You are on page 1of 7

BELAJAR MEMBACA UNTUK BATITA

Yang jelas, bukan dengan cara dipaksa.


Apakah tidak terlalu cepat mengajari anak batita belajar membaca?" Kalau yang Anda maksud adalah
membaca koran, ya tentu saja terlalu cepat. Tapi kalau untuk tujuan menumbuhkan cinta baca sekaligus
mengajarinya mengenal huruf, maka jawabannya adalah tidak. Justru, usia batita adalah masa yang paling
tepat bagi anak untuk dikenalkan pada huruf dan kata serta ditumbuhkan keinginan bacanya.
Meski demikian, syarat dan ketentuan berlaku di sini, yaitu:
* Ajarkan membaca dengan cara yang menyenangkan, bukan seperti belajar membaca di SD.
* Jangan paksa anak, kalau sudah terlihat bosan segera hentikan.
* Jangan pasang target-target tertentu, seperti sekian bulan sudah hafal sekian huruf dan seterusnya.
* Berikan contoh langsung, anak yang tumbuh dari keluarga suka membaca lebih mudah mencintai kegiatan
baca.
5 LANGKAH MUDAH
Dengan kondisi menyenangkan tanpa target, inilah yang dapat Anda lakukan:
1. Memasang karpet huruf
Pasanglah karpet huruf di kamar anak. Saat ini banyak tersedia karpet dengan motif huruf serta gambargambar menarik yang terbuat dari bahan karet yang bisa dilepas-lepas ataupun bahan wol. Dengan demikian
setiap hari, tanpa disadari anak akrab dengan berbagai bentuk huruf. Orangtua sambil lalu bisa mengajarkan
pada anak, "Ayo, Nak, pakai bajumu sambil berdiri di atas huruf B, ya," sambil tunjukkan tempat di mana
anak harus berdiri. "Kalau mau dikucir rambutnya duduk di atas huruf R," dan seterusnya.
Catatan:
Bila anak alergi karet, orangtua bisa menggantinya dengan wallpaper huruf.
2. Tempel nama
Tempelkan nama anak di pintu kamar atau lemarinya. Misal, ECHA, dengan huruf kapital besar dan warna
mencolok. Orangtua juga bisa memesankan grafir nama anak dari kayu ataupun busa yang kini banyak dijual
di pusat perbelanjaan. Dengan melihat tulisan namanya setiap hari, si kecil akan hafal huruf-huruf tertentu
sehingga ia tidak kaget saat belajar mengeja namanya. Supaya terbiasa bisa juga ditempel tulisan, contohnya
"toilet", "dapur", "kamar", "telepon" di pintu-pintu ruangan atau benda yang dimaksud.
Catatan:
Buat tulisan dalam huruf kapital besar dan beri warna berbeda untuk tiap hurufnya agar menarik. Selain itu
warna yang berbeda sekaligus bisa digunakan untuk latihan mengenal warna. "Coba tebak yang huruf C
warnanya apa?"
3. Ada huruf di mana-mana
Kalau anak terlihat mulai asyik belajar mengenal huruf, orangtua bisa menempel huruf di tempat-tempat
yang mudah terlihat. Misal, di lemari, pintu kulkas, dinding, kursi, buku dongengnya, dan sebagainya.
Contohkan bagaimana melafalkan huruf-huruf tersebut. Metode ini diharapkan mempermudah anak dalam
belajar bunyi-bunyian huruf karena ia sudah mengenal bentuk huruf sebelumnya.
Catatan:
Jangan sekadar dijadikan pajangan, tapi gunakan tempelan tulisan itu sambil bermain, misalnya, "Hari ini
Adek mau duduk di kursi apa?" "Oh, kursi B? Oke, kemarin di kursi D, sekarang di kursi B."
4. Kartu bergambar
Saat ini kartu bergambar untuk mengenalkan huruf pada anak banyak dijual di pasaran. Bahkan nakita pun
pernah memberikan bonus kartu seperti ini beberapa nomor yang lalu. Biasanya kartu baca itu berukuran
8x10cm, dengan gambar tertentu disertai tulisan di bawahnya. Contoh, gambar buah apel dengan tulisan APEL
di bawahnya. Cara bermainnya cukup mudah, tunjukkan beberapa kartu supaya anak ingat. Lakukan dengan
cara menyenangkan, misalnya menyelipkannya di antara kegiatan bermain. Setelah beberapa hari, coba
tanyakan, "Carikan Mama kartu APEL dong!" Biarkan anak memilih satu di antara beberapa (2-3) kartu di
depannya.
Catatan:
Kalau anak belum bisa menunjukkan kartu yang dimaksud atau masih salah, biarkan saja. Jangan memarahi
atau memaksanya. Lakukan terus tanpa beban/target.
5. Lagu-lagu
Beberapa lagu memang dibuat untuk mengajarkan kenal huruf pada anak. Umpama, lagu A-B-C. Nyanyikan
lagu itu sambil bermain atau setelkan CD-nya saat bermain bersama anak. Lama-lama anak akan hafal karena
sering menirukan bunyinya.

BUATKAN BUKU
Setelah perbendaharaan huruf/kata anak agak banyak, coba buatkan buku khusus untuknya.
Bahan yang dibutuhkan:
Kertas karton, cetakan/tulisan print tulisan huruf/kata yang sudah dikenalnya, potongan gambar-gambar
menarik/foto-foto
Cara membuat:
1. Rancang sebuah cerita yang di dalamnya ada huruf/kata yang sudah dikenal anak.
2. Cetak/tulis huruf/kata yang sudah dikenal anak dengan warna-warna menarik.
3. Tulis cerita itu di atas karton dengan menyelipkan huruf/kata yang sudah dikenal anak. Contoh: "Hari ini
ECHA makan APEL yang disimpan MAMA dalam LEMARI. Sambil makan, ECHA duduk di atas KURSI B. APEL-nya
manis."
4. Tempelkan potongan gambar/foto-foto yang menarik untuk menghiasi "bukunya".
5. Perhatikan ekspresi anak, bagaimana senangnya ia karena sudah bisa "membaca".
COBA TERUS
Ada kalanya anak akan menolak melanjutkan belajar "membaca". Kalau penolakan itu ditunjukkan sejak awal,
bisa jadi ia memang belum tertarik pada huruf atau cara yang digunakan kurang menarik. Tak masalah, coba
saja terus sambil bermain. Tapi kalau awalnya anak mau kemudian menolak, bisa jadi anak sedang bosan
dengan metode tertentu atau cara pengenalan huruf yang diterapkan tidak menarik lagi baginya. Bila ini yang
terjadi, ubah cara belajarnya. Contoh, kalau sebelumnya bermain dengan kartu, sekarang minta anak
mewarnai gambar huruf dan seterusnya.
Kebosanan bisa juga disebabkan anak sudah mengenal hampir semua huruf. Bila hal ini terjadi, tingkatkan
kesulitannya dengan mengajak anak memasangkan huruf mati dengan huruf hidup seperti "ma"/"MA" dan
"pa"/"PA". Hal penting yang perlu diingat, setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda dalam menyerap
informasi baru. Bersabarlah jika anak membutuhkan waktu lama untuk mengenal huruf. Yang penting anak
dapat mengenal huruf saat mulai bersekolah sehingga mempermudah dirinya mengikuti aktivitas di kelas.
MENGHINDARI KEBOSANAN
* Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bebas dari tekanan.
* Hindari memaksa anak untuk mengikuti metode belajar tertentu. Ada baiknya orangtua mengobservasi
minat anak, kemudian mengenalkan huruf melalui kegiatan yang diminati oleh anak. Pembelajaran akan lebih
mudah diserap bila dilakukan melalui kegiatan yang disenangi.
* Variasikan cara pengenalan huruf untuk mencegah kebosanan. Memperkenalkan huruf kepada si kecil tidak
perlu memakan biaya besar. Gambar-gambar di kalendar bekas pun dapat digunakan untuk membuat kartu
bergambar atau buku gambar anak.
* Hindari memaparkan anak terus-menerus pada kegiatan pengenalan huruf. Dikhawatirkan anak menjadi
bosan sehingga menolak belajar huruf di sekolah kelak.

AYO KITA MEMBUAT KARTU-KARTU BACAAN UNTUK SI KECIL YUUK!


Sebenarnya bahan-bahan yang diperlukan sangatlah sederhana. Sediakan kertas karton yang agak kaku dan
spidol merah yang ujungnya besar. Bahan-bahan ini dibuat berdasarkan pengalaman dan penelitian para ahli
perkembangan otak anak yang mempelajari bagaimana otak manusia berkembang dan bekerja. Membaca
adalah suatu kerja otak. Bahan-bahan ini juga memperhitungkan kemampuan dan keterbatasan penglihatan
anak kecil dan dirancang untuk
memenuhi semua kebutuhannya mulai dari melihat bentuk yang sederhana sampai bentuk yang rumit, dan
dari fungsi otak sampai cara otak belajar.
Anda perlu banyak karton putih yang dipotong berukuran : * 15 x 60 cm = 25 kartu * 12,5 x 60 cm = 25 kartu *
10 x 60 cm = 100 - 150 kartu * 10 x 30 cm = 100 - 150 kartu
Selanjutnya anda perlu memperhatikan ukuran tinggi huruf dari tiap kartu sebagai berikut : * 7,5 - 10 cm
untuk kartu 15 x 60 cm * 5 - 7,5 cm untuk kartu 12,5 x 60 cm * 3,5 - 6 cm untuk kartu 10 x 60 cm atau 10 x 30
cm. Gunakan huruf kecil kecuali untuk kata-kata tertentu, seperti huruf pertama yang selalu dimulai dengan
huruf besar. Penggunaan huruf kecil ini karena jenis huruf inilah yang
digunakan di dalam buku-buku. Pastikan agar huruf yang anda tulis jelas dan tebal kira-kira
1,25 cm atau lebih agar memudahkan anak membaca. Tulislah dengan rapi menggunakan huruf cetak, jangan
huruf sambung. Tulisan berada di tengah-tengah kartu dan sisakan ruang
kosong di sekeliling kartu agar tangan anda tidak menutupi tulisan jika memegangnya.
Sekali lagi, bahwa tulisan yang rapi dan jelas jauh lebih penting daripada keindahan kartu. Anak anda
memerlukan informasi visual yang konsisten dan mudah dibaca. Pada bagian belakang kartu, pada bagian
tengah atas, tulislah kata itu sekali lagi dengan pulpen. Ukurannya terserah anda
asal mudah dibaca. Ini anda perlukan pada saat mengajar. Jika tidak, setiap kali, anda harus melihat bagian

depan kartu sebelum menunjukkan kepada anak. Hal ini akan sangat
mengganggu dan memperlambat kecepatan memperlihatkan kartu- kartu tersebut.
Kartu-kartu ini dimulai dengan huruf kecil yang berukuran besar dan berwarna merah. Dan secara perlahanlahan ukuran huruf diperkecil menjadi normal dan berwarna hitam. Awalnya
huruf ini harus berukuran besar karena penglihatan bayi anda belum berkembang dan ia belum bisa
membedakan jika tulisannya kecil. Kemampuan ini akan berkembang setelah dilatih. Ukuran
huruf dapat diperkecil jika penglihatan anak sudah berkembang. Huruf-huruf berukuran besar mula-mula
digunakan karena akan mudah dilihat. Warna merah digunakan karena menarik bagi anak
kecil. Tulislah kata-kata berupa anggota keluarga anda : bapak, ibu,
kakak, nenek, kakek, tante, eyang, adik. Lalu lanjutkan dengan anggota tubuh : tangan, kaki, hidung,
telinga, rambut, kepala, jempol, jari, dsb.
Peralatan anak anda : baju, celana, popok, sisir, bedak, sabun, celemek, dsb.
Kelompok sayur mayur : wortel, jagung, kentang, sawi, buncis, pare, kecambah, kacang, brokoli, dsb.
Sebagian besar dimulai dengan kata-kata benda yang dapat diasosiasikan dengan benda fisiknya. Lalu anda
dapat lanjutkan dengan kata-kata tentang hewan peliharaan, mainan
kesukaan, perabot rumah tangga, nama dari teman dan kerabat, dsb.

MENGAJAR BAYI ANDA MEMBACA (METODE GLENN DOMAN)


Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, cuma
manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat
dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Anak-anak dapat membaca
sebuah kata ketika usia mereka satu tahun, sebuah kalimat ketika berusia dua tahun, dan sebuah buku ketika
berusia tiga tahun dan mereka menyukainya.
Tahun 1961 satu tim ahli dunia yang terdiri atas, dokter, spesialis membaca, ahli bedah otak dan psikolog
mengadakan penelitian "Bagaimana otak anak-anak berkembang?". Hal ini kemudian berkembang menjadi
satu informasi yang mengejutkan mengenai bagaimana anak-anak belajar, apa yang dipelajari anak-anak, dan
apa yang bisa dipelajari anak-anak.
Hasil penelitian juga mendapatkan, ternyata anak yang cedera otak-pun dapat membaca dengan baik pada
usia tiga tahun atau lebih muda lagi. Jelaslah bahwa ada sesuatu yang salah pada apa yang sedang terjadi,
pada anak-anak sehat, jika di usia ini belum bisa membaca.
Penelitian tentang Otak Anak
Bagi otak tidak ada bedanya apakah dia 'melihat' atau 'mendengar' sesuatu. Otak dapat mengerti keduanya
dengan baik. Yang dibutuhkan adalah suara itu cukup kuat dan cukup jelas untuk didengar telinga, dan
perkataan itu cukup besar dan cukup jelas untuk dilihat mata sehingga otak dapat menafsirkan. Kalau telinga
menerima rangsang suara, baik sepatah kata atau pesan lisan, maka pesan pendengaran ini diuraikan menjadi
serentetan impuls-impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang bisa melihat untuk disusun dan diartikan
menjadi kata-kata yang dapat dipahami.
Begitu pula kalau mata melihat sebuah kata atau pesan tertulis. Pesan visual ini diuraikan menjadi serentetan
impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang tidak dapat melihat, untuk disusun kembali dan dipahami.
Baik jalur penglihatan maupun jalur pendengaran sama-sama menuju ke otak dimana kedua pesan ditafsirkan
otak dengan proses yang sama.
Dua faktor yang sangat penting dalam mengajar anak:
1. Sikap dan pendekatan orang tua
Syarat terpenting adalah, bahwa diantara orang tua dan anak harus ada pendekatan yang menyenangkan,
karena belajar membaca merupakan permainan yang bagus sekali.
Belajar adalah:
- Hadiah, bukan hukuman
- Permainan yang paling menggairahkan, bukan bekerja
- Bersenang-senang, bukan bersusah payah
- Suatu kehormatan, bukan kehinaan
2. Membatasi waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul singkat. Hentikan permainan ini
sebelum anak itu sendiri ingin menghentikannya.
Bahan yang sesuai:
a. bahan-bahan dibuat dari kertas putih yang agak kaku (karton poster)

b. kata-kata yang dipakai ditulis dengan spidol besar


c. tulisannya harus rapi dan jelas, model hurufnya sederhana dan konsisten
Tahap-tahap mengajar:
TAHAP PERTAMA : (perbedaan penglihatan)
Mengajarkan anak anda membaca dimulai menggunakan hanya lima belas kata saja. Jika anak anda sudah
mempelajari 15 kata ini, dia sudah siap untuk melangkah ke perbendaharaan kata-kata lain.
1. Ukuran karton : tinggi 15 cm, panjang 60 cm
2. Ukuran huruf, tinggi 12,5 cm dan lebar 10 cm, serta setiap huruf berjarak kira-kira 1,25 cm
3. Huruf berwarna merah
4. Gunakan huruf kecil (bukan huruf kapital)
5. Buatlah hanya 15 kata, misal : IBU (UMMI/MAMA/BUNDA), BAPAK (ABI/PAPA/AYAH)
6. Ke-15 kata-kata pertama harus terdiri dari kata-kata yang paling dikenal dan paling dekat dengan
lingkungannya yaitu nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, atau sesuatu
yang dianggap penting untuk diketahui oleh sang anak.
Hari Pertama
Gunakan tempat bagian rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda yang dapat mengalihkan perhatian,
baik pendengarannya maupun penglihatannya. Misalnya, jangan ada radio yang dibunyikan.
1. Tunjukkan kartu bertuliskan IBU/AYAH atau yang lainnya
2. Jangan sampai ia dapat menjangkaunya
3. Katakan dengan jelas 'ini bacaannya IBU/AYAH'
4. Jangan jelaskan apa-apa
5. Biarkan dia melihatnya tidak lebih dari 1 detik
6. Tunjukkan 4 kartu lainnya dengan cara yang sama
7. Jangan meminta anak mengulang apa yang anda ucapkan
8. Setelah kata ke-5, peluk, cium dengan hangat dan tunjukkan kasih sayang dengan cara yang menyolok
9. Ulangi 3 kali dengan jarak paling sedikit 1,5 jam
Hari Kedua
1. Ulangi pelajaran dasar hari pertama 3 kali
2. Tambahkan lima kata baru yang harus diperlihatkan 3 kali sepanjang hari kedua. Jadi ada 6 pelajaran
3. Jangan lupa menunjukkan rasa bangga anda
4. Jangan lakukan test, belum waktunya !
Hari Ketiga
1. Lakukan seperti hari ke-2
2. Tambahkan lima kata baru seperti hari kedua sehingga menjadi 9 pelajaran
Hari keempat, kelima, keenam ulangi seperti hari ketiga tanpa menambah kata-kata baru.
Hari Ketujuh
Beri kesempatan pada anak untuk memperlihatkan kemajuannya:
1. Pilih kata kesukaannya
2. Tunjukkan kepadanya dan ucapkan denga jelas 'ini apa?'
3. Hitung dalam hati sampai sepuluh, Jika anak anda mengucapkan, pastikan anda gembira dan tunjukkan
kegembiraan anda Jika anak anda tidak memberikan jawaban atau salah, katakan dengan gembira apa bunyi
kata itu dan teruskan pelajarannya.
Ancaman
Kebosanan adalah satu-satunya ancaman. Jangan sampai anak menjadi bosan. "Mengajarnya terlalu lambat
akan lebih cepat membuatnya bosan daripada mengajarnya terlalu cepat"
Pada tahap pertama ini, dua hal luar biasa telah anda lakukan:
1. Dia sudah melatih indera penglihatan, dan yang lebih penting: dia telah melatih otaknya cukup baik untuk
dapat membedakan bentuk tulisan yang satu dengan yang lainnya.
2. Dia sudah menguasai salah satu bentuk abstraksi yang paling luar biasa dalam hidupnya: dia dapat
membaca kata-kata. Hanya ada satu lagi abstraksi besar harus dikuasainya, yaitu huruf-huruf dalam abjad.
TAHAP KEDUA : (kata-kata diri)
Kita mulai mengajarkan anak membaca dengan menggunakan kata-kata 'diri' karena anak memang mula-mula

mempelajari badannya sendiri.


1. Ukuran karton 12,5 tinggi dan 60 cm panjang
2. Ukuran huruf 10 cm tinggi dan 7,5 cm lebar dengan jarak 1 cm
3. Huruf dan warna seperti tahap pertama
4. Buat 20 kata-kata tentang dirinya, misalnya: tangan kaki gigi jari kuku lutut mata perut
lidah pipi kuping dagu dada leher paha siku hidung jempol rambut bibir
5. Dari 3 kelompok kata masing-masing 5 kata di tahap awal, ambil masing-masing 1 kata lama dan
tambahkan dengan 1 kata baru di tahap kedua
6. Dari 20 kata baru pada tahap kedua, ambil 10 kata dan jadikan 2 kelompok kata masing-masing 5 kata
7. Jadi sekarang anda memiliki:
- 3 kelompok kata dari tahap pertama yang sudah ditambah kata-kata baru
- 2 kelompok kata baru dari tahap kedua
- total 5 kelompok kata = 25 kata
8. Lakukan seperti tahap pertama
9. Setelah 5 hari ganti 1 kata dari masing-masing kelompok dengan kata baru, sehingga anak mempelajari 5
kata baru.
10. Setelah itu setiap hari ganti 1 kata lama dari masing-masing kelompok data dengan 1 kata baru. Dengan
demikian setiap hari anak belajar 5 kata baru masing-masing satu dalam setiap
kelompok kata, dan 5 kata lama diambil setiap harinya.
TIPS:
1. Usahakan jangan ada 2 kata yang dimulai dengan yang sama secara berurutan, misalnya 'lidah' dengan
'lutut'
2. Anak-anak usia 6 bulan sudah bisa diajarkan. Lakukan dengan cara yang persis sama kalau anda
mengajarnya berbicara
3. Ingat, membaca bukan berbicara
4. Usaha mengajar bayi membaca dapat membaca dapat mempercepat berbicara dan memperluas
perbendaharaan kata.
TAHAP KETIGA : (kata-kata 'rumah')
Sampai tahap ini, baik orang tua maupun anak harus melakukan permainan membaca ini dengan kesenangan
dan minat besar. Ingatlah bahwa anda sedang menanamkan cinta belajar dalam diri anak anda, dan kecintaan
ini akan berkembang terus sepanjang hidupnya. Lakukan permainan ini dengan gembira dan penuh semangat.
1. Ukuran karton 7,5 cm tinggi dan 30 cm panjang
2. Ukuran huruf 5 cm tinggi dan 3,5 cm lebar dengan jarak lebih dekat
3. Huruf dan warna seperti tahap tahap kedua
4. Terdiri dari nama-nama benda di sekeliling anak serta lebih dari 2
suku kata, misalnya: kursi, meja, dinding, lampu, pintu, tangga,
jendela, dll
5. Gunakan cara pada tahap kedua dengan setiap hari menambah
5 kata baru dari tahap ke tiga
6. Setelah kata benda, masukkan kata milik, misalnya: piring, gelas,
topi, baju, jeruk, celana,sepatu, dll.
7. Setelah itu masukkan kata perbuatan, misalnya: duduk,
berdiri, tertawa, melompat, membaca, dll
8. Pada tahap kata perbuatan , agar lebih menarik, sambil
menunjukkan kata tersebut, anda praktekkan sambil katakana 'Ibu
melompat', 'kakak melompat', dsb
TAHAP KEEMPAT :
1. Ukuran kartu 4 cm tinggi dan 20 cm panjang
2. Ukuran huruf 5 cm
3. Huruf kecil, warna hitam
4. Tunjukkan kata demi kata seperti tahap sebelumnya lalu gabungkan misalnya
'ini' dan kata 'bola' menjadi 'ini bola'.
5. Lakukan beberapa kata beberapa kali setiap hari.
TAHAP KELIMA : (susunan kata dalam kalimat)
1. Pilihkan buku sederhana dengan syarat :
Perbendaharaan kata tidak lebih dari 150 kata Jumlah kata dalam 1 halaman tidak lebih dari 15-20 kata
Tinggi huruf tidak kurang dari 5 mm

Sedapat mungkin teks dan gambar terpisah.


Carilah yang mendekati persyaratan tersebut
2. Salinlah kata-kata yang ada setiap halaman tersebut ke dalam satu kartu kira-kira ukuran 1 kertas A4.
Huruf hitam, ukuran tinggi huruf 2,5 cm. Jumlah kartu 'susunan kata-kata' sama dengan jumlah halaman
buku. Ukuran kartu harus sama walaupun jumlah kata tidak sama. Sekarang anda sudah mempunyai kartukartu dengan kata-kata yang ada dalam setiap halaman buku yang akan dibaca anak. Lubangi sisi kartu-kartu
untuk dijilid menjadi sebuah buku yang isinya sama namun ukurannya lebih besar.
3. Bacakan kartu demi kartu pelan-pelan, sehingga anak belajar kalimat demi kalimat.
4. Bacakan dengan ekspresi sesuai dengan kalimat bacaan.
5. Lakukan secara rutin, minimal 5 kartu sebanyak 3 kali selama 5 hari.
6. Ketika membaca kartu pada hari lainnya, kartu yang lama sebaiknya diulang. Setelah selesai kartu-kartu
dibaca, simpanlah beurutan di dalam sebuah map atau dibinding deperti buku.
7. Pada saat selesai 1 buku, berilah ijazah yg ditandatangani ibu, yg menyatakan bahwa pada hari ini, tanggal
ini, pada usia anak sekian, telah selesai dibaca buku ini.
TAHAP KEENAM : (susunan kata dalam kalimat)
Pada tahap ini, anak sudah siap membaca buku yg sebenarnya, karena dia sudah 2 kali melakukan hal itu.
Perbedaan ukuran huruf dari 5 cm (Tahap 4), 2,5 cm (Tahap 5) dan 5 mm (Tahap 6 ini) adalah sangat berarti
khususnya bagi anak yang masih sangat muda, karena itu juga berarti anda membantu mendewasakan dan
memperbaiki indera penglihatannya.
Kunci Keberhasilan
1. Jangan membosankan anak
2. Jangan memaksa anak
3. Jangan tegang
4. Jangan mengajarkan abjad terlebih dahulu
5. Bergembiralah
6. Ciptakan cara baru
7. Jawablah semua pertanyaan anak
8. Berilah buku bacaan yang bermutu
Penutup
Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang luar biasa, khususnya pada usia yg semakin kecil. Hanya
diperlukan perhatian, kemauan,ketekunan serta yang utama kasih sayang orangtua untuk membuatnya
mampu mengeluarkan potensinya yg luar biasa tsb.
Keinginan orangtua pada umumnya adalah :
1. Menginginkan anak mereka bahagia di dalam hidupnya dengan menjadikan anak mereka tangguh dan siap
bersaing.
2. Untuk itu dibutuhkan anak yg cerdas baik rasional maupun emosional serta rasa ingin tahu yang besar.
3. Anak dapat diketahui rasa ingin tahunya yang besar dari banyaknya pertanyaan yg diajukannya.
4. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, anak harus dibimbing supaya suka membaca.
5. Agar anak suka membaca, dibutuhkan kemampuan membaca dan sarana untuk membaca yang tidak lepas
dari buku.
Jadi, dengan buku yg merupakan "JENDELA ILMU", anak akan mampu membuka cakrawala kehidupan masa
depannya dengan keceriaan.
"Selamat berkarya untuk anak-anak tercinta !"
Sumber: Buku "Mengajar Bayi Membaca" - Glenn Doman

MARI BERKREASI
Setelah sang sales datang ke rumah, beberapa hari kemudian kami pergi mencari bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat flashcardnya. Yang pertama kami tuju adalah Toko Kertas Kemenangan di daerah
Kebayoran Lama, sayang saya lupa mencatat nomer telponnya. Tapi bisa juga hubungi cabangnya di daerah
Pondok Labu (021) 751-3777. Disitu kami membawa satu contoh dari flashcard yang asli yang diberikan sang
sales.
Kertas flashcard yang asli memakai kertas jenis ivory dan perlembarnya cukup mahal sekitar Rp. 2800.

Sedangkan yang kami cari adalah kertas karton yang biasa dipakai untuk kotak nasi. Ternyata harganya cukup
murah yaitu Rp. 1800 per lembar ukurannya sekitar 78cm X 50cm (maaf lupa ukuran pastinya). Kami
putuskan untuk memakai kertas itu saja dan kami beli 20 lembar.
Setelah membayar kertasnya, jangan lupa untuk sekalian minta dipotong sesuai ukuran dari flashcard Glenn
Doman yang asli yaitu 45cm x 15cm. Dengan ukuran itu, kertas 20 lembar yang tadi bisa menjadi sekitar 280
lembar flashcard. Cukup banyak bukan ? and it's only cost Rp. 36.000. Kalau mau membuat sampai 1000 kartu
silahkan dikalikan sendiri :).
Peralatan tulis menulis & how to wrote on cards
Setelah kertas itu dipotong sesuai ukuran, maka dimulailah langkah selanjutnya yaitu menuliskan kata-kata di
kartunya. Menurut saran sang sales, alat tulis yang digunakan haruslah berwarna terang dan lebih baik merah.
Maka kami pun membeli spidol snowman ukuran paling besar yang berujung datar atau kotak. Harga spidol ini
sekitar Rp. 6000 - Rp. 10.000.
Setelah spidol didapat, mulailah menuliskan kata-kata yang anda inginkan. Sebaiknya tentukan dulu berapa
kategori kata yang mau anda buat. Misalnya 3 kategori yaitu keluarga, furniture dan hewan, setelah itu
silahkan dikembangkan sendiri kata-katanya. Tulisannya harus dibuat menggunakan huruf kecil semua. No
capslock allowed :). Jangan lupa menuliskan kata yang sama dibalik kartu tersebut untuk contekan kita ketika
kita nge-flash kartunya (kecil saja tulisannya, namanya juga contekan). Maka jadilah hasilnya seperti ini,

Kata sang sales ngga masalah kok tulisannya mau di cetak/print atau memakai tulisan tangan. Yang penting
tulisannya menggunakan font normal dan masih bisa kebaca. Tidak disarankan menggunakan font graffiti
karena dijamin pusing mbacanya :D.
How to play
So what's next ? tentu saja dimainkan dan bagaimana cara mainnya ? Sekali lagi terima kasih kepada sang
sales yang baik hati yang mengajarkan semuanya bahkan menuliskannya untuk kami tentang cara main
flashcard ini. Saya tulis ulang apa adanya saja ya dari beliau,
1. Satu hari maksimal 15 kartu dan dibagi per 5 kartu dan tiga kategori (Mis. keluarga, furniture dan hewan).
2. Jarak tiap kategori minimal 15 menit.
3. Nge-flash kartunya tidak boleh lama-lama, per kartu hanya 1 detik sambil kita diktekan kata-katanya lewat
contekan dibelakang kartu tersebut.
4. Nge-flash kartunya dimulai dari yang paling belakang ke arah depan, bukan sebaliknya.
5. Tiap kartu di flash maksimal 3 kali selama satu hari dan hanya dipakai selama 5 hari. Setelah itu kartu
kadaluarsa.
6. Tiap kali mau nge-flash (5 kartu), kartu-kartu tersebut harus dikocok terlebih dahulu alias jangan selalu
berurutan nge-flashnya.
7. Selesai

You might also like