You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1.

LATAR BELAKANG
Definisi area kerja menurut UU no. 1 tahun 1970 tentang keselamtan
kerja adalah salah satunya mengandung sumber bahaya. Dalam
menanggulangi sumber bahaya tersebut diperlukan upaya pelaksanaan K3.
Salah satunya adalah pengendalian terhadap bejana bertekanan. Bejana
bertekanan yang kurang memenuhi standar memiliki potensi bahaya bagi
tenaga kerja maupun kerusakan fatal bagi lingkungan. Bahaya tersebut
berupa bahaya kebakaran, keracunan, gangguan pernafasan, dan
peledakan. Oleh sebab itu untuk mengurangi angka kejadian kecelakaan
kerja maka harus dilakukan penempatan, penyimpanan, pengangkutan dan
pemakaian terhadap bejana tekan dengan baik.
Semakin meningkatnya penggunaan bejana bertekanan di industri,
rumah tangga maupun transportasi menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Taman Wisata Hobi-hobi
merupakan tempat yang tidak hanya menjadi tempat kerja bagi tenaga
kerja sekaligus tempat wisata yang terbuka untuk umum sehingga potensi
bahaya di tempat tersebut dapat membahayakan tenaga kerja sekaligus
pengunjung. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi potensi bahaya
dari bejana bertekanan yang digunakan melalui kegiatan observasi dan
upaya pengendalian terhadap bejana bertekanan di Taman Wisata Hobihobi.

1. 2.

RUANG LINGKUP
Laporan ini memiliki ruang lingkup untuk melihat dan menilai
norma bejana tekan di Taman Wisata Hobi-hobi yang dilakukan pada
tanggal 24 Januari 2015.
Adapun ruang lingkup dalam observasi kelayakan bangunan pada
taman wisata hobi-hobi antara lain adalah:
1. Kegiatan observasi hanya terbatas pada ruang yang ada pada wisma
dan taman wisata hobi-hobi.

2. Masalah yang diobservasi adalah keselamatan dalam bejana tekan.


3. Risiko yang diidentifikasi adalah risiko dalam K3 khususnya safety

manager dan safety officer.


4. Sumber data adalah para pekerja pada wisma dan taman wisata hobi
hobi.
1. 3.

MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud dilaksanakan PKL ini adalah untuk mempraktekkan materi
pembelajaran yang telah di terima calon AK3 selama pendidikan
mengenai K3.
2. Tujuan dilaksanakan PKL adalah melihat kesesuaian peraturan
pelaksanaan K3 di tempat kerja, pengetahuan, materi pembelajaran
tentang K3 dengan penerapannya dilapangan, apakah keadaan
dilapangan sudah sesuai dengan peraturan pelaksanaan K3 ditempat
kerja yang diberlakukan.

1. 4.

DASAR HUKUM
Dasar hukum terkait bejana bertekanan adalah:

1.

UU no. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


yaitu:
a) Pasal 2 ayat (2) terkait kegiatan yang menggunakan bejana tekan.
b) Pasal 3 ayat (1) terkait upaya keselamatan kerja.

2.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.


1/Men/1982 tentang Bejana Tekan yang berisi ketentuan teknis dan
administrasi bejana tekan

3.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


R.I No. Per. 02/Men/1982 tentang Kwalifikasi dan Syarat-Syarat Juru Las
yang berisi Konstruksi bejana tekan pada umumnya di las, maka juru
lasnya harus memenuhi syarat klasifikasi juru las.

4.

Surat

Edaran

Menteri

Tenaga

Kerja

06/Men/1990 tentang Ketentuan Pewarnaan Tabung Gas Bertekanan

No.

BAB II
HASIL PENGAMATAN

2. 1.

PROFIL PERUSAHAAN
Wisata keluarga Hobi-hobi merupakan salah satu tempat wisata di

Tangerang, Banten tepatnya di Jl. Raya Hankam 33 Pondok Gede, Bekasi,


Tangerang, Indonesia, 17415. Tempat wisata Hobi-hobi ini dikemas rapi dalam
area seluas 15000 m2 yang menyediakan fasilitas arena kegiatan bermain dan
istirahat untuk keluarga. Hobi-hobi menyediakan berbagai sarana permainan
mulai dari outbond, kolam renang, dan playground indoor selain itu juga tersedia
kamar-kamar yang dapat digunakan pengunjung untuk menginap dan juga
restoran yang menyediakan aneka masakan yang dapat dinikmati oleh para
pengunjung. Bagi warga yang bermukim di sekitar Pondok Gede dan Bekasi,
fasilitas pendidikan TK dan Playgroup tersedia bagi putra-putrinya. Pengunjung
dari wisma keluarga Hobi-hobi terdiri dari berbagai golongan usia namun
sebagian besar anak-anak yang menggunakan fasilitas outbond dan kolam renang.
Jumlah pekerja di tempat wisata hobi-hobi ini berjumlah sekitar 60 orang
yang terbagi menjadi 3 shift kerja. Tidak semua jenis pekerjaan bekerja dengan
sistem 3 shift misalkan pekerja yang berada di dapur dan penyajian di ruang
makan. Salah satu jenis pekerjaan yang bekerja dengan sistem 3 shift adalah
pekerja di lobby wisma.
2. 2.

KONDISI AREA KERJA


Wisma Hobi-hobi mempunyai total karyawan sebanyak 60 orang, dengan

jumlah laki-laki sebanyak 45 orang dan perempuan sebanyak 15 orang. Jam


Operasional Wisma Hobi-hobi adalah 24 jam, sedangkan jam operasional lainnya
terbagi menjadi 2 bagian yaitu jam pengunjung umum mulai jam 08.00-17.00
WIB dan restoran mulai jam 08.00-22.00 WIB. Dalam pengoperasionalnya, tiap
area kerja yang ada di wisma terdapat shift kerja dan masing-masing area tersebut
mempunyai shift kerja yang berbeda. Tidak semua jenis pekerjaan bekerja dengan
sistem 3 shift misalkan pekerja yang berada di dapur dan penyajian di ruang

makan. Salah satu jenis pekerjaan yang bekerja dengan sistem 3 shift adalah
pekerja di lobby wisma.
Pada tempat wisata hobi-hobi dengan kondisi bangunan yang permanen
dengan 3 bangunan utama yaitu bangunan lama, bangunan baru dan bangunan
belakang. Tentunya di wilayah ini akan ditemukan berbagai temuan bahaya dan
risiko dalam bejana tekan yang digunakan pada area kerja yang cukup luas
dengan berbagai fasilitas wisata.
Tempat wisata hobi-hobi menggunakan berbagai bejana bertekanan antara
lain adalah :
1. Tabung gas LPG 3 kg sebanyak 6 buah
2. Tabung gas LPG 12 kg sebanyak 15 buah
3. APAR sebanyak 3 buah
2. 3.
No.
1.

TEMUAN / FAKTA
Tempat
Dapur

Lingkungan Kerja
Kelebihan
Kelemahan
a) APD pada petugas
a) Tempat LPG satu dengan
dapur??
b) Terpasang regulator
LPG dengan kondisi
yang tepat.
c) Mudah terdeteksi bila
terdapat kebocoran.
d) LPG diberi pelat nama

yang lain berdekatan


b) Jarak antara tabung LPG

dengan

sumber

api

sekitar 0,8 m.
c) Tersedia 2 APAR dengan

ukuran 3,5 kg namun


telah kadaluarsa.

pada pundak tabung


e) Tabung gas LPG di cat
warna biru dengan tanda
warna pada bagian

2.

Gudang LPG

sekeliling valve.
f) Terdapat alat pengaman
a) Tabung LPG yang masih
berisi, tersegel dengan
benar.
b) Tempat penyimpanan

a) Kalau

ada

kebocoran

tabung LPG, sulit untuk


terdeteksi

karena

jauh

dari jangkauan manusia.


tabung LPG ruangannya b) Tabung LPG mudah

terbuka, ventilasi
memadai.
c) Jauh dari sumber api.
d) Jauh dari jangkauan
3

Stand bazar

anak kecil.
a) Bisa terdeteksi dengan
mudah saat terjadi
kebocoran
b) Tabung LPG di
tempatkan di area stant
sehingga sulit di jangkau
oleh anak-anak

keropos

karena

penempatannya di tempat
yang becek / berair.
a) Tabung
panas

LPG
terus

terpapar
menerus

( 06.00 10.00 WIB)


b) LPG diletakkan pada
tempat yang mempunyai
dinding
panas.

penghantar

BAB III
ANALISIS MASALAH

No.
1.

LOKASI
Dapur

TEMUAN
Penempatan

KRITERIA
tabung

Penempatan

POTENSI BAHAYA

tabung

REKOMENDASI

LPG Kebocoran gas LPG Perlu dilaksanakan

LPG berada di dalam

seharusnya

diletakkan

di

ruangan sehingga tidak


ada sekat antara kompor

tempat yang terpisah dengan kerusakan


kompor dengan dihubungkan

dan tabung LPG

regulator

dapat mengakibatkan perbaikan

pada

struktur penempatan tabung

bangunan dan yang gas LPG dengan

sehingga

mampu

mencegah terjadinya ledakan


bila terjadi kebocoran gas.
(Peraturan Menteri Perburuhan

paling

fatal

menyebabkan

dapat kompor

dengan

mempertimbangkan

jatuhnya korban jiwa berat/ringannya

No. 7 tahun 1964 tentang sehingga


Syarat Kesehatan, Kebersihan menyebabkan

dapat kerugian ekonomi,


kerusakan

gedung

Serta Penerangan Di Tempat

kerugian

Kerja (Pasal 5 ayat 6))

yang sangat besar bagi korban jiwa untuk

ekonomi dan

jatuhnya

perusahaan (dalam hal mengurangi adanya


ini

Pondok

Hobi-hobi).

Wisata kerugian

bagi

perusahaan (dalam
hal

ini

Pondok

Wisata Hobi-hobi)
harus

diadakan

perbeeaikan
2.

Gudang LPG

Penempatan tabung
berada di tempat yang
basah dan jauh dari
dapur. Pelat nama pada
botol atau tabung baja
sudah memudar.

tersebut.
Setiap bejana harus di berikan 1. Tidak terdapat tanda 1. Mengembalikan
tanda pengenal yaitu terdiri
dari:
Nama pemilik
Nama dan nomer urut
pabrik
Nama gas yang diisikan
(bukan symbol kimia)
Berat botol baja dalam
keadaan kosong tanpa
keran dan tutup
Tekanan pengisian yang
diizinkan kg/cm2 (PO)
Berat maksimum dari
isinya untuk bejana
berisi
gas
yang
dikempa cair
Besarnya volume bila
diisi air untuk bejana
berisi gas yang di
kempa
Tanda
dari
bahan

pengenal

pada

kembali tabung

tabung

LPG

LPG

tersebut

tersebut, pada saat

dengan

akan menggunakan

LPG yang baru

tabung LPG tersebut

dengan

tanda

tidak tahu tanggal

pengenal

yang

kadaluarsa ataupun

jelas

tertera

nama

pemilik

pada

tabung

saat

LPG

kepada

bapbrik.
menggunakan

pihak penjual.

tabung LGP akan 2. Simpan


berbahaya bila telah

tempat

kadaluarsa,

dekat

dapat

tabung

karena

di
yang
dengan

jendela, ruangan

pengisi (untuk botol


mengakibatkan
yang
terbuka
baja yang berisi larutan
tabung
tersebut
berventilasi, dan
acetyllen).
meledak.
jauh dari aliran
Bulan
dan
tahun
ada
pemadatan pertama dan 2. Kalau
listrik.
berikutnya
kebocoran
3. Simpan tabung
(peraturan menteri nomer :
tabung LPG, sulit
01/MEN/1982
LGP di tempat
Pasal 22 ayat 1)

untuk

karena

terdeteksi

jauh

dari

jangkauan manusia.
3. Tabung LPG mudah
keropos

karena

penempatannya

di

tempat yang becek /


berair.

yang kering dan


jauh

dari

air,

pakai alas untuk


penampang agar
tidak

terjadi

benturan

yang

keras

pada

waktu
penyimpanan
gas LGP

Area bermain

Di sebelah kamar mandi

kolam belakang

kolam renang terdapat

bangunan lainnya harus dan dapat menyebabkan pencahayaan

tangga yang kurang

sedemikian rupa sehingga terpeleset

mendapatkan

tidak

pencahayaan. Karena

masuknya cahaya siang ke

sumber cahaya terhalang

tempat kerja.

oleh pohon

1. Jarak antara gedung atau Pandangan

mengganggu

terganggu Menambahkan
dan dengan

tersandung

buatan

jumlah

mencukupi

yang
sesuai

perhitungan
pengukuran yang

dan
dapat

dilakukan teknisi ahli.

2. Setiap tempat kerja harus


mendapat penerangan yang
cukup untuk melakukan
pekerjaan
(Peraturan Menteri Perburuhan
No. 7 tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan, Kebersihan
Serta Penerangan Di Tempat
Kerja (Pasal 10 ayat 1 dan 2))

Penginapan

Tidak terdapat alat

Tiap-tiap tempat kerja yang

Terpeleset, terjatuh,

Setiap kamar sebaiknya

Kolam depan

penerangan darurat

dipergunakan waktu malam hari

tercebur kedalam kolam.

diberi emergency lamp

harus selalu menyediakan alat-

dan sepanjang jalan yang

alat penerangan darurat

berisiko tinggi sebaiknya


diberi emergency lamp

(Peraturan Menteri Perburuhan

dengan

No. 7 tahun 1964 tentang Syarat

mencukupi

Kesehatan,

perhitungan

Kebersihan

Serta

jumlah

yang
sesuai
dan

Penerangan Di Tempat Kerja

pengukuran yang dapat

(Pasal 13 ayat 1))

dilakukan teknisi ahli.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

KESIMPULAN

4.2

SARAN

You might also like