Professional Documents
Culture Documents
BUATKAN BUKU
Setelah perbendaharaan huruf/kata anak agak banyak, coba buatkan buku khusus untuknya.
Bahan yang dibutuhkan:
Kertas karton, cetakan/tulisan print tulisan huruf/kata yang sudah dikenalnya, potongan gambar-gambar
menarik/foto-foto
Cara membuat:
1. Rancang sebuah cerita yang di dalamnya ada huruf/kata yang sudah dikenal anak.
2. Cetak/tulis huruf/kata yang sudah dikenal anak dengan warna-warna menarik.
3. Tulis cerita itu di atas karton dengan menyelipkan huruf/kata yang sudah dikenal anak. Contoh: "Hari ini
ECHA makan APEL yang disimpan MAMA dalam LEMARI. Sambil makan, ECHA duduk di atas KURSI B. APEL-nya
manis."
4. Tempelkan potongan gambar/foto-foto yang menarik untuk menghiasi "bukunya".
5. Perhatikan ekspresi anak, bagaimana senangnya ia karena sudah bisa "membaca".
COBA TERUS
Ada kalanya anak akan menolak melanjutkan belajar "membaca". Kalau penolakan itu ditunjukkan sejak awal,
bisa jadi ia memang belum tertarik pada huruf atau cara yang digunakan kurang menarik. Tak masalah, coba
saja terus sambil bermain. Tapi kalau awalnya anak mau kemudian menolak, bisa jadi anak sedang bosan
dengan metode tertentu atau cara pengenalan huruf yang diterapkan tidak menarik lagi baginya. Bila ini yang
terjadi, ubah cara belajarnya. Contoh, kalau sebelumnya bermain dengan kartu, sekarang minta anak
mewarnai gambar huruf dan seterusnya.
Kebosanan bisa juga disebabkan anak sudah mengenal hampir semua huruf. Bila hal ini terjadi, tingkatkan
kesulitannya dengan mengajak anak memasangkan huruf mati dengan huruf hidup seperti "ma"/"MA" dan
"pa"/"PA". Hal penting yang perlu diingat, setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda dalam menyerap
informasi baru. Bersabarlah jika anak membutuhkan waktu lama untuk mengenal huruf. Yang penting anak
dapat mengenal huruf saat mulai bersekolah sehingga mempermudah dirinya mengikuti aktivitas di kelas.
MENGHINDARI KEBOSANAN
* Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bebas dari tekanan.
* Hindari memaksa anak untuk mengikuti metode belajar tertentu. Ada baiknya orangtua mengobservasi
minat anak, kemudian mengenalkan huruf melalui kegiatan yang diminati oleh anak. Pembelajaran akan lebih
mudah diserap bila dilakukan melalui kegiatan yang disenangi.
* Variasikan cara pengenalan huruf untuk mencegah kebosanan. Memperkenalkan huruf kepada si kecil tidak
perlu memakan biaya besar. Gambar-gambar di kalendar bekas pun dapat digunakan untuk membuat kartu
bergambar atau buku gambar anak.
* Hindari memaparkan anak terus-menerus pada kegiatan pengenalan huruf. Dikhawatirkan anak menjadi
bosan sehingga menolak belajar huruf di sekolah kelak.
depan kartu sebelum menunjukkan kepada anak. Hal ini akan sangat
mengganggu dan memperlambat kecepatan memperlihatkan kartu- kartu tersebut.
Kartu-kartu ini dimulai dengan huruf kecil yang berukuran besar dan berwarna merah. Dan secara perlahanlahan ukuran huruf diperkecil menjadi normal dan berwarna hitam. Awalnya
huruf ini harus berukuran besar karena penglihatan bayi anda belum berkembang dan ia belum bisa
membedakan jika tulisannya kecil. Kemampuan ini akan berkembang setelah dilatih. Ukuran
huruf dapat diperkecil jika penglihatan anak sudah berkembang. Huruf-huruf berukuran besar mula-mula
digunakan karena akan mudah dilihat. Warna merah digunakan karena menarik bagi anak
kecil. Tulislah kata-kata berupa anggota keluarga anda : bapak, ibu,
kakak, nenek, kakek, tante, eyang, adik. Lalu lanjutkan dengan anggota tubuh : tangan, kaki, hidung,
telinga, rambut, kepala, jempol, jari, dsb.
Peralatan anak anda : baju, celana, popok, sisir, bedak, sabun, celemek, dsb.
Kelompok sayur mayur : wortel, jagung, kentang, sawi, buncis, pare, kecambah, kacang, brokoli, dsb.
Sebagian besar dimulai dengan kata-kata benda yang dapat diasosiasikan dengan benda fisiknya. Lalu anda
dapat lanjutkan dengan kata-kata tentang hewan peliharaan, mainan
kesukaan, perabot rumah tangga, nama dari teman dan kerabat, dsb.
MARI BERKREASI
Setelah sang sales datang ke rumah, beberapa hari kemudian kami pergi mencari bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat flashcardnya. Yang pertama kami tuju adalah Toko Kertas Kemenangan di daerah
Kebayoran Lama, sayang saya lupa mencatat nomer telponnya. Tapi bisa juga hubungi cabangnya di daerah
Pondok Labu (021) 751-3777. Disitu kami membawa satu contoh dari flashcard yang asli yang diberikan sang
sales.
Kertas flashcard yang asli memakai kertas jenis ivory dan perlembarnya cukup mahal sekitar Rp. 2800.
Sedangkan yang kami cari adalah kertas karton yang biasa dipakai untuk kotak nasi. Ternyata harganya cukup
murah yaitu Rp. 1800 per lembar ukurannya sekitar 78cm X 50cm (maaf lupa ukuran pastinya). Kami
putuskan untuk memakai kertas itu saja dan kami beli 20 lembar.
Setelah membayar kertasnya, jangan lupa untuk sekalian minta dipotong sesuai ukuran dari flashcard Glenn
Doman yang asli yaitu 45cm x 15cm. Dengan ukuran itu, kertas 20 lembar yang tadi bisa menjadi sekitar 280
lembar flashcard. Cukup banyak bukan ? and it's only cost Rp. 36.000. Kalau mau membuat sampai 1000 kartu
silahkan dikalikan sendiri :).
Peralatan tulis menulis & how to wrote on cards
Setelah kertas itu dipotong sesuai ukuran, maka dimulailah langkah selanjutnya yaitu menuliskan kata-kata di
kartunya. Menurut saran sang sales, alat tulis yang digunakan haruslah berwarna terang dan lebih baik merah.
Maka kami pun membeli spidol snowman ukuran paling besar yang berujung datar atau kotak. Harga spidol ini
sekitar Rp. 6000 - Rp. 10.000.
Setelah spidol didapat, mulailah menuliskan kata-kata yang anda inginkan. Sebaiknya tentukan dulu berapa
kategori kata yang mau anda buat. Misalnya 3 kategori yaitu keluarga, furniture dan hewan, setelah itu
silahkan dikembangkan sendiri kata-katanya. Tulisannya harus dibuat menggunakan huruf kecil semua. No
capslock allowed :). Jangan lupa menuliskan kata yang sama dibalik kartu tersebut untuk contekan kita ketika
kita nge-flash kartunya (kecil saja tulisannya, namanya juga contekan). Maka jadilah hasilnya seperti ini,
Kata sang sales ngga masalah kok tulisannya mau di cetak/print atau memakai tulisan tangan. Yang penting
tulisannya menggunakan font normal dan masih bisa kebaca. Tidak disarankan menggunakan font graffiti
karena dijamin pusing mbacanya :D.
How to play
So what's next ? tentu saja dimainkan dan bagaimana cara mainnya ? Sekali lagi terima kasih kepada sang
sales yang baik hati yang mengajarkan semuanya bahkan menuliskannya untuk kami tentang cara main
flashcard ini. Saya tulis ulang apa adanya saja ya dari beliau,
1. Satu hari maksimal 15 kartu dan dibagi per 5 kartu dan tiga kategori (Mis. keluarga, furniture dan hewan).
2. Jarak tiap kategori minimal 15 menit.
3. Nge-flash kartunya tidak boleh lama-lama, per kartu hanya 1 detik sambil kita diktekan kata-katanya lewat
contekan dibelakang kartu tersebut.
4. Nge-flash kartunya dimulai dari yang paling belakang ke arah depan, bukan sebaliknya.
5. Tiap kartu di flash maksimal 3 kali selama satu hari dan hanya dipakai selama 5 hari. Setelah itu kartu
kadaluarsa.
6. Tiap kali mau nge-flash (5 kartu), kartu-kartu tersebut harus dikocok terlebih dahulu alias jangan selalu
berurutan nge-flashnya.
7. Selesai