You are on page 1of 11

Nama Peserta : dr.

Erni Yessyca
Nama Wahana: RUMKIT TK IV BENGKULU
Topik

: HIPERTENSI STAGE I

Tanggal (kasus): 21-01-2015


Nama Pasien
: Ny. S

No. RM 021549

Tanggal Presentasi: Maret 2015

Nama Pendamping: dr. Rianty

Tempat Presentasi : RUMKIT TK IV BENGKULU


Obyektif Presentasi:
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus

Keterampilan
Manajemen
Bayi

Penyegaran
Masalah
Anak

Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi: Wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul, berkurang
dengan istirahat. Sakit dirasakan terutama pada bagian belakang kepala. Sesak nafas (-), nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-). Mata kabur
disangkal. Rasa berat di tengkuk (+). Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+). BAB dan BAK biasa. Riwayat makan makanan yang
tinggi garam dan berlemak ada. Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-). Riwayat kebiasaan berolah raga tidak ada.

Tujuan: mengobati demam typoid pada pasien


Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Cara membahas:

Diskusi

Data pasien:

Riset

Presentasi dan diskusi

Nama: Ny. S

Nama klinik: Rumkit tk IV bengkulu

Kasus

Audit

Email

Nomor Registrasi: 021249


Telp: -

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Hipertensi
Sakit kepala dirasakan terutama pada bagian belakang kepala.
Sesak nafas (-), nyeri dada (-).
Mual (-), muntah (-).
Mata kabur disangkal.
Rasa berat di tengkuk (+).
Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+).
BAB dan BAK biasa.
Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada.
Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-).
Riwayat kebiasaan berolah raga tidak ada.

Terdaftar sejak: -

Pos

3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat keluarga: Pasien adalah anak ketiga. Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa dengan pasien
5. Riwayat pekerjaan: Ibu rumah tangga
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN): 7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): riwayat imunisasi lengkap
8. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan
FASILITAS WAHANA)
Pemeriksaaan Fisik
Tekanan darah : 150/80 mmHg

Suhu: 36,7 C

Nadi

Nafas : 18x/menit

: 84x/menit

Laboratorium
Kolesterol total : 167 mg/dl

Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)
1. Buku ajar penyakit dalam. Edisi IV. Fakultas kedokteran universitas indonesia: 2006; Jakarta

2. Harrison's Principles of Internal Medicine, 17`Edition: 2008; USA

Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosa Hipertensi

2. Penatalaksanaan Hipertensi

3. Komplikasi Hipertensi

4. Pencegahan Hipertensi

SUBJEKTIF

Wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul, berkurang dengan istirahat.
Sakit dirasakan terutama pada bagian belakang kepala. Sesak nafas (-), nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-). Mata kabur disangkal. Rasa berat di
tengkuk (+). Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+). BAB dan BAK biasa. Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak
ada. Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-). Riwayat kebiasaan berolah raga tidak ada

OBJEKTIF

Keadaan umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Composmentis

Tekanan darah

: 150/80 mmHg

Denyut nadi

: 884kali/menit

kualitas nadi : kuat angkat, teratur

Frekuensi nafas

: 18 kali/menit

kualitas nafas : adekuat, reguler

Suhu

: 36,7 C

Berat badan

67kg

Pemeriksaan sistematis
Kepala

: Normocephal

Mata

: Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), air mata (+), cekung (-)

Hidung

: Pernapasan cuping hidung (-), discharge (-)

Telinga

: Discharge (-)

Mulut

: Mukosa kering (-),

Abdomen
Inspeksi : Datar

Palpasi : Supel, distensi (-), nyeri tekan (-), turgor baik


Perkusi : Timpani
Auskultasi

: BU (+) normal

Hepar

: Tidak teraba membesar

Lien

: Tidak teraba membesar

Extremitas : Akral hangat, akrosianosis (-)

ASSESMENT

The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan
badan dunia WHO dengan International Society of Hypertension membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan
sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.
Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan
yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah. The sixth Report of The joint national Committee on Prevention,
detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC VI) mengklasifikasikan tekanan darah untuk orang dewasa menjadi enam
kelompok yang terlihat seperti pada tabel 1 dibawah.

Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih.

Klasifikasi Tekanan

TDS (mmHg)

TDD (mmHg)

Normal

< 120

< 80

Pre hipertensi

120 139

80 89

Stage 1 Hipertensi

140 159

90 99

Stage 2 Hipertensi

> 160

> 100

Darah

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder
atau hipertensi renal.
1) Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta
polisitemia. Hipertensi primer biasanya timbul pada usia 30 50 tahun.

2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain lain.

PLANNING
1. Penegakan diagnosis hipertensi
Penegakan diagnosis demam hipertensi dapat dilakukan dengan anamnesis yang baik serta pemeriksaan fisik yang cermat. Peninggian
tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan
darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah
terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita
hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai
terjadi kerusakan organ yang bermakna. Terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain
yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata berkunangkunang. Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke
atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas.

2. Penatalaksanaan hipertensi
a. Penatalaksanaan farmakologis
a. Diuretic. Obat golongan ini bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh melalui urin. Dengan begitu kerja jantung menjadi lebih
ringan. Contoh diuretic adalah hidroklortiazid (HCT) dan furosemide.
b. Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Obat golongan ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga kerja jantung
lebih mudah dan effisien. Contohnya adalah captopril, dan lisinopril.
c. Antagonis reseptor angiotensin II. Bekerja dengan cara yang sama dengan penghambat ACE. Contohnya, losartan dan irbesartan.
d. Beta bloker. Bekerja dengan cara mengurangi detak jantung sehingga tekanan darah menjadi turun. Contohnya propanolol.
e. Antagonis kalsium. Bekerja dengan cara mengurangi daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi jantung. Contohnya
nifedipin.

b. Penatalaksanaan non farmakologis


Penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obat-obatan
antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet:

Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.
Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral
Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol dalam darah.
Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM.

Prinsip diet penatalaksanaan hipertensi :

Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang


Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita
Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet
Konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hr atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Pada pasien ini diberikan terapi :

Amlodipin tab 1 x 5 mg

Neurodextab 1 x 1 tab

Ibuprofen tab 1 x 200 mg

3. Komplikasi hipertensi
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal
ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut silent killer karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun
menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapatdiobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat
menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu
kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari
jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada
orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat
penyakit kardiovaskuler.

4. Edukasi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara :
o Memeriksa tekanan darah secara teratur
o Menjaga berat badan dalam rentang normal
o Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan
berserat, rendah lemak dan mengurangi garam.
o
o
o
o
o

Hentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol


Berolahraga secara teratur
Hidup secara teratur
Mengurangi stress dan emosi
Mengurangi makanan berlemak

You might also like