Professional Documents
Culture Documents
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
Elevasi (cm)
PASANG SURUT
250
200
150
100
50
24-Jun-04 25-Jun-04 26-Jun-04 27-Jun-04 28-Jun-04 29-Jun-04 30-Jun-04 01-Jul-04 02-Jul-04 03-Jul-04 04-Jul-04 05-Jul-04 06-Jul-04 07-Jul-04 08-Jul-04
Variasi muka laut yang terjadi setiap saat di lokasi sepanjang pantai merupakan
hasil hubungan yang rumit antara gerakan dan sifat-sifat massa air, pengaruh
meteorologi, dan karakteristik pantainya sendiri
Data pasut hasil pengamatan (palem atau tide gauge) digunakan untuk penentuan
kembali dan transfer datum muka laut, meskipun seringkali data stasiun pasut
tersebut jarang atau tidak mewakili karakteristik pasut sepanjang pantai
Asumsi bahwa muka laut antar stasiun pasut merupakan bidang datar atau
penggunaan data pengamatan yang pendek secara sendiri-sendiri untuk penentuan
datum tertentu, menyebabkan kesalahan datum lokal perlu diperhitungkan
Kesalahan datum vertikal akan membawa dampak yang besar dalam penetapan
batas laut, terutama untuk kemiringan pantai yang landai
Atas dasar itu, maka kondisi di sepanjang pantai yang menyebabkan terjadinya
variasi muka laut perlu diperhatikan dengan baik
Eka Djunarsjah, 2005
Informasi tentang variasi muka laut biasanya dikumpulkan dalam bentuk rekaman
pasut, meskipun metode lain seperti perubahan vegetasi dapat juga digunakan
Oleh karena muka laut dipengaruhi oleh konfigurasi garis pantai, maka rekaman pasut
memperlihatkan bias lokal
Penempatan stasiun pasut seringkali pada area tertentu, seperti di sekitar muara atau
pelabuhan, yang kondisinya berbeda dengan di sepanjang pantai
Penempatan stasiun pasut baru (tidak bersifat permanen) di lokasi survei perlu
memperhatikan bentuk garis pantai yang tidak beraturan karena dapat berpengaruh
terhadap muka laut
Oleh karena muka laut juga bervariasi terhadap waktu, maka panjang data pasut akan
menentukan ketelitian datum, dimana menurut Weidener (1977) :
-
Data 1 hari
: 0.25 inci
Informasi Pasut
Pengamatan Variasi Muka Laut Lokal Sesaat
Stasiun 0
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun n
Reduksi Pasut
>= Beberapa Hari
Chart Datum
Pengikatan
Tinggi
Survei Batas
Pantai
Muatan
Pasut Laut
Peta Pasut
Model Pasut
Numeris
Konstanta
Harmonik
Bidang
Referensi
Tinggi Prediksi
Datum
Vertikal
Perubahan
Global
Waktu/Tinggi Prediksi
AT dan AR
Dinamika
Laut
Gaya
Pasut
Tabel Pasut
Perubahan
Muka Laut
Kedalaman
Sarat Kapal
Eka Djunarsjah, 2005
Pembangkitan
g
Pasang Surut (Pasut)
Menurut Newton : Pasut adalah gerakan naik
m1. m2
F=k
R02
Di mana :
F
= gaya tarik menarik antara dua titik massa
m1 = titik massa 1
m2 = titik massa 2
R02 = jarak antara pusat titik massa 1 dan 2
k
= konstanta gravitasi (6.67 x 1010-11 New m2/kg2)
m2/kg2)
jarak bumi
bumi--bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumibumi-matahari,
maka gaya tarik menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besar
2,18 kali daripada gaya yang diakibatkan oleh matahari, walaupun massa
matahari jauh lebih besar.
Bumi
Bulan
Gaya Tarik Bulan & matahari
Matahari
Pasang surut air laut dipermukaan bumi dengan kedudukan tertinggi terjadi
pada saat titik pusat bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus
(d kli
(deklinasi
i 0 atau
t 360) dan
d saling
li memperkuatnya
k t
pengaruh
h dari
d i masingi
masing gaya penggerak pasut (bulan dan matahari), pasang ini biasa disebut
Pasang Purnama (Spring Tide).
Pasang surut laut dengan tunggang minimum terjadi pada keadaan di mana
garis hubung titik-titik pusat bumi dan matahari tegak lurus dengan garis
h b
hubung
titik-titik
titik titik pusatt bumi
b i dengan
d
bulan.
b l
Pasang
P
ini
i i di namakan
k Pasang
P
Perbani (Neap Tide).
HAT
MHHWS
MHHWN
MSL
MLLWN
MLLWS
LAT
=
=
=
=
=
Tipe
p Pasut
Pasang surut harian tunggal (diurnal tide),
DT
12
18
24
Waktu
(Jam)
satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang
surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode
pasang surut ratarata-rata adalah 12 jam 24 menit.
menit
Pasang surut ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut
Andaman.
Tinggi air
(cm)
DT
12
18
24
Waktu
(Jam)
DT
12
24
Waktu
(Jam)
DT
12
24
Waktu
(Jam)
JENIS
PASUT
FENOMENA
O < F <0.25
Harian
ganda
2x pasang sehari
dengn tinggi relatif
sama
Campuran
ganda
2x pasang sehari
dengan perbedaan
tinggi dan interval
yang berbeda
Campuran
tunggal
1 x atau 2 x pasang
sehari dengan interval
yang berbeda
Tunggal
1 x pasang sehari,
saat spring bisa
terjadi 2x pasang
sehari
F>3
Diurnal
Perioda panjang
Perairan dangkal
NAMA KOMPONEN
PERIODA (jam)
FENOMENA
M2
12.24
S2
12.00
N2
12.66
K2
11.97
K1
23 93
23.93
O1
25.82
Deklinasi bulan
P1
24.07
Deklinasi matahari
Mf
327.86
Mm
661.30
Variasi bulanan
Ssa
2191.43
2SM2
11.61
MNS2
13.13
MK3
8.18
M4
6.21
6 21
2 x kecepatan sudut M2
MS4
2.20
Interaksi M2 dan S2
Di darat
MSL
Di laut
Pengamatan Pasut
Tujuan
Mencatat atau merekam gerakan vertikal permukaan air laut yang terjadi secara
periodik, yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara bumi dengan bendabenda angkasa, terutama bulan dan matahari
Peralatan
Tipe Pelampung
Tipe Tekanan
dimana,
So - tinggi MSL terhadap nol palem
A - amplitudo komponen pasut
Ai - amplitudo komponen pasut ke-i
Internasional :
So - Ai
Eka Djunarsjah, 2005
Fungsi :
Penentuan konstanta harmonik pasut : K1, O1, P1, M2, S2, N2, K2, M4, dan MS4
dalam besaran amplitudo (A) dan fase (g)
Tahapan Analisis :
Keterangan :
y (t) - tinggi pasut
- tinggi muka laut rata-rata terhadap nol palem
S0
ai
- amplitudo komponen pasut ke-i (penentuan nilainya memerlukan pengamatan
selama bertahun-tahun)
gi
- fase komponen pasut ke-i (tergantung pada lokasi pengamatan)
i
- frekuensi komponen pasut ke-i
fi
- argumen astronomis komponen pasut ke-i, terkait dengan presesi bidang orbit
bulan yang mempunyai periode 18,6 tahun
Vi
- argumen astronomis komponen pasut ke-i, berhubungan dengan
fase masing-masing komponen di Greenwich pada saat t = 0 (tengah malam)
Eka Djunarsjah, 2005
Dalam analisis pasut yang dicari adalah amplitudo (ai) dan fase (gi) masing-masing
komponen pasut
Harga Vi dan fi merupakan fungsi dari waktu dan dapat dicari menggunakan Tabel
yang tersedia untuk metode Admiralty atau menggunakan persamaan
Sedangkan y(t) diperoleh dari data pasut pada saat t dan S0 merupakan tinggi
muka laut rata-rata
Hasil Linierisasi :
N
y (t ) = S 0 + { C i cos[2 ( i t i +V i )] + S i sin[2 ( i t i +V i
i =1
) ]}
Eka Djunarsjah, 2005
Besaran yang dicari adalah harga Ci dan Si, sementara harga amplitudo ai dan fase
gi diperoleh dari hubungan :
C i 2 + Si 2
ai =
1/ 2
S
g i = arctan i
Ci
= A T .P.A
X
.A T .P.Y
Prediksi Pasut
Prediksi pasut pada saat tertentu di masa mendatang pada suatu lokasi dapat
dilakukan jika telah diketahui amplitudo dan fase dari beberapa komponen pasut
Dengan demikian prediksi pasut baru bisa dilakukan, jika proses analisis pasut telah
berhasil menentukan amplitudo dan fase dari beberapa komponen pasut
Untuk memprediksi pasut pada suatu waktu tertentu, y(t), digunakan kembali
persamaan :
N
dengan memasukkan seluruh harga S0, ai, gi, i, fi, dan Vi yang telah diketahui dari
analisis pasut
58'20"
12016'00"
12016'20"
12016'40"
12017'00"
-0.5 m
-1 m
# an g
Mang arab omb
-1.5 m
-2 m
-2.5 m
-3 m
>3 m
58'40"
Samatar #
in g
c
#
Bainang
Arus Pasang
#
Bilalan g
59'00
0"
(flood currents)
c
59'20"
c
Ke teran ga n
Ke dalam an (me ter)
-0
0 .5
-1
-1 .5
-2
-2 .5
-3
> -3
#
Tong keton gke
Stasiun
Posisi
Kecepatan
K
t
(m/dt)
Arah (oN)
Keterangan
5o 8' 24''
0,50
300
Menuju Pasang
5o 8' 34
0,60
280
Menuju Pasang
5o 8' 50''
0,49
305
Menuju Pasang
5o 8' 53''
0,43
270
Menuju Pasang
5o 9' 16''
0,44
290
Menuju Pasang
5o 9' 5''
0,22
325
Menuju Pasang
12016'00"
12016'20"
12016'40"
12017'00"
58'20"
-0.5 m
-1 m
-1.5 m
-2 m
# an g
Mang arab omb
-2.5 m
-3
3m
>3 m
#g
Samatar in
5
58'40"
c
#
Bainang
Arus Surut
(ebb currents)
#
Bilalan g
59'00"
59'20"
K teran
Ke
t
ga n
Ke dalam an (me ter)
-0 .5
-1
-1 .5
-2
-2 .5
-3
> -3
c
#
Tong keton gke
Stasiun
Posisi Stasiun
Kecepatan (m/s)
Arah (oN)
Keterangan
5o 8' 24''
0,095
60
Menuju Surut
5o 8' 34
0,042
130
Menuju Surut
5o 8' 50''
0,102
130
j Surut
Menuju
5o 8' 53''
0,248
70
Menuju Surut
5o 9' 16''
0,042
40
Menuju Surut
5o 9' 5''
0,083
20
Menuju Surut
adalah bidang yang terletak di bawah air rendah terendah rataratarata surut
surut,, diukur sebesar nilai muka surutan dari DT selama
penelitian atau nilai muka surutan yang telah mengalami koreksi
musim dari DT sejati
sejati..
Perhitungan nilai muka surutan dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai formula,
formula yaitu :
Defenisi dari Prancis (Lowest Predicted Low Water),
Zo = 1,2 (M2 + S2 + K2)
Defenisi Admiralty Inggris
Inggris,, Zo = 1,1
1 1 (M2 + S2)
Defenisi dari Pantai Timur Amerika (Mean Low Water), Z0 = M2
Defenisi dari Australia (Indian Low Water Spring),
Zo = AM2 + AS2 + AK1 + AO1
( Mihardja,
Mihardja, 1987 dalam Ongkosongo dan Suyarso
Suyarso,, 1989 dan Sitepu dalam
Teknologi Survei Laut,
Laut, 1996).
BMPASUTPELINDOIII
AWLR
BM 1 SSP IIII
BM1SSPII
PENGIKATANSTASIUNPASUT
saat
saat
saat
saat
AWLR
Bagian AWLR:
AWLR :
1. Sistem Pelampung
2 Sumur pipa
2.
3. Pena
4 Kertas Perekam
4.
5. Jamputar
Pemanfaatan Pasut
Pencemaran perairan
Kegiatan perikanan tambak ikan
ikan//udang di
wilayah pantai
Sumber energi listrik
Perencanaan tata ruang kawasan
pesisir//pantai
pesisir
GD-3221 Hidrografi II
Variasi Temporal
Variasi Spasial