Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN
SKRIPSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan anugerahNya, maka kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Dengan
terselesaikannya penelitian ini, terbuka kesempatan untuk menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu tersusunnya karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Suriptiastuti, DAP&E, MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti yang telah mengijinkan penyusunan karya tulis ilmiah ini
2. Dr. Maskito A. Soerjoasmoro, MS selaku dosen pembimbing kampus yang
telah membimbing dan menempa dengan segenap ilmu, waktu, dan tenaga
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
3. Bidan Kusnul selaku koordinator kelompok lansia binaan Puskesmas
Kecamatan Palmerah beserta para mahasiswi keperawatan dan kebidanan
yang telah meluangkan waktu untuk membantu peneliti untuk menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini
4. Semua pihak yang turut membantu, baik dalam penyusunan laporan penelitian
maupun membimbing serta menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
Karya tulis ini disusun dengan segenap usaha dan tenaga, namun karya tulis ini
masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan karya tulis ini, oleh karena itu kami sangat berterima kasih
apabila ada kritik dan saran. Akhir kata semoga penelitian ini berguna baik bagi
penyusun sendiri, rekan-rekan kami di tingkat klinik, bagi para pembaca, bagi
Puskesmas Kecamatan Palmerah, maupun semua pihak yang membutuhkan.
Jakarta, Januari 2014
Penyusun
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGESAHAN TIM PENGUJI DAN DEKAN ....................................
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
KATA PENGANTAR .................................................................... v
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
xi
xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1.
Latar Belakang
1
1.2.
Perumusan masalah 3
1.3.
Tujuan
3
1.3.1. Tujuan Umum 3
1.3.2. Tujuan Khusus 4
1.4.
Hipotesis
4
1.5.
Manfaat
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lansia
5
5
5
5
6
7
8
8
8
10
13
19
19
20
14
17
21
21
24
BAB 4 METODE
25
25
25
25
25
26
26
27
27
28
29
29
30
30
30
31
32
33
34
33
35
35
36
37
BAB 6 PEMBAHASAN
...................................................................... 38
6.1. Karakteristik responden ............................................................ 38
6.2. Aktifitas fisik senam lansia ....................................................... 39
6.3. Faktor-faktor komorbid ............................................................. 39
6.4. Hubungan aktifitas fisik dan kebugaran jasmani lansia ............ 40
6.5. Hubungan faktor-faktor komorbid dengan aktifitas fisik ......... 41
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 43
7.1. Kesimpulan
....................................................................... 43
7.2. Saran
....................................................................... 43
7.2.1. Puskesmas ....................................................................... 43
7.2.2. Masyarakat....................................................................... 44
7.2.3. Penelitian ....................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
45
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Kriteria tekanan darah (JNC VII)
2. Ringkasan pustaka
3. Definisi operasional
4. Penjadwal penelitian
5. Status pendidikan lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah
6. Distribusi lansia yang mengikuti senam lansia .............................
7. Distribusi faktor komorbid pada responden penelitian .................
8. Skala penilaian kebugaran jasmani dengan skala penilaian likert..
9. Distribusi kebugaran jasmani responden penelitian ......................
10. Demografi hubungan aktifitas senam lansia dengan kebugaran
jasmani
....................................................................
11. Demografi hubungan aktifitas senam dengan tekanan darah ........
12. Demografi hubungan aktifitas senam dengan kadar gula darah ....
13. Demografi hubungan aktifitas senam dengan kadar asam urat ......
14. Demografi hubungan aktifitas senam dengan kolesterol total .......
15
17
21
29
31
31
32
33
33
34
35
35
36
37
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Gerakan pada leher
2. Gerakan bahu dan tangan
3. Kerangka konsep
11
12
19
29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Informed Consent
............................................
2. Lembar Persetujuan Penelitian
............................................
3. Kuesioner Identitas Responden
............................................
4. Kuesioner WHOQOL-BREF
............................................
5. Surat ijin penelitian
............................................
6. Hasil SPSS
............................................
7. Lembar bimbingan penyusunan skripsi .........................................
8. Kaji etik penelitian
............................................
1
2
3
5
8
12
23
24
10
ABSTRAK
Hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada kelompok lansia
binaan.
Latar belakang
Indonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lanjut usia yang disebabkan
meningkatnya umur harapan hidup dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah
populasi lansia memerlukan perhatian agar mereka tidak hanya berumur panjang
tetapi dapat menjadi tua dengan tetap sehat. Salah satu upaya meningkatkan
derajat kesehatan yaitu dengan melakukan aktifitas fisik secara rutin. Untuk
mengetahui hubungan antara hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran
jasmani pada kelompok lansia binaan.
Metode
Penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan desain potong
lintang, mengikutsertakan 94 lansia yang tergabung didalam kelompok lansia
binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah. Data diperoleh dari wawancara sesuai
dengan kuesioner, pemeriksaan darah, dan pengecekan tekanan darah. Data
dianalisis dengan uji Chi Square dan uji korelasi Pearson. Analisis data
menggunakan SPSS 17.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil
Analisis bivariat menunjukkan terdapatnya hubungan antara aktifitas fisik dengan
tingkat kebugaran jasmani pada lansia (r = 0,272). Terdapat hubungan positif
antara faktor-faktor komorbid meliputi hipertensi (r = 0,235) dan diabetes mellitus
(r = 0,336) dengan aktifitas fisik senam lansia, namun dari hasil analisis diketahui
tidak terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan asam urat (r = 0,036) dan
hiperkolesterol (r = -0,010).
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan terdapatnya hubungan antara aktifitas fisik dan
kebugaran jasmani pada lansia. Aktifitas fisik dapat mengurangi faktor-faktor
komorbid seperti hipertensi dan diabetes, namun tidak terlihat hubungan yang
signifikan dengan asam urat dan hiperkolesterol.
Kata kunci: Kebugaran jasmani, senam lansia, komorbid, lansia binaan
11
ABSTRACT
Relationship between physical activity and physical fitness in elderly target group.
Background
Increasing number of elderly population requires more attention in order to make
sure that theyre not only live longer but also healthy. An effort to the health status
is by doing physical activity regularly. To determine the relationship between
those two aspects, its necessary to conduct a research to determine the
relationship between physical activity and physical fitness in elderly.
Methods
This research is using observational analytic study with cross-sectional design,
involving 94 elders who are members of the target group in Palmerah subdistrict
health center. Data obtained by interviews according to the questionnaire, blood
tests, and blood pressure checks. Data were analyzed using Chi-square test, and
Pearson correlation test. Data analysis using SPSS 17.0 with significancy level of
0,05.
Results
Bivariate analysis showed the presence of the relationship between physical
activity and physical fitness in elderly (r = 0,272). Therere also a positive
relationship between some comorbid factors including hypertension (r = 0,272)
and diabetes melitus (r = 0,336) with physical activity exercise, but the result of
analysis showed that therere no relationship between physical activity exercise
with uric acid (r = 0,036) and hypercholesterolemia (r = -0,010 ).
Conclusion
This study shows that there is a positive relationship between physical activity and
physical fitness level in elderly. Physical activity can reduce comorbid factors
such as hypertension and diabetes on elderly, but no visible significant association
seen with gout and hypercholesterolemia.
Keywords: physical fitness, comorbid, assisted elderly
12
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan pada lanjut usia
ialah dengan melakukan aktifitas fisik secara rutin. Melakukan aktifitas fisik
secara rutin dapat mempengaruhi banyak faktor resiko dan penyakit, berperan
penting dalam mencegah penyakit dan perawatan pada lansia serta dapat
menurunkan biaya kesehatan.6 Selain berfungsi sebagai upaya meningkatkan
kebugaran jasmani, aktifitas fisik dapat juga memberi penguatan terhadap
keselarasan antara mental, emosional dan sosial pada lansia guna meningkatkan
derajat kebermaknaan hidup dalam kehidupan hari tua.7
Seseorang dikatakan bugar jika ia sehat dan mampu melakukan kegiatan
seharihari dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih
memiliki semangat untuk menikmati waktu santai atau kegiatan lain. Kebugaran
akan tercipta jika lansia secara kontinyu melakukan berbagai aktifitas fisik
sehingga dapat melatih keseluruhan sistem faaliah dan diharapkan secara
bersamasama dapat membina kebugaran.7
Beberapa studi metaanalysis telah membuktikan adanya efek positif
dilakukannya aktifitas fisik secara teratur terhadap perbaikan kondisi hipertensi
pada usia lanjut.8 Sebuah singleblinded, controlled trial studi yang dilakukan
dari 1 Mei 2005 sampai 31 Juli 2008 terhadap kelompok wanita usia lanjut
berusia 65 tahun keatas mendapatkan hasil bahwa terjadi penurunan resiko
osteoporosis dan instabilitas yang cukup signifikan pada kelompok lansia yang
melakukan program aktifitas fisik selama 18 bulan.6
Penelitian mengenai hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani
pada lansia ini dirasa perlu untuk dilakukan. Dengan pertimbangan untuk melihat
sisi positif dan negatif serta efektifitas program senam lansia yang dilakukan
bersamasama dalam kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah
terhadap kebugaran jasmani pada lanjut usia, lokasi tersebut dipilih karena
memiliki kelompok lansia binaan yang aktif, berprestasi, dan memiliki sistem
pendataan kesehatan dan program senam yang teratur, serta memiliki sejumlah
lansia yang tergabung dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan didalam kelompok
lansia binaan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai faktorfaktor resiko yang mempengaruhi kebugaran jasmani
meliputi karakteristik masingmasing individual dan faktorfaktor komorbid
seperti hipertensi, DM, dan hiperkolesterol. Penilaian kebugaran jasmani pada
lanjut usia dilakukan wawancara dengan kuesioner WHOQOL-BREF (World
Health Organization Quality of Life-BREF version) yang terdiri dari empat
domain yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Oleh
karena tidak terdapat nilai total secara keseluruhan, maka nilai yang diperoleh dari
WHOQOL-BREF berupa nilai pada masing-masing domain. Pada penelitian ini
digunakan
nilai
yang
diperoleh
dari
domain
kesehatan
fisik
untuk
menggambarkan tingkat kebugaran jasmani dari subjek penelitian. Alat ukur ini
digunakan atas pertimbangan terbatasnya kondisi subyek penelitian, maka
digunakan kuesioner yang jumlah item nya tidak terlalu banyak tetapi tetap
memiliki lingkup yang baik dalam menggambarkan kebugaran jasmani pada
lansia.10,30
1.2
Perumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara aktifitas fisik, karakteristik individual,
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Meningkatkan kebugaran jasmani lansia melalui program senam lansia
1.3.2
Tujuan Khusus
Hipotesis
i.
ii.
iii.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Bagi instalasi atau profesi kesehatan
Institusi yang terkait dapat melakukan upaya promotif dan preventif
dengan efektif dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani lansia
2. Bagi pengembangan penelitian
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan berkenaan dengan faktor
faktor yang berhubungan dengan kebugaran jasmani pada lansia
3. Bagi masyarakat
i.
Sebagai informasi bagi masyarakat agar dapat meningkatkan
ii.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Lansia
2.1.1
Definisi Lansia
Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun atau
lebih. Hingga saat kini, tidak ada ketetapan numerik standar dari PBB mengenai
usia lanjut, namun disetujui bahwa seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dapat digolongkan sebagai populasi lansia.2
2.1.2
BatasanBatasan Lansia
Penggolongan lansia menurut WHO meliputi: middle age (45-49 tahun),
elderly (60-74 tahun), old (75-79 tahun), very old (diatas 90 tahun).2 Saat ini
berlaku UU RI No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang
menyebutkan lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.9
Menurut Depkes RI batasan lansia terbagi dalam empat kelompok yaitu:
pertengahan umur usia lanjut/virilitas yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara 4554 tahun, usia
lanjut dini/prasenium yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara 55
64 tahun, kelompok usia lanjut/senium usia 65 tahun keatas dan usia lanjut
dengan resiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau
kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal dipanti, menderita
penyakit berat dan cacat.10
2.1.3
2. Frekuensi latihan. Untuk memperbaiki dan mempertahankan kebugaran jasmani, maka latihan harus dilakukan paling sedikit tiga hari atau sebanyak-banyaknya
lima hari dalam satu minggu. Misalnya hari senin, rabu, dan jumat.
3. Waktu latihan. Bila latihan diluar gedung sebaiknya pagi hari sebelum pukul
10.00 atau sore hari setelah pukul 15.00.7
Bentuk-bentuk latihan olahraga yang baik bagi lansia adalah:
1. Berjalan. Tujuannya agar lansia memperoleh kebugaran kardiovaskuler. Gerak
jalan merupakan aktifitas yang murah meriah dan tidak membutuhkan
keterampilan khusus dan jika dilakukan secara santai akan menyenangkan. Secara
lebih rinci jalan kaki dapat mempengaruhi lima komponen kebugaran, yaitu:
a) Komposisi tubuh. Jalan kaki empat kali dalam satu minggu dalam
waktu 45 menit rata-rata dapat mengurangi 18 pon berat badan dalam 1
tahun tanpa harus melakukan diet
b) Keaktifan Pembuluh darah. Berjalan setiap tingkat kecepatan, 2 atau 3
kali dalam seminggu selam 20 menit akan meningkatkan ketahanan
pembuluh jantung
c) Fleksibilitas. Berjalan kaki dapat mempengaruhi otot untuk meregang
sehingga terhindar dari kejang otot
d) Ketahanan otot. Setiap berjalan kaki otot akan terlatih sehingga
memungkinkan memiliki ketahanan otot sehingga bias bertahan meskipun
berjalan dalam jangka waktu lama
e) Kekuatan otot. Gerakan berjalan memanfaatkan seluruh otot tungkai
untuk menopang seluruh berat badan dan mendukung gerakan sehingga
sangat memungkinkan otot-otot akan menjadi lebih kuat.
2. Senam. Senam dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan, olahraga senam
dapat berguna untuk peregangan dan kelenturan otot juga pernafasan.14
3. Berenang. Berenang bermanfaat untuk persendian terutama bagi kaum lansia
yang menderita penyakit osteoarthritis.
10
dan sendi, keseimbangan dan koordinasi dan proses metabolism. Selain itu
juga bermanfaat didalam bidang rohani untuk memelihara kestabilan
penguasan diri, mengurangi dan menghilangkan stress/ketegangan,
mengurangi/menghilangkan ketergantungan obat, melatih konsentrasi,
meningkatkan kepekaan, memupuk rasa kebersamaan dan kekeluargaan.13
Contoh gerakan-gerakan senam
1. Gerakan pada leher
11
12
13
kecepatan gerak sendi, luas lingkup gerak sendi dan jenis kekuatan yang
dihasilkan. Keuntungan yang didapat akan sangat besar bila kemampuan
maksimum atas jenis/mesin latihan tertentu akan meningkat sebagai akibat latihan
tersebut.
c. Daya tahan (endurance) dan keuntungannya. Daya tahan atau kebugaran
yang ditunjukkan dengan vO2 maks akan menurun dengan lanjutnya usia, dimana
penurunan akan 2x lebih cepat pada orang inaktif/sedenter dibanding atlet.
d. Kelenturan. Pembatasan atas lingkup gerak sendi (ROM) banyak terjadi
pada usia lanjut, yang sering sebagai akibat keketatan/kekakuan otot dan tendon
disbanding sebagai akibat kontraktur sendi.
e. Keseimbangan. Keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering
mengakibatkan seorang lansia mudah jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan
motorik yang dihasilkan dari berbagai faktor, diantaranya input sensorik dan
kekuatan otot. Penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan menurun dengan
lanjutnya usia, yang bukan hanya sebagai akibat menurunnya kekuatan otot atau
akibat penyakit yang diderita oleh lansia tersebut.12,15
2.2.3.1 FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Kebugaran
jasmani
adalah
kemampuan
tubuh
untuk
melakukan
anak laki-laki
biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar. Status gizi juga dapat
mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani. Seseorang yang memiliki kondisi gizi
yang baik akan tampil aktif, giat bekerja, gembira, dan jarang sakit. Seseorang
yang berada dalam kondisi kurang gizi pada umumnya lemas, lekas lelah, tidak
14
bergairah, sering sakit dan biasanya kurang dapat melakukan hobinya kerena
keadaan tubuhnya lemah. Sedangkan bila kondisi gizinya baik seseorang akan
memiliki kecukupan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas termasuk
di dalamnya aktifitas fisik sehingga dapat memiliki kebugaran jasmani yang
baik.21
Beberapa penyakit juga telah dibuktikan keterkaitannya dengan tingkat
kebugaran jasmani seseorang, diantaranya hipertensi. Hipertensi adalah salah satu
penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena
hipertensi sering muncul tanpa gejala dan sering disebut sebagai The Silent Killer
(Rahman, 2006). Berdasarkan criteria JNC VII dijelaskan kriteria tekanan darah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kriteria tekanan darah (JNC VII)
Kriteria
Normal
Pra hipertensi
Hipertensi derajat I
Hipertensi derajat II
Tekanan Sistolik
<120
120139
140159
160
Tekanan Diastolik
<80
8089
9099
100
Lanjut usia pada lazimnya secara fisiologis adalah normal memiliki nilai
tekanan darah yang tinggi. Selain karena aktifitasnya di usia senja, kondisi ini
juga terjadi karena dinding arteri lansia telah menebal dan kaku karena
arteriosclerosis sehingga darah dipaksa untuk melalui pembuluh yang lebih
sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan darah. Tekanan
darah tinggi pada seseorang akan menimbulkan keluhan/gejala pusing, lemas dan
dengan demikian akan menurunkan tingkat kebugaran jasmani. Aktifitas
berhubungan dengan keadaan hipertensi dikarenakan aktifitas akan melebarkan
diameter pembuluh darah (vasodilatasi) dan membakar lemak dalam pembuluh
darah jantung, sehingga aliran darah lancar dan terjadi penurunan tekanan
darah.22,23
15
16
Peneliti
Lokasi
Studi desain
Subjek studi
Variabel yang di
Lama waktu
Hasil
Miftahul
penelitian
Posdaya
Observasi
64 responden dari
teliti
Hubungan antara
studi
Juli 2010
Munir
Mahkota Sari
analitik dengan
senam lansia
SKM.
Kelurahan
pendekatan cross
yang mengikuti
(senam tera)
MKes
Kingking
sectional
posyandu lansia
dengan kebugaran
sebagian
jasmani pada
Tuban
kecil
lansia
mempunyai
lansia
Said
Kelompok
Penelitian ini
33 orang lansia
Hubungan latihan
Mei 2011
Junaidi
usia lanjut di
menggunakan
jalan dengan
kabupaten
rancangan
intensitas rendah
Rembang
pretestpostest
dengan tingkat
Terdapat
group design
kebugaran jasmani
peningkatan
kemampuan
Ardyan
Anggota Arca
Penelitian
Subyek adalah
Hubungan antara
Widya
Hash Club
deksriptif
kebugaran jasmani
dilakukan
Putra,
Kabupaten
kuantitatif
dan partisipasi
Raymond
Madiun
dengan
40 tahun sebanyak
mengikuti
perubahan
oleh
Arca
terhadap
Hash
Club
peningkatan
17
Ivano
pendekatan cross
36 orang.
kegiatan rutin
Avandi
Ari
Klub Jantung
sectional
Penelitian
55 lansia anggota
September
diatas 40 tahun.20
Analisis regresi menunjukkan bahwa
Widyastuti,
Sehat Taman
bersifat
2004
Retno
Budaya Raden
eksplanatif
yang aktif
kesehatan, dan
Wulandari
Saleh
dengan
mengikuti aktifitas
Semarang
pendekatan cross
senam jantung.
kebugaran jasmani
sectional
BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN DEFINISI OPERASIONAL
Karakteristik Individual
Usia
Jenis Kelamin
3.1.
Kerangka Konsep
Pernikahan
Pendidikan
Pekerjaan
Variabel bebas
Variabel tergantung
Faktor Komorbid
Hipertensi
DM
Hiperkolesterol
18
Variabel Penelitian
19
1.
Variabel tergantung
a. Kebugaran jasmani
2.
Variabel bebas
a. Karakteristik Individual
Usia
Jenis Kelamin
Pernikahan
Pendidikan
Pekerjaan
b. Faktor komorbid
Hipertensi
DM
Hiperkolesterol
c. Aktifitas fisik/Senam Lansia
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kebugaran jasmani lansia, yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas diantaranya
karakteristik individual, beberapa faktor komorbid dan aktifitas fisik. Kebugaran jasmani diketahui menggunakan kuesioner WHO
Quality of Life-BREF dengan cara wawancara.
20
Usia
Jenis kelamin
Sesuai usia
mengukur waktu
responden
keberadaan responden
Perbedaan antara
(>60)
1. Lakilaki
perempuan dengan
2. Perempuan
lakilaki secara
Interval
Nominal
biologis sejak
Pernikahan
Pendidikan
Pekerjaan
seseorang lahir
Status seseorang
0. tidak
apakah belummenikah/
menikah
sudahmenikah/
1. menikah
menjanda atau
2. cerai
menduda.
Jenjang tingkat
3. janda/duda
0. tidak
sekolah
terakhir didapatkan
1. SD
responden
2. SMP
3. SMA
0. tidak
dilakukan responden
bekerja
sehari-harinya
3.3
Nominal
Ordinal
Nominal
1. bekerja
Definisi Operasional
21
Variabel
3.3.1
Definisi
Hasil ukur
Skala ukur
Variabel Bebas
Alat ukur:
1. Hipertensi
National Committee
Sphyngmomanometer
derajat II
(JNC7) didefinisikan:
2. Hipertensi
derajat I
<120/<80
3. Normotensi
139/80-89
- Hipertensi derajat I
140-159/90-99
- Hipertensi derajat II
160/100
22,23
Ordinal
didalam tensimeter
dinaikkan dengan cara
memompa sampai denyut
nadi tidak terdengar lagi,
22
disebut diastolik.
Alat ukur: Glukose meter
sekelompok penyakit
1. Suspek
Nominal
Diabetes
dengan hiperglikemia
2. Normal
23
Hiperkolesterol
untuk sampelnya.
1. Hiper
Keadaan
Alat ukur:
meningkatnya
Cholesterol meter
kadar kolesterol
Nominal
kolesterol
2. Normal
Cara ukur:
dengan
Masukkan jarum
meningkatnya
penusuk (lancet) di
kadar kolesterol
alatnya (lancing
LDL plasma
device) . Tusukkan
jarum ke ujung
jari, tekan dengan
pelan jari untuk
24
membantu
mengeluarkan
darah. Masukkan
test strip ke alat
pengukur
(Cholesterol
meter) tempelkan
ujung test strip ke
bulatan darah
sampai terbasahi
merata bagian
untuk sampelnya.
Aktifitas
Kegiatan olahraga
1. tidak
Fisik/Senam
mengikuti
lansia
senam
oleh lansia.
2. tidak teratur
Ordinal
3. teratur
mengikuti
senam (2x
25
seminggu)
3.3.2
Variabel Tergantung
Kebugaran
Kesanggupan dan
1.Kebugaran
Jasmani
kemampuan tubuh
jasmani rendah
2.Kebugaran
tanpa menimbulkan
jasmani sedang
kelelahan yang
3.Kebugaran
berarti.15,20
jasmani tinggi
Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
26
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan crosssectional. Penelitian
dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti, pengambilan data variabel bebas dan variabel
tergantung dilakukan pada satu waktu/bersamaan waktunya.
Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau penelitian ini adalah lansia (usia 60 tahun keatas) yang tergabung didalam Kelompok Lansia Binaan di
Puskesmas Kecamatan Palmerah. Berdasarkan hasil pencatatan data 11 Juni 2013 terdapat 130 orang lansia yang aktif
tergabung didalam Kelompok Lansia Binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah.
4.3.2
27
Kriteria Inklusi
4.3.3
Palmerah
Dapat beraktifitas secara mandiri atau ketergantungan minimal
Memiliki setidaknya salah satu dari faktor-faktor komorbid (Hipertensi/Hiperkolesterolemia/Diabetes Melitus)
Mampu berkomunikasi, bisa membaca dan menulis
Bersedia ikut serta dalam penelitian
Kriteria Eksklusi
Lansia yang memiliki gangguan jiwa
Lansia yang memiliki gangguan komunikasi
Lansia dengan ketergantungan berat dan atau dalam keadaan terminal.
Sampel Penelitian
Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus:
Rumus populasi infinit
No = Z 2 x P x Q
d2
P
Q
d
28
(0,05)2
Rumus populasi finit
n=
n0
(1 + n0 / N)
n0
377
= 96,667 ~ pembulatan 97
(1 + 377 / 130)
Pemilihan sample dilakukan secara consecutive nonrandom sampling terhadap lansia yang tergabung dalam kelompok lansia
binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian. Perkiraan drop out sebanyak 15 %
sehingga besar sampel minimal adalah 97 +
29
Sphygmomanometer
Nesco Blood Test (Glukose meter, Cholesterol meter)
Kuesioner WHO Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF)
Analisis univariat
Analisis ini dilakukan pada masingmasing variabel. Hasil ini berupa distribusi dan persentase pada variabel.
Analisis bivariat
Analisis ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Untuk uji statistic data dengan
skala ordinal dan data ordinal menggunakan uji Chi Square dan uji korelasi Pearson untuk melihat hubungan antara
Proporsal disetujui
aktifitas fisik (senam lansia) dengan kebugaran jasmani pada lansia.
Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai kemaknaan 5%.
Peneliti turun ke lapangan
Pengumpulan data
Wawancara berdasarkan
kuesioner
adaKadar gula darah sewaktu, kolesterol darah
Pengukuran
beratyang
badan,
30
31
dilaksanakan Penjelasan mengenai Informed consent dan permintaan persetujuan juga dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan terhadap subjek. Tidak dilupakan juga untuk memberi jaminan kerahasiaan data subjek yang akan diteliti.
BULAN
10 11
12
Persiapan
Konsultasi
Pra Proposal
Proposal
Perizinan
Pengambilan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan mengambil data primer. Data diperoleh dari pengisian kuesioner, pemeriksaan tekanan darah,
pengukuran gula darah, pengukuran asam urat, dan pengukuran kolesterol total. Penelitian ini dilakukan pada lansia yang tergabung
didalam kelompok lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jl. Palmerah Barat No. 120 Jakarta. Responden dalam penelitian
ini berjumlah 94 responden dengan usia 6090 tahun.
Karakteristik responden
33
a. Usia
Seluruh responden pada penelitian ini adalah lansia, yaitu seseorang yang berusia diatas 60 tahun (100%). Usia rata rata
responden penelitian adalah 62,25 tahun.
b. Jenis kelamin
Seluruh responden lansia pada penelitian ini berjenis kelamin wanita yang tergabung didalam kelompok lansia binaan
Puskesmas Kecamatan Palmerah.
c. Pendidikan
Tabel 5.1. Status pendidikan lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Frekuensi
Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma dan S1
Total
Jumlah (n)
28
27
13
16
10
94
Persentase (%)
29.8
28.7
13.8
17.0
10.6
100.0
34
Dari hasil perhitungan data didapatkan status pendidikan lansia yang paling banyak ialah tidak sekolah sebanyak 28 orang (29.8%),
berikutnya lulusan SD sejumlah 27 orang (28.7%), lulusan SMA sebanyak 16 orang (17.0%), lulusan SMP sebanyak 13 orang
(13.8%), dan lulusan Diploma dan S1 sebanyak 10 orang (10.6%).
5.1.2
Senam Lansia
Jumlah (n)
19
20
55
94
Persentase (%)
20.2
21.3
58.5
100.0
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan 55 orang (58.5%) dari 94 lansia mengikuti senam lansia secara teratur 2x dalam seminggu,
20 orang (21.3%) tidak teratur, dan 19 orang (20.2%) tidak mengikuti kegiatan senam.
5.1.3
Faktor-faktor Komorbid
Faktor komorbid yang diperiksa meliputi tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan kadar asam urat. Dilaporkan sebagai berikut:
35
Jumlah (n)
Persentase (%)
Tekanan darah
Hipertensi derajat 2
Hipertensi derajat 1
Normotensi
Total
15
23
56
94
16.0
24.5
59.6
100.0
8
86
94
8.5
91.5
100.0
Kolesterol total
Hiperkolesterol
Normal
Total
33
61
94
35.1
64.9
100.0
Asam urat
Meningkat
Normal
Total
24
70
94
25.5
74.5
100.0
Didapatkan dari hasil pemeriksaan tekanan darah, 56 lansia (59.6%) memiliki tekanan darah dalam batas normal, 23 orang (24.5%)
memiliki hipertensi derajat 1, dan 15 orang (16%) lansia memiliki Hipertensi derajat 2. Pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan 8
36
orang (8.5%) menderita penyakit gula darah, dan 86 orang (91.5%) lainnya didapatkan gula darah sewaktu dalam batas normal. Dari
hasil pemeriksaan kolesterol total didapatkan 33 orang (35.1%) memiliki kadar kolesterol total darah diatas batas normal, dan 61
orang (64.9%) sisanya dalam batas normal. Pemeriksaan asam urat dalam darah mendapatkan hasil 24 orang (25.5%) lansia terdapat
peningkatan kadar asam urat diatas batas normal (6,5 untuk wanita), dan 70 orang (74.5%) sisanya didapatkan kadar asam urat darah
di dalam batas normal.
5.1.4
Kebugaran Jasmani
Kebugaran Jasmani responden penelitian didapatkan dengan kuesioner WHO-QOL BREF domain Physical Health (domain 1). Skala
penilaian menggunakan skala likert. Skala yang digunakan terdiri dari 7 item dengan penyekoran tiap item adalah 1 sampai 5. Maka
didapatkan statistik hipotetik berikut:
-
Skor minimal
Skor maksimal
Rerata
Range
:
:
:
:
7x1=7
7 x 5 = 35
(35 + 7)/2 = 21
35 7 = 28
Tabel 5.4. Skala penilaian kebugaran jasmani dengan skala penilaian likert
Kategori (Kebugaran Jasmani)
Rendah
Sedang
Acuan
X < - 1.
- 1. X < - 1.
Kategorisasi
X < 14
14 X <28
37
Tinggi
- 1. X
28 X
Jumlah (n)
3
52
39
94
Persentase (%)
3.2
55.3
41.5
100.0
Dari hasil perhitungan data didapatkan 52 orang (55.3%) dari 94 orang responden memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang, 39
orang (41.5%) memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 3 orang (3.2%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
rendah.
5.2 Demografi Hubungan Antar Variabel Penelitian
5.2.1
Tabel 5.6. Demografi hubungan aktifitas senam dengan kebugaran jasmani lansia
Senam
P value
38
Kebugaran
Jasmani
Rendah
Sedang
Tinggi
Tidak
senam
n
%
3 100.0
12 23.0
4 10.34
Tidak
teratur
n
%
0
0.0
11 21.24
9
23.0
2x
seminggu
n
%
0
0.0
29 55.76
26 66.66
Total
n
3
52
39
%
100.0
100.0
100.0
Chi-square
.006
Dari hasil analisis data didapatkan 3 dari 94 total responden tidak mengikuti kegiatan senam sama sekali, dan ketiga orang tersebut
memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan nilai
probabilitas (sig.) 0.006 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan antara aktifitas senam dengan tingkat kebugaran jasmani pada lansia.
Didapatkan nilai Sig dari r = 0.004 < 0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang
positif signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan kebugaran jasmani lansia.
5.2.2
Tabel 5.7. Demografi hubungan aktifitas senam dengan tekanan darah responden
39
Senam
Lansia
Tidak
senam
Tidak
teratur
Teratur
Tekanan darah
Hipertensi Hipertensi Normotensi
derajat II
derajat I
n
%
n
%
n
%
6 31.57 7
36.8
6
31.57
n
19
%
100.0
5.0
30.0
13
65.0
20
100.0
14.5
10
18.18
37
67.27
55
100.0
Total
P value
Chisquare
.041
Hasil analisis menunjukkan 37 responden (67.27%) dari 55 responden yang teratur mengikuti senam lansia dua kali seminggu
memiliki tekanan darah dalam batas normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan nilai
probabilitas (sig.) 0.041 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan positif antara aktifitas senam dengan tekanan darah pada lansia.
Didapatkan nilai Sig dari r = 0.011 < 0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang
positif signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan tekanan darah.
5.2.3
Tabel 5.8. Demografi hubungan aktifitas senam dengan kadar gula darah responden
Senam
Tidak
P value
Chisquare
.004
40
Lansia
senam
Tidak
teratur
Teratur
10.0
18
90.0
20
100.0
1.81
54
98.18
55
100.0
Hasil analisis menunjukkan 54 responden (98.18%) dari total 55 responden yang teratur mengikuti senam lansia dua kali seminggu
memiliki kadar gula darah dalam batas normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan
nilai probabilitas (sig.) 0.004 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan positif antara aktifitas senam dengan kadar gula darah pada
lansia. Didapatkan Sig dari r = 0.000 < 0.05 yang artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang
positif signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan kadar gula darah sewaktu lansia.
5.2.4
Tabel 5.9. Demografi hubungan aktifitas senam dengan kadar asam urat responden
Asam urat
Senam
Lansia
Tidak
senam
Tidak
Total
n
6
%
31.58
n
13
%
68.42
n
19
%
100.0
20.0
16
80.0
20
100.0
P value
Chisquare
.709
41
teratur
Teratur
14
25.45
41
74.55
55
100.0
Hasil analisis menunjukkan 16 responden (80%) yang tidak teratur mengikuti kegiatan senam lansia yang diadakan oleh Puskesmas
Kecamatan Palmerah memiliki kadar asam urat darah dalam batas normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus Chi-Square didapatkan nilai probabilitas (sig.) 0.709 > 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan / terdapat hubungan negatif
antara aktifitas senam dengan kadar asam urat pada lansia. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.364 > 0.05 yang artinya Ho diterima (Ha
ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara aktifitas senam lansia dengan kadar asam urat darah
pada lansia.
5.2.5
Tabel 5.10. Demografi hubungan aktifitas senam dengan kolesterol total responden
Kolesterol total darah
Hiperkolesterol
Normal
Senam
Lansia
Tidak
senam
Tidak
teratur
Teratur
Total
n
8
%
42.10
n
11
%
57.90
n
19
%
100.0
20.0
16
80.0
20
100.0
21
31.18
34
68.82
55
100.0
P value
Chisquare
.267
42
Hasil analisis menunjukkan 11 responden memiliki kadar kolesterol total darah normal, dan 8 responden memengalami
hiperkolesterolemia dari total 19 responden yang sama sekali tidak mengikuti senam lansia. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus Chi-Square didapatkan nilai probabilitas (sig.) 0.267 > 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan / terdapat
hubungan negatif antara aktifitas senam dengan kadar kolesterol total darah pada lansia. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.462 > 0.05
yang artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara aktifitas senam lansia
dengan kadar kolesterol total darah lansia.
BAB VI
43
PEMBAHASAN
Penelitian hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan
Palmerah dilaksanakan selama 4 minggu. Penilaian meliputi faktor karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, dan
pendidikan, faktor komorbid meliputi penyakit hipertensi, DM, Asam urat, dan Hiperkolesterol, faktor intensitas aktifitas fisik senam
lansia, dan tingkat kebugaran jasmani lansia yang dinilai berdasarkan kuesioner WHO QOL-BREF yang diukur dengan
menggunakan skala Likert.
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada kehidupan lansia. Menua atau menjadi tua merupakan
proses yang akan dialami oleh semua orang dan tidak seorangpun dapat menghindarinya. Tujuan hidup manusia adalah menjadi tua
tetapi tetap sehat (healthy aging).5
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut:
44
lansia ialah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. 9 Seluruh lansia yang menjadi responden penelitian ini berjenis kelamin
perempuan, dan tergabung didalam kelompok lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Pendidikan lansia yang menjadi responden penelitian ini paling banyak tidak sekolah (28 orang), para lansia yang tidak
bersekolah tersebut mengaku bahwa pada saat mereka masih usia sekolah, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa bersekolah.
Selain itu, didapatkan lansia lulusan SD terbanyak kedua sejumlah 27 orang, lulusan SMA sebanyak 16 orang, lulusan SMP sebanyak
13 orang, dan lulusan diploma/S1 sebanyak 10 orang.
45
Kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah
suatu komponen kesejahteraan bagi lansia. Dengan tetap aktif mengikuti kegiatan maka lansia akan menjadi semakin sehat.31
46
6.4 Hubungan antara aktifitas fisik senam lansia dengan tingkat kebugaran jasmani pada lansia binaan di Puskesmas Kecamatan
Palmerah
Tingkat kebugaran jasmani 94 responden pada penelitian ini didapatkan dengan pengisian kuesioner WHO-QOL BREF
domain Physical Health (domain 1) oleh para lansia dibantu para bidan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Palmerah pada saat
itu. Skala penilaian tingkat kebugaran jasmani lansia menggunakan skala likert, yang mendapatkan statistik hipotetik penilaian
berdasarkan dari 7 poin pertanyaan mengenai kebugaran jasmani dengan penyekoran tiap poin adalah 1 sampai 5.
Dari hasil perhitungan data didapatkan 52 orang (55.3%) dari 94 orang responden memiliki tingkat kebugaran jasmani
sedang, 39 orang (41.5%) memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 3 orang (3.2%) responden memiliki tingkat kebugaran
jasmani yang rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square dalam membandingkan antara aktifitas senam lansia
dengan tingkat kebugaran jasmani lansia didapatkan nilai probabilitas (sig.) 0.006 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan antara
aktifitas senam dengan tingkat kebugaran jasmani pada lansia.
Hasil pengujian normalitas menghasilkan sig dari KS-Z > 0.05 baik untuk kedua variabel tersebut sehingga Ho diterima dan
kesimpulan distribusi data normal. Dari hasil uji korelasi pearson didapatkan nilai (r) = 0,272 yang artinya terdapat korelasi positif
kuat antara kebugaran jasmani dan aktifitas senam. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.004 < 0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima).
47
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, terbukti adanya hubungan positif yang signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan
kebugaran jasmani lansia.
Sebuah penelitian pada tahun 2004 di Semarang yang dilakukan terhadap 55 lansia anggota klub jantung sehat yang aktif
mengikuti senam mendapatkan bahwa latihan fisik secara rutin memberi sumbangan terhadap kebugaran jasmani. 29 Hal tersebut juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan terhadap 252 lansia yang mengikuti posyandu lansia di Posdaya Mahkota Sari Kelurahan
Kingking-Tuban pada tahun 2010 yang mendapatkan bahwa setengah dari responden lansia yang mengikuti senam lansia secara rutin
mempunyai kebugaran jasmani yang baik.13
6.5 Hubungan antara faktor-faktor komorbid meliputi hipertensi, DM, Asam Urat, dan Hiperkolesterolemia dengan aktifitas fisik
senam lansia
Hubungan antara faktor-faktor komorbid dengan aktifitas fisik senam lansia diukur dengan menggunakan uji korelasi pearson.
Dari hasil pengujian normalitas terhadap variabel-variabel yang diteliti didapatkan sig KS-Z > 0.05 pada semua variabel yang
diperiksa yang berarti Ho diterima dan kesimpulannya seluruh distribusi data normal.
Dari hasil analisa didapatkan nilai Sig dari r = 0.011 < 0.05 yang menyatakan terdapatnya hubungan positif yang signifikan
antara tekanan darah dan aktifitas senam lansia. Dapat dikatakan apabila lansia secara teratur mengikuti kegiatan senam lansia dua
kali seminggu cenderung memiliki tekanan darah dalam batas normal. Hal tersebut membuktikan bahwa aktifitas fisik berhubungan
48
dengan keadaan hipertensi, dikarenakan aktifitas fisik akan melebarkan diameter pembuluh darah (vasodilatasi) dan membakar lemak
dalam pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah lancar dan terjadi penurunan tekanan darah.21,22
Dari hasil analisa didapatkan Sig dari r = 0.000 < 0.05 yang menyatakan terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara
gula darah sewaktu dan aktifitas fisik senam lansia. Dapat dikatakan apabila lansia secara teratur mengikuti kegiatan senam lansia
dua kali seminggu, kecil kemungkinan lansia tersebut menderita suatu kondisi diabetes melitus.
Dari hasil analisa didapatkan nilai Sig dari r = 0.364 > 0.05 yang menyatakan terdapatnya hubungan negatif signifikan antara
Asam Urat dan Senam. Hasil tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat hubungan antara aktifitas senam lansia dengan kadar asam
urat darah.
Didapatkan nilai Sig dari r = 0.462 > 0.05 yang menyatakan terdapatnya hubungan negatif signifikan antara kadar Kolesterol
Total dalam darah dan Senam. Hasil tersebut menjelaskan tidak terdapatnya hubungan antara aktifitas senam lansia dengan kadar
kolesterol total darah. Banyak faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol total darah seseorang yang tidak dapat dinilai
dari satu faktor aktifitas senam lansia. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 55 orang dari total 94 responden penelitian mengikuti
kegiatan senam lansia secara teratur, 21 orang dari 55 responden menderita hiperkolesterol.
49
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
1
1
2
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Lansia yang menjadi responden penelitian seluruhnya berjenis kelamin perempuan dengan usia rata-rata responden 62,25 tahun
Didapatkan hubungan antara aktifitas senam lansia yang dilakukan secara rutin dilakukan lansia dua kali seminggu dengan
3
4
5
6
Saran
7.2.1 Puskesmas
Mempertahankan dan terus meningkatkan kebugaran jasmani lansia dengan melakukan senam lansia secara rutin dua kali
seminggu
50
Meningkatkan pengetahuan lansia-lansia yang berada dibawah ruang lingkup Puskesmas Kecamatan Palmerah mengenai
pentingnya mempertahankan kebugaran jasmani di usia tua dengan mengadakan kegiatan penyuluhan maupun promosi
kesehatan
Menambah jumlah personil petugas kesehatan yang khusus mengatur maupun mengurus para lansia agar dapat meningkatkan
kualitas pelayanan bagi para lansia itu sendiri dan diharapkan hal tersebut dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan-kegiatan
kesehatan lansia-lansia yang berada didalam ruang lingkup Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Perlu diperhatikan metode, instruktur, maupun hal-hal lainnya dalam penyelenggaraan senam lansia agar mendapatkan hasil
terhadap kualitas hidup lansia khususnya dalam mempertahankan kebugaran jasmani dihari tua.
Melakukan pengecekan darah rutin setiap dua bulan sekali terhadap para lansia yang tergabung didalam kelompok lansia binaan
untuk memantau kesehatan para lansia.
7.2.2
Masyarakat
Khususnya bagi para lansia diharapkan lebih memperhatikan kondisi kesehatannya dengan pola hidup sehat dan tetap
berpartisipasi aktif pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dengan upaya meningkatkan kesehatan lansia.
Diharapkan dukungan keluarga dari para lansia dalam upaya peningkatan kebugaran jasmani lansia di usia tua.
Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal material, perhatian, maupun upaya bersama-sama meningkatkan kualitas
hidup lansia.
51
7.2.3
Penelitian
Kami menyadari bahwa dari penelitian kami masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan berbagai kendala dan keterbatasan.
Kami berharap bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga lebih bermakna
bagi lansia itu sendiri maupun bagi ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes.
Data
Penduduk
Sasaran
Program
Pembangunan
Kesehatan
2007
2011.
Available
at
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Data%20
Penduduk%20Sasaran%20Program.pdf Accessed at 27 June 2013.
2. WHO. Health stastics and health information system: Definition of an older or elderly person. Available at
http://www.who.int/healthinfo/survey/age
ingdefnolder/en/ Accessed at 27 June 2013.
3. Menkokesra. Jumlah Lansia Indonesia. Available at http://www.menkokesra.go.id/content/jumlah-lansia-indonesia-lima-besarterbanyak-di-dunia Accessed at 28 June 2013.
4. Depsos. Penduduk lanjut usia di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. Available at http://www.depsos.go.id Accessed at 28
Juni 2013.
5. Munandar AS. Menuju kehidupan lansia yang sejahtera. Farmacia 2003; 3:2-4
6. Kemmler W, Stengel S,Engelke K. Exercise effects on Bone Mineral Density, Falls, Coronary Risk Factors, and Health Care
Costs in Older Women. Arch Intern Med. 2010;170(2):179-185.
7. Junaidi S. Pembinaan fisik lansia melalui aktifitas olahraga jalan kaki. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 2011;1(1).
8. Cornelissen VA, Fagard RH. Effects of endurance training on blood pressure: a meta analysis of randomized controlled trials.
Hypertension. 2005;46(4):667-675.
9. Watson, Roger. Perawatan Lansia. Edisi ke-3. Jakarta: ECG 2003
10. WHO.
The
World
Health
Organization
Quality
of
Life
(
WHOQOL )
BREF. Available
at
http://www.who.int/entity/substance_abuse/research_tools/en/in
52
53
26. Anam MS. The Effects of Diet and Exercise on Body Mass Index, Physical Fitness, hsCRP and Lipid
Profile in Obese Children. 2010.
27. SIGN. Hypertension in Older People A National Clinical Guidline. SIGN Publication 2001;7-9.
28. Stanley & Beare. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: ECG;2007.
29. Widyastuti A. Hubungan Antara Status Gizi, Status Kesehatan, dan Latihan Fisik dengan Kesegaran
Jasmani Lansia di Klub Jantung Sehat Semarang. 2004.
30. Ohaeri JU, Olusina AK, Al-Abbasi AHM. Factor analytical study of short version of the World Health
Organization Quality of Life Instrument. 2004.
31. Anonim. Principles of Maintaining Health. Available at: http:// centeronaging.uams.edu/patients/prescripting.asp.2008. Accessed
at 15 Januari 2014.
32. American
Diabetes
Association.
Diagnosis
and
Classification
of
Diabetes
Mellitus.
Available
at:
http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5
.full. Accessed at 15 Februari 2014.
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
54
Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Kebugaran Jasmani pada Kelompok Lansia Binaan di Puskesmas
Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara aktivitas senam lansia dengan kebugaran
jasmani lansia binaan, dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan kebugaran jasmani pada lanjut usia yang nantinya informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan edukasi dan peningkatan
kualitas hidup lansia.
Oleh karena itu, dengan ini kami mengharapkan bapak/ibu/saudara/i untuk ikut serta dalam penelitian ini. Bila bersedia maka
peneliti akan mengadakan wawancara melalui kuesioner, dan hasil dari kuesioner ini akan dirahasiakan informasinya. Jika ada
pertanyaan, bapak/ibu/saudara/i dapat menghubungi peneliti melalui nomer telepon 087781926562 atau melalui email di
ariguna.wijaya@gmail.com
Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, Bapak/Ibu/Saudara/i bebas untuk menolak ikut serta
dalam penelitian ini. Data dan identitas diri dari Bapak/Ibu/Saudara/i akan disamarkan dan dijaga kerahasiaannya. Bila
bapak/ibu/saudara/i bersedia ikut dalam penelitian ini, kami mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir persetujuan
penelitian dibawah ini.
Jakarta,................2013
Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami dengan sebaik-baiknya. Dengan
menandatangani formulir ini saya yang namanya tertulis dibawah ini SETUJU untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Tanda tangan
Tanggal
Lampiran 3
Kuesioner Identitas Responden
1. Umur :......... tahun
2. Jenis kelamin:
Laki-laki
()
Perempuan
()
3. Alamat:
........................................................................................................................
4. Pendidikan
:
a. Tidak sekolah
()
b. Sekolah Dasar
()
c. SMP/SLTP
()
d. SMA/SLTA
()
e. Universitas/Akademi ( )
5. Apakah anda masih bekerja ?
Tidak ( ) Ya ( ) , apa pekerjaan anda?........................................................
6. Apakah status pernikahan anda sekarang?
Belum menikah
()
Menikah
()
Janda/duda
()
7. Beri tanda penyakit yang anda derita :
a. Darah tinggi
()
b. Kencing Manis/Gula ( )
c. Kolesterol
()
d. Tidak ada
()
e. Lain-lain
()
8. Obat-obatan yang anda konsumsi menahun?
Tidak ada
()
1-2 macam
()
>2 macam
()
9. Apakah anda tergabung sebagai anggota kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat?
Ya
()
Tidak ( )
10. Seberapa sering anda mengikuti kegiatan senam lansia?
()
()
()
Lampiran 4
Kuesioner WHOQOL-BREF
Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup anda. Saya
akan membacakan setiap pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan pilihan jawaban.
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin tentang jawaban yang akan anda berikan
terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak anda seringkali merupakan jawaban yang
terbaik. Camkanlah dalam pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian anda.
Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan anda pada empat minggu terakhir.
Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir.
Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam 4 minggu terakhir?
Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
10
11
12
13
14
15
16
Lampiran 6
Tabel distribusi variabel penelitian
Usia
Valid
Lansia
Frequency
94
Percent
100.0
Valid Percent
100.0
Cumulative
Percent
100.0
17
Pendidikan
Valid
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma dan S1
Total
Frequency
28
27
13
16
10
94
Percent
29.8
28.7
13.8
17.0
10.6
100.0
Valid Percent
29.8
28.7
13.8
17.0
10.6
100.0
Cumulative
Percent
29.8
58.5
72.3
89.4
100.0
Senam
Valid
Tidak senam
Tidak teratur
2 kali seminggu
Total
Frequency
19
20
55
94
Percent
20.2
21.3
58.5
100.0
Valid Percent
20.2
21.3
58.5
100.0
Cumulative
Percent
20.2
41.5
100.0
18
Tekanan Darah
Valid
Hipertensi derajat 2
Hipertensi derajat 1
Normo tensi
Total
Frequency
15
23
56
94
Percent
16.0
24.5
59.6
100.0
Valid Percent
16.0
24.5
59.6
100.0
Cumulative
Percent
16.0
40.4
100.0
GDS
Valid
Diabetes
Normal
Total
Frequency
8
86
94
Percent
8.5
91.5
100.0
Valid Percent
8.5
91.5
100.0
Cumulative
Percent
8.5
100.0
Asam Urat
Valid
Asam urat
Normal
Total
Frequency
24
70
94
Percent
25.5
74.5
100.0
Valid Percent
25.5
74.5
100.0
Cumulative
Percent
25.5
100.0
19
Cholest
Valid
Hiper kolesterol
Normal
Total
Frequency
33
61
94
Percent
35.1
64.9
100.0
Valid Percent
35.1
64.9
100.0
Cumulative
Percent
35.1
100.0
Kebugaran jasmani
Valid
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Frequency
3
52
39
94
Percent
3.2
55.3
41.5
100.0
Valid Percent
3.2
55.3
41.5
100.0
Cumulative
Percent
3.2
58.5
100.0
20
TABEL CHI-SQUARE
Hipertensi - aktifitas senam lansia
Crosstab
Count
Senam
Tekanan
Darah
Hipertensi derajat 2
Hipertensi derajat 1
Normo tensi
Total
Tidak senam
6
7
6
19
Tidak teratur
1
6
13
20
2 kali
seminggu
8
10
37
55
Total
15
23
56
94
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
9.952a
10.267
5.142
4
4
Asymp. Sig.
(2-sided)
.041
.036
.023
df
94
21
GDS
Diabetes
Normal
Total
Tidak senam
5
14
19
Tidak teratur
2
18
20
2 kali
seminggu
1
54
55
Total
8
86
94
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
10.957a
9.820
10.530
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.004
.007
.001
df
94
22
Asam
Urat
Asam urat
Normal
Total
Tidak senam
6
13
19
Tidak teratur
4
16
20
2 kali
seminggu
14
41
55
Total
24
70
94
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
.687a
.688
.123
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.709
.709
.726
df
94
23
Cholest
Hiper kolesterol
Normal
Total
Tidak senam
8
11
19
Tidak teratur
4
16
20
2 kali
seminggu
21
34
55
Total
33
61
94
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
2.640a
2.819
.009
2
2
Asymp. Sig.
(2-sided)
.267
.244
.923
df
94
24
Kebugaran
jasmani
Total
Rendah
Sedang
Tinggi
Tidak senam
3
12
4
19
Tidak teratur
0
11
9
20
2 kali
seminggu
0
29
26
55
Total
3
52
39
94
25
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
14.536a
12.684
6.883
4
4
Asymp. Sig.
(2-sided)
.006
.013
.009
df
94
26
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Kebugaran
jasmani
94
2.38
.551
.342
.342
-.284
3.313
.000
Senam
94
2.38
.805
.364
.222
-.364
3.524
.000
Hasil pengujian normalitas menghasilkan sig dari KS-Z > 0.05 baik untuk kedua variabel tersebut sehingga Ho
diterima dan kesimpulan DISTRIBUSI DATA NORMAL
Pearson Correlations
27
Correlations
Kebugaran
jasmani
1
.272**
.
.004
94
94
.272**
1
.004
.
94
94
Senam
Senam
Kebugaran jasmani
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
(r) = 0,272 yang artinya terdapat korelasi positif kuat antara Kebugaran Jasmani dan Senam. Sig dari r = 0.004 <
0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang positif signifikan antara
Kebugaran Jasmani dan Senam
28
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Senam
94
2.38
.805
.364
.222
-.364
3.524
.000
Tekanan
Darah
94
2.44
.756
.368
.228
-.368
3.567
.000
Hasil pengujian normalitas menghasilkan sig dari KS-Z > 0.05 baik untuk kedua variabel tersebut sehingga Ho
diterima dan kesimpulan DISTRIBUSI DATA NORMAL
Pearson Correlations
29
Correlations
Senam
Senam
Tekanan Darah
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
1
.
94
.235*
.011
94
Tekanan
Darah
.235*
.011
94
1
.
94
(r) = 0,235 yang artinya terdapat korelasi yang positif kuat antara Tekanan Darah dan Senam. Sig dari r = 0.011 <
0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang positif signifikan antara
Tekanan Darah dan Senam
30
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Senam
94
2.38
.805
.364
.222
-.364
3.524
.000
GDS
94
1.91
.281
.534
.381
-.534
5.178
.000
Hasil pengujian normalitas menghasilkan sig dari KS-Z > 0.05 baik untuk kedua variabel tersebut sehingga Ho
diterima dan kesimpulan DISTRIBUSI DATA NORMAL
Pearson Correlations
31
Correlations
Senam
Senam
GDS
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
1
.
94
.336**
.000
94
GDS
.336**
.000
94
1
.
94
(r) = 0,336 yang artinya terdapat korelasi positif kuat antara GDS dan Senam. Sig dari r = 0.000 < 0.05 yang
artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang positif signifikan antara GDS dan
Senam
32
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Senam
94
2.38
.805
.364
.222
-.364
3.524
.000
Asam Urat
94
1.74
.438
.465
.280
-.465
4.504
.000
Hasil pengujian normalitas menghasilkan sig dari KS-Z > 0.05 baik untuk kedua variabel tersebut sehingga Ho
diterima dan kesimpulan DISTRIBUSI DATA NORMAL
Pearson Correlations
33
Correlations
Senam
Senam
Asam Urat
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
1
.
94
.036
.364
94
Asam Urat
.036
.364
94
1
.
94
(r) = 0,036 yang artinya terdapat korelasi negatif kuat antara Asam Urat dan Senam. Sig dari r = 0.364 > 0.05 yang
artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara Asam Urat
dan Senam
34
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Senam
94
2.38
.805
.364
.222
-.364
3.524
.000
Cholest
94
1.65
.480
.417
.263
-.417
4.040
.000
Hasil pengujian normalitas menghasilkan sig dari KS-Z > 0.05 baik untuk kedua variabel tersebut sehingga Ho
diterima dan kesimpulan DISTRIBUSI DATA NORMAL
Pearson Correlations
35
Correlations
Senam
Senam
Cholest
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
1
.
94
-.010
.462
94
Cholest
-.010
.462
94
1
.
94
(r) = -0,010 yang artinya terdapat korelasi negatif kuat antara Cholest dan Senam. Sig dari r = 0.462 > 0.05 yang
artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara Cholest
dan Senam
36
37
25
Alamat korespondensi:
1
Jalan Tomang Utara No. 8 Grogol, Jakarta Barat. Telp: 08123835791, Email: ariguna.wijaya@hotmail.com
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa, Jakarta Barat, Email: drmaskito@trisakti.ac.id
ABSTRAK
26
LATAR BELAKANG: Indonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lanjut usia yang disebabkan meningkatnya umur
harapan hidup dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah populasi lansia memerlukan perhatian agar mereka tidak hanya berumur
panjang tetapi dapat menjadi tua dengan tetap sehat. Salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan yaitu dengan melakukan
aktifitas fisik secara rutin. Untuk mengetahui hubungan antara hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaan. METODE: Penelitian
menggunakan studi observasional analitik dengan desain potong lintang, mengikutsertakan 94 lansia yang tergabung didalam
kelompok lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah. Data diperoleh dari wawancara sesuai dengan kuesioner, pemeriksaan
darah, dan pengecekan tekanan darah. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan uji korelasi Pearson. Analisis data menggunakan
SPSS 17.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05.HASIL: Analisis bivariat menunjukkan terdapatnya hubungan antara aktifitas fisik
dengan tingkat kebugaran jasmani pada lansia (r = 0,272). Terdapat hubungan positif antara faktor-faktor komorbid meliputi
hipertensi (r = 0,235) dan diabetes mellitus (r = 0,336) dengan aktifitas fisik senam lansia, namun dari hasil analisis diketahui tidak
terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan asam urat (r = 0,036) dan hiperkolesterol (r = -0,010). KESIMPULAN: Penelitian ini
menunjukkan terdapatnya hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada lansia. Aktifitas fisik dapat mengurangi faktorfaktor komorbid seperti hipertensi dan diabetes, namun tidak terlihat hubungan yang signifikan dengan asam urat dan hiperkolesterol.
Physical activity can reduce comorbid factors such as hypertension and diabetes on elderly, but no visible significant association seen
with gout and hypercholesterolemia.
Keywords: physical fitness, comorbid, asisted elderly
PENDAHULUAN
Indonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lansia karena jumlah penduduk kelompok usia lanjut di Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun.1 Perubahan struktur usia di Indonesia berkaitan erat dengan peningkatan usia harapan hidup
manusia Indonesia yang makin meningkat dari tahun ke tahun. 2 Adanya peningkatan jumlah populasi lansia menyebabkan perlunya
perhatian pada lansia, agar mereka tidak hanya berumur panjang, tetapi dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia dan tetap sehat
(healthy aging).3,4
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada kehidupan lansia, karena menua atau menjadi tua merupakan suatu
proses yang akan dialami oleh semua orang dan tidak seorangpun dapat menghindari. 4 Salah satu upaya meningkatkan derajat
kesehatan ialah dengan melakukan aktifitas fisik secara rutin. Selain berfungsi untuk meningkatkan kebugaran jasmani, aktifitas fisik
juga memberti penguatan terhadap keselarasan antara mental, emosional dan sosial pada lansia guna meningkatkan derajat
kebermaknaan hidup dalam kehidupan hari tua.5,6 Beberapa penelitian meta-analysis telah membuktikan adanya efek positif
dilakukannya aktifitas fisik secara teratur terhadap perbaikan kondisi hipertensi pada usia lanjut.7 Suatu studi terhadap kelompok
wanita usia lanjut berusia 65 tahun keatas mendapatkan hasil bahwa terjadi penurunan risiko osteoporosis dan instabilitas yang cukup
signifikan pada kelompok lansia yang melakukan program aktifitas fisik secara rutin. 5 Penelitian ini dirasa perlu dilakukan untuk
melihat sisi positif dan negarif serta efektifitas program senam yang dilakukan bersama-sama dalam kelompok lansia binaan di
Puskesmas Kecamatan Palmerah terhadap kebugaran jasmani pada lanjut usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara aktifitas fisik dengan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaan, dalam upaya meningkatkan kebugaran jasmani lansia
melali program senam lansia yang dilakukan bersama-sama didalam kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah dan
sekitarnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan studi observasional analitik dengan menggunakan pendekatan potong silang. Lokasi penelitian
dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jl. Palmerah Barat No. 120 Jakarta dan dilakukan pada bulan September 2013
Januari 2014. Populasi terjangkau penelitian ini adalah lansia yang tergabung didalam kelompok lansia binaan di Puskesmas
Kecamatan Palmerah, sedangkan sampel dari penelitian adalah sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi yang antara
lainnya: 1) merupakan pria atau wanita berusia 60 tahun dan tergabung didalam kelompok lansia binaan; 2) dapat beraktifitas
secara mandiri atau ketergantungan minimal; 3) Mampu berkomunikasi, bisa membaca dan menulis; 4) Bersedia ikut serta dalam
penelitian. Kriteria eksklusi penelitian meliputi: 1) lansia yang memilii gangguan jiwa; 2) memiliki gangguan dalam berkomunikasi;
3) memiliki ketergantungan berat dan atau dalam suatu keadaan terminal. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
consecutive non-random sampling. Berdasarkan hasil perhitungan, sample yang dibutuhkan penelitian ini adalah 110 orang. Data
diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner yang memuat identitas responden, intensitas senam, dan
kuesioner WHO QOL-BREF domain 1: Physical Health. Selain itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan darah
meliputi kadar gula darah sewaktu, asam urat, dan kolesterol darah untuk melengkapi data penelitian. Analisis data dilakukan
menggunakan program SPSS versi 17.0 dengan tingkat kemaknaan yang digunakan sebesar 0,05. Untuk mengetahui hubungan antar
variabel penelitian digunakan uji statistik Chi-square dan uji korelasi Pearson untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antar
variabel bebas dan tergantung, dan untuk melihat significancy dari hubungan tersebut.
HASIL
Seluruh responden pada penelitian ini adalah lansia, yaitu seseorang yang berusia diatas 60 tahun (100%). Usia rata rata responden
penelitian adalah 62,25 tahun. Seluruh responden lansia pada penelitian ini berjenis kelamin wanita dan tergabung didalam kelompok
lansia binaan Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Tabel 5.1. Status pendidikan lansia yang tergabung dalam kelompok lansia binaan.
Frekuensi
Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma dan S1
Total
Jumlah (n)
28
27
13
16
10
94
Persentase (%)
29.8
28.7
13.8
17.0
10.6
100.0
Dari hasil perhitungan data didapatkan status pendidikan lansia yang paling banyak ialah tidak sekolah sebanyak 28 orang (29.8%),
berikutnya lulusan SD sejumlah 27 orang (28.7%), lulusan SMA sebanyak 16 orang (17.0%), lulusan SMP sebanyak 13 orang
(13.8%), dan lulusan Diploma dan S1 sebanyak 10 orang (10.6%).
Tabel 5.2. Distribusi lansia yang mengikuti senam lansia
Frekuensi
Senam Lansia
Tidak senam
Tidak teratur
2x seminggu
Total
Jumlah (n)
19
20
55
94
Persentase (%)
20.2
21.3
58.5
100.0
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan 55 orang (58.5%) dari 94 lansia mengikuti senam lansia secara teratur 2x dalam seminggu,
20 orang (21.3%) tidak teratur, dan 19 orang (20.2%) tidak mengikuti kegiatan senam. Faktor komorbid yang diperiksa meliputi
tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan kadar asam urat. Dilaporkan sebagai berikut:
Tabel 5.3. Distribusi faktor komorbid pada responden penelitian
Frekuensi
Faktor Komorbid
Jumlah (n)
Persentase (%)
Tekanan darah
Hipertensi derajat 2
Hipertensi derajat 1
Normotensi
Total
15
23
56
94
16.0
24.5
59.6
100.0
8
86
94
8.5
91.5
100.0
Kolesterol total
Hiperkolesterol
Normal
Total
33
61
94
35.1
64.9
100.0
Asam urat
Meningkat
Normal
Total
24
70
94
25.5
74.5
100.0
Didapatkan dari hasil pemeriksaan tekanan darah, 56 lansia (59.6%) memiliki tekanan darah dalam batas normal, 23 orang (24.5%)
memiliki hipertensi derajat 1, dan 15 orang (16%) lansia memiliki Hipertensi derajat 2. Pemeriksaan gula darah sewaktu didapatkan 8
orang (8.5%) menderita penyakit gula darah, dan 86 orang (91.5%) lainnya didapatkan gula darah sewaktu dalam batas normal. Dari
hasil pemeriksaan kolesterol total didapatkan 33 orang (35.1%) memiliki kadar kolesterol total darah diatas batas normal, dan 61
orang (64.9%) sisanya dalam batas normal. Pemeriksaan asam urat dalam darah mendapatkan hasil 24 orang (25.5%) lansia terdapat
peningkatan kadar asam urat diatas batas normal (6,5 untuk wanita), dan 70 orang (74.5%) sisanya didapatkan kadar asam urat darah
di dalam batas normal.
Kebugaran Jasmani responden penelitian didapatkan dengan kuesioner WHO-QOL BREF domain Physical Health (domain 1). Skala
penilaian menggunakan skala likert. Skala yang digunakan terdiri dari 7 item dengan penyekoran tiap item adalah 1 sampai 5. Maka
didapatkan statistik hipotetik berikut:
-
Skor minimal
Skor maksimal
Rerata
Range
:
:
:
:
7x1=7
7 x 5 = 35
(35 + 7)/2 = 21
35 7 = 28
Tabel 5.4. Skala penilaian kebugaran jasmani dengan skala penilaian likert
Kategori (Kebugaran Jasmani)
Rendah
Sedang
Tinggi
Acuan
X < - 1.
- 1. X < - 1.
- 1. X
Kategorisasi
X < 14
14 X <28
28 X
10
Frekuensi
Kebugaran Jasmani
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
Jumlah (n)
3
52
39
94
Persentase (%)
3.2
55.3
41.5
100.0
Dari hasil perhitungan data didapatkan 52 orang (55.3%) dari 94 orang responden memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang, 39
orang (41.5%) memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 3 orang (3.2%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
rendah.
Hubungan antara aktifitas fisik senam lansia dengan kebugaran jasmani lansia
Tabel 5.6. Demografi hubungan aktivitas senam dengan kebugaran jasmani lansia
Kebugaran
Jasmani
Rendah
Sedang
Tinggi
Tidak
senam
n
%
3
100.0
12
23.0
4
10.34
Senam
Tidak
teratur
n
%
0
0.0
11 21.24
9
23.0
2x
seminggu
n
%
0
0.0
29 55.76
26 66.66
Total
n
3
52
39
%
3.2
55.32
41.48
P value
ChiPearson
square
.006
.004
11
Dari hasil analisis data didapatkan 3 dari 94 total responden tidak mengikuti kegiatan senam sama sekali, dan ketiga orang tersebut
memiliki tingkat kebugaran jasmani rendah. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan nilai
probabilitas (sig.) 0.006 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan antara aktivitas senam dengan tingkat kebugaran jasmani pada lansia.
Didapatkan nilai Sig dari r = 0.004 < 0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang
positif signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan kebugaran jasmani lansia.
Hubungan antara aktifitas fisik senam lansia dengan faktor-faktor komorbid meliputi hipertensi, diabetes melitus, asam
urat, dan hiperkolesterol
Tabel 5.7. Demografi hubungan aktivitas senam dengan tekanan darah responden
Senam
Lansia
Tidak
senam
Tidak
teratur
Teratur
Hipertensi
derajat II
n
%
6
31.57
Tekanan darah
Hipertensi
Normotensi
derajat I
n
%
n
%
7
36.8
6
31.57
Total
n
19
%
20.21
5.0
30.0
13
65.0
20
21.27
14.5
10
18.18
37
67.27
55
58.51
P value
ChiPearson
square
.041
.011
12
Hasil analisis menunjukkan 37 responden (67.27%) dari 55 responden yang teratur mengikuti senam lansia dua kali seminggu
memiliki tekanan darah dalam batas normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan nilai
probabilitas (sig.) 0.041 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan positif antara aktivitas senam dengan tekanan darah pada lansia.
Didapatkan nilai Sig dari r = 0.011 < 0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang
positif signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan tekanan darah.
Tabel 5.8. Demografi hubungan aktivitas senam dengan kadar gula darah responden
n
5
10.0
18
90.0
20
21.27
1.81
54
98.18
55
58.51
Diabetes
Senam
Lansia
Tidak
senam
Tidak
teratur
Teratur
P value
ChiPearson
square
.004
.011
Hasil analisis menunjukkan 54 responden (98.18%) dari total 55 responden yang teratur mengikuti senam lansia dua kali seminggu
memiliki kadar gula darah dalam batas normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square didapatkan
nilai probabilitas (sig.) 0.004 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan positif antara aktivitas senam dengan kadar gula darah pada
13
lansia. Didapatkan Sig dari r = 0.000 < 0.05 yang artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang
positif signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan kadar gula darah sewaktu lansia.
Tabel 5.9. Demografi hubungan aktivitas senam dengan kadar asam urat responden
Asam urat darah
Asam urat
Normal
Senam
Lansia
Tidak
senam
Tidak
teratur
Teratur
Total
n
6
%
31.58
n
13
%
68.42
n
19
%
20.21
20.0
16
80.0
20
21.27
14
25.45
41
74.55
55
58.51
P value
ChiPearson
square
.709
.364
Hasil analisis menunjukkan 16 responden (80%) yang tidak teratur mengikuti kegiatan senam lansia yang diadakan oleh Puskesmas
Kecamatan Palmerah memiliki kadar asam urat darah dalam batas normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
rumus Chi-Square didapatkan nilai probabilitas (sig.) 0.709 > 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan / terdapat hubungan negatif
antara aktivitas senam dengan kadar asam urat pada lansia. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.364 > 0.05 yang artinya Ho diterima (Ha
ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara aktifitas senam lansia dengan kadar asam urat darah
pada lansia.
14
Tabel 5.10. Demografi hubungan aktivitas senam dengan kolesterol total responden
Kolesterol total darah
Hiperkolesterol
Normal
Senam
Lansia
Tidak
senam
Tidak
teratur
Teratur
Total
n
8
%
42.10
n
11
%
57.90
n
19
%
20.21
20.0
16
80.0
20
21.27
21
31.18
34
68.82
55
58.51
P value
ChiPearson
square
.267
.462
Hasil analisis menunjukkan 11 responden memiliki kadar kolesterol total darah normal, dan 8 responden memengalami
hiperkolesterolemia dari total 19 responden yang sama sekali tidak mengikuti senam lansia. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus Chi-Square didapatkan nilai probabilitas (sig.) 0.267 > 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan / terdapat
hubungan negatif antara aktivitas senam dengan kadar kolesterol total darah pada lansia. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.462 > 0.05
yang artinya Ho diterima (Ha ditolak) sehingga disimpulkan terbuki ada korelasi yang negatif signifikan antara aktifitas senam lansia
dengan kadar kolesterol total darah lansia.
15
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa total responden penelitian ini berjumlah 94 orang yang seluruhnya
merupakan lansia, didapatkan usia rata-rata responden adalah 62,25 tahun. Berdasarkan pada UU No. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia yang menyebutkan bahwa lansia ialah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. 8 Seluruh lansia yang
menjadi responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan, dan tergabung didalam kelompok lansia binaan Puskesmas Kecamatan
Palmerah. Pendidikan lansia yang menjadi responden penelitian ini paling banyak tidak sekolah (28 orang), para lansia yang tidak
bersekolah tersebut mengaku bahwa pada saat mereka masih usia sekolah, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa bersekolah.
Selain itu, didapatkan lansia lulusan SD terbanyak kedua sejumlah 27 orang, lulusan SMA sebanyak 16 orang, lulusan SMP sebanyak
13 orang, dan lulusan diploma/S1 sebanyak 10 orang. Pada penelitian kami di Puskesmas Kecamatan Palmerah, sebagian besar lansia
(55 orang) yang tergabung didalam kelompok lansia binaan secara teratur mengikuti senam lansia yang diadakan dua kali seminggu
oleh Puskesmas tersebut. Namun dengan berbagai alasan, 20 orang lansia tidak teratur dalam mengikuti kegiatan senam tersebut, dan
19 orang tidak mengikuti kegiatan senam.
Kebugaran Jasmani Lansia yang tergabung dalam kelompok lansia binaan di Puskesmas Kecamatan Palmerah
16
Tingkat kebugaran jasmani 94 responden pada penelitian ini didapatkan dengan pengisian kuesioner WHO-QOL BREF domain
Physical Health (domain 1) oleh para lansia dibantu para bidan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Palmerah pada saat itu. Skala
penilaian tingkat kebugaran jasmani lansia menggunakan skala likert, yang mendapatkan statistik hipotetik penilaian berdasarkan dari
7 poin pertanyaan mengenai kebugaran jasmani dengan penyekoran tiap poin adalah 1 sampai 5. Dari hasil perhitungan data
didapatkan 52 orang (55.3%) dari 94 orang responden memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang, 39 orang (41.5%) memiliki
tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 3 orang (3.2%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah.
Hubungan antara aktifitas fisik dan kebugaran jasmani pada kelompok lansia binaan
Dari hasil perhitungan data didapatkan 52 orang (55.3%) dari 94 orang responden memiliki tingkat kebugaran jasmani sedang, 39
orang (41.5%) memiliki tingkat kebugaran jasmani tinggi, dan 3 orang (3.2%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
rendah. Dari hasil uji korelasi pearson didapatkan nilai (r) = 0,272 yang artinya terdapat korelasi positif kuat antara kebugaran
jasmani dan aktifitas senam. Didapatkan nilai Sig dari r = 0.004 < 0.05 yang artinya Ho ditolak (Ha diterima). Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, terbukti adanya hubungan positif yang signifikan antara aktifitas fisik senam lansia dengan kebugaran jasmani
lansia.
17
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Lansia yang menjadi responden penelitian seluruhnya berjenis
kelamin perempuan dengan usia rata-rata responden 62,25 tahun; 2) Didapatkan hubungan antara aktifitas senam lansia yang
dilakukan secara rutin dilakukan lansia dua kali seminggu dengan tingkat kebugaran jasmani; 3) Terdapat hubungan antara faktor
komorbid Hipertensi dengan aktifitas fisik senam lansia; 4) Terdapat hubungan antara faktor komorbid DM dengan aktifitas fisik
senam lansia; 5) Tidak terdapat hubungan antara faktor komorbid Asam urat dengan aktifitas fisik senam lansia; 6) Tidak terdapat
hubungan antara faktor komorbid Hiperkolesterol dengan aktifitas fisik senam lansia. Berdasarkan keterbatasan peneliti yang dimiliki
dalam penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Bagi institusi kesehatan diharapkan dapat mempertahankan
dan terus meningkatkan kebugaran jasmani lansia dengan melakukan senam lansia secara rutin dua kali seminggu. Berupaya
meningkatkan pengetahuan lansia-lansia yang berada dibawah ruang lingkup Puskesmas Kecamatan Palmerah mengenai pentingnya
mempertahankan kebugaran jasmani di usia tua dengan mengadakan kegiatan penyuluhan maupun promosi kesehatan. Menambah
jumlah personil petugas kesehatan yang khusus mengatur maupun mengurus para lansia agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan
bagi para lansia itu sendiri dan diharapkan hal tersebut dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup para lansia; 2) Bagi masyarakat khususnya para lansia diharapkan lebih memperhatikan kondisi
18
kesehatannya dengan pola hidup sehat dan tetap berpartisipasi aktif pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dengan upaya
meningkatkan kesehatan lansia. Diharapkan dukungan keluarga dari para lansia dalam upaya peningkatan kebugaran jasmani lansia
di usia tua; 3) Kami berharap bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan ruang lingkup yang lebih luas, sehingga
lebih bermakna bagi lansia itu sendiri maupun bagi ilmu pengetahuan.
19
1. Depkes.
Data
Penduduk
Sasaran
Program
Pembangunan
Kesehatan
2007
2011.
Available
at
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Data%20Penduduk%20Sasaran%20Program.pdf Accessed at 27 June 2013.
2. Menkokesra. Jumlah Lansia Indonesia. Available at http://www.menkokesra.go.id/content/jumlah-lansia-indonesia-lima-besarterbanyak-di-dunia Accessed at 28 June 2013.
3. Depsos. Penduduk lanjut usia di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. Available at http://www.depsos.go.id Accessed at 28
Juni 2013.
4. Munandar AS. Menuju kehidupan lansia yang sejahtera. Farmacia 2003; 3:2-4
5. Kemmler W, Stengel S,Engelke K. Exercise effects on Bone Mineral Density, Falls, Coronary Risk Factors, and Health Care
Costs in Older Women. Arch Intern Med. 2010;170(2):179-185.
6. Junaidi S. Pembinaan fisik lansia melalui aktifitas olahraga jalan kaki. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 2011;1(1).
7. Cornelissen VA, Fagard RH. Effects of endurance training on blood pressure: a meta analysis of randomized controlled trials.
Hypertension. 2005;46(4):667-675.
8. Watson, Roger. Perawatan Lansia. Edisi ke-3. Jakarta: ECG 2003
20