You are on page 1of 12

E-BOOK-1: LKP-V1-01-001315

Mohon tidak memperbanyak Materi E-BOOK ini


dan/atau memberikannya kepada orang lain
tanpa izin tertulis dari LKP Assabil Holy Holistic
Jakarta.
PENGANTAR THIBB NABAWI PERTAMA
Tes Penjajagan Thibb Nabawi:
(Jawab sebisanya dan dilarang membaca Materi
Pengantar Thibb Nabawi)
1. Jawablah secara singkat: Menurut pendapatmu, apa yang
disebut dengan Thibb Nabawi?
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
2. Apa yang kamu tahu tentang talbinah?
_______________________________________________________________
3. Apa yang kamu tahu tentang al-fa'l?
_______________________________________________________________
4. Apakah kamu pernah melihat qusthul-bahry? Apa yang
kamu tahu tentang qusthul-bahry atau qusthul-hindy?
_______________________________________________________________
5. Apakah kamu pernah melihat rumman? Apa yang kamu
tahu tentang rumman?
_______________________________________________________________
6. Apakah kamu pernah menggunakan siwak? Apa bedanya
dengan sikat gigi pada umumnya?
_______________________________________________________________
MATERI:
Hakikat Thibb Nabawi dan Islamic Medicine

Hakikat Thibb Nabawi ialah perkataan Nabi Shallallahu Alaihi


wa Sallam, perbuatan dan taqrir (pengakuan) beliau dalam
perkara-perkara yang berkaitan dengan masalah pengobatan,
penyakit dan penyembuhannya. Artinya istilah Thibb Nabawi
ini mau tak mau harus dipahami secara sempit dan tekstual
sebagaimana halnya semua hadits yang bermuara kepada
beliau. Bedanya, Thibb Nabawi ini hanya terbatas pada bidang
pengobatan dan yang berkait dengannya.
Secara bahasa, ath-thibb ( )berasal dari kata
atau artinya to treat medically, medicate,
cure, remedy. artinya medicine, medical treatment,
pengobatan. artinya cardiology. artinya
dentistry. artinya dermatology.
artinya dia adalah seorang dokter. Sementara adalah
kata benda yang disifatkan kepada Nabi atau yang berkait
dengan Nabi. Jadi artinya
pengobatan yang disifatkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam.
Istilah lain dari Thibb Nabawi adalah Prophetic Medicine, yang
semuanya bersumber dari beliau, perkataan, perbuatan
maupun pengakuan.
Yang lebih luas dari Thibb Nabawi adalah istilah Islamic
Medicine, yang cakupannya lebih luas hingga pengobatan
yang dikembangkan para shahabat sepeninggal beliau dan
para dokter Muslim sejak awal hingga kini. Jadi selayaknya
istilah Ath-Thibb An-Nabawi adalah produk pengobatan yang
secara murni bersumber dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam. Tapi kemudian istilah ini menjadi rancu, karena juga
diperuntukkan bagi metode pengobatan yang dikembangkan
kaum Muslimin sepeninggal beliau. Jenis dan macam-macam
Ath-Thibb An-Nabawy yang murni dari beliau telah disebutkan
dalam sekian banyak hadits mengenai pengobatan dan akan
dijabarkan dalam materi Al-Ahadits fi Ath-Thibb.
Cara Penulisan dan Kesalahan dalam Ejaan
Ada beberapa kesalahan dalam penulisan kata Thibb Nabawi
dalam ejaan Indonesia. Hal ini muncul karena kaidah penulisan
yang berbeda, proses naturalisasi atau transkripsi dari huruf

Arab ke huruf Indonesia. Namun yang paling menonjol karena


kesalahan dalam penguasaan ilmu nahwu. Proses ini tidak
hanya menciptakan satu bentuk istilah, tapi ada beberapa
istilah. Sehingga hal ini juga menimbulkan kerancuan lain bagi
yang tidak memahaminya. Ditambah lagi dengan perbedaan
alihaksara antara model lama dan baru dalam bahasa
Indonesia, ditambah lagi dengan alihaksara secara
internasional.
Sebagai acuan dasar, huruf tha' pada kata ditulis dengan
ejaan "TH". Sementara secara internasional alihaksara "TH"
untuk huruf tsa'. Bahkan dalam alihaksara Indonesia, model di
atas masih dianggap alihaksara lama. Yang baru mengikuti
sistem internasional yaitu dibawah huruf T ada tambahan titik
dan di atas huruf A ata garis hyphen melintang horizontal.
Karena faktor kesulitan ini maka kebanyakan penulisan thibb
secara internasional tanpa menggunakan huruf H. Jadilah =
TIBB. Sedangkan huruf ba' tetap double karena madd.
Memang ada kerancuan jika ditilik dari alihaksara secara
standar internasional jika huruf tha' ditulis dengan TH, karena
bisa berarti huruf tsa' dan bukan tha', sehingga hal ini akan
mengubah maknanya secara total atau bahkan tak ada
maknanya sama sekali.
Justru yang paling penting dari sisi alihaksara ini adalah
pertimbangan ilmu nahwu atau tata bahasa, walau tidak ada
resiko pengalihan maknanya. Tapi di sini akan terlihat keilmuan
tentang tata bahasa Arab, mana yang benar dan mana yang
salah.
Maka di sini ada beberapa pilihan model penulisan, ejaan dan
alihaksara:
1. TIBB NABAWY. Ejaan menurut kaidah internasional. Lebih
tepatnya di bawah huruf T ditambahkan titik. Tapi kata
"nabawy" jarang digunakan secara internasional.
2. THIBB NABAWI atau THIBB NABAWY () . Penulisan
menggunakan ejaan bahasa Indonesia lama tapi masih
umum digunakan. Penggunaan huruf Y pada "nabawy"
untuk menunjukkan kata sifat, karena bentuknya sebagai

3.
4.

5.

6.

shifah maushuf. Penulisan ini bersifat nakirah tanpa lam


ta'rif (alif dan lam di awal).
AL-THIBB AL-NABAWI atau AL-THIBB AL-NABAWY (
)
ATH-THIBB AN-NABAWI atau ATH-THIBB AN-NABAWY (
) . Perbedaan dengan sebelumnya hanya pada
penulisan lam ta'rif antara menggunakan alihaksara
fonetik dan fonemik. Sementara perbedaan dengan
nomer 2, karena pada nomer 3 dan 4 merupakan
ma'rifah yang ditandai dengan lam ta'rif.
ATH-THIBBUN-NABAWI atau ATH-THIBBUN-NABAWY atau
ATH-THIBB AN-NABAWY. Bedanya dengan sebelumnya,
bentuk katanya marfu'. Padahal tak selamanya posisinya
dalam kalimat selalu marfu'. Sebagai contoh: ATHTHIBBUN-NABAWY adalah pengobatan paling baik. Tapi
jika dikatakan: Saya belajar ATH-THIBBUN-NABAWY, tidak
tepat secara nahwu, yang semestinya ATH-THIBBANNABAWIYYA, karena sebagai obyek atau maf'ul bihi.
THIBBUN-NABY () . Ini merupakan bentuk mudhaf
dan mudhaf ilaihi. Penggunaan bentuk ini
menngkonsentrasikan pengobatan kepada diri Nabi dan
bukan pengobatan yang disifatkan kepada beliau.
Sehingga penggunaannya lemah.

Dengan memberikan beberapa alternatif pilihan ini akan


tampak mana yang benar dan mana yang salah.
Jenis-jenis Thibb Nabawi:
Ada yang membagi Thibb Nabawi menjadi:
1. Ruqyah syar'iyyah, dengan membacakan ayat-ayat AlQur;an dan hadits-hadits Rasulullah yang shahih, untuk
fungsi perlindungan atau pengobatan.
2. Terapan. Therapy yang dilaksanakan dengan praktik
langsung seperti hijamah, dengan air liur, memegang
bagian yang sakit
3. Herbal, memberikan herbal alami sesuai dengan
pemanfaatan dan dosis yang diperlukan, seperti madu,
habbah sauda', kam'ah, talbinah, hena, zaitun, tin,
bidara, rumman, zanjabil, itsmid, qusthul-bahry, laban
ibil, tamr, zabib, za'faran, khall, sya'ir, siwak, yaqthin dan
lain sebagainya.

4. Paduan di antara semua metode Thibb Nabawi.


Sebagaimana jawaban Ibnul-Qayyim saat ditanya, apa
pengobatan Rasulullah yang paling baik? Beliau
menjawab, "Pemaduan di antara semua metode yang
dilakukan Rasulullah."
Ada pula yang membaginya sebagai berikut:
1. Sunnah Thibbiyah Amaliyah. Ialah metode pengobatan
yang dilakukan Rasulullah sebagai sebuah terapan atau
praktik dan pengamalan. Contohnya disebutkan dalam
hadits berikut: Ada dengan cara meletakkan tangan di
bagian yang sakit, ada dengan cara meniupkan di bagian
yang sakit. Bekam termasuk Sunnah thibbiyyah fi'liyyah
dalam pengertian beliau tidak melakukannya sendiri
dengan cara mempraktikkan bekam tapi beliau yang
menjadi mahjum, orang yang dibekam.

:


.
: :
)

( .
. .
( 3522 -)
:

- -



- -

)4728 : 5844 :
3904 : .3529 :
2. Sunnah Thibbiyah qauliyyah. Sabda Rasulullah yang
menjelaskan dan menggambarkan penyakit dan/atau
pengobatan. Contohnya hadits berikut: Berupa
penjelasan beliau bahwa di samping ada penyakit, Allah
ciptakan obatnya. Dan, dengan sugesti ucapan yang
disampaikan seseorang terhadap orang yang sakit,
mampu menyembuhkannya, yang disebut al-fa'lu.













) . (
( 3436
:
:
)
( .
)
(

3. Sunnah Thibbiyah Taqririyyah. Yaitu pengakuan


Rasulullah terhadap seseorang yang memiliki
kemampuan pengobatan atau pengakuan beliau
terhadap sesuatu yang berkaitan dengan penyakit dan
pengobatan. Contohnya: Pengakuan Rasulullah terhadap
seorang dokter Arab Jahiliyah yang bernama Al-Harits bin
AlKaladah.
















.






Ijtihad Umar bin Al-Khaththab dalam Sistem
Pengobatan
Berikut ini contoh metode pengobatan yang dilakukan kaum
Muslimin sepeninggal Rasulullah. Sebelum Umar bin AlKhaththab dan para shahabat tahu hadits Rasulullah tentang
sistm isolasi terhadap penyakit endemik, Umar menangguhkan

pasukannya masuk ke Syam, karena di negeri itu berjangkit


wabah penyakit lepra yang parah

) :

:
) 1421 :(
Begitulah gambaran Umar bin Al-Khaththab sebagai khalifah
saat itu yang berijtihad dalam sistem wiqayah yang sekarang
disebut sistem isolasi penyakit, yang ternyata ijtihadnya sama
dengan sabda Rasulullah dalam masalah yang sama. Maka ini
merupakan bagian dari Islamic Medicine yang dilakukan
seorang shahabat sepeninggal Rasulullah, sejak 15 abad yang
lampau, pada saat semua sistem pengobatan masih tidur
nyenyak tak tahu dimana rimbanya.
Ijtihad Ali bin Abu Thalib

Contoh lain adalah ijtihad yang dilakukan Ali bin Abu Thalib
dengan cara meminum madu dan air hujan, paduan antara air
segar barokah dan kesembuhan yang difirmankan Allah:

Ijtihad Al-Imam Ar-Razy


Namanya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria, yang lebih
terkenal dengan nama Ar-Razy. Beliau dilahirkan di selatan
Teheran pada tahun 865 dan meninggal pada tahun 926 M.
Pada usia tiga puluh tahun beliau berpindah ke Baghdad dan
menetap di sana. Beliau hidup pada masa Khalifah AdhaduDaulah dan Daulah Abbasiyah
Ar-Razy adalah orang yang pertama kali menjelaskan tentang
dua macam perdarahan yaitu pembuluh darah arteri dan vena.
Beliau juga membicarakan tentang bedah fraktura dan
ortopedik, juga memberitahukan cara-cara untuk
menghentikan pendarahan pada pembuluh darah arteri dan
cara-cara mengatasinya.
Beliau juga menjelaskan perbedaan antara sakit gigi dengan
radang gusi, yang tidak pernah dibahas sebelumnya oleh siapa
pun:

Al-Imam Ar-Razy juga dianggap sebagai penemu dan peneliti penyakit cacar dan
campak, sehingga buku beliau dicetak puluhan kali di Eropa dan menjadi bahan

pembelajaran para dokter Eropa. Metode operasi juga dilakukan Al-Imam Ar-Razy
sebagai cikal-bakal pengetahuan kedokteran di dunia.

Secara umum Ar-Razy adalah dokter yang pertama kali


melakukan beberapa jenis terobosan dan inovasi dalam ilmu
medis, di antaranya:
1. Menjahit luka dengan benang
2. Menganggap demam bukan jenis penyakit tapi sifat atau
gejala
3. Membuat medical record untuk pasien dan anamnesa,
yang di sana dimuat semua data tentang pasien
sehingga memungkinkan dapat dilakukan evaluasi
terhadap perkembangan dan keadaannya.
4. Membuat uraian yang mendetail tentang penyakit anak,
wanita, organ produksi dan mata
5. Menggunakan indikasi darah, urin dan denyut nadi untuk
menganalisis penyakit
6. Menggunakan berbagai macam cara untuk penyembuhan
berbagai macam penyakit
Masih banyak contoh lain tradisi thibbiyyah yang penemuan
yang dikreasikan para dokter Muslim semenjak dahulu hingga
sekarang, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan siapa pun
dan bangsa mana pun.
Dari kalangan ulama terdahulu selain nama Ibnu Sina dan ArRazy yang menekuni bidang kedokteran dan pengobatan
adalah Jabir bin Hayyan (722 815 M), Ibnu Al-Bithor AlAndalusy (1197 - 1248), Daud Al-Anthoky (1543 1599 M ),
Abu Ja'far Ahmad bin Al-Jazzar (898 980 M). Mereka adalah
nama-nama yang harum dan selalu dikenang sepanjang zaman
karena penemuan, eksperimen dan apa yang sudah
dilakukannya dalam bidang pengobatan, yang manfaatnya
dirasakan semua orang
Buku-buku Klasik dalam bidang Thibb
Dalam hazanah buku klasik, inilah di antara buku-buku lama yang dikarang para
ulama Muslimin, yang mengawali kajian tentang berbagai macam jenis pengobatan
yang disabdakan Nabi:
1. Ath-Thibb fil-Hadits, Abu Bakar bin As-Sunny, meninggal 364 H.
2. Ath-Thibb An-Nabawy, Abu Ubaid bin Al-Hasan Al-Hurrany, meninggal 369 H.

3. Ath-Thibb, Abu Nuaim Al-Ashbahany, meninggal 430 H.


4. Ath-Thibb An-Nabawy, Abul-Abbas Al-Mustaghfiry, meninggal 432 H.
5. Ath-Thibb An-Nabawy, Ibnul-Qayyim Al-Jauziyyah, meninggal 751 H.
6. Ath-Thibb An-Nabawy, Muhammad bin Abu Ayyub Ad-Dimasqy, meninggal 751
H.
7. Ath-Thibb An-Nabawy, As-Sakhawy, meninggal 902 H.

Sedangkan buku-buku Thibb Nabawy atau Islamic Medicine


kontemporer dengan pendekatan keilmuan modern jauh lebih
banyak dan nyaris tak terhitung karena banyaknya, walau
tetap masih banyak lorong-lorong ilmu yang masih belum
tersentuh tangan-tangan ilmuwan modern.

You might also like