You are on page 1of 6

Ketika Utbah selesai bicara, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa

Sallam berkata, Apakah engkau sudah selesai


bicara,wahai Abu Al-Walid?
Utbah menjawab, Ya, sudah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, Kalau
begitu, dengarapa yang akan aku katakan.Kemudian
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata,Bismillahi
Ar-Rahmaani Ar-Rahiim.Haa Mim. Diturunkan dari
Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan
dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.
Yang membawa berita gembira dan yang membawa
peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling
(dari padanya),maka mereka tidak
(mau)mendengarkan. Mereka berkata,Hati kami
berada dalam tutupan(yang menutupi) apa yang
kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada
sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding,
maka bekerjalah kamu, sesungguhnya kami bekerja
(pula). (Fushshilat:1-5).

TUJUH PINTU NERAKA


Posted on 10 Juni 2010
by abizakii

Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing


pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan) (Qs al
Hijr :44)
Diriwayatkan dalam Anwar Numaniyah dan Biharul Anwar
bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi
saw memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril
menjawab: Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam

neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-masing pintu


sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari
pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:
1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum
munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan
Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta
para penyembah api.
5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping),
pintu ini untuk kaum Yahudi.
6. Sair (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini
untuk kaum kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril
terdiam. Nabi saw maminta Ia untuk menjelaskan pintu
yang ketujuh, Jibril pun menjawab: Pintu ini untuk
umatmu yang angkuh; yang mati tanpa menyesali dosadosa mereka.
Lalu, Nabi saw mengangkat kepalanya dan begitu sedih,
sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata:
Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan
kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk
Neraka?

Kemudian Nabi saw mulai menangis. Setelah kejadian itu,


beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa
hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan
yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua
sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya:
Mengapa beliau begitu berduka? Namun beliau tidak
menjawab.
Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi,
maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya
penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka
mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah
Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat
Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal
(al-Ala:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan
ayahnya (Rasulullah saw). Setelah mendengar semua itu,
Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya
(cadur) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit
dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir
bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat
jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: Aduhai!
Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia
kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak
mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai.
Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah,
Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan
para sahabatnya, kemudian ia berkata: Wahai Ayahanda,
Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh
dengan robekan, aku bersumpah, demi tuhan yang telah
memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya
memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu
siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu
malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan

kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling


ke arah Salman dan berkata Apakah engkau
memperhatikan dan mengambil pelajaran?
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang
tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya
menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi,
bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah
dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada
ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, Mengapa
Ayahanda menangis? Nabi saww menjawab, Ya Fathimah,
mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya
Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang
menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh
pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah
api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api,
dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab.
Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau
berseru, Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam
api ini pasti menemui ajal. Setelah mengatakan ini beliau
pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, Wahai yang
terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat
azab yang seperti itu? Nabi saww menjawab, Umatku yang
mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan
azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab
yang lainya.
Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww
menangis dan meratap, Derita perjalanan alam akhirat
sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit.
Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, Aduhai
seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan
mendengar tentang azab ini, Ammar bin Yasir berkata,

Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan


(di hari kiamat) untuk di hisab. Bilal yang tidak hadir di
sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka
cita itu, Salman menjawab, Celakalah engkau dan aku,
sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai
pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan
dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka). Masihkah kita
memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri
kita lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang
sementara ini? [islamalternatif.com]
Neraka memiliki tujuh pintu, dan setiap pintu memiliki penghuni
yang berbeda beda dari golongan laki-laki dan perempuan."
Nabi s.a.w. bertanya: "Apakah pintu-pintunya seperti pintu-pintu
rumah kami?"
Malaikat jibril menjawab: "Tidak, pintu neraka selalu terbuka, jarak
dari pintu yang satu ke pintu yang lain selama perjalanan 70,000
tahun, setiap pintu lebih panas 70 kali lipat dari pintu yang lain.
Rasulullah s.a.w bertanya.: "Siapakah penduduk masing-masing
pintu neraka?"
Jibril menjawab:" Pintu yang paling bawah disediakan untuk orangorang munafik, dan orang-orang yg kafir Pintu ini bernama AlHawiyah.
Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin Pintu ini bernama Jahim,
Pintu ketiga tempat orang shobi'in Pintu ini bernama Saqar.
Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi Pintu
ini bernama Ladha,
Pintu kelima orang yahudi Pintu ini bernama Huthomah.
Pintu ke enam tempat orang nashara Pintu ini bernama Sa'eir."
Kemudian Jibril terdiam, sehungga Rasulullah s.a.w. bertanya:
"Mengapa tidak engkau teruskan penghuni pintu yang ke tujuh?"
Malaikat Jibril menjawabnya dengan keadaan sedih : "Di dalamnya
orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yang sampai mati
belum sempat bertaubat."
Mendengar jawaban dari malaikat jibril nabi s.a.w. jatuh pingsan,
sehingga Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya.

Setelah sadar nabi saw berkata: "Ya Jibril, sesungguhnya aku sangat
risau dan sedih, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan
masuk ke dalam pintu ketujuh?"
Malaikat jibril menjawab: "Benar ya rasul Allah, Mereka adalah orang
orang yang berdosa besar dari ummatmu dan belum sempat
bertaubat."
Kemudian nabi s.a.w. menangis begitu juga dengan jibril, kemudian
nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk
Sholat kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang lain dan
pada saat sholat beliau selalu menangis memikirkan tentang nasib
umatnya.
Sungguh mulia Nabi kita orang yang di Jamin masuk surga, masih
mau memikirkan kita yang bergelimpangan dengan dosa dan tak tau
kapan akan bertaubat. beliau sedih jika kita terkena murka allah,
sementara kita masih tenang dengan siksaan yang telah menunggu
kita

You might also like