam dalam air yang bersuhu sama (30C), tangan
yang sebelumnya berada di air yang lebih dingin akan merasakan

sensasi hangat karena ada kenaikan suhu. Sedangkan yang


sebelumnya berada di suhu yang lebih tinggi akan merasa sejuk
karena ada penurunan suhu.
b. Percobaan lokalisasi taktil
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons
terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami
depolarisasi
dan
menghasilkan
potensial
aksi.
Apabila
depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke
reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi
ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki
kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.
Luas masing-masing bidang reseptif di kulit berbanding terbalik
dengan kepadatan reseptor di wilayah tersebut. Daerah yang lebih
peka terdapat pada bagian yang menonjol seperti hidung, mata, bibir,
dan lain-lain.
Berdasarkan hasil percobaan, penyimpangan penunjukkan yang
dialami OP paling besar ketika diberi rangsang pada bagian lengan
bawah dan lengan atas. Sedangkan yang sedikit penyimpangannya
adalah ketika di bagian ujung jari dan tengkuk. Pada bagian telapak
tangan penyimpangannya tidak terlalu besar, sekitar 0,2cm. Di ujung
jari dan tengkuk (leher bagian belakang), luas bidang reseptifnya kecil
sehingga kepadatan reseptor di wilayah ini cukup besar. Seddangkan
pada lengan atas dan lengan bawaah permukaannya luas, kepadatan
reseptornya relative kurang sehingga kurang peka.
KESIMPULAN
respon rangsang terhadap suhu dipengaruhi oleh adanya ujung
saraf yang mampu merasakan sensasi panas dan dingin, untuk reseptor
dingin letaknya di atas lapisan dermis tepat di bawah lapisan epidermis,
kerjanya sangat dipengaruhi dingin dan dihambat dengan adanya
pemanasan. Sedangkan ujung reseptor panas terdapat agak lebih dalam
dermis sangat peka terhadap panas akan tetapi dihambat oleh pendinginan,
reseptor dingin akan sangat peka dengan keadaan lingkungann yang dingin
dan reseptor panas akan sangat peka dengan keadaan lingkungan yang
panas.

Lokalisasi taktil di tiap bagian tubuh berbeda, dan paling sulit


melokalisasi di lengan bagian bawah, ini dapat dilihat dari percobaan dimana
jarak perangsangan dan lokalisasinya berbeda cukup jauh. Jika kurang dari 5
cm, maka hasilnya adalah baik. Dan jika, lebih dari 5 cm maka hasilnya
adalah tidak baik pada saraf perabanya.
Pada kulit mamalia termasuk manusia terdapat beberapa reseptor yang
memiliki fungsi berbeda-beda. Kita tahu kulit manusia tersusun oleh dua
lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis.
Pada epidermis terdapat reseptor untuk rasa sakit dan tekanan lemah.
Reseptor untuk tekanan disebut mekanoreseptor.
Pada dermis terdapat reseptor untuk panas, dingin, dan tekanan yang
kuat. Masing-masing reseptor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Korpuskula Pacini, merupakan ujung saraf perasa tekanan kuat.
b. Ujung saraf sekeliling rambut, merupakan ujung araf peraba.
c. Korpuskula Ruffini, merupakan ujung saraf peraba.
d. Ujung saraf Krause, merupakan ujung saraf perasa dingin.
e. Korpuskula Meissner, merupakan ujung saraf peraba.
f. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan perasa nyeri.
g. Lempeng Merkel, merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan
ringan.
Sebagaimana reseptor lain, masing-masing reseptor ini dihubungkan dengan
neuron sensori. Reseptor indra yang didistribusikan ke seluruh otot rangka
dan tendon dinamakan proprioseptor. Regangan atau kontraksi otot memacu
reseptor ini untuk mengenali impils saraf.

DAFTAR PUSTAKA

Ward, Jeremy dan Clarke, roben.2002.at glance fisiologi.Jakarta:


Erlangga medicial.

You might also like