You are on page 1of 17

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan
dilelang, dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakan produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantukan kriteria kinerja produk (output performance) yang diingikan
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pangadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumklan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (out put performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

BAGIAN – I
SPESIFIKASI UMUM

I. PENDAHULUAN
1. Penyedia jasa harus melindungi pengguna jasa dari tuntutan atas paten, lisensi,
serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau
yang disediakan penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada
direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari sebelum direksi
pekerjaan mentetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan penyedia
jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang
disyaratkan, maka penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang
disyaratkan dalam dokumen lelang.

4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi
para calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa tanpa catatan atau persyaratan
lain dalam penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua
barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru, belum
dipergunakan, dari type/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan termasuk
semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang digunakan.

6. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI, SII,
SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi
terakhir, atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing (ASTM, dsb)
padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih tinggi dari
standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan,
dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar
internasional atau standar negara asing.

7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre, kilogram,
second), sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat digunakan
sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

8. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :


1). Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 di atas
2). Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3). Spesifikasi umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
- UU tentang Lingkungan;
- UU tentang Keselamatan Kerja;
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
- UU/PP tentang Galian “ C “
- Perda terkait; dsb
b. Dokumen acuan (berupa standar-standar) dengan memperhatikan
ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Alingnment dan survey
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material berlebih

4). Spesifikasi Khusus :


a. Lapangan
b.Bangunan/desain/pengerjaan spesifik.
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik.
d.Perancah
e.Pengaturan lalu-lintas
f. Pengendalian lingkungan.

5). Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.


a. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar
standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa
perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut :
PERUBAHAN :

Ketentuan ini didasarkan pada standar ……………………………………………


(satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi).
Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

i). Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian
dari spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursif/Italic.
ii).Kata-kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian
dari spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (strike out)
sehingga kata-kata/kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat
dibaca.

b. Lingkup pekerjaan.
c. Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan,
apabila tidak digunakan standar tertentu.

II. UMUM
1. Uraian Pekerjaan
Paket Pekerjaan : Pembangunan Sumur Explorasi 3 (Titik) Lokasi tersebar.
Lokasi : Tersebar.

2. Lokasi dan Uraian Singkat Pekerjaan


Lokasi pekerjaan dapat dilihat dalam album gambar. Uraian singkat dari pekerjaan
diberikan pada spesifikasi khusus.
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa dalam kontrak ini
adalah :
 Pekerjaan Persiapan;
 Pekerjaan Pemboran;
 Pengadaan Bahan dan Pemasangan

III. SPESIFIKASI TEKNIS PEMBORAN

1. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan Pemboran dan Konstruksi sumur


Explorasi dan harus melakukan pengumpulan data dan pengujian sumur yang
meliputi pengambilan contoh “Cutting“, Diskripsi Litologi, Logging Geofisik, Air
lift Test, Pemompaan Uji, Pengambilan contoh Air dan Pemeriksaan Kwalitas Air
dari sumur tersebut.

Pekerjaan Logging, Air Lift Test dan pemompaan uji harus dilaksanakan
dibawah pengawasan langsung Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa meliputi penyediaan


personil, peralatan Drilling Jenis Putar Langsung Kapasitas 540 Kg/m, diameter
Luar stang Bor 73 mm atau 89 mm“, Pompa lumpur piston duplex/dauble action
dengan Debit > 10 L/det), kompresore, Generating Set, dan lainnya, bahan-
bahan, transportasi, kenderaan truck dan pickup, bahan bakar serta semua
perlengkapan lain yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan pengujian
sumur.

Semua peralatan, bahan-bahan, dan perlengkapan tersebut, yang akan


disediakan oleh Penyedia Jasa, harus dicantumkan didalam Daftar Inventarisasi
Kepemilikan Peralatan, dalam hal peralatan tersebut diperoleh dengan cara
sewa maka harus dicantumkan dalam kolom keterangan. Sebelum peralatan-
peralatan tersebut dimobilisasikan kelokasi, direksi Pekerjaan akan melakukan
survey terhadap peralatan-paralatan dimaksud untuk membuktikan kebenaran
dan kesiapan dari peralatan-peralatan tersebut. sebelum dipergunakan terlebih
dahulu diperiksa dan disetujui oleh Panitia pengadaan jasa
pemborongan/konstruksi dan Direksi pekerjaan. Jumlah sumur yang akan
dikerjakan oleh penyedia jasa adalah sebanyak 3 Sumur Explorasi yang
lokasinya seperti ditunjuk pada peta terlampir.

1.2. Kualifikasi Perusahaan dan Personil

Untuk Kegiatan pekerjaan pemboran, Penyedia Jasa harus memiliki Surat Izin
Pemboran Air Bawah Tanah (SIPAT) yang masih berlaku, sedangkan bagi
personil pemboran khususnya untuk Tenaga Driller (Bor Master) dan
Assiten Driller harus memiliki Sertifikat Bor Master yang dikeluarkan Oleh
Badan Sertifikasi Ketrampilan (BSK LPJKN) atau yang setara.

1.3. Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan Sumur Explorasi yang akan dilaksanakan di tersebar di


Provinsi Aceh, Lokasi yang tepat dilapangan akan ditentukan oleh Direksi
pekerjaan bersama salah satu panitia lelang saat annwyzing lapangan, Apabila
dibutuhkan maka lokasi sumur dapat di pindahkan atas instruksi dari Direksi
pekerjaan setelah mendapat persetujuan dari Asisten Teknik dan Pejabat
Pembuat Komitmen Pelaksana Kegiatan Pengembangan Air Tanah dengan
harapan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

1.4. Jalan Masuk Lokasi

Penyedia Jasa apabila diminta oleh Direksi harus membangun jalan masuk ke
site, berukuran lebar ± 4 meter, dan konstruksi dengan lapisan batu setebal
0,25 meter, atau kemungkinan Penyedia Jasa harus memperbaiki jalan masuk
yang rusak, berlubang-lubang atau memperkuat jalan masuk yang sudah ada
sehingga mampu untuk dilewati kenderaan roda 4 meskipun dalam musim
hujan.

Penyedia Jasa apabila diperlukan dan atau diperintah oleh Direksi pekerjaan
juga harus memperkuat jembatan dan gorong-gorong, untuk masuknya
peralatan pemboran.

Metode penguatan jembatan atau gorong-gorong harus mengikuti petunjuk


Direksi pekerjaan. Jalan masuk site dan penguatan jembatan ini harus
dipelihara selama pekerjaan berlangsung hingga seluruh pekerjaan tersebut
selesai.

1.5. Persiapan Lokasi Pemboran

Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pemboran, sebelum mobilisasi


Penyedia Jasa harus mengajukan usulan pada Direksi pekerjaan tentang
peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk konstruksi sumur dan
penempatannya pada tiap lokasi Pemboran.

Setelah usulan tersebut disetujui oleh Direksi pekerjaan maka pekerjaan


persiapan lokasi dapat dimulai. Apabila diperlukan dan diminta oleh direksi
pekerjaan, Penyedia Jasa harus memasang lapisan batu pada site pemboran
hingga jadi lebih tinggi dari sekitarnya menghindari genangan air (terutama
pada musim hujan).

Apabila pada lokasi tersebut terdapat tanaman atau bangunan, Penyedia Jasa
harus membebaskannya dengan ganti rugi. Untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan atau mencegah masuknya orang yang tidak
berkepentingan maka tiap lokasi pemboran harus dilengkapi pagar sesuai
dengan yang diintruksikan Direksi.
1.6. Kolam Lumpur

Untuk pemboran dengan cara ”Direct Cirkulation Mud Flush“ Penyedia Jasa
harus membuat 2 (dua) kolam lumpur pada tiap lokasi, berukuran 2 m x 2 m x
1,5 m dengan dinding dibuat miring, Penyedia Jasa juga harus membuat kolam
pengendap berukuran 1 m x 1 m x 1 m, kolam-kolam tersebut dihubungkan
satu dengan lainnya ke lobang bor dengan kanal berukuran lebar 0,4 m dengan
kedalaman 0,4 m. Selama operasional pemboran, kolam dan saluran ini harus
dibersihkan dari endapan. Untuk mencegah hilangnya lumpur (Bentonite Cair)
didalam kolam maka dinding, dasar kolam dilapisi semen secukupnya.
Penempatan kolam lumpur harus sedemikian rupa, sehingga lumpur yang akan
keluar dari lobang bor langsung dialirkan melalui ayakan sebelum jatuh
kesaluran/kanal, menuju kedalam kolam pengendap. selanjutnya cutting akan
mengendap dan lumpur akan terus mengalir kedalam kolam kedua, dalam
kolam kedua, yang dibuat sedemikian sehingga aliran cukup tenang,
dimaksudkan agar material yang berbutir halus dapat mengendap dan lumpur
yang bebas pasir dan kotoran akan diteruskan mengalir ke kolam ketiga, untuk
dipompa sebagai bahan sirkulasi.

Pipa isap dari pompa lumpur yang dimasukkan dalam kolam ketiga harus
ditempatkan dam jarak yang agak jauh dari saluran tempat datangnya lumpur
kolam kedua, sehingga diperoleh kesempatan bagi sisa-sisa kotoran yang
masih terbawa menjadi tidak langsung terisap ulang, demikian juga kedalam
pembebanan ujung pipa isap pompa lumpur, dibuat sedemikian agar tidak
langsung mengisap kotoran yang telah mengendap didasar kolam, dengan
demikian letak mulut pengisap tidak boleh terlalu dekat dengan dasar kolam.
Untuk Pemboran dengan Metode yang lain Direksi pekerjaan akan memberi
petunjuk pada saat akan dimulainya operasi pemboran.

1.7. Penyediaan Air

Untuk keperluan pekerjaan pemboran Penyedia Jasa diwajibkan menjamin


kelancaran penyediaannya. mutu dan jumlah air yang disediakan harus sesuai
dengan kebutuhan yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan. Tidak ada
pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pengguna Jasa untuk
penyediaan air selama Pekerjaan ini berlangsung, sehingga Penyedia Jasa
sudah harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan
biayanya sendiri.

1.8. Pengamanan Lokasi

Penedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua


perlengkapan yang terdapat dilokasi pemboran. Penyedia Jasa juga harus
menjaga semua bangunan, pipa saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya disekitar
lokasi pemboran supaya tidak terganggu selam pekerjaan berlangsung.

Apabila seluruh pekerjaan selesai Penyedia Jasa harus merestorasi lokasi


tersebut sehingga mendekati keadaannya semula dan membayar ganti rugi
biaya sendiri seandainya terjadi kerusakan.

2. PEMBERIAN PEKERJAAN

2.1. Tipe Sumur

Sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia Jasa adalah jenis Explorasi Sumur
Dalam, Pada bagian atas dari ruang anulus, harus dibeton atau dicor semen
dan lubang pipa. Segala dimensi dan ukuran kedalaman, diameter, panjang,
lebar, jenis dan detail dari konstruksi sumur Explorasi
2.2. Prosedur Pekerjaan Konstruksi Sumur Produksi

Untuk memulai pekerjaan Pemboran ditiap titik, Penyedia Jasa harus


memberitahukan pada Direksi pekerjaan paling kurang 24 jam sebelumnya.
Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan, maka pemboran akan
dilakukan dengan metode Direct Circulation Mud Flush. Secara umum
pekerjaan konstruksi sumur produksi adalah sebagai berikut :

1. Persiapan site dan persiapan pekerjaan.


2. Pemasangan mesin Bor.
3. Pemboran lubang Ø 18” dari permukaan tanah sampai pada kedalaman ±
12 m atau seperti yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
4. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter 18”.
5. Pemboran lubang Ø [8 ¾”] dari kedalaman 12 m sampai pada kedalaman ±
188 m dan pengambilan contoh batuan cutting pada tiap meter.
6. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dan mengurangi kekentalan
lumpur sampai 33 detik marsh funnel dengan cara menambah material
pengencer.
7. Logging RESISTIVITY dan SELF POTENTIAL untuk menentukan kedalaman
dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer).
8. Pelaksanaan Uji debit (Air Lift Test).
9. Pelaksanaan pemompaan uji pendahuluan, step drawdown test minimal 4
step, Long Period Test dan Recovery.
9. Pemasangan pipa kontruksi diameter 6”, sesuai dengan design sumur
Explorasi.
12. Pencabutan pipa konduktor sementara .
15. Pengisian semen atau “grouting” kedalam rongga disekeliling pipa jambang
18. Pembongkaran mesin bor .
19. Pemasangan tutup sumur dan kunci, dan pembuatan landasan beton
ukuran 1 x 1 x 0.5 meter disekeliling konstruksi sumur.
21. Pemulihan dan pembersihan kembali lokasi pemboran.

2.2.1. Pemasangan Mesin Bor

Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati
diatas pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil pemboran yang baik
dan mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan
terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pemboran.

Rel master dijaga tetap tegak lurus dan meja bor dijaga horizontal juga
menjaga kelurusan lubang bor.

2.2.2. Pemasangan dan pencabutan pipa konduktor

Pipa konduktor Conduktor Pipe/Surface Casing dipasang disetiap lokasi sumur


untuk mencegah runtuhnya lapisan tanah atas selama pengeboran
berlangsung.

Diameter pipa konduktor, ditentukan oleh Direksi pekerjaan berdasarkan


diameter lubang yang akan dibor. Kedalaman pipa konduktor ditentukan
bersadarkan keadaan lapangan ditiap lokasi dan harus dengan persetujuan
Direksi pekerjaan. Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor
selesai dilaksanakan maka Penyedia Jasa harus mencabut pipa tersebutdan
apabila tidak dapat dicabut akan menjadi resiko Penyedia Jasa.

2.2.3. Diameter Kedalaman Pemboran


Apabila tidak ditentukan lain untuk sumur produksi maka pemboran harus
dilaksanakan sesuai dengan design yaitu dengan Ø 18” pada bagian atas
lubang sumur explorasi
Apabila potensi akuifer dinilai belum mencukupi atau disebabkan kualitas air
yang tidak memenuhi syarat yang diinginkan, maka kedalaman pemboran dan
pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan atau intruksi Direksi
pekerjaan.

2.2.4. Metoda Pemboran

Metoda pemboran yang akan digunakan adalah metoda Diret Circulation Mud
Flush kecuali bila Direksi Pekrjaan menginstruksikan untuk menggunakan
metoda lain sesuai dengan keadaan lapangan yang dihadapi.

2.2.5. Pengawasan Lumpur Pemboran

Alat Marsh Funnel dan Mud Balance mutlak harus selalu disediakan di lokasi
pemboran agar selalu dapat dilakukan pengecekan sifat lumpur setiap saat.
Selama operasi pemboran Kekentalan dan densitas lumpur harus diukur setiap
jam dengan marsh Funnel dan Mud Balance. Kekentalan lumpur pemboran
harus dipertahakan kira-kira antara 35 sampai 45 detik. Densitas lumpur harus
dipertahankan kira-kira 1,07, Kadar pasir dari lumpur pemboran harus lebih
kecil dari 5 %. Apabila sirkulasi lumpur berhenti pada waktu pekerjaan
pemboran maka mata bor stang bor harus segera diangkat dari lubang sumur.

2.2.6. Pencucian Lubang Sumur

Untuk memperoleh lubang bordan contoh hasil boring sample yang baik maka
Penyedia Jasa harus melaksanakan pencucian lubang bor dengan lumpur
pemboran atau sirkulasi lumpur tanpa penetrasi tiap 6 meter atau setiap 1
(satu) batang stang bor. Pemcucian dilakukan dengan jalan melaksanakan
sirkulasi lumpur tanpa menambah kedalaman lubang sampai lubang bor bersih
dari material hancuran formasi (cutting).

2.2.7. Pelebaran Lubang Bor

Apabila pemboran dilaksanakan dengan prosedur lubang penuntun Pilot Hole


dan menunjukan adanya akifer produktif maka Penyedia Jasa harus
melaksanakan pelebaran lubang bor reaming sampai dengan diameter dan
kedalaman yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan, Pelebaran lubang bor
dilaksanakan dengan mengunakan reaming bit atau three cutter hole opener
dengan diameter yang sesuai dan dilengkapi dengan pilot bit sebagai alat
bantu lubang berdiameter sama dengan lubang yang dilebarkan. Hal ini
dimaksudkan supaya ketegak lurusan pelebaran lubang sama dengan lubang
penuntun.

2.2.8. Berakhirnya Operasi Pemboran

Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan atau seperti
yang diintruksi Direksi pekerjaan, maka pemboran akan dihentikan atas izin
Direksi pekerjaan. Kemudian lubang bor harus dicuci sampai bersih dari
endapan dengan melaksanakan sirculasi lumpur lebih kurang selama 4 (empat)
jam terus menerus. Setelah lubang bor betul-betul bersih maka kekentalan
lumpur pemboran dikurangi sampai 33 detik Marsh Funnel dengan cara
menambah material pengencer, lalu Penyedia Jasa mempersiapkan sumur
untuk pelaksanaan logging.
2.2.9. Pembongkaran Mesin Bor

Setelah pekerjaan pemboran, instalasi sumur dan pekerjaan lain yang


memerlukan mesin bor dari satu lokasi dinyatakan selesai, maka mesin bor
harus di bongkar dan dipindahkan oleh Penyedia Jasa ke lokasi berikutnya
beserta semua peralatan dan material yang akan dipakai.

2.3. Pengumpulan Contoh Formasi (Sample)

Contoh Formasi sample dari formasi yang dibor harus diambil dan harus dapat
mewakili litologi setiap meter pemboran, kemudian disimpan dalam botol
/kantong plastik tembus pandang /transparan. Masing- masing contoh beratnya
harus tidak kurang dari 1 Kg, dan bebas dari lumpur. Pada masing-masing
botol, harus dicantumkan tulisan nama/lokasi, kedalaman dan tanggal
pengambilannya, contoh hasil disusun pada kotak sample tiap kotak isi 50
contoh. Kotak sample, botol/plastik tersebut harus disediakan oleh Penyedia
Jasa.
Pemeriksaan bantuan (diskripsi litologi) harus dilakukan terhadap setiap contoh
bantuan yang di kumpulkan dan Penyedia Jasa harus membuat catatan yang
tepat mengenai batas kedalaman setiap litologi yang ditembus.
2.4. Logging Geofisik

Logging geoefisik diutamakan terdiri dari Resistivity Log dan SP Log, bila
diperlukan, akan dipergunakan juga Gamma Ray Log yang harus dikerjakan
Penyedia Jasa pada setiap sumur pada supervisi langsung Direksi. Sebelumnya
lubang bor yang telah selesai dikerjakan. harus dicuci dengan sirkulasi
secukupnya untuk menghilangkan endapan dan mencegah runtuhnya lubang
bor, Kekentalan lumpur bor, dalam keadaan lubang sudah bersih dari kotoran,
harus dipertahankan 33 detik marsh funnel; sehingga memudahkan
pengoperasian logging sampai dasar lobang bor. Logging akan dikerjakan
sepanjang lubang bor dari dasar sampai kepermukaan tanah, pengambilan
logging dengan urutan dari permukaan sampai dasar dipakai sebagai dasar
pengaturan skala-skala grafik yang dihasilkan pada pengambilan data yang
sesungguhnya dengan urutan dari dasar lubang bor kepermukaan sudah
diperoleh grafis yang tidak keluar dari lebar kertas maksimum. Pengambilan
data logger harus dilakukan berulang kali sampai diperoleh gambaran atau
data yang sebaik mungkin.

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan elektrik logger termasuk tinta,


kertas dan perlengkapan lain sehingga logger tidak terganggu dalam
operasinya sampai mendapatkan hasil racording atou rekaman data yang
memuaskan. Penyedia Jasa harus mempersiapkan sumur untuk dilogging dan
memberikan laporan setelah persiapan selesai.

Penyedia Jasa harus menyediakan transportasi peralatan dan perlengkapan


maupun operator logger dari manapun kelokasi. Transportasi harus
menggunakan kendaraan tertutup bebes dari hujan, untuk mencegah
kerusakan atau gangguan kerusakan pengopasian logger. Pekerjaan logging
harus dihentikan sementara pada saat terjadinya hujan sangat lebat atau
banyak petir, hal itu untuk menjaga ketelitiaan data yang bebas dari gangguan
elektris.

Penyedia Jasa harus mencari imformasi dari radius maksimum 200 meter dari
lubang bor dan melaporkan pada Direksi apabila di sekitar lubang bor yang
dilogging terdapat meterial bangunan atau konstruksi metalik yang ditanam
misalnya pipa besi, kabel tranmisi, telepon bawah tanah ,bahkan instalasi
sumur berkontruksi metal, rel lori terpendam dan lain-lainnya. Hal tersebut
mungkin akan diperlukan dalam koreksi data hasil rekaman logger.
2.5 . Ketegak Lurusan Lubang Bor

Lubang bor harus dibuat benar-bbenar vertikal dan tegak lurus untuk menjamin
kelancaran pemasangan pipa sumur. Penyimpangan vertical (Vertikal deviation)
tidak boleh melebihi dua pertiga dari diameter terkecil sumur untuk setiap 30
m.

Alat yang dipakai adalah Bobin Set. Sebagai contoh, bila mana diameter
terkecil yang dibor adalah 180 mm, maka penyimpangan vertikal tidak boleh
melebihi 100 mm setiap 30 m.

Data tersebut direkap pada gambar Assbuild Drawing. Bila mana deviasi ini
dilewati maka Penyedia Jasa wajib melakukan pemboran ulang atas biaya
sendiri.

2.6. Pengisian Semen

Setelah development sumur selesai dan pipa Penyedia Jasa dicabut maka
rongga sisa lubang bor dengan pipa jambang diluar pipa jambang sumur harus
diisi semen atau grouting mulai kedalaman tertentu sampai kepermukaan
tanah.

Cara pengisian dan kedalamannnya untuk tiap lokasi akan ditentukan oleh
Direksi dilapangan. Pengisian semen (Grouting) dapat juga dilakukan pada
suatu zona kedalaman tertentu guna menahan interusi dan atau kontaminasi
air tanah yang berkualitas jelek atau tidak diinginkan airnya untuk disadap,
penyemenan tersebut apabila ada akan diperintahkan dan diberi petunjuk oleh
Direksi pekerjaan.
3. PEMASANGAN PIPA SUMUR

3.1. Material Sumur

Material Sumur yang akan dipasang untuk instalasi sumur Explorasi antara lain
terdiri dari :
a. Pipa GIV Ø 6”x 6 meter
b. Tutup atas sumur top cap

3.2. Pemasangan Pipa Sumur

Setelah pemboran selesai sesuai dengan kedalaman yang ditentukan, maka


harus dilakukan sirkulasi lumpur lebih kurang 4 (empat) jam atau sampai
lubang bor betul-betul bersih dari sisa cutting, sesuai dengan pasal 2.2.8.
Spesifikasi ini. Kemudian Penyedia Jasa harus memasang pipa dan pipa
saringan didalam lubang bor pada posisi yang tepat sesuai dengan design
sumur yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan. serta penyemenan atau grouting
bagian atas.

4. PEKERJAAN AIR LIFT TEST SUMUR

Penyedia Jasa harus melakukan melakukan uji pendahuluan dengan cara Air lift
test untuk mengetahui debit sementara sumur explorasi tersebut. Metode Air
lift test sumur yang mungkin dipilih untuk dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Kompressor Udara (Air Compessor)


c. Pipa tiup kompessor ditempatkan kurang lebih pada kedalaman yang sama
pada ujung jambang sumur.
Penentuan cara air lift test sumur explorasi dan urut-urutan kerjanya secara
terperinci akan dijelaskan oleh Direksi pekerjaan pada waktu pelaksanaaan
pekerjaan dilapangan.

5. PEMOMPAAN UJI

Setelah konstruksi sumur selesai, Penyedia Jasa harus mempersiapkan


pemompaan uji. Pengian yangakan dilaksanakan antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Pemompaan uji pendahuluan (Preliminary pumping test)
b. Uji penurunan bertingkat (step drawdown test)
c. Uji debit tetap (constant rate test)
d. Uji pemulihan (recovery test)
Penyedia Jasa harus menyediakan semua perlatan, pekerja, bahan baker dan
semua kebutuhan lain untuk selama periode waktu pemompaan uji, kecuali jika
ditetapkan atau diinstruksikan lain oleh Direksi.

5.1. Peralatan Pemompaan Uji

Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemompaan uji adalah sebagai


berikut :

1. Alat Pemompaan

Pemompaan uji dilaksanakan dengan jenis pompa turbin / submersible yang


mempunyai kapasitas maksimum tidak kurang dari 10 L / det dengan tinggi
head penghisap tidak kurang dari 60 m untuk sumur dalam DWS lengkap
dengan mesin penggerak dan pengatur debit.

2. Alat Pengukur Debit

Debit pemompaan diukur dan diamati dengan menggunakan kotak


pengukur debit yang dilengkapi dengan alat ukur Thompson type V-Notch
atau Orifice weir atau flow meter.

3. Alat Pengukur Muka Air

Permukaan air dalam sumur diukur dengan indicator muka air dengan
ketelitian pengukuran paling tidak 1 (satu) Cm dan menggunakan tenaga
listrik battery atau menggunakan sounding meter.

4. Alat Pelengkap Lainnya

Untuk melaksanakan pengukuran yang tepat dan sesuai dengan periode


waktu yang ditentukan maka dibutuhkan stop watch atau jam meteran, EC
meter, blangko-blangko, flash light, tenda pengaman, tali temali, jerigen
sample air, semua biaya ditanggung Penyedia Jasa. Jika diperlukan untuk
melakukan pengamatan pada sumur-sumur pengamat disekitar sumur yang
dipompa dibutuhkan alat transportasi untuk personil pemompaan uji.

5.2. Pemompaan Uji Pendahuluan

Setelah pemasangan pompa uji selesai, Penyedia Jasa harus melaksanakan


pemompaan uji pendahuluan yaitu dengan melakukan pemompaan pada sumur
tersebut dengan debit maksimum pompa selama 6 (enam) jam dan setelah
pompa berhenti dilaksanakan pengukuran kambuhnya muka air (recovery) atau
seperti yang diinstruksikan oleh Direksi pekerjaan.

Tujuan dari pemompaan uji pendahuluan adalah untuk melakukan pemeriksaan


terhadap hasil development sumur dan untuk memperoleh gambaran umum
tentang hubungan debit pemompaan dan penurunan muka air sehingga debit
pemompaan pada tiap tingkat dari uji penurunan bertingkat dapat ditentukan.

Oleh sebab itu Penyedia Jasa diharuskan melakukan pengamatan terhadap


debit, kedalaman muka air dan kandungan pasir dari air yang dipompa sesuai
dengan yang ditentukan oleh Direksipekerjaan.

Apabila hasil pemompaan uji pendahuluan menunjukan bahwa Development


sumur belum sempurna maka Direksi berhak memberikan instruksi untuk
melanjutkan Development sumur dan Penyedia Jasa harus melaksanakannya.
Setelah segala persyaratan pengujian dianggap telah memenuhi oleh Direksi
pekerjaan maka Penyedia Jasa dapat mempersiapkan pelaksanaan uji
penurunan bertingkat.

5.3. Uji Penurunan Bertingkat (Step Drawdown Test)

Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari pemompaan uji pendahuluan
maka Penyedia Jasa harus melaksanakan uji penurunan bertingkat. Sumur
dipompa dengan debit yang meningkat secara berurutan selama periode 120
menit untuk masing-masing tingkat debit.Pengujian harus dilaksanakan paling
kurang 4 (emat) tingkat. Debit untuk tiap tingkat pengujian ditentukan oleh
Direksi pekerjaan berdasarkan hasil pemompaan uji pendahuluan.

Debit pemompaan pada setiap tingkat pengujian harus dipertahankan supaya


tetap stabil dengan melaksanakan pengamatan secara efektif. Pengamatan
terhadap debit pemompaan dan penurunan muka air didalam sumur yang
dipompa harus dilakukan pada interval waktu tertentu sesuai dengan formulir
yang terdapat pada Lampiran – A.
5.4. Uji Debit Tetap ( Constans Rate Test )

Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji penurunan bertingkat maka
Penyedia Jasa harus melaksanakan uji debit tetap yaitu melakukan
pemompaan dengan debit yang tetap selama 72 (Tujuh Puluh Dua) jam secara
terus menerus. Debit pemompaan ditentukan oleh Direksi berdasarkan uji
penurunan bertingkat. Pengamatan terhadap debit pemompaan harus
dilaksanakan paling tidak sekali tiap jam supaya debit pemompaan dapat
dipertahankan stabil.

Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan terhadap penurunan muka air


tanah pada sumur yang dipompa. Apabila kondisi lapangan memungkinkan
maka disamping melaksanakan pengamatan pada sumur yang dipompa,
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan penurunan muka air tanah
paling tidak pada 2 (dua) sumur tabung yang terdapat dalam radius 1200
meter dari sumur yang dipompa dan 1 (satu) sumur gali yang terdapat dalam
radius 400 meter dari sumur yang dipompa, sumur yang diukur tanpa dipompa
tersebut selanjutnya disebut sebagai sumur pengamat. Pengukuran permukaan
air pada sumur yang dipompa dan sumur-sumur pengamat dilakukan pada
interval waktu sebagai berikut (lihat juga formulir pada lampiran -B) :

Waktu sejak pemompaan dimulai interval waktu pengukuran

0-10 menit setiap 1 menit


10-25 menit setiap 3 menit
25-60 menit setiap 5 menit
1-2 menit setiap 10 menit
2-3 jam setiap 15 menit
3-6 jam setiap 30 menit
6-24 jam setiap 1 jam
24-48 jam setiap 2 jam
48-72 jam setiap 3 jam

Selama pemompaan uji debit tetap, Kontraktor harus melaksanakan


pengukuran terhadap Ph, Temperatur dan Ec air yang dipompa. Pengukuran
dilaksanakan paling tidak 4 kali selama pemompaan dengan selang waktu kira-
kira 24 jam.

Penyedia Jasa harus menjaga supaya lokasi pemompaan uji bebas dari
genangan air permukaan atau air hujan serta air hasil pemompaanuji itu sendiri
sehingga tidak mempengaruhi pengujian. Untuk itu sebelum pelaksanaan
pemompaan uji Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuang untuk
menyalurkan air yang dipompa ke tempat yang lebih jauh dari sumur tanpa
menimbulkan kerugian pihak lain.

Apabila pemompaan terhenti sebelum waktu yang ditentukan karena kerusakan


mesin atau kehabisan bahan bakar maka Penyedia Jasa harus mengulangi
pemompaan uji dan biaya yang dikeluarkan untuk pemompaan sebelum pompa
berhenti sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

5.5. Uji Pemulihan ( Recovery Test )

Setelah pemompaan dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih
menuju kedudukannya yang semula. Uji pemulihan akan dimulai setelah
pemompaan berhenti sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum
dipompa.

Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran muka air sejak pemompaan


berhenti sampai muka air kembali pulih pada kedudukannya semula atau
maksimum selama 24 jam.

Pengukuran dilakukan pada sumur yang telah dipompa dan pada semua sumur
pengamat dengan interval waktu seperti pada waktu uji debit tetap.
6. ANALISA KWALITAS AIR

Pada waktu pemompaan uji ditiap sumur, Penyedia Jasa harus mengambil air
untuk dianalisa. Pengambilan contoh air dilaksanakan pada menjelang
berakhirnya pemompaan uji debit tetap sebanyak 2 (dua) contoh untuk setiap
sumur dengan volume masing-masing tidak kurang dari 1 (satu) liter. Contoh
air tersebut disimpan dalam botol Polyethilene yang sebelum dipakai harus
dicuci dan dibilas dengan air sumur tersebut paling tidak sebanyak 3 (tiga) kali,
kemudian diisi penuh sehingga tidak ada udara yang tertinggal didalam, lalu
ditutup dengan rapat. Pada masing-masing botol/jerigen dicantumkan tulisan
nomor sumur, lokasi, dan tanggal pengambilan contoh air tersebut. K Penyedia
Jasa harus melakukan analisa kimia terhadap salah satu dari contoh air
tersebut dengan segera yaitu dengan mengirimkan pada laboratorim yang
disetujui oleh Direksi. Contoh air yang kedua harus segera dikirimkan pada
Direksi diKantor Proyek untuk diamati. Analisa kimia air harus dilakukan
terhadap parameter sebagai berikut :
1. Warna 11. K 21. CI
2. Bau 12. Ca 22. NO2
3. Kekeruhan 13. Mg 23. NO3
4. Dissolved Soilds 14. Fe 24. Co2
5. Suspended Solide 15. Mn 25. HC)3
6. pH 16. Cu 26. CO3
7. Kesadahan (CaCo3) 17. As 27. B
8. SAR 18. Ph 28. PO4
9. Daya Hantar Listrik 19. SiO2 29. SO4
10. Na 20. NH4 30. H2S

Kandungan-kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatahkan dalam


satuan ppm serta diberikan rekomendasi dari laboratorium penguji tentang
memenuhi syarat atau tidaknya air tersebut dipakai sebagai air minum maupun
air irigasi. Prosentase kesadahan maksimum yang diizinkan untuk analisa kimia
dari contoh air dari tiap sumur ditetapkan sebagai berikut :

TDS ( ppm ) 50 100 200 500 1.000 2.000

% kesalahan maksimum 15 7 5 4 3 2
yang diizinkan
Apabila hasil analisa kimia contoh air dari suatu sumur menyimpang dari yang
telah ditentukan maka Kontraktor harus melakukan analisa ulang terhadap
contoh air sumur tersebut dengan biaya sendiri.

7. ANALISA BESAR BUTIR

Kalau dibutuhkan atau diinstruksikan oleh Direksi pekerjaan, Penyedia Jasa


harus melaksanakan analisa besar butir (analisa ayakan) terhadap beberapa
contoh cutting dari setiap sumur yang akan dipilih oleh Direksi dan
menyerahkan hasil analisanya kepada Direksi pekerjaan.

Sebelum dianalisa, sisa Lumpur pemboran yang masih terdapat pada contoh
tersebut harus dihilangkan dengan mencucinya, kemudian contoh tersebut
dikeringkan dengan memakai alat pengering atau sinar matahari.

8. PEMASANGAN TUTUP SUMUR DAN PATOK NOMOR SUMUR

Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa harus


memasang tutup sumur lengkap dengan kuncinya untuk mencegah material-
material asing masuk kedalam sumur.Setelah sumur tertutup.

Penyedia Jasa harus memasang patok tanda pengenal sumur dimana


tercantum nomor sumur, tahun pembuatan dan tanda pengenal / nama
Penyedia Jasa yang melaksanakannya. Pembuatan patok dan tempat
pemasangan harus sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.

9. LAPORAN DAN CATATAN

Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi yang diperoleh dari
semua pekerjaan yang dilaksanakan pada masing-masing sumur harus
disimpan untuk sewaktu-waktu akan diperiksa dan disahkan oleh Direksi
pekerjaan.

Penyedia Jasa harus membuat laporan setiap hari kepada Direksi pekerjaan
mengenai material yang digunakan, pekerjaan yang telah dan akan
dilaksanakan, termasuk kedalaman pemboran dan data lain yang dibutuhkan
Direksi pekerjaan.
Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak, maka Penyedia Jasa harus
membuat laporan akhir pekerjaan yang akan diserahkan pada Direksi
pekerjaan. Bentuk laporan akan dibuat mengikuti blangko yang mengandung
penjelasan-penjelasan detil mengenai data yang diperoleh selama pembuatan
sumur dan ringkasan pekerjaan yang telah diselesaikan, Laporan juga harus
meliputi hal-hal tersebut dibawah ini

1. Log Pemboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi


antara lain pekerjaan pemboran, instalasi sumur, development sumur,
personil, peralatan dan material yang dipakai, pengukuran pipa, kedalaman
sumur, dan data lain yang dibutuhkan oleh Direksi pekerjaan,
2. Log geologi dan log geofisik yang memberikan informasi mengenai jenis dan
sifat batuan, kedalamannya, nomor contoh Cutting Log Resistivity, SP dan
log EC air,
3. Catatan mengenai rencana posisi pipa saringan (design sumur) dan hasil
pemasangannya berupa gambar konstruksi sumur dan susunan komponen
sumur yang terpasang, termasuk catatan mengenai penyambungan pipa,
4. Catatan jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen yang
diisikan keruang anulus tiap sumur,
5. Catatan mengenai pengujian ketegaklurusan sumur (kalau ada),
6. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air
tanah, lama pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material
yang dipakai, jumlah personil, jam kerja dan sebagainya,
7. Catatan mengenai kegiatan pemompaan uji dan semua data yang
dikumpulkan selama pengujian,
8. Catatan mengenai pH, temperatur, EC dan jumlah kandungan pasir dari air
yang dipompa,
9. Kurva gradasi hasil analisa besar butir contoh cutting dan gravel pack.

Bentuk dan format/blangko laporan akan diarahkan oleh Direksi pekerjaan.


Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan foto-
foto yang diambil untuk masing-masing sumur.

Pengambilan foto tiap sumur harus meliputi :

1. Saat sumur dalam kondisi 0 %


2. Saat mata bor akan dioperasikan
3. Saat 50 % pemboran
4. Saat pengambilan contoh cutting
5. Saat stang bor masuk seluruhnya
6. Saat contoh cutting sudah diperoleh seluruhnya
7. Saat proses logging
8. Saat persiapan pemasangan pipa air lift test
9. Saat pemasangan pipa setiap tahapan
10. Saat pemompaan uji
11. Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100 % (pemulihan lokasi)

Foto harus dicetak rangkap 1 (satu)dan film negatif harus diserahkan pada
Direksi

10. PENGADAAN – PENGADAAN LAIN

Guna menunjang pekerjaan ini kalau masih diperlukan bahan atau peralatan
tambahan lainnya,maka bahan dan peralatan tersebut harus diadakan / dibuat
oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

11. PEMULIHAN LOKASI


Setelah pelaksanaan seluruh kegiatan pekerjaan pemboran selesai maka
penyedia jasa diwajibkan untuk memulihkan keadaan lokasi pemboran
mendekati kondisi semula.
Jika diperlukan Penyedia Jasa harus menimbun kembali bekas galian kolam
lumpur maupun kolam pengendap dan lain sebagainya, semua biaya yang
timbul akibat pemulihan lokasi peboran menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

12. WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan Pekeerjaan adalah 150 (seratus delapan puluh)


hari kalender.

13. DAFTAR PERALATAN

Didalam Dokumen Penawaran, Penyedia Jasa harus melampirkan Daftar


kepemilikan/ Inventarisai Peralatan, dalam hal peralatan tersebut diperoleh
dengan cara sewa, maka harus melampirkan Surat Sewa yang masih berlaku
disesuaikan dengan masa berakhir kegiatan pekerjaan pemboran dimaksud.

14. PERALATAN DAN BAHAN


Penyedia Jasa menyediakan peralatan, bahan, personil dan bahan antara lain
sebagai berikut :

Peralatan Utama dan Peralatan bantu

Mesin bor dan peralatan yang akan digunakan harus lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknis, yaiyu ;

– Mesin Bor
➢ Mesin Bor yang dipergunakan adalah mesin bor putar (rotari teable
drilling rig) atau top head drive type mounted untuk pemboran air
tanah dengan sistim sirkulasi lumpur langsung (direct mud
cirkulation, ukuran dan kapasitas drilling ring yang akan digunakan
sebagi berikut;
➢ Capacity ; 200 meter ; Menara/tripot tinggi ± 9 meter, dengan
kekuatan menahan beban 12 ton,
➢ Draw work kapasitas 3.5 ton single line dan wire rope 16 mm,
➢ Rotary teable/spindel turge mampu memutar drill pipe > 2 7/8 dan
biasa memasang temporery cassing dia 18 ”
➢ Power unit ; sesuai dengan karateristik drilling rig.
➢ Mud Pump ; Mud pump untuk sirkulasi mud pemboran berupa mud
pump duplex/dauble action piston, dengan capacity > 600 l/menit
dan tekanan kerja minimal 120 psi.
➢ Air compresore ; Air compresore yang digunakan adalah
compresore udara dengan kapasitas 20 bar atau > 350 cpm.

Peralatan Pemboran dan Alat bantu ;


 Drill pipe : berdiamter 73 mm atau 89 mm, lengkap sub dengan total
panjang 200 meter dalam kondisi baik dan aman untuk dipakai,
 Drill Coller dan sub ; Rangkaian Drill coller dilengkapi dengan dua buah
drill coller dengan ukuran 4” atau 6” x 3 meter, lengkap dengan
sambungan (sub) yang sesuai dengan berat 750 kg.
 Stabilazer dan sub ; Rangkaian Stabilazer dilengkapi dengan dua buah
Stabilazer dengan ukuran 4” atau 6” x 3 meter, lengkap dengan
sambungan (sub) yang sesuai dengan berat 750 kg.
 Drill Bit ; Drill bit yang digunakan adalan roller rock bit untuk berbagai
formasi batuan dengan ukuran diameter 8 ¾”, 12 ¼”, 14 ¾” dan 18”
kondisi baik dan siap pakai.
 Engine generating set ; Engine generating set yang digunakan dengan
kapasitas 200 ampere, lengkap dengan alat pemotong dan selalu ada
dilokasi pekerjaan.
 Peralatan Pemompaan Uji ; Pompa submersible dengan kapasita > 7.5
l/det sampai dengan 20 l/det dengan head 60 meter lengkap dengan
mesin penggerak uatama dan genet.
 Alat Ukur muka air tanah dengan akurasi 1 cm (dengan sistim electrik)
 Alat Ukur Debit irifice atau V-Nocth
 Termometer, pH meter dan Ec meter

Peralatan penyempurnaan sumur

 Kompresore udara dengan kapasitas 20 bar atau 350 cfm


 Air pipe dengan ukuran 1”
 Dauble swambing blok dia 6”
 Single swambing blok dia 6”
 Sand Conten (alat ukur kandungan pasir)
 STTP
 Jetting toll

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan Pengeboran Air Tanah (4 Titik)


Lokasi Tersebar sebagai berikut ;
No Jenis Peralatan Capacity Jumlah
.
1 Drilling Rig 200 meter, DP 73 mm/89 mm 1 Unit
2 Mud Pump 600 L/menit, tekanan kerja 120 psi 1 Unit
3 Air Compresore 20 bar/350 cfm, tekanan kerja 120 1 Unit
4 Generating Set psi 1 unit
5 Peralatan Pumping test 200 Amp 1 unit
6 Truck 10 L/det s/d 20 L/det, head 60 1 unit
7 Pic up meter 1 unit
8 Pompa air 6 ton 1 unit
9 Peralatan Geofisika dan 1.5 ton
Alat Bantu 2 L/det
 Geoelectric 1 unit
Logging 1 unit
 Water Level - 200 meter, SP, Resistivity 1 unit
saunding 100 meter
 Orifece atau V- -
Noth

14.2 . Spesifiksi Bahan Sumur Produksi ;


1. Pipa GIV dia 6”,
2. Weel Cup dia 6”,
3. Bahan Sirkulasi Bentonite yang bersertifikat Produksi,
4. Patok Tanda sumur,
5. Kotak PPPK dan isinya,
6. Kotak tempat contoh batuan sesuai dengan kedalaman pemboran
7. Dan bahan/peralatan bantu lainnya.

14.3 Personil inti ;

 Kepala Pelaksanaan/ Hidrogeoelogist


 Pelaksana/geoelogist : 1 orang (sertifikat),
 Driller : 1 orang (sertifikat),
 Assisten Driller : 1 orang (sertifikat),
 Welder : 1 orang,
 Mekanik : 1 orang,
 Operator pumping test : 1 orang,
 Staf Administrasi : 1 orang,
 Staf Logistik : 2 orang.

Banda Aceh, Desember 2009

Mengetahui;
Pejabat Pembuat Komitmen
Pendayagunaan Air Tanah Prov. Aceh

Ir. Akhyar, ME
Nip. 19560604 199502 1 001

You might also like