Professional Documents
Culture Documents
Erni Yessyca
Nama Wahana: RUMKIT TK IV BENGKULU
Topik
: HIPERTENSI STAGE I
No. RM 021549
Keterampilan
Manajemen
Bayi
Penyegaran
Masalah
Anak
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul, berkurang
dengan istirahat. Sakit dirasakan terutama pada bagian belakang kepala. Sesak nafas (-), nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-). Mata kabur
disangkal. Rasa berat di tengkuk (+). Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+). BAB dan BAK biasa. Riwayat makan makanan yang
tinggi garam dan berlemak ada. Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-). Riwayat kebiasaan berolah raga tidak ada.
Tinjauan Pustaka
Cara membahas:
Diskusi
Data pasien:
Riset
Nama: Ny. S
Kasus
Audit
Terdaftar sejak: -
Pos
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat keluarga: Pasien adalah anak ketiga. Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan serupa dengan pasien
5. Riwayat pekerjaan: Ibu rumah tangga
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN): 7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): riwayat imunisasi lengkap
8. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan
FASILITAS WAHANA)
Pemeriksaaan Fisik
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Suhu: 36,7 C
Nadi
Nafas : 18x/menit
: 84x/menit
Laboratorium
Kolesterol total : 167 mg/dl
Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)
1. Buku ajar penyakit dalam. Edisi IV. Fakultas kedokteran universitas indonesia: 2006; Jakarta
Hasil Pembelajaran:
1. Diagnosa Hipertensi
2. Penatalaksanaan Hipertensi
3. Komplikasi Hipertensi
4. Pencegahan Hipertensi
SUBJEKTIF
Wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul, berkurang dengan istirahat.
Sakit dirasakan terutama pada bagian belakang kepala. Sesak nafas (-), nyeri dada (-). Mual (-), muntah (-). Mata kabur disangkal. Rasa berat di
tengkuk (+). Mudah lelah (-), cepat marah (-), sulit tidur (+). BAB dan BAK biasa. Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak
ada. Riwayat kebiasaan merokok(-). Kebiasaan minum kopi (-). Riwayat kebiasaan berolah raga tidak ada
OBJEKTIF
Keadaan umum
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan darah
: 150/80 mmHg
Denyut nadi
: 884kali/menit
Frekuensi nafas
: 18 kali/menit
Suhu
: 36,7 C
Berat badan
67kg
Pemeriksaan sistematis
Kepala
: Normocephal
Mata
: Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), air mata (+), cekung (-)
Hidung
Telinga
: Discharge (-)
Mulut
Abdomen
Inspeksi : Datar
: BU (+) normal
Hepar
Lien
ASSESMENT
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan
badan dunia WHO dengan International Society of Hypertension membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan
sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.
Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan
yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah. The sixth Report of The joint national Committee on Prevention,
detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC VI) mengklasifikasikan tekanan darah untuk orang dewasa menjadi enam
kelompok yang terlihat seperti pada tabel 1 dibawah.
Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih.
Klasifikasi Tekanan
TDS (mmHg)
TDD (mmHg)
Normal
< 120
< 80
Pre hipertensi
120 139
80 89
Stage 1 Hipertensi
140 159
90 99
Stage 2 Hipertensi
> 160
> 100
Darah
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder
atau hipertensi renal.
1) Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta
polisitemia. Hipertensi primer biasanya timbul pada usia 30 50 tahun.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan, dan lain lain.
PLANNING
1. Penegakan diagnosis hipertensi
Penegakan diagnosis demam hipertensi dapat dilakukan dengan anamnesis yang baik serta pemeriksaan fisik yang cermat. Peninggian
tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan
darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah
terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita
hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai
terjadi kerusakan organ yang bermakna. Terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain
yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata berkunangkunang. Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke
atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas.
2. Penatalaksanaan hipertensi
a. Penatalaksanaan farmakologis
a. Diuretic. Obat golongan ini bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh melalui urin. Dengan begitu kerja jantung menjadi lebih
ringan. Contoh diuretic adalah hidroklortiazid (HCT) dan furosemide.
b. Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Obat golongan ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga kerja jantung
lebih mudah dan effisien. Contohnya adalah captopril, dan lisinopril.
c. Antagonis reseptor angiotensin II. Bekerja dengan cara yang sama dengan penghambat ACE. Contohnya, losartan dan irbesartan.
d. Beta bloker. Bekerja dengan cara mengurangi detak jantung sehingga tekanan darah menjadi turun. Contohnya propanolol.
e. Antagonis kalsium. Bekerja dengan cara mengurangi daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi jantung. Contohnya
nifedipin.
Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.
Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral
Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol dalam darah.
Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM.
Amlodipin tab 1 x 5 mg
Neurodextab 1 x 1 tab
3. Komplikasi hipertensi
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal
ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut silent killer karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun
menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapatdiobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat
menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu
kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari
jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada
orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat
penyakit kardiovaskuler.
4. Edukasi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara :
o Memeriksa tekanan darah secara teratur
o Menjaga berat badan dalam rentang normal
o Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan
berserat, rendah lemak dan mengurangi garam.
o
o
o
o
o