Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH PSIKIATRIK
NIGHT TERROR
Disusun Oleh:
Aditya Prakoso
110100111
BAB 1
PENDAHULUAN
Ganguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan
pada penderita yang berkunjung ke praktek. Gangguan tidur dapat dialami oleh
semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah
maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada
orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan
perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh
serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi,
kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau
orang lain.3
Kebutuhan tidur tiap orang berbeda-beda. Banyak orang adalah penidur
panjang (long-sleeper), yang memerlukan tidur 9 hingga 10 jam tidur di malam
hari, dan yang lainnya adalah penidur pendek (short-sleeper), tetapi lama tidur tidak
selalu berhubungan dengan gangguan tidur. Meskipun demikian , yang menarik
adalah studi tahun 2002 pada lebih dari 1 juta laki-laki dan perempuan yang
menunjukan bahwa orang yang tidur lebih dari 8,5 jam setiap malam atau kurang
dari 3,5 jam memliki angka mortalitas 15% persen lebih besar dari mereka yang
tidur rata-rata 7 jam setiap malam.
Salah satu gangguang tidur adalah teror tidur ( night terror ). Teror tidur
adalah terbangun pada sepertiga awal malam selama tidur non-REM (NREM) yang
dalam (tahan 3 dan 4). Kira-kira 1-6% anak memiliki gangguan ini, yang lazim
pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan cenderung menurun di dalam
keluarga.
BAB 2
ISI
2.1
dan suatu keadaan fisiologis yang dialami oleh setiap makhluk hidup. Meskipun
setiap spesies berbeda dalam jumlah tidur, Namun secara umum perbedaan ini
merupakan fungsi dari umur. Rata- rata, orang dewasa tidur 8 jam sehari. Durasi
tidur yang lebih pendek atau yang berlebihan, keduanya dikaitkan dengan angka
mortalitas yang lebih besar.
Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan
beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola
dunia disebut sebagai irama sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada
bagian ventral anterior hypothalamus. Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan
kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis medulo
oblogata yang disebut sebagai pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang
menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo
oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.
Penelitian modern mengenai tidur diawali oleh aserinsky dan kleitman.
Kleitman menerangkan perbedaan karakterisitk tiap stadium dari tidur menggunkan
electroencephalography (EEG). Hal ini merupakan era awal dimana tidur tidak hanya
di dipelajari secara kuantitatif ( seperti berapa lama tidur) tetapi juga secara kualitatif
(seperti bagaimana tidur yang baik) .
penurunan
atau
hilangnya
REM
tidur.
Obat-obatan
yang
4. Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur
5. Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormone
seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi
secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini
secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmitter norepinefrin, dopamin,
serotonin yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.4
2.2
selama tidur non-REM (NREM) yang dalam tahap 3 dan 4. Gangguan ini selalu
diawali dengan jeritan atau tangisan pulu disertai manifestasi perilaku ansietas yang
hebat hampur mendekati panik.
Gangguan ini hampir selalu diawali dengan jeritan atau pulu disertai
manifestasi perilaku anisetas yang hebat hampir medekati panik.
Khasnya, pasien bangun diatas tempat tidur dengan ekspresi ketakutan,
berteriak keras, dan kadang-kadang bangun secepatnya dengan perasaan terteror
intens. Pasien mungkin tetap bangun dengan keadaan disorientasi tetapi lebih sering
jatuh tertidur , dan seperti pada gangguan berjalan saat tidur, pasien melupakan
episode ini. Episode teror malam setelah teriakan asli sering berkembang menjadi
episode berjalan sambil tidur. Rekaman poligrafik Teror tidur mirip dengan gangguan
berjalan sambil tidur, bahkan keduanya tampak sangat berkaitan. Teror tidur , sebagau
episode terpisah, sering terjadi pada anak-anak. Kira-kira 1-6% anak memiliki
gangguan ini. Lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding anak perempuan, dan
cenderung menurun pada keluarga.
b. Episode ini dapat berulang, seiap episode lamanya sekitar 1-10 menit dan
biasaya terjadi pada sepertiga awal tidur malam
c. Secara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain
mempengaruhi keadaan teror tidurnya dan kemudian dalam beberapa menita setelah
bangun boiasanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulang.
d. Ingatan terhadap kejadian , kalaupun ada, sangat minimal
e. Tidak ada bukti adanya gangguan mental organik.2
Terapi spesifik untuk gangguan teror malam jarang diperlukan. Pemeriksaan
situasi keluarga yang menimbulkan stress mungkin penting , dan terapi individual
serta keluarga kadang-kadang berguna. Pada beberapa kasus , jika memang
diperlukan obat, diazepam sebagai anti cemas dalam dosis kecil pada waktu tidur
memperbaiki keadaannya dan kadang kadang menghilangkan serangan.5
BAB 3
KESIMPULAN
Pada pola tidur manusa tidur dapat klasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu Tipe
Rapid Eye Movement (REM) dan Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM).Fase
awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh
fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16- 20 jam/hari,
anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10
tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa . Gangguan siklus dalam fase
NREM dapat menyebabkan parasomnia seperti Night Terror.
Teror tidur lebih sering terjadi pada anak-anak. Pasien terbangun dalam
keadaan anxietas yang berat. Pasien sering tidak ingat atau amnesia mengenai episode
ini. Terapi spesifik jarang digunakan untuk kasus ini. Diazepam pada beberapa kasus
memperbaiki keadaan dan kadang-kadang menghilangkan serangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock VA., Sadock BJ. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatrik Klinis. Edisi
Kedua. Buku Kedokteran EGC ; 2004. P.337-347
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya;2001.p.95
10