Professional Documents
Culture Documents
ACS
By Ani W
DEFINISI
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Bahan\Patofodiagram
Infark Miokard.doc
(Framinghams)
Reversible
Hiperkolesterolemia (lebih dari 275 mg/dl)
Merokok (lebih dari 20/hari)
Kegemukan (lebih dari 120% BB ideal)
Hipertensi (lebih dari 160/90 mmHg)
Gaya hidup monoton.
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO
Faktor lain :
Riwayat penyakit jantung keluarga
Kepribadian type A
DM atau GTT abnormal
Menggunakan kontrasepsi oral
Menopause
Diet kolesterol tinggi dan lemak tinggi
Irreversible
Jenis kelamin pria
Usia ( Pria > 45 thn, Wanita >55 thn )
Ras/suku
Genetik
2.
3.
TYPE
Infark transmural
Infark yang mengenai seluruh tebal dinding
ventrikel . Biasanya disebabkan oleh
atherosklerosis koroner yang parah, plak yang
mendadak robek, dan trombosis oklusi.
Infark subendokardial.
Terbatas pada sepertiga sampai setengah bagian
dalam didnding ventrikel
ZONA INFARK :
ZONA INFARK :
Zona Nekrosis, ditandai dengan gelombang
Q patologis pada electrode yang berhadapan
dengan daerah nekrosis
Zona injury ( perlukaan 0, ditandai dengan
elevasi segment ST pada daerah infark dan
depresi pada daerah yang berlawanan.
Zona iskemik, ditandai oleh gelombang T
terbalik/inverted.
.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
ECG
:
Acut : ST elevasi tanpa perubahan
gel Q atau T inversi.
Recent : Gel Q mulai terbentuk, ST
elevasi mungkin masih ada.
Old : Terdapat gel Q dan T inversi. ST
segment tidak lagi elevasi.
Lanjutan Pemeriksaan
diagnostik
Enzym
jantung
Stress test
Echocardiografi
CT Scan / MRI Cardiac
Angiografi koroner
KOMPLIKASI
Gangguan
KOMPLIKASI
Perluasan
infark
Perikarditis
Sumbatan pembuluh darah otak
Ruptur jantung
Disfungsi dan ruptur muskulus
papilaris
Disfungsi katup
Aneurisma ventrikel
PROGNOSIS
Kematian
25% (Akut)
Mortalitas total (15 30%)
Kematian 10 20 % pada usia di
bawah 50 tahun; 20% pada usia
lanjut
PENATALAKSANAAN
Tindakan umum ;
Tirah baring diruang perawatan intensif ( kardiovaskuler )
Oksigen 2 4 liter / menit
Pasang akses intravena ( deksrose 5 % / Nacl 0,9 % )
Pemantauan EKG sampai kondisi stabil
Pemeriksaan laboratorium / penunjang
Foto rontgen
Darah : enzym jantung, trop T, lipid, gula darah, elektrolit, kreatinin
Urine rutin
CONTINOUS
Nitrat ( SL atau IV )
Morphin sulfat 2,5 5 mg IV dapat diulang tiap 5-30 menit atau
Pethidine 12,5 50 mg IV dapat diulang tiap 5 30 menit atau
Tramadol 25 50 mg IV
TATA LAKSANA
- Diet rendah lemak, Na, kolesterol
- Obat : nitrat, sedativ, antiaritmia,
vasodilator, antikoagulan, antagonis Ca,
agen bloking beta-adrenergik.
- Pompa balon intraortik (IABP)
- Reperfusi miokard : PTCA, trombolitik
- reperfusi bedah : CABG
TATA LAKSANA
Pemberian Trombolitik
Indikasi :
- Usia di bawah 70 th
- Nyeri dada dalam 12 jam sejak mulai
- Elevasi ST lebih dari 1 mm pada min. 2 lead
TATA LAKSANA
Kontraindikasi :
- Perdarahan organ dalam
- Diseksi aorta
- RJP traumatik dan berkepanjangan
- Trauma kepala yang baru
- Neoplasma intrakranial
- Retinopatik diabetik hemorhagik
- Kehamilan
- TD di atas 200/120 mmHg
- Riwayat perdarahan otak
TATA LAKSANA
Agen Trombolitik :
- Streptokinase
- Urokinase
- Aktivator plasminogen jaringan yang
direkombinasi (r-TPA)
- Anisoylated plasminogen activator complex
(ASPAC)
FARMAKOTERAPI
Antikoagulan
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
- Nyeri dada hebat dan menghimpit
prekordial
substernal
tidak berhubungan dengan aktivitas/nafas
Pengkajian nyeri
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
- Diaforesis
- Kulit : dingin, lembab, pucat
- Sesak nafas, pingsan, mual muntah
- Penurunan TD
- Takikardi
- Peningkatan suhu
- Ansietas; gelisah
- Respon perilaku : menyangkal; depresi
- Riwayat adanya faktor risiko
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
- Bunyi jantung : gallop S3
friction rub perikardial
murmur
- Infark ventrikel kanan
peningkatan distensi vena jugularis
edema perifer
nyeri tekan hepar
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
- Lab : peningkatan: enzim jantung, LDH,
SGOT, LED, Lekosit
- ECG : elevasi ST
depresi, inversi gelombang T
gelombang Q
disritmia, blok jantung
- Echocardiografi : gerakan dinding ventrikel
abnormal
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
- CT/MRI Cardiac/angiografi : lokalisasi area
infark
ASUHAN
KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri dada b.d. iskemia miokard atau nekrosis
2. Risiko tinggi perubahan curah jantung b.d.
penurunan kontraktilitas miokard
3. Intoleran aktivitas b.d. penurunan curah
jantung
4. Cemas b.d. rasa takut akan ancaman aktual
terhadap integritas biologis
ASUHAN
KEPERAWATAN
INTERVENSI
1.
- Pertahankan tirah baring
- Kaji dan rekam gambaran nyeri
- Berikan Oksigen sesuai order
- Observasi TTV selama episode nyeri
- Lakukan tindakan non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
- Berikan obat : nitrat sesuai order dan pantau
respon yang ada
ASUHAN
KEPERAWATAN
INTERVENSI
2. - Pertahankan tirah baring
- Kaji dan lapor tanda-tanda penurunan
curah jantung
- Observasi TTV tiap 2-4 jam sesuai indikasi
- Pantau dan rekam ECG secara kontinu
- Berikan Oksigen sesuai order
- Pantau intake-output tiap 2-4 jam
- Berikan obat sesuai order
ASUHAN
KEPERAWATAN
INTERVENSI
3. - Pantau TTV tiap 2 jam
- Pantau status kardiovaskuler tiap shift
- Pantau intake-output cairan
- Pertahankan bedrest total 24-48 jam
setelah serangan IMA
- Rencanakan aktivitas perawatan
- Bantu ADL, mulai biarkan pasien berpartisipasi secara bertahap.
ASUHAN
KEPERAWATAN
INTERVENSI
4. - Kaji tanda dan ekspresi verbal terhadap
kecemasan.
- Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
- Berikan sedasi sesuai indikasi
- Tinggal dengan pasien selama periode cemas
- Beri penjelasan sederhana tentang perawatan
dan prosedur
- Anjurkan mengekspresikan perasaan.
- Libatkan anggota keluarga.
ASUHAN
KEPERAWATAN
KRITERIA EVALUASI
1. Nyeri berkurang s.d. hilang :
- ekspresi wajah rileks
- RR 12 24 X/menit
- nadi 60 -100X/menit
- pasien mengungkapkan tidak ada nyeri
ASUHAN
KEPERAWATAN
KRITERIA EVALUASI
2. - curah jantung stabil/membaik
- hemodinamik stabil
- TTV normal, urine output normal
3. - tingkat aktivitas meningkat
- pasien dapat berpartisipasi dalam ADL
- TTV dalam batas normal
ASUHAN
KEPERAWATAN
KRITERIA EVALUASI
4. Tingkat kecemasan pasien berkurang :
- mengungkapkan pemahaman akan kondisinya
- ekspresi wajah lebih tenang
- kooperatif dalam prosedur keperawatan