Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Oleh
TIS KARASUTISNA NIP. 19500502197903102
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG2007
of the soft tissue / loose tissue, pain, heat, redness of the edema
area, trismus, and an elevation of the base of tongue and floor of the
mouth. While the systemic symptoms are : hight temperature,
tachichardy, malaise, lymphadenitis, increased amount of leucosite,
etc. There are four basic principal in treating sellulitis patients, and
they are : the elimination of the main causal, drainase, the use of
antibiotic, and supportive care (sufficient rest and an adequate
nutrition).
I. PENDAHULUAN
selulitis
Akut
Berat dan merata
Besar
Indurasi jelas
Difus
Tdk ada
Lebih bahaya
Aerob (streptococcus)
Streptokinase/fibrinolisin,
hyaluronidase dan streptodornase
Difus
efektivitas
Suppotive Care, sep ert i ist ira hat dan nut r isi yang cukup, pe mber
ia n analgesik & antiinflamasi (analgesik-antiinflamasi nonsteroid
seperti Diklofenak (50 mg/8 jam) atau Ibuprofen (400-600 mg/8 jam)
dan jika Kortikosteroid diberikan, perlu ditambahkan analgesik murni,
seperti Paracetamol antiinflamasi diberikan dalam (650 mg/4-6 jam)
dan/atau Opioid rendah seperti Kodein (30 mg/6 jam)), pemberian
aplikasi panas eksternal (kompres panas) maupun peroral (melalui
obat kumur saline) dapat memicu timbulnya pernanahan.
Komplikasi yang seringkali menyertai selulitis fasial antara lain:
obstruksi pernafasan, septik syok, dan septikemia.
IV. KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Selulitis merupakan suatu proses inflamasi yang mengenai jaringan
lunak terutama jaringan ikat longgar, sifatnya akut, oedematus difus,
meliputi ruang yang luas, indurasi tegas, biasanya disertai kondisi
sistemik yang buruk. Selulitis dapat mengakibatkan kemat ian jika t
idak segera diberikan perawatan yang adekuat dan sesegera
mungkin.
Selulitis fasial yang paling sering dijumpai adalah Angina Ludwigs,
selulit is bilateral yang mengenai 3 spasium yaitu spasium
submandibula, sublingual dan submental. Penanganan selulitis
hampir sama seperti penanganan infeksi odontogenik lainnya yaitu
menghilangkan causa, insisi drainase, pemberian antibiotik dan
perawatan suportif, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
penangganan kedaruratan untuk keadaan umum pasien yang buruk,
seperti sulit bernafas, deman tinggi, dan sebagainya.
4.2. Saran
4.2.1. Setiap dokter gigi agar meningkatkan pengetahuan tentang
infeksi maksilofasial agar pasien dapat segera didiagnosa dengan
tepat dan mendapat perawatan yang segera
4.2.2. Agar ditempat praktek selalu tersedia alat-alat untuk insisi dan
drainase
4.2.3. Segera konsulkan kepada yang lebih ahli untuk mengatasi
segala infeksi maksilofasial apabila menghadapi masalah yang
gawat dan darurat.
DAFTAR PUSTAKA
Berini, et al, 1997, Medica Oral: Buccal and Cervicofacial Cellulitis.
Volume 4, (p337-50).
Dimitroulis, G, 1997, A Synopsis of Minor Oral Surgery, Wright,
Oxford (71-81) Falace, DA, 1995, Emergency Dental Care. A Lea &
Febiger Book. Baltimore (p