You are on page 1of 33

Juli 2015

HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

Pembimbing: dr. Juniaty Caroline S, Sp.


OG
Nama: Rahma Nilasari
No. Stambuk: 09-777-033

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hipertensi dalam kehamilan adalah penyakit yang umum


ditemukan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab
utama kematian ibu, selain perdarahan dan infeksi.

Tahun

2001,

menurut

National

Center

for

Health

Statistics, hipertensi gestasional telah diidentifikasi pada


150.000 wanita, atau 3,7% kehamilan.

Tahun

2003,

hampir

16%

dari

3.021

kematian

yg

berhubungan dgn kehamilan di Amerika Serikat dari tahun


1991-1997 adalah akibat komplikasi hipertensi dalam
kehamilan.

WHO 2005: 536.000 wanita hamil di seluruh dunia


meninggal akibat hipertensi pd saat persalinan.

Morbiditas janin dari seorang wanita penderita hipertensi


dalam kehamilan berhubungan secara langsung terhadap
penurunan aliran darah efektif pd sirkulasi uteroplasental.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya
kenaikan tekanan darah 140/90 mmHg
yang terjadi dalam masa kehamilan.
Pengukuran tekanan darah dilakukan
minimal dua kali selang empat jam.

Prawihardjo S.
pustaka; 2010.

Ilmu

kebidanan.

Jakarta:

Bina

EPIDEMIOLOGI

HDK merupakan 5-15% penyulit dalam kehamilan dan


merupakan

salah

satu

dari

tiga

penyebab

tertinggi

mortalitas dan morbiditas ibu bersalin, selain infeksi dan


perdarahan.

Menurut National Center of Health Statistic, tahun 2001


didapatkan pd 150.000 perempuan atau 3,7%.

Di Amerika, pd tahun 1991-1992 hampir 16% dari 3.021


kematian

pada

ibu

hamil

diakibatkan

oleh

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

komplikasi

Mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan di


Indonesia juga masih cukup tinggi.

Morbiditas janin berhubungan langsung dgn penurunan


aliran darah efektif pada sirkulasi uteroplasental.

Di negara berkembang, sekiar 25% mortalitas perinatal


diakibatkan

adanya

hipertensi

kerusakan end organ lainnya.

berat,

kejang,

dan

ETIOLOGI

Etiologi pasti belum diketahui.

Dihubungkan

dgn

berikut:
Primigravida
Molahidatidosa

faktor

predisposisi

sebagai

Usia ibu > 35 tahun

Riw.

keluarga

dgn

HDK (+)
Kehamilan ganda
Hidrops fetalis
Makrosom

Riw. hipertensi dan


penyakit ginjal sebelum
hamil (+)
Obesitas

PATOFISIOLOGI
1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
Kegagalan
remodelling

Peningkatan
tekanan
darah
Peningkatan
resistensi
vaskular
Penurunan
aliran darah

Keduanya
menembu
s
miometriu
m
menjadi
A. Arkuata
Tdk terjadi
distensi dan
dilatasi
lumen A.
Spiralis

A.
Arkuata
bercaba
ng
menjadi
A.
Radialis
Tdk terjadi
degenerasi
lap. Otot A.
Spiralis

Hiperte
nsi

A. Radialis
menembus
endometrium
menjadi A.
Basalis
Tdk terjadi invasi
sel trofoblas pd lap.
Otot A. Spiralis &
jar. sekitarnya

Remodelling
Remodelling
arteria
arteria
spiralis
spiralis

2. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel


Kegagalan
remodelling
arteria
spiralis

Iskemia
dan
hipoksia
plasenta

Gg. fungsi endotel


(endothelial dysfunction)

Oksidan
terbentu
k
Kerusakan
struktur sel
endotel

Gg. Fungsi PG

Peningkatan
endotelin

Peningkatan
tromboksan (TXA2)

Peningkatan
permeabilitas
kapiler

Perubahan pd
endotel kapiler
glomerulus

Peningkatan faktor
koagulasi

Kerusakan
membran sel
endotel
pembuluh
darah
Asam lemak tdk
jenuh berubah
menjadi peroksida
lemak

HIPERTE
HIPERTE
NSI
NSI

3. Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin


Penurunan
ekspresi
HLA-G pd
plasenta

Hiperte
nsi

Invasi sel
trofoblas
janin ke
dlm
desidua
ibu
terhamba
t

Jaringan
desidua
tdk
menjadi
lunak dan
gembur

Pembuluh darah
vasokonstriksi

ImmuneImmunemaladaptatio
maladaptatio
n
n

Tdk terjadi
dilatasi A.
Spiralis

Tdk terjadi invasi


sel trofoblas pd lap.
Otot A. Spiralis &
jar. sekitarnya

4. Teori Adaptasi Kardiovaskular

Terjadi sintesis
PG pd sel endotel
pembuluh darah

Hilangnya
daya refrakter
pembuluh
darah

Pembuluh
darah sangat
peka trhdap
bahan
vasopressor

Hiperte
nsi

Vasokontriks
i pembuluh
darah

5. Teori Genetik
Genotipe ibu berpengaruh pd terjadinya HDK.
Pada ibu dgn Preeklampsia didapatkan 26%
anak perempuannya mengalami preeklampsia
dan 8% pd menantunya.

Hiperte
nsi

6. Teori Defisiensi Gizi


Menurut penelitian, konsumsi minyak ikan dan
kalsium mempengaruhi terjadinya preeklampsia/
ekalmpsia.

Hiperte
nsi
Fungsi: menghambat produksi tromboksan,
menghambat aktivasi trombosit, dan
mencegah vasokontriksi pembuluh darah.

7. Teori Stimulus Inflamasi


Peningkatan stres
oksidatif

Hipertens
i

Peningkatan
produksi debris
apoptosis dan
nekrotik trofoblas

Inflamasi
sistemik

Terjadi respon
inflamasi

Aktivasi sel
endotel, makrofag/
granulosit

HT pd kehamilan + proteinuria (+) dan


menghilang setelah 3 bulan pasca
persalinan .
Kehamilan + preeklampsia + proteinuria
(-)

Hipertensi
gestasional
PreeklampsiaEklampsia

Preeklampsia: HT yg timbul pd UK > 20


minggu + proteinuria
Eklampsia: Preeklampsia + kejang +/koma.

Hipertensi
kronik dgn
Superimposed
preeklampsia

HT kronik + preeklampsia.
HT kronik/ preeklampsia + proteinuria
(+).

HT yg timbul pd UK < 20 minggu. Atau


HT didiagnosis prtma kali pd UK < 20
minggu & menetap smpai 2 minggu
pasca persalinan.

Hipertensi
kronik

KLASIFIKASI

PREEKLAMPSIA RINGAN

Definisi
Adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dgn
menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya
vasospasme pembuluh darah & aktivasi endotel.

Diagnosis:

HT: 140/ 90 mmHg.

Proteinuria: 300 mg/ 24 jam atau 1 + dipstick.

Edema: generalisata.
Pemeriksaan penunjang: DR, fungsi hati, urine lengkap, dan
fungsi ginjal, USG.

Penatalaksanaan:

Rawat jalan: tirah baring (posisi miring), diet cukup


protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya (diet
rendah garam tdk diperlukan pd ibu dgn fungsi ginjal
baik),

roborantia

prenatal.

Tdk

diberikan

diuretik,

antihipertensi, sedatif, dan kontrol per 2 mggu.

Rawat inap: bila tdk ada perbaikan tekanan darah dan


kadar proteinuria selama 2 minggu atau terdapat satu
atau lebih gejala & tanda PEB.

UK preterm: capai normotensif, di tunggu sampai aterm.

UK aterm: partus normal/ induksi.

PREEKLAMPSIA BERAT

Definisi
Adalah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik
110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 gr/ 24 jam.
Diagnosis: satu/ lebih gejala di bawah ini:
TD 160/ 110 mmHg

Edema paru & sianosis

Proteinuria > 5 gr/ 24 jam

Hemolisis mikroangiopatik

Oliguria: < 500 cc/ 24 jam

Trombositopenia berat: < 100.000/

Kreatinin plasma meningkat

mm3

Gg.

Visus

kesadaran,

&

serebral:

nyeri

pandangan kabur
Nyeri epigastrium

kepala,

penurunan Gg. Fungsi hepar: ALT dan AST


skotoma, IUGR
Sindroma HELLP

PEB: ada 2: dengan atau tanpa impending eclampsia

Penatalaksanaan:

1.

Tirah baring (posisi miring kiri)

2.

Pantau ketat intake (oral & infus) dan output (urine) dgn
pemasangan kateter tetap

3.

Cairan yg diberikan: Ringer dekstrosa 5%/ NaCl 0,9% dgn


jumlah tetesan < 125 cc/ jam atau Dektrosa 5% yg tiap
liternya diselingi RL (60-125 cc/ jam) 500 cc.

4.

Obat anti-kejang: MgSO4. Diberikan loading dose: 4 gr


MgSO4 IV (40% dlm 10 cc) selama 15 menit. Dan
mantenance dose: 6 gr dlm RL/ 6 jam; atau diberikan 4/ 5 gr
i.m. Per 4-6 jam.

5. Syarat pemberian: tersedia Ca glukonas 10%, refleks patella


(+), frekuensi napas > 16 kali/ menit, dan produksi urine 30
cc/1 jam sebelum pemberian atau > 100 cc dlm 4 jam.
6. Diuretik (furosemide): indikasi pd edema paru, payah jantung
kongestif, edema anasarka.
7. Anti-hipertensi: 160/110 mmHg dan MAP 126 mmHg.
Contoh: Nifedipine 10-20 mg/oral, metildopa 0,5-3,0 gr/ hari.
8. Glukokortkoid (kortikosteroid): 2x24 jam.

UK 37 minggu dgn keadaan buruk ibu dan janin.

UK 37 minggu: bila keadaan janin baik + impending


eclampsia (-). Diberikan MgSO4 per i.m

EKLAMPSIA

Definisi
Merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia
yang disertai dengan kejang-kejang dan/ atau koma.

Diagnosis: preeklampsia + kejang dan atau koma

Penatalaksanaan:
1.

Terapi suportif untuk stabilisasi ibu

2.

ABC

3.

Mengatasi & mencegah kejang berulang

4.

Koreksi hipoksemia & asidemia

5. Mencegah trauma saat kejang


6. Mengendalikan TD (MgSO4)
7. Terminasi segera
8. Perawatan kejang: Ruangan isolasi dan pasang
gudel
9. Perawatan setelah koma: head tilt, chin lift, atau
jaw thrust
10. Konsultasi ke bagian lain

SINDROMA HELLP

Definisi
Adalah

preekalmpsia-eklampsia

yang

disertai

dengan timbulnya hemolisis, peningkatan enzim


hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia.
H : Hemolisis
EL

: Elevated liver enzyme

LP: Low platelet count

Diagnosis:
1. Didahului gejala khas: malaise, nyeri kepala,
mual-muntah.
2. Gejala/ tanda preeklampsia
3. Tanda2 hemolisis intravaskular (LDH,retikulosit,
ALT/ AST, bilirubin indirek)
4. Tanda kesukaran/ disfungsi sel hepatosit
5. Trombositopenia

Penatalaksanaan
1. Terapi medikamnetosa = terapi pd preekalmpsia
dan eklampsia
2. Periksa LDH dan trombosit per 12 jam
3. Pemberian dexamethasone rescue 10 mg i.v. Per
12 jam atau post partum 10 mg I.v. Tiap 12 jam (2
kali)
4. Transfusi trombosit bila platelet < 50.000/ ml.
5.

Harus

segera

(pervaginam atau SC).

diterminasi

kehamilannya

HIPERTENSI KRONIK

Definisi
Adalah hipertensi yang telah lebih dulu ada
sebelum

kehamilan

dan

berlanjut

dalam

masa

kehamilan.
Atau bila didapatkan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg
sebelum usia kehamilan 20 minggu.

Etiologi: 90% penyebab primer dan 10% sekunder


(penyakit ginjal, vaskular, dll).

Klasifikasi: JNC 7-2003


Kategori

Tekanan Darah
Sistol
(mmHg)
< 120

Diastol
(mmHg)
< 80

Prehipertensi

120 - 139

80 - 89

Stage 1
hipertensi
Stage 2
hipertensi

140 - 159

90 - 99

160

100

Normal

Diagnosis
Didaptkn HT sebelum hamil dan berlanjut ketika hamil, atau HT
pd UK < 20 minggu, dgn ciri sebagai berikut:

Umur ibu relatif tua di atas 35 tahun

Tekanan darah sangat tinggi

Umumnya multipara

Umumnya

ditemukan

kelainan

jantung,

ginjal,

dan

diabetes mellitus

Obesitas

Penggunaan obat-obat antihipertensi sebelum kehamilan

Hipertensi yang menetap pascapersalinan

Pemeriksaan penunjang: USG obstetric, ECG, USG ginjal,


fungsi ginjal, fungsi hepar, dan darah lengkap.
HT kronik dapat terjadi bersamaan dgn superimposed
preeklampsia (proteinuria, nyeri kepala, edema anasarka,
oliguria, trombositopenia, peningkatan serum kreatinin, dll).

Penatalaksanaan

Rawat jalan jika TD dapat terkontrol.

Obat anti-hipertensi: metildopa 3x1, maksimal 3 gr per


hari. Nifedipin 3x1, 30-90 mg per hari.

Kehamilan tetap dipertahankan hingga aterm bila tdk ada


komplikasi .

BAB III KESIMPULAN


Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya kenaikan
tekanan darah 140/90 mmHg yang terjadi dalam
masa kehamilan. Pengukuran tekanan darah dilakukan
minimal dua kali selang empat jam.
Hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi hipertensi
kronik,

preeklampsia,

eklampsia,

superimposed

preeklampsia, dan hipertensi gestasional.


Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan atau tanda
yang ditemukan. Diagnosis harus cepat dan tepat agar
bisa dilakukan tatalaksana yang adekuat dan sesuai.

TERIMA
KASIH...

You might also like