Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah seminar dengan
topik ADHF (Acute Decompresion Heart Failure) ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Terimakasih juga kami sampaikan kepada pembimbing
kami baik pembimbing lapangan maupun pembimbing akademik yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk,
pedoman serta dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini
masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan
saran maupun masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
tentang
faktor
penyebab
dan
pencetus
timbulnya
penyakit
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah agar mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada Tn. N dengan kasus ADHF di ruangan ICCU
RSUP Mohammad Hoesin Palembang.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat melakukan pengkajian pada Tn. N dengan kasus ADHF di
ruangan ICCU
BAB II
TEORI
II.1. Pengertian
ADHF merupakan kependekan dari Akut Decompensated Heart Failure
yang berarti gagal jantung akut. Istilah ini sama dengan gagal jantung atau
Dekompensasi Cordis. Dekompensasi kordis merupakan suatu keadaan
dimana terjadi penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada
penurunan fungsi pompa jantung dan diketahui bahwa kondisi cardiac output
(CO) yang tidak cukup terjadi karena kehilangan darah atau beberapa proses
yang terkait dengan kembalinya darah ke jantung. (Price dan Wilson ,1995).
Gejala
tanda
dominan
Edema perifer/ kongesti
perifer,
peningkatan
vena
jugularis,
edema
pulmonal,
hepatomegali,
asites,
overload
cairan
(kongesti), kaheksia
Edema pulmonal
atau
rales
kelemahan, Perfusi
perifer
Tekanan
darah
(gagal
<90
atau
Biasanya
peningkatan
hipertensif)
darah,
ventrikel
yang
Bukti
ventrikel
peningkatan
Edema
mmHg,
oliguria.
terjadi
tekanan
hipertropi
kiri
disfungsi
kanan,
JVP.
perifer,
hepatomegali, kongesti
usus.
7
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Kelelahan
Perubahan status mental
Penyempitan tekanan nadi
Hipotensi
Ekstremitas dingin
Perburukan fungsi ginjal
II.4. Patofisiologi
ADHF dapat muncul pada orang yang sebelumnya menderita gagal
jantung kronik asimptomatik yang mengalami dekompensasi akut atau dapat
juga terjadi pada mereka yang tidak pernah mengalami gagal jantung
sebelumnya. Etiologi ADHF dapat bersumber dari kardiovaskuler maupun non
kardiovaskuler. Etiologi ini beserta dengan faktor presipitasi lainnya akan
menimbulkan kelainan atau kerusakan pada jantung yang diakibatkan oleh
proses iskemia miokard atau hipertropi remodeling otot jantung atau kerusakan
katup jantung yang dapat menyebabkan disfungsi ventrikel sehingga terjadi
gangguan preload maupun afterload sehingga menurunkan curah jantung. Bila
curah jantung menurun, maka tubuh akan mengeluarkan mekanisme
neurohormonal untuk mengkompensasi penurunan curah jantung. Mekanisme
ini melibatkan sistem adrenergik, renin angiotensin dan aldosteron sehingga
8
individu
dengan
remodeling
pada
jantungnya,
mekanisme
II.5. Pathway
Terlampir
II.6. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
a) Hematologi : Hb, Ht, Leukosit
b) Elektrolit : K, Na, Cl, Mg - Enzim Jantung (CK-MB, Troponin, LDH)
c) Gangguan fungsi ginjal dan hati : BUN, Creatinin, Urine Lengkap,
SGOT, SGPT.
d) Gula darah
e) Kolesterol, trigliserida
f) Analisa Gas Darah
2. Elektrokardiografi, untuk melihat adanya :
a)
b)
c)
d)
Edema alveolar
Edema interstitiels
Efusi pleura
Pelebaran vena pulmonalis
Pembesaran jantung
4. Echocardiogram
a) Menggambarkan ruang katup jantung
II.7. Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah sebagai
berikut:
1. Menurunkan kerja jantung
2. Meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miocard
3. Menurunkan retensi garam dan air
10
penatalaksanaan
gagal
jantung.
Obat
ini
berfungsi
untuk
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
III.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Palembang
Status Marital
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Tgl MRS
Tanggal Pengkajian
No. RM
Diagnosa Medis
: Tn. N
: 59 Tahun
: Laki-laki
: Jl. Suka Bangun 2 No. 8 Kebun Bunga Sukarami,
: Menikah
: Islam
: Sumatera
: Akademi
: Pensiun
: 23-6-2015
: 23 Juni 2015 Pukul 14.00 WIB
: 471646
: ADHF pada CHF FC ke II e.c. NON ISKEMIK +
DM tipe 2
Sumber informasi yang bisa dihubungi
Nama
: Ny. D
Hubungan dengan pasien
: Istri
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
No. HP
: 0823678XXXXX
B. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh sulit untuk bernafas, dada berdebar-debar.
2. Faktor Pencetus
Pasien mengatakan tidak megetahui apa yang menyeababkan pasien sulit
bernafas.
3. Riwayat Penyakit dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus Type 2, Pasien rutin
mengkonsumsi obat Glibenklamid dan Meformin 2 x 1 tablet.
4. Riwayat Penyakit sekarang
13
Pasien mengeluh sulit untuk bernafas. Post CRT-P pada tanggal 1 Juni 2015.
5. Diagnosa Medis
ADHF pada CHF FC ke II e.c. NON ISKEMIK + DM tipe 2
C. Riwayat Biologis
1. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan kurang nafsu makan, pasien hanya makan 5-6 sendok setiap
makan. Jenis diet nasi lunak, lauk pauk, sayur, buah dan air putih.
2. Pola Eliminasi
Pasien BAB sebanyak 1 kali perhari, konsistensi padat, warna feses kuning
kecoklatan dan BAK menggunakan kateter hari pertama. Warna urin kuning
muda sebanyak 3000cc / 24 jam.
3. Pola Istirahat dan tidur
Pasien tidur 6 jam perhari. Pasien gelisah saat tidur dikarenakan sesak. Pasien
sering terbangun di malam hari.
4. Pola Aktivitas dan Bekerja
Saat ini pasien sedang di rawat di CVCU RSMH dan aktivitasnya dihabiskan di
tempat tidur / bedrest.
D. Aspek Psikososial spritual
1. Pola Pikir dan Persepsi
Pasien berfikir bahwa ia harus bahagia dan tidak stress agar ia cepat sembuh,
pasien beranggapan jika ia terlalu banyak pikiran tentang penyakitnya itu tidak
akan membantu dalam penyembuhan.
2. Suasana Hati
Pasien merasa senang, pasien tampak banyak tertawa dan bercanda dengan
keluarga
3. Hubungan / Komunikasi
Pasien memiliki gaya komunikasi yang humoris sehingga hubungan dengan
keluarga sangat dekat. Selama di rumah sakit pasien sering bercanda dengan
keluarganya.
4. Pertahanan Koping
Pasien bercerita mengenai suasana hatinya dan mengungkapkan pikiran dan
perasaannya kepada perawat.
5. Sistem Nilai Kepercayaan
14
Pasien beragama islam, sebelum terserang penyakit pasien selalu sholat. Saat
sedang mengalami sesak pasien selalu beristighfar di dalam hatinya.
E. Pengkajian Fisik
1. Sistem Neurologi
- Kesadaran / GCS
Kesadaran pasien compos mentis E4M6V5 GCS 14, Tidak ada riwayat kejang,
Respon pupil terhadap cahaya (+), ukuran pupil isokor.
2. Sistem Pengelihatan
- Bentuk mata
Bentuk mata simetris anatara mata sinistra maupun dextra, ukuran pupil isokor,
respon pupil terhadap cahaya (+), konjungtiva merah muda, ikterik (-), tidak ada
riwayat operasi.
3. Sistem pendengaran
- Bentuk telinga antara sinistra dan dextra simetris, kebersihan telinga terdapat
sedikit serumen di telinga bagian luar. Fungsi pendengaran baik
4. Sistem Pernafasan
- Respirasi Rate 28 x/menit, Pola Nafas dispnue (+), wheezing (-), Batuk (-),
Sputum (-) Pernapasan perut (+),Trauma dada (-)
5. Sistem Kardiovaskuler
- Tekanan darah 142/101 mmHg, Hearth Rate 141 x/menit,Capilarry refill time <3,
Murmur (-), Edema (-), Palpitasi (-), Sianosis (-), akral hangat.
6. Sistem Pencernaan
- Jenis diet nasi lunak, mual (-), muntah (-), BAB : 1 Kali perhari, warna kuning tua
kecoklatan, konsistensi padat, BAK menggunakan kateter hari pertama, warna
kuning muda , jumlah urin 3000cc/ hari
7. Sistem Reproduksi
- Anatomi Organ Genitalia tampak normal, tanda radang (-), kemerahan (-),
Hemoroid (-)
8. Sistem Muskuloskeletal
- Kekuatan otot : ekstremitas atas sinistra dan dextra 5, ekstremitas bawah sinistra
dan dextra 5
9. Sistem Integumen
15
Warna
Integritas jaringan
Turgor kulit
Edema
Dekubitus
F.
-
Spironolacton1x25 mg
Miniaspi 1x 80mg
Laxadin sirup 3 x 1 sendok / hari
V block 6,25 1x1/2 tab (bila TD 100)
: coklat tua
:sedang
: kurang
: ada
: tidak ada
100)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Tanggal 23 Juni 2015
16
Tangga
Jenis
Hasil
l
Pemeriksaan
23 Juni Darah
Darah Rutin
2015
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Hematokrit
Nilai Normal
14.0
4,38
10,8
39*
Kimia Klinik
Ginjal
Ureum
Kreatinin
55*
1,37*
Elektrolit
Natrium
Kalium
145
5,8*
Imunoserologi
Hormon
Free T4
TSH
1,38
0,41
13,2 -17,3g/dL
4,20-4,87. 106/mm3
4,5-11,0 .103/mm3
43-49 %
16,6 48,5 mg/dL
0,70 1,20 mg/dL
135 155 mEq
3,5 5,5 mEq
0,93-1,7 ng/dL
0,27-4,20 U/mL
Data
DO:
Etiologi
Gagal jantung
TD = 128/85 mmHg
HR = 145
RR = 35
DS:
Backward failure
17
Masalah
Gangguan
pertukaran gas
Klien mengeluh
pusing
saat
hendak bangun
duduk
Klien
mengatakan
jantungnya
berdebar debar
Edema paru
DO:
Gagal jantung
TD = 118/89 mmHg
HR = 132
RR = 32
DS:
-
Klien mengeluh
sesak nafas
Klien
mengatakan
jantungnya
berdebar
Splenomegali dan
Hepetomegali
Mendesak diafragma
Sesak nafas
DO:
Gagal jantung
18
Risiko
kelebihan
tinggi
volme
TD = 128/74 mmHg
HR = 125
RR = 28
cairan
Forward failure
Renal flow
DS:
-
Klien mengeluh
takut
sesak
nafas
Klien mengaku
takut
minum
banyak banyak
RAA
Aldosteron
ADH
Retensi Na + H2O
DO:
Gagal jantung
TD = 127/82 mmHg
HR = 117
RR = 26
Forward failure
DS:
-
Klien mengaku
pusing
saat
hendak bagun
Intoleransi
aktifitas
duduk
Klien
mengatakan
mudah leleah
Klien
mengatakan
sesak nafas
Metabolisme anaerob
Asidosis metebolik
ATP
Fatigue
Intoleransi Aktifitas
DO:
Gagal jantung
TD = 127/82 mmHg
HR = 117
Intoleransi aktifitas
RR = 26
Kelemahan fisik
DS:
-
Klien
mengatakan
takut
minum
banyak karena
nanti
sesak
nafas
Klien
mengatakan
takut
sesak
nafas lagi
Klien
menyatakan
ampun. jika
sesak nafas.
Kecemasan
20
kecemasan
DO:
Disfungsi miocard
TD = 127/82 mmHg
HR = 117
Kontraktilitas
RR = 26
Penurunan
jantung
curah
Klien mengeluh
sesak nafas
Klien mengeluh
jantung
berdebar
III. 4 Perencanaan
N
O
1
Diagnosa
Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
1x 24 jam
pola
nafas
pasien
Intervensi
1. Pantau TTV
2. Kaji
ketidakefektipa
n pernapasan
3. Posisikan semi
21
Rasional
1. Memantau KU
pasien
2. Mengetahui
kemampuan
pernafasan
pasien
3. Memaksimalk
efektif
dengan
kriteria hasil:
TTV dalam
batas
normal,
irama nafas
regular,
suara nafas
vesikuler
2
Gangguan
pertukaran gas
b/d
perubahan
membrane
kapiler alveolus
d/d
dispneu,
ortopneu.
foler
4. Batsi aktifitas
5. Kolaborasi
pemasanga
oksigen
Setelah
1. Auskultasi
bunyi
nafas,
dilakukan
krekels,
tindakan
wheezing.
keperawatan
1x 24 jam
Pertukaran
gas
lebih
2. Anjurkan pasien
efektif
untuk
batuk
dengan
efektif dan nafas
kriteria hasil:
dalam.
AGD dalam
batas normal
dan pasien 3. Pertahankan
duduk atau tirah
bebas
dari
baring dengan
distress
posisi
pernafasan.
semifowler.
4. Kolaborasi
untuk memantau
analisa
gas
darah & nadi
oksimetri.
5. Kolaborasi
untuk pemberian
oksigen
tambahan sesuai
indikasi.
22
an jalan nafas
4. Mencegah
kelelahan
5. Membantu
asupan
oksigen ke
tubuh pasien
1. Memantau
adanya
kongesti paru
untuk
intervensi
lanjut.
2. Membersihka
n jalan nafas
dan
memudahkan
aliran oksigen.
3. Menurunkan
konsumsi
oksigen dan
memaksimalk
an
pegembangan
paru.
4. Hipoksemia
dapat menjadi
berat selama
edema paru.
5. Meningkatkan
konsentrasi
oksigen
alveolar untuk
memperbaiki
hipoksemia
jaringan.
6. Kolaborasi
untuk pemberian
diuretik
dan
bronkodilator
Penurunan curah
jantung
berhubungan
dengan
Perubahan
kontraktilitas
miokardial
6. Diuretik dapat
menurunkan
kongesti
alveolar dan
meningkatkan
pertukaran
gas. B
roncodilator
untuk dilatasi
jalan nafas.
Setelah
1. Kaji dan catat 1. Mengetahui
tekanan
keadaan umum
dilakukan
darah,sianosis,ir
pasien
tindakan
ama dan denyut
keperawatan
jantung
1x 24 jam 2.
Intruksikan 2. Mncegah
kondisi klien
penurunan
untuk menjaga
curah jantung
dapat
keseimbangan
intake
dan
membaik
output
denga
aktif
3. Jelaskan tentang 3. Peran
kriteria:
pasien
penggunaan
membantu
dosis frekuensi
tandaproses
dan
efek
tanda vital
perawatan
samping obat
dalam batas
4. Kolaboratif:
normal;
diuretic
dan 4. Mencegah
penurunan
antibiotic
N:60-100
curah jantung
x/mnt
TD:100120/80-90
mmHg
P:
16-20
x/mnt,
- tidak ada
hipotensi
AGD
dalam batas
normal
- tidak ada
23
distensi vena
jugularis
Risiko
tinggi
kelebihan volme
cairan
b/d
meningkatnya
beban
awal,
penurunan curah
jantung sekunder
terhadap gagal
jantung
d/d
peningkatan
berat
badan,
odema,
asites,
hepatomegali,
bunyi
nafas
krekels,wheezin
g
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x 24 jam
Kelebihan
volume
cairan dapat
dikurangi
dengan
kriteria : (a)
Keseimbang
an intake dan
output. (b)
Bunyi nafas
bersih/jelas.
(c)
Tanda
vital dalam
batas
normal. (d)
Berat badan
stabil.
(e)
Tidak
ada
edema
1.
Pantau
haluaran
urine,
warna, jumlah.
2.
Pantau
intake dan output
selama 24 jam.
3.
Pertahankan
posisi duduk atau
semifowler selama
masa akut.
4.
Timbang
berat badan setiap
hari.
5.
Kaji
distensi leher dan
pembuluh perifer,
edema pada tubuh.
6.
Auskultasi
bunyi nafas, catat
bunyi
tambahan
mis
:
krekels,
wheezing.
Catat
adanya peningkatan
dispneu, takipneu,
PND,
batuk
persisten.
7.
Selidiki
keluhan
dispneu
ekstrem tiba-tiba,
sensasim
sulit
bernafas,
rasa
24
1.
Memantau
penurunan perfusi
ginjal.
2. Terapi diuretic
dapat
menyebabkan
kehilangan
cairan tiba-tiba
meskipun
udema masih
ada.
3. Posisi
telentang
meningkatkan
filtrasi ginjal
dan
menurunkan
produksi ADH
sehingga
meningkatkan
dieresis.
4. Memantau
respon terapi.
5. Retensi cairan
berlebihan
dimanifestasik
an oleh
pembendungan
vena dan
pembentukan
edema.
6. Kelebihan
volume cairan
sering
menimbulkan
kongesti paru.
7. Menunjukkan
adanya
panic.
8.
Pantau
tekanan darah dan
CVP.
9.
Ukur
lingkar abdomen.
10.
Palpasi
hepatomegali.
Catat keluhan nyeri
abdomen kuadran
kanan atas.
11.
Kolaborasi
dalam pemberian
obat Diuretik
Tiazid dengan
agen pelawan
kalium (mis :
spironolakton)
12.
Kolaborasi
untuk
mempertahankan
cairan /pembatasan
natrium
sesuai
indikasi.
komplikasi
edema paru
atau emboli
paru.
8. Hipertensi dan
peningkatan
CVP
menunjukkan
kelebihan
volume cairan.
9. Memantau
adanya asite
10. Perluasan
jantung
menimbulkan
kongesti vena
sehingga
terjadi distensi
abdomen,
pembesaran
hati dan nyeri.
11. Diuretik
meningkatkan
laju aliran
urine dan dapat
menghambat
reabsorpsi
natrium dan
klorida pada
tubulus ginjal.
Meningkatkan
diuresis tanpa
kehilangan
kalium
berlebihan
12. Menurunkan
air total
tubuh/mencega
h reakumulasi
cairan
13.
Konsultasi
dengan bagian gizi.
13. Memberikan
diet yang
dapat di teri
ma pasien
25
14.
-Kolaborasi
untuk pemantauan
foto thorax
Intoleransi
aktifitas
b/d
ketidakseimbang
an antara suplai
oksigen/kebutuh
an
d/d
pasien
mengatakan letih
terus
menerus
sepanjang hari,
sesak nafas saat
aktivitas, tanda
vital
berubah
saat beraktifitas.
yang
memmenuhi
kebutuhan
kalori dalam
pembatasan
natrium.
14. Menunjukkan
perubahan
indikasif
peningkatan /
perbaikan
paru
1. Hipotensi
ortostatik dapt
terjadi dengan
aktivitas karena
efek obat,
perpindahan
cairan,
pengaruh
fungsi jantung.
Setelah
1. Periksa
tanda
vital
sebelum
dilakukan
dan
sesudah
tindakan
beraktivitas.
keperawatan
3x 24 jam
aktivitas
mencapai
batas optimal
,
yang
ditunjukkan
dengan
pasien
2. Ketidakmampu
berpartisipas 2. Catat respons
an miokardium
kardiopulmonal
i
pada
meningkatkan
terhadap
aktivitas
volume
aktivitas,
yang
sekuncup
takikardi,
diinginkan
selama
disritmia,
dan mampu
aktivitas dapat
dispneu,
memenuhi
meningkatkan
berkeringat,
kebutuhan
frekuensi
pucat.
perawatan
jantung,
sendiri.
kebutuhan
oksigendan
peningkatan
kelelahan.
3.
3.
26
Berikan
bantuan
Pemenuhan
kebutuhan
perawatan diri
tanpa
dalamaktivitas
perawatan diri
sesuai indikasi.
Selingi periode
aktivitas dengan
periode
4.
istirahat.
4.
Kecemasan b/d
gangguan
oksigenasi
jaringan, stress
akibat kesulitan
bernafas
dan
pengetahuan
bahwa jantung
tidak berfungsi
dengan baik d/d
cemas,
takut,
khawatir, stress
yang
berhubungan
dengan penyakit,
gelisah, marah,
mudah
tersinggung
Kolaborasi
untuk
mengimplement
asikan program
rehabilitasi
jantung
mempengaruhi
stres
miokard/kebut
uhan oksigen
berlebihan.
Peningkatan
bertahap pada
aktivitas
menghindari
kerja jantung
dan konsumsi
oksigen
berlebihan
Setelah
1. Berikan
1. Pernyataan
kesempatan
masalah dapat
diberikan
kepada pasien
menurunkan
tindakan
untuk
ketegangan,
perawatan
mengekspresika
mengklarifikasi
selama 1x24
n perasaannya.
kan tingkat
jam
koping dan
diharapkan
emudahkan
pemahaman
pasien tidak
perasan.
merasa
cemas
dengan
2. Dorong teman 2. Meyakinkan
kriteria
dan keluarga
pasien bahwa
evaluasi: (a)
untuk
peran dalam
Pasien
menganggap
keuarga dan
mengatakan
pasien seprti
kerja tidak
kecemasan
sebelumnya.
berubah.
menurun
3. Beritahu pasien 3. Mendorong
sampai
program medis
pasien untuk
tingkat yang
yang
telah
mengontrol
dapat diatasi.
dibuat
untk
gejala,
(b)
Pasien
mnurunkan
meningkatkan
menunjukka
serangan
yang
kepercayaan
n
akan
datang
dan
pada program
keteramplan
meningkatkan
medis da
pemecahan
stabilitas
mengintegrasik
masalah dan
jantung.
an kemampuan
mengenal
dalam persesi
perasaannya.
27
diri.
4.
Bantu pasien
mengatur posisi
yang nyaman
untuk tidur atau
istirahat, batasi
pengunjung
5.
5. Membantu
Kolaborasi
pasien rileks
untuk pemberian
sampai secara
sedatif dan
fisik mampu
tranquiliser
membuat
strategi koping
yang adekuat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
28
4.
Memuat
suasana yang
memudahkan
pasien tidur.
B. Saran
Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung ini dilakukan
dengan menghindari penyebab dari penyakit ini misalnya menjaga gaya hidup
yang sehat terutama pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang
melihat enaknya saja tetapi juga mempertimbangkan gizi yang terkandung
dalam, makanan tersebut. selain itu, Penanganan yang efektif terhadap gagal
jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap
mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya,tetapi juga terhadap
faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung. Pembatasan aktivitas
fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang sederhana namun sangat tepat
dalam penanganan gagal jantung
DAFTAR PUSTAKA
Crouch MA, DiDomenico RJ, Rodgers Jo E. Applying Consensus Guidelines in
the Management of acute decompensated heart failure. California : 41st
ASHP
Midyear
Clinical
Meeting.
2006.
(online)
http://www.ashpadvantage.com/website_images/pdf/adhf_scios_06.pdf.
(diakses 30-06-2015)
29
30
DISUSUN OLEH
DANU OKFIANSYAH
ANNISA
OKTARIA SUSANTI
ENDANG SETIAWATI
HERLINDA LESTARI
MELISA MEGAYANTI TURNIP
31