You are on page 1of 3

SOCA MRP-2

KASUS KADAR KADMIUM DENGAN KADAR PSA PADA PEKERJA BENGKEL


SKENARIO
Seorang peneliti ingin mneliti terkait hubungan kadar kadmium (Cd) darah dengan
kadar PSA (Prostat Spesific Antigen) pada pekerja bengkel las di Purwokerto tahun 2015.
Sampel diambil dari 5 bengkel las di Purwokerto, jumlah total sampel sebanyak 85 orang
akan diambil darahnya untuk dicek kadar kadmium dan PSA nya. Kadar Cd akan diukur
dengan (Lupa caranya) dan hasil dinyatakan dalam ug/dL. Kadar PSA akan diukur dengan
ELISA dan hasil dinyatakan dalam ng.dL. Dilakukan analisis data didapatkan distribusi dan
varian data normal, kemudian uji hipotesis menggunakan paired T-test didapatkan nilai p =
0,01 dengan CI 95%.
1. Desain penelitian apakah yang digunakan oleh peneliti? Jelaskan!
2. Sebutkan variabel-variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti tersebut!
3. Apakah skala pengukuran dari variabel-variabel tersebut? Jelaskan!
4. Apakah hipotesis dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti?
5. Apakah uji statistik yang digunakan sudah tepat?
a) Bila sudah tepat, jelaskan alasannya!
b) Bila belum tepat, apa alasannya? Jelaskan metode uji statistik yang tepat!
6. Apa interpretasi dari hasil uji statistik yang dilakukan oleh peneliti?
JAWABAN
1. Penelitian kuantitatif observational analitik dengan design cross sectional
a. Kuantitatif :
- Hasil data dinyatakan dalam angka
- Hasil didapatkan dari pengukuran secara langsung
b. Observational :
- Peneliti hanya melakukan pengamatan
- Tanpa adanya intervensi
c. Analitik :
- peneliti mencari hubungan variabel 1 kadmium darah dengan variabel yang
lain kadar PSA
- melakukan analisis pada data hubungan sebab-akibat
- memerlukan hipotesis
d. Cross sectional :
- pengukuran penelitian diukur pada satu waktu, dalam arti hanya 1 X
-

pengukuran
Variabel 1 dan 2 diukur secara bersamaan

Tanpa adanya kontrol


Tanpa adanya follow up / tindak lanjut
Digunakan pada kasus yang insidensinya banyak
Estimasi risiko menggunakan PR (prevalence ratio)

2. Karena tujuan penelitiannya mencari hubungan/asosiasi baik arah maupun kekuatan


korelasi maka pada penelitian ini tidak ada variabel bebas dan terikat (kata-kata ini
harus disebutin). Sehingga variabelnya
V1/variabel prediktor : kadar kadmium darah
V2/variabel yang diprediksi : kadar PSA darah
3. Skala pengukuran
V1 : kadar kadmium darah
V2 : kadar PSA darah
Skala keduanya itu numerik rasio kontinyu
Numerik:
-

Data kuantitatif
Didapat dari penghitungan dengan alat ukur
Merupakan data angka
Dapat dimanipulasi dengan matematis

Rasio:
-

Terdapat nilai nol absolut/murni/alami

Kontinyu:
-

Data sifatnya kontinyu dengan ciri adanya desimal (khas untuk rasio)

*)

Cara bodon ku sih karena skala varibelnya numerik><numerik dan cari

hubungan, sehingga masalah skalanya adalah numerik, insyAllah hampir dipastikan


itu pake UJI KORELASI (mbok kalian galau ini korelasi atau komparasi)
4. H0 r = 0
Tidak terdapat hubungan korelasi antara kadar kadmium darah dengan kadar PSA pada
pekerja bengkel las di Purwokerto
H1 -1 r 1, r 0
Terdapat hubungan korelasi antara kadar kadmium darah dengan kadar PSA pada
pekerja bengkel las di Purwokerto
(Kemarin sih aku jawabnya pake hipotesis yang korelasi dan ga disuruh ganti pake yg
paired T-test terus notasinya ditulis yaak, kalo ditanya2 tinggal ditambahin aja klo yang
komparatif pake nya miu ())
5. Belum tepat, karena paired T-test mensyaratkan
-

Tujuan penelitian adalah komparatif sedangkan pada kasus korelasi


Data nya berpasangan sedangkan di kasus tidak berpasangan

Jumlah kelompoknya 2
Masalah skala nya numerik

Sehingga uji hipotesis yang tepat adalah UJI KORELASI PEARSON karena data
terdistribusi normal, ingin melihat hubungan/korelasi, jumlah kelompok 2 yang tidak
diperhitungkan dalam uji korelasi, serta masalah skalanya numerik (korelasi jika kedua
variabel numerik maka masalah skala numerik) Apabila tidak terdistribusi normal
memakai UJI SPEARMAN (sebutin aja uji alternatifnya klo dist.data ga normal).
Karena pas ujian aku dapet dr. Madya aku tambahin apabila peneliti ingin memprediksi
berapa persen korelasi antar variabelnya dan kekuatan korelasinya, bisa menggunakan
analisis multivariat berupa uji regresi linier sederhana karena variabel yang diukur
memiliki skala rasio dan hanya satu variabel prediksi
6. Interpretasinya sih aku ngejelasin nilai p nya dulu
Apabila H0 dikatakan benar, maka peluang kejadian tersebut hanya 0,3 %
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Maka terdapat hubungan yang bermakna
secara statistik antara kadar kadmium darah dengan kadar PSA
Terus yang interpretasi CI 95%
Peneliti percaya 95% dari populasi yang diukur terdapat hubungan yang
bermakna secara statistik antara kadar kadmium darah dengan kadar PSA
-hypoglossus sukses-

You might also like