You are on page 1of 10

UNIVERSITAS INDONESIA

STUDI ANALISIS
PENERAPAN TELENURSING SEBAGAI SALAH SATU CARA
MENYEDIAKAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI

Diajukan Sebagai Tugas Ujian Tengah Semerter


Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh:
Dewi Murdiyanti PP
NPM 1006833615

PROGRAM MAGISTER DAN SPESIALIS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2012

PENERAPAN TELENURSING SEBAGAI SALAH SATU CARA


MENYEDIAKAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI
Oleh : Dewi Murdiyanti PP ; 1006833615

Abstrak
Visi Indonesia Sehat 2015 memiliki 8 (delapan) tujuan pembangunan milenium (MDGs)
salah satunya adalah bidang kesehatan yang terus dikembangkan dengan berbagai cara
agar masyarakat Indonesia dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik dan
mudah. Perkembangan teknologi di bidang kesehatan memberikan kemudahan dalam
mendapatkan informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan, contohnya adalah internet.
Internet diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh pengetahuan
maupun pelayanan kesehatan. Salah satu aplikasi penggunaan internet dalam dunia
keperawatan adalah teknologi telenursing. Telenursing adalah penggunaan tehnologi
keperawatan untuk meningkatkan perawatan kepada pasien dan memungkinkan perawat
merawat pasien dengan jarak jauh. Penerapan telenursing paling banyak adalah melalui
telepon dalam triase dan home care. Telenursing dalam keperawatan banyak diterapkan di
negara-negara maju seperti Amerika, Kanada, Australia dan Inggris, sementara penerapan
telenursing di Indonesia masih terbatas di bidang pendidikan. Hal ini lebih disebabkan
karena infrastruktur yang belum memadai, di Indonesia belum memiliki kompetensi
telehealth sebagai aspek legal dalam memberikan perawatan kepada pasien dan belum
adanya sistem keamanan yang menjamin kerahasiaan data pasien dalam penerapan
telenursing.
Kata Kunci : Perkembangan teknologi kesehatan, internet, telenursing
1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Dengan
semakin banyak dan beragamnya penyakit yang diderita manusia, berkaitan dengan
perubahan gaya hidup yang dipengaruhi oleh kemajuan jaman, menyebabkan
kebutuhan manusia akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Akan tetapi
peningkatan kebutuhan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kompetensi dan
jumlah tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang utama. Jumlah
dokter, perawat, bidan, serta tenaga kesehatan lainnya di beberapa daerah masih sangat
kurang. Dengan demikian, tidak semua masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan
yang semestinya.

Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui


pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah
Republik Indonesia. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia
Sehat 2015. Dalam upaya mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015 tersebut,
pemerintah menetapkan 8 (delapan) Tujuan Pembangunan Milenium (Milenium
Development Goals) yang salah satunya adalah bidang kesehatan yang terus
dikembangkan dengan berbagai cara agar masyarakat Indonesia dapat memperoleh
pelayanan kesehatan dengan lebih baik dan mudah. Saat ini masyarakat dapat dengan
mudah mengakses informasi tentang kesehatan. Penggunaan kartu Asuransi Kesehatan
secara online diseluruh Indonesia membuktikan bahwa bidang kesehatan telah
mengikuti perkembangan jaman.

Perkembangan jaman

yang semakin pesat

salah satunya dibuktikan oleh

berkembangnya teknologi, contohnya adalah internet. Saat ini, hampir semua orang
dapat menggunakan internet, baik untuk keperluan pendidikan, pekerjaan, maupun
untuk hiburan. Internet memudahkan penggunanya dalam melakukan tugas seharihari. Hal tersebut menjadi dasar dikembangkannya penggunaan internet dalam dunia
keperawatan. Internet diharapkan juga dapat memudahkan masyarakat dalam
memperoleh pengetahuan maupun pelayanan kesehatan.

Salah satu aplikasi penggunaan internet dalam dunia keperawatan adalah teknologi
telenursing. Telenursing memudahkan pasien yang memiliki kendala jarak dalam
menjangkau fasilitas kesehatan, maupun pasien lansia atau pasien dengan penyakit
kronis yang dirawat di rumah, untuk dapat memperoleh pelayanan kesehatan melalui
videoconference, videophone, dan sebagainya. Teknologi telenursing saat ini sedang
banyak dikembangkan terutama di negara-negara maju, akan tetapi dalam
pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala.

2. Kajian Literatur
Perkembangan teknologi informasi mulai merambah dunia keperawatan. Kebutuhan
layanan kesehatan juga termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi
tuntutan masyarakat modern saat ini. Dengan perkembangan teknologi yang semakin

pesat, istilah telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi popular sebagai salah
satu model layanan kesehatan. (Martono N, 2006).

Telemedika
Telemedika dikenal sejak abad XXI, ditandai dengan terjadinya suatu revolusi dalam
ilmu kedokteran. Salah satu definisi telemedika yang diungkapkan oleh Soegijoko
(2010):
Sebagai salah satu bidang dalam ruang lingkup teknik biomedika, telemedika
(telemedicine) dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi (termasuk pula elektronika, tele-komunikasi, komputer, informatika)
untuk men-transfer (mengirim dan/atau menerima) informasi kedokteran, guna
meningkatkan pelayanan klinis (diagnosa dan terapi) serta pendidikan.

Dalam perkembangannya, telemedika telah diimplementasikan dalam berbagai


aplikasi. Di Indonesia, salah satu institusi yang telah banyak implementasi telemedika
adalah Institut Teknologi Bandung (ITB). Implementasi tersebut diantaranya adalah
Sistem Telemedika untuk Monitor Status Penyakit & Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa/ Wabah, Sistem Telemedika untuk Manajemen Penanggulangan TBC, dan
Sistem Telemedika untuk Manajemen Penyakit Lepra.

Telehealth
Telehealth diartikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(elektronika, telekomunikasi, komputer, informatika) untuk mengirimkan dan/atau
menerima informasi pelayanan kesehatan, guna meningkatkan pelayanan klinis
(diagnosa dan terapi), administrasi serta pendidikan. Dalam pelayanan administrasi
termasuk pula pengiriman informasi operasional, demografi, yang mungkin tidak
terlalu terkait dengan masalah klinis. (Soegijoko, 2010)

Pemberian pelayanan kesehatan melalui telehealth tidak terbatas hanya bagi dokter
dan perawat, tetapi termasuk disiplin ilmu yang lain seperti radiologi, farmasi dan
psikologi. Disiplin ilmu ini juga dapat memberikan pelayanannya dengan
menggunakan informasi elektronik dan teknologi telekomunikasi yang disebut
teleradiology, telepharmacy dan telepsycology. Hal ini menunjukkan bahwa sistem

informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri tetapi terintegrasi dengan disiplin ilmu
yang lain.

Telenursing
Telenursing merupakan sebuah istilah telemedika yang dikenal dalam dunia
keperawatan. Telenursing adalah penggunaan teknologi dalam keperawatan untuk
meningkatkan perawatan bagi pasien. (Skiba, 1998) Penggunaan teknologi
memungkinkan perawat untuk melakukan perawatan kepada pasien dari jarak jauh.
Disamping memudahkan perawat dalam memberikan perawatan kepada pasien,
telenursing juga memberikan kemudahan disisi pasien karena pasien tidak perlu
datang ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan. Sekarang ini,
teknologi telenursing semakin dipermudah dengan majunya teknologi informasi,
khususnya internet.

Telenursing (pelayanan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan teknologi


informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Telenursing merupakan bagian dari telehealth,
dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. Telenursing dapat juga diartikan
sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth).

Telenursing berkembang seiring dengan perkembangan internet. Telenursing yang


dulunya dilakukan melalui jaringan telepon konvensional (PSTN), dengan adanya
internet, telenursing dapat menggunakan Voice over Internet Protocol (VoIP), yang
kemudian berkembang menggunakan teknologi video interaktif. Video interaktif
memungkinkan perawat dan pasien berkomunikasi tidak terbatas pada suara tetapi
juga gambar yang semuanya ditransmisikan melalui internet. Dalam praktek
telenursing perawat tetap melaksanakan tahapan proses keperawatan yaitu perawat
terus mengkaji pasien, menentukan dignosis keperawatan, merencanakan intervensi
dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan, yang dilakukan dengan menggunakan

teknologi moderen seperti internet, komputer, telepon, alat penilaian digital dan
peralatan telemonitoring. Selain itu, masih banyak aplikasi lain yang digunakan untuk
mendukung telenursing.

3. Penerapan Telenursing
Penerapan telenursing yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah penggunaan
telepon dalam triase dan home care. Dalam home care, perawat menggunakan sistem
yang memungkinkan home monitoring dari parameter fisiologis seperti tekanan darah,
glukosa darah, respiratory peak flow, dan pengukuran berat badan melalui internet
(ICN, 2009). Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat dan
melakukan konsultasi masalah-masalah kesehatannya, seperti bagaimana cara
mengganti verban, bagaimana cara memberikan injeksi insulin, atau mendiskusikan
gejala penyakit yang diderita pasien.

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara Amerika Serikat,
Kanada,

Australia,

dan

Inggris

adalah

contoh

negara-negara

yang

telah

mengaplikasikan telenursing. Di Inggris, 15% pasien yang dirawat di rumah


dilaporkan memerlukan teknologi telekomunikasi, dan sejumlah studi yang diadakan
di Eropa memperlihatkan bahwa sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan
telekomunikasi di rumah dengan telenursing. Pasien tirah baring, pasien dengan
penyakit kronik seperti penyakit paru obstruktif kronis, diabetes melitus, gagal jantung
kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan, dan lain-lain yang dirawat
di rumah, dapat memperoleh perawatan rutin oleh perawat melalui videoconference,
internet, videophone, dan sebagainya. Pasien pasca operasi yang memerlukan
perawatan luka dan pasien dengan keterbelakangan mental juga bisa mendapatkan
perawatan serupa.

Di Australia, salah satu penyedia pelayanan kesehatan melalui telepon adalah


McKesson Asia Pacific. McKesson menyediakan pelayanan manajemen triase dan
penyakit kronis di sektor fasilitas kesehatan umum maupun swasta. Model ini relatif
masih baru dan sedang dikembangkan dalam pelayanan kesehatan di Australia (St
George, et al., 2008). Sedangkan di Islandia, dengan kondisi penduduk yang terpencar,
intervensi keperawatan berbasis telepon dapat membantu yang kesulitan merawat
bayinya untuk dapat mengatasi rasa lelah dan stress (Thome & Adler, 1999).

Telenursing juga membantu wanita hamil dengan hipertensi yang diinduksi kehamilan
untuk tetap dapat dirawat di rumah (Britton, et al., 1999).

Di Indonesia, telenursing sejauh ini dikembangkan untuk keperluan pendidikan.


Contohnya yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah e-lisa
yang merupakan model e-learning yang terintegrasi antara fakultas-fakultas di UGM.
Fakultas Keperawatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta juga mengembangkan model pembelajaran elearning untuk mendukung proses pendidikan keperawatan.

4. Masalah dalam Penerapan Telenursing di Indonesia


Telenursing telah terbukti memiliki banyak manfaat dalam mendukung praktek
keperawatan. Telenursing dapat mempermudah akses pasien dalam mencari pelayanan
kesehatan, menambah efektivitas waktu, dan juga mendukung dalam kelancaran
proses pembelajaran bidang keperawatan. Penelitian yang berkaitan dengan telehealth
dan telenursing telah menunjukkan manfaat yang besar berhubungan dengan diagnosis
dan konsultasi, pemantauan dan pengawasan pasien, hasil dari pelayanan kesehatan
dan klinik, serta kemajuan teknologi. Masing-masing area ini memiliki perhatian
khusus tentang keselamatan pasien.

Telenursing adalah suatu bentuk upaya yang unik dengan menggunakan teknologi
inovatif untuk meningkatkan perawatan pasien dengan berfokus pada keselamatan
pasien. Praktek telenursing memiliki peluang yang besar untuk diterapkan seiring
dengan kemajuan teknologi informasi saat ini. Dengan teknologi telenursing
kepatuhan pasien untuk merawat meningkat, akses untuk perawatan meningkat,
penyedia pelayanan dapat menjalin hubungan satu sama lain dan keselamatan dan
keamanan pasien dapat dipantau lebih dekat di rumah dengan fasilitas hidup yang
memadai. Namun, dalam penerapan telenursing terdapat beberapa masalah yang harus
diperhatikan, di antaranya adalah :
a. Infrastruktur
Penerapan telenursing tentu saja memerlukan infrastruktur yang dapat mendukung
komunikasi yang baik antara pasien di berbagai wilayah dengan penyedia
pelayanan kesehatan. Infrastruktur yang dapat mendukung hal tersebut adalah
infrastruktur yang realible dengan bandwith yang besar. Pengembangan

infrastruktur yang seperti ini tentu membutuhkan biaya (cost) yang tidak sedikit.
Hal ini merupakan kendala bagi negara berkembang, khususnya Indonesia.
b. Aspek legal
Di beberapa negara, perawat yang melakukan telenursing harus memiliki lisensi
guna menghindari malpraktek. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi warga
negara dari praktek petugas kesehatan yang tidak baik. ANA (American Nursing
Association) menerbitkan 3 pedoman telehealth untuk standar legalitas dalam
melakukan telenursing. Pedoman tersebut adalah Prinsip Dasar Telehealth yang
diterbitkan pada tahun 1998, Kompetensi Telehealth yang diterbitkan pada tahun
1999 dan Mengembangkan Protokol Telehealth yang diterbitkan pada tahun 2001.
(Sudaryanto dan Purwanti, 2008)
c. Keamanan
Penerapan telenursing harus tetap dapat menjamin kerahasiaan pasien. Keamanan
(security) menjadi salah satu masalah yang harus dapat diatasi dan diantisipasi.
Adanya penyadapan data yang ditransmisikan melalui media internet merupakan
salah satu ancaman keamanan dalam penerapan telenursing.

5. Kesimpulan dan Rekomendasi


a. Kesimpulan
Telenursing yang merupakan istilah telemedika dalam dunia keperawatan yang
dalam penerapannya menggunakan teknologi dengan tujuan untuk meningkatkan
perawatan pada pasien. Berbagai aplikasi telah dikembangkan untuk menerapkan
telenursing di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun demikian, berbagai
masalah dalam penerapan telenursing masih menjadi pekerjaan rumah yang harus
di selesaikan.

Beberapa masalah yang masih dihadapi dalam penerapan telenursing di Indonesia


adalah infrastruktur, legalitas, dan keamanan. Masalah tersebut menjadi kendala
yang membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak yang terkait sebagai
salah satu cara dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan pada era teknologi
informasi.

b. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang dapat disampaikan penulis, berdasar pada studi analisis
yang telah dilakukan adalah:
1) Demi kemajuan penerapan telenursing di Indonesia, infrastruktur harus mulai
dirancang dan dibangun dengan baik. Memang diperlukan biaya yang sangat
besar, akan tetapi apabila direncanakan dengan matang, diharapkan ke
depannya infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia akan dapat dibangun
dengan baik.
2) Organisasi profesi keperawatan seperti misalnya PPNI (Persatuan Perawat
Nasional Indonesia) diharapkan dapat membuat suatu pedoman yang menjadi
dasar pelaksanaan praktek telenursing di Indonesia.
3) Perawat diharapkan dapat dibekali berbagai kemampuan dan pengetahuan yang
berkaitan dengan pelaksanaan praktek telenursing di Indonesia. Hal tersebut
dapat dimulai dari menggiatkan penggunaan model e-learning dalam proses
pendidikan profesi keperawatan. Dengan demikian para tenaga kesehatan
terbiasa dan akrab dengan teknologi dalam bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Britton, B.P., Keehner Engelke, M., Still, A.T. & Walden C.M. (1999). Innovative
Approaches to Patient Care Management Using TeleHomecare. Home Health Care
Consultant, 6(12), 11-16. Diakses dari http://www.mmhc.com/hhc/articles/
HHCC9912/britton.html pada tanggal 5 April 2012.
Ilyan, T., Sakasasmita, S. (2008). Aplikasi Telemedicine Bagi Pendidikan Kedokteran di
Pedesaan.
Cermin
Dunia
Kedokteran,
35(5),
271-278.
Diakses
darihttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_164Aplikasitelemedicine.pdf/
09_164Aplikasitelemedicine.pdf pada tanggal 15 April 2012.
International Council of Nurses. (2009). Telenursing. Switzerland : International Council
of
Nurses.
Diakses
dari
http://www.icn.ch/images/stories/documents/
publications/fact_sheets/18b_FS-Telenursing.pdf pada tanggal 3 April 2012.
Irawan, S. Y., dkk. (2006). Sistem Telemedika Berbasis ICT dalam Pengelolaan Masalah
Kesehatan Masyarakat, Contoh Kasus: Kejadian Luar Biasa (Wabah), TBC
(Tuberkulosis), Unit Gawat Darurat dan Lepra. Prosiding Konferensi Nasional
Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, 223-226. Diakses
dari http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/
Page05/P05c.pdf pada tanggal 6 April 2012.

Loretta Schlachta-Fairchild; Victoria Elfrink; Andrea Deickman, (2006). Patient Safety,


Telenursing, and Telehealth. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/
NBK2687 pada tanggal 15 April 2012
Martono N(2006). Telenursing(Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh) Alternatif
Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2010 Diambil dari:
http://www.inna.ppni.org pada tanggal 11 April 2012
Skiba, D.J. (1998). Health-oriented Telecommunications in Nursing Informatics. Where
Caring and Technology meet. M:J: Ball , et al., Editors. Springer: New York.
Soegijoko, S. (2010). Perkembangan Terkini Telemedika dan E-Health serta Prospek
Aplikasinya di Indoensia. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010
(SNATI
2010),
ISSN:
1907-5022.
Diakses
dari
http://fti.uii.ac.id/media/SoegijokoTelemedikaEHealthAplikasinyaIndonesia.pdf pada
tanggal 10 April 2012.
St. George, dkk. (2008). How Safe Is Telenursing From Home? Australian Journal of
Advanced Nursing (Online) 26, 1(Sep-Nov 2008), 26-31. Diakses dari
http://www.highbeam.com/doc/1P3-1548478291.html pada tanggal 5 April 2012.
Sudaryanto, A., Purwanti, O. S. (2008). Telehealth dalam Pelayanan Keperawatan.
Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasIF 2008) UPN Veteran Yogyakarta, 710. Diakses dari http://repository.upnyk.ac.id/151/ pada tanggal 3 April 2012.
Thome, M., Adler., B. A. (1999). Telephone Intervention to reduce fatigue and symptom
distress in mothers with difficult infants in the community. Journal of Advanced
Nursing,
29(1),
128-137.
Diakses
dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
pubmed/10064291 pada tanggal 30 Maret 2012.
Turisco, F., & Rhoads, J. (2008). Equipped for Efficiency: Improving Nursing Care Trough
Technology.
Califronia
Healthcare
Foundation.
Diakses
dari
http://www.chcf.org/~/media/MEDIA%20LIBRARY%20Files/PDF/E/PDF%20Equip
pedForEfficiency.pdf pada tanggal 11 April 2012.

You might also like