You are on page 1of 4

KERANGKA ACUAN

PROGRAM SOSIAL WARUNG APUNG SUNGAI MUSI


BANK INDONESIA WILAYAH VII PALEMBANG
I. LATAR BELAKANG
Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu lokomotif ekonomi di wilayah Sumatera
Bagian Selatan dengan pangsa PDRB tertinggi di antara provinsi lain di wilayah ini. Dan Kota
Palembang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Selatan secara historis tumbuh menjadi pusat
perekonomian Sumatera Selatan. Dengan posisi tersebut, berbagai sektor perekonomian di Kota
Palembang tubuh mengikuti pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya sektor perdagangan. Di
sektor perdagangan kiprah Palembang telah diakui sejak jaman Sriwijaya dimana Palembang
merupakan salah satu pusat perdagangan di kawasan Asia tenggara dengan aktivitas perdagangan
sungai yang ramai.
Saat ini Palembang terus berbenah dan bersaing dengan kota-kota lainnya untuk terus
menjadi salah satu pusat perdagangan di kawasan Sumatera Bagian Selatan. Selain sektor
sekunder ini, beberapa sektor tersier seperti pariwisata mulai mendapatkan perhatian pemerintah
tidak hanya pemerintah kota dan provinsi tetapi juga pemerintah pusat. Berbagai event olah raga
bertaraf nasional dan internasional seperti Pekan Olah Raga Nasional tahun 2004 dan Sea Games
2012 yang digelar secara bertahap menempatkan Palembang sebagai salah satu tujuan wisata
khususnya untuk kegiatan pertemuan, konferensi, maupun pameran yang diselenggarakan oleh
berbagai organisasi dan perusahaan.
Salah satu kebijakan Pemerintah Kota Palembang dalam mendorong pengembangan industri
wisata adalah optimalisasi Sungai Musi melalui pembangunan dermaga dan turab di beberapa
tepian sungai seperti kawasan Benteng Kuto Besak, Pasar 16 Ilir, dan Kampung Kapitan.
Pembangunan fasilitas ini juga didukung dengan penyediaan area publik dapat diakses oleh
masyarakat dan menjadi salah satu tempat wisata.
Salah satu areal publik tepi Sungai Musi yang saat ini menjadi favorit warga Palembang
adalah Benteng Kuto Besak (BKB). Kawasan BKB merupakan areal publik yang dapat dimanfaatkan
untuk bersantai sambil menikmati Jembatan Ampera di waktu malam. Selain itu Benteng Kuto
Besak merupakan tempat berkumpul dan entry point bagi wisatawan untuk pergi ke spot wisata
Sungai Musi seperti Pulau Kemaro, Kampung Kapitan, Masjid Ki Merogan yang dapat ditempuh
dengan perahu motor. Di dekat kawasan ini juga terdapat Restoran Apung River Side yang saat ini
menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang datang ke Palembang. Aktivitas ekonomi lainnya
adalah pedagang kaki lima di pelataran BKB.
Selain berbaga atraksi tersebut, pada 2 tahun terakhir muncul warung apung di dermaga
BKB yang menjual aneka makanan kecil khas Palembang seperti pempek dan tekwan. Warung
apung yang dimaksud adalah sebuah perahu yang digunakan untuk berjualan makanan sambil
menikmati keindahan Sungai Musi. Kehadiran warung apung ini mengingatkan pada pasar apung

di daerah

di daerah lain seperti Banjarmasin atau Bangkok yang sejatinya juga merupakan salah satu tradisi
Palembang di masa lampau. Di beberapa negara keberadaan warung apung merupakan salah satu
daya tarik wisata yang digemari pengunjung dan menjadi salah satu penggerak wisata setempat.
Namun sayang kondisi warung apung di pelataran BKB saat ini masih seadanya dan kurang
menarik. Meskipun demikian, dengan kondisi tersebut warung apung BKB tersebut masih diminati
oleh para pengunjung terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang setiap malam.
Berdasarkan hal-hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII menganggap
perlu untuk dilakukan upgrading atau pembenahan warung apung di BKB sehingga dapat menjadi
salah satu daya tarik wisata Palembang.

II. TUJUAN
Program Sosial Bank Indonesia Warung Apung Sungai Musi bertujuan untuk :
1. Menjadikan warung apung sebagai salah satu daya tarik wisata Sungai Musi.
2. Meningkatkan omset penjualan kelompok pedagang warung apung Sungai Musi.
3. Meningkatkan reputasi, peran, dan fungsi Bank Indonesia.

III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


1.

Proses Pekerjaan
a. Desain warung apung
Membuat desain warung apung dalam bentuk kapal / perahu yang praktis, efektif, dan
efisien untuk digunakan sebagai tempat penjualan makanan khas Palembang dan juga
wahana untuk menikmati Sungai Musi.
b. Mempersiapkan calon penerima bantuan
Mengidentifikasi calon penerima bantuan perahu apung. Kriteria penerima adalah
kelompok pedagang warung apung yang berjualan di kompleks BKB.
c. Penyediaan warung apung
Membuat warung apung baik dikerjakan sendiri maupun dilakukan oleh pihak lain.
d. Penyediaan sarana penghubung dari dermaga ke warung apung
Mendesain dan membangun sarana yang diperlukan pengunjung untuk naik dari dermaga
ke warung apung.
Pelatihan dan pembinaan manajemen usaha
Memberikan pelatihan produksi yang sehat dan higienis (good manufacturing process),
serta manajemen usaha dan pelayanan yang baik. Pembinaan dilakukan juga dalam bentuk
konsultansi dan fasilitasi usaha dengan pihak terkait.

2. Jangka Waktu Pekerjaan


Jangka waktu pekerjaan adalah 60 hari kalender.

3. Produk

3. Produk Pekerjaan
Produk yang diharapkan dari pelaksana pekerjaan adalah :
a. Desain warung apung,
b. Identifikasi calon penerima,
c. Pembuatan Warung apung,
d. Sarana akses ke warung apung,
e. Pelatihan dan pembinaan manajemen usaha pedagang warung apung,
f.

Laporan akhir.

IV. PENGADAAN PELAKSANA PEKERJAAN


1. Pengadaan pelaksana pekerjaan dilakukan dengan penunjukan langsung.
2. Calon pelaksana pekerjaan adalah lembaga konsultan atau tim arsitek atau pelaksana
kegiatan (event organiser) yang memenuhi kualifikasi sebagai berikut :
a. Memiliki dasar hukum untuk melaksanakan kegiatan konsultansi, desain, konstruksi,
pengembangan masyarakat, atau pelaksana kegiatan / acara;
b. Memiliki pengalaman dalam desain dan pengerjaan arsitektur minimal selama 2 (dua)
tahun;
c. Memiliki kondisi usaha yang baik;
d. Tidak masuk dalam daftar hitam dan daftar kredit macet di Bank Indonesia;
e. Orang yang mewakili lembaga tidak sedang menjalani sanksi pidana dan secara
hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak;
f.

Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan
dalam pelaksanaan Pekerjaan;

g. Memiliki alamat tetap dan jelas;


h. Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir bagi lembaga yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia.
i.

Mampu menyediakan tenaga ahli dengan kriteria sbb. :


1) Koordinator, minimal dengan pengalaman kerja di pengembangan masyarakat,
atau event organiser atau bisnis minimal 4 (empat) tahun.
2) Desainer, minimal dengan pengalaman mendesain / merancang bangunan atau
ruangan atau bentuk arsitektur lainnya minimal selama 3 (tiga) tahun.
3) Pendamping manajemen usaha, minimal berpengalaman dalam aspek produksi,
keuangan, dan pemasaran produk minimal selama 5 (tiga) tahun, diutamakan
memiliki jejaring dengan pemerintah dan pengusaha lokal.

3. Surat penawaran diajukan kepada Bank Indonesia dalam 1 (satu) sampul yang terdiri dari
Dokumen Administrasi, Dokumen Teknis, dan Dokumen Usulan Biaya dan dialamatkan
kepada :

KANTOR

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH VII


UNIT PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL DAN UMKM
JL. JENDERAL SUDIRMAN NO.510
PALEMBANG
4. Copy dokumen-dokumen yang harus dilampirkan dalam Surat Penawaran Administrasi dan
asli dokumen yang harus diperlihatkan pada waktu pembukaan sampul I dokumen
penawaran yaitu:
a. Neraca lembaga tahun terakhir;
b. Akta pendirian lembaga dan seluruh perubahannya (jika terdapat perubahan);
c. Surat Izin Usaha;
d. Tanda Daftar Perusahaan;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f.

Pengusaha Kena Pajak (PKP);

5. Dokumen-dokumen teknis yang harus dilampirkan adalah :


a. Daftar pengalaman perusahaan;
b. Curriculum vitae calon tenaga ahli termasuk tenaga ahli lokal;
c. Desain kapal / perahu yang akan diajukan;
d. Rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan.
6. Dokumen biaya diajukan sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan dan kualifikasi tenaga ahli
yang diperlukan.
7. Dalam melaksanakan Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan wajib menyusun Laporan, berisi
program kegiatan yang telah dilaksanakan, evaluasi, serta rekomendasi yang diperlukan
keberlanjutan usaha penerima bantuan.
8. Lain-Lain
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam kerangka acuan ini akan diatur kemudian dalam
bentuk perjanjian antara Pemberi Tugas dan Pelaksana Pekerjaan.
Palembang, 29 Oktober 2012
Kepala Divisi,

Salendra
Deputi Direktur

You might also like