Professional Documents
Culture Documents
Nama Kelompok :
Servasius Vivaldo Paput
Cahya Septia Sardiawan
I Nyoman Suardana Putra
I Putu Eri Juniarta
13120706
13120706026
13120706033
13120706035
Diserahkan Kepada :
Dosen : Antonius Tri Wahyudi, S.pd,. M.Erg
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
1. 3. Tujuan
a. untuk mengetahui apa itu ilmu ergonomi
b. untuk mengetahui tentang kondisi informasi dalam ergonomi
Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya,
maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan dan pemahaman
mendalam mengenai kondisi Informasi dalam ilmu ergonomi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Kerekayasaan atau Ergonomi
Istilah
Ergonomi
berasal
dari
bahasa
Latin
dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia
dalam
lingkungan
kerjanya
yang
ditinjau
secara
anatomi,
fisiologi,
peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan
menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan
ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan
demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini
mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal.
Ada delapan bidang yang menjadi garapan ergonomi, yaitu:
1. masalah kekuatan/kontraksi otot; manusia bekerja tidak lain terdiri dari proses
memanjang dan memendeknya otot-otot tubuh. Proses itu menjadi salah satu kajian
ergonomi. Semakin pendek otot itu dikerutkan akan semakin besar daya kerjanya.
Dengan demikian tujuannya adalah agar pemanfaatan tenaga otot dapat diwujudkan
secara maksimal dan efisien.
2. Kebutuhan energi; setiap otot memanjang atau memendek akan membutuhkan
energi; energi berasal dari simpanan energi dalam tubuh. Simpanan energi tersebut
berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Manusia bekerja
dengan tugas berat akan membutuhkan energi lebih besar dibandingkan dengan
bekerja dengan tugas ringan. Laki-laki untuk pekerjaan yang sama memerlukan
energi lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Untuk itu pemberian makanan
harus
sesuai
dengan
besarnya
pengeluaran
kalori
saat
bekerja.
Tanpa
memperhatikan keseimbangan kalori itu maka akan terjadi masalah kelebihan berat
atau kekurangan berat.
3. Kondisi lingkungan; aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja
manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban
tambahan bagi tubuh; pada hal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu
tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban
relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan
mempengaruhi penampilan kerja manusia. Itulah yang menjadi fokus kajian
ergonomi. Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi
dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan
produktivitas kerja.
4. Kondisi informasi; kompleknya dunia kerja mengharuskan manusia pekerja
menguasai pekerjaannya secara efisien. Dalam hubungan itulah maka sistem
informasi dunia kerja harus dapat ditampilkan dalam layar atau sudut pandang
manusia pekerja. Misalnya manusia dengan memakai peralatan mesin, maka mesin
yang berputar dapat diwujudkan dalam bentuk layar pandang manusianya. Maka
dikenallah sistem display. Contohnya tanda mesin hidup bisa dengan tanda tombol
yang ditekan atau tombol yang diangkat ke atas. Sebaliknya untuk mematikan
mesin. Menekan kembali tombol atau membuat arah terbalik dari proses
menghidupkan tadi. Hal ini diperlukan terutama bila jenis pekejaan yang dilakukan
melebihi kapasitas dan kemampuan manusia pekerjanya.
5. Kondisi waktu; lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk
mencegah adanya kelelahan berlebihan. Berapa jam per minggu seorang tenaga
kerja harus bekerja. Kaitan jam kerja dengan jam istirahat, untuk 8 jam kerja sehari.
Demikian pula hubungan antara berat ringanya pekerjaan sangat menentukan lama
jam kerja. Dalam dunia kerja dikenal kerja bergilir. Ada dengan sistem bergilir dua
giliran siang dan malam dengan jam kerja 12 jam; atau tiga giliran kerja pagi, sore
dan malam.
6. Kondisi sosial; termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya
menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak
dengan memakai peralatan mesin, maka mesin yang berputar dapat diwujudkan dalam
bentuk layar pandang manusianya. Maka dikenalah sistem display. Contohnya tanda
mesin hidup bisa dengan tanda tombol yang ditekan atau tombol yang diangkat ke atas.
Sebaliknya untuk mematikan mesin. Menekan kembali tombol atau membuat arah
terbalik dari proses menghidupkan tadi. Hal ini diperlukan terutama bila jenis pekejaan
yang dilakukan melebihi kapasitas dan kemampuan manusia pekerjanya.
Display merupakan bagian dari lingkungan yang perlu memberi informasi kepada
pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar. Arti informasi disini cukup luas,
menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Informasi informasi yang dibutuhkan sebelum membuat
display, diantaranya :
1. Tipe teknologi yang digunakan untuk menampilkan informasi.
2. Rentang total dari variabel mengenai informasi mana yang akan
ditampilkan
3. Ketepatan dan Sensitivitas maksimal yang dibutuhkan dalam pengiriman
4.
5.
6.
7.
informasi
Kecepatan total dari variabel yang dibutuhkan dalam pengiriman informasi
Minimasi kesalahan dalam pembacaan display
Jarak normal dan maksimal antara display dan pengguna display
Lingkungan dimana display tersebut digunakan.
3. Pemahaman
Dalam pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya memenuhi 2 kriteria
diatas, display harus dapat dipahami sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Menurut Barrier pemahaman dapat dibagi menjadi 2 level :
a) Kata-kata atau symbol yang digunakan dealam display mungkin terlalu
sulit untuk dipahami oleh pengguna/pekerja, contohnya ; VELOCITY dan
COOLANT mungkin kurang cepat dipahami daripada SPEED dan
WATER.
b) Pemahaman mungkin menjadi lebih sulit apabila pengguna memiliki
kesulitan dalam memahami kata-kata dasar.
Ukuran poster bervariasi mulai dari stiker yang beukuran kecil sampai yang
berukuran besar. Tetapi umumnya berukuran sebesar kalender. Poster berukuran kecil
biasanya dalam bentuk stiker yang mudah ditempel dimana-mana, misalnya Dilarang
Membuang Sampah Sembarangan dapat ditempel di tempat umum seperti halte bus.
Display yang berbentuk rambu-rambu berbahaya, biasanya dipasang pada
dinding, pintu masuk atau pada tiang-tiang. Display ini berbentuk seperti rambu-rambu
lalu lintas (berbentuk bulat, segitiga, segiempat atau belah ketupat).
Peran ergonomi sangat penting dalam membuat rancanganan display dan poster
yang memiliki daya sambung yang tinggi dengan pembaca. Display dan poster harus
mampu memberikan informasi yang jelas. Konsep Human Centered design sangat
kuat dalam pembuatan display dan poster karena terkait dengan sifat-sifat manusia
sebagai penglihat dan pemaham isyarat.
Display yang memperlihatkan informasi numerik, (berupa angka, nilai dari suatu
variabel) dan biasanya disajikan dalam bentuk digital ataupun analog untuk
suatu visual display.
Analog Indikator : Posisi jarum penunjuknya searah dengan besarnya nilai atau
sistem
yang
diwakilinya,
analog
indikator
dapat
ditambahkan
dengan
ilmu interdisipliner yang mempelajari interaksi antara manusia dan objek yang Fokus
perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia di dalam
perencanaan man-made objek (proses perancangan produk) dan lingkungan kerja.
Pendekatan agro ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan
manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem
manusia-mesin yang integral. Maka, secara sistematis pendekatan ergonomi kemudian
akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga akan
tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada
gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas
dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang
cocok, aman, nyaman dan sehat.
Sistem manusia mesin merupakan sebuah sistem yg baik biasanya memiliki sifat
deterministik yg relatif tertutup. Sehingga sistem dapat diduga yg selalu berjalan tepat
seperti seharusnya. Dalam sistem informasi, unsur mesin seperti komputer dan
program komputer relatif tertutup dan deterministik. Sedang unsur manusia adalah
sistem terbuka dan probabilistik. Pemakaian manusia dan mesin membentuk sebuah
sistem manusia-mesin.
Sistem manusia-mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai manusia
hanya sebagai suatu pengawas atas operasi mesin. Sistem secara umum bisa
didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen (yang lazim disebut sub-sistem) yang
terorganisir dan memiliki fungsi yang berkaitan erat satu dengan lainnya guna mencapai
tujuan bersama yang telah diterapkan sebelumnya.
Suatu sistem akan terjadi dalam suatu lingkungan yang akan memberi batasan,
dan perubahan-perubahan yang timbul dalam lingkungan ini akan mempengaruhi
sistem dan elemen-elemen sistem tersebut. Satu hal yang akan sangat penting
dipertimbangkan didalam analisis sistem ialah bahwa setiap sistem akan merupakan
bagian (sub-sistem) dari sistem lain yang lebih besar. Dengan demikian pendekatan
sistem (system approach) akan dimaksudkan sebagai pendekatan yang memperhatikan
setiap permasalahan secara total atau terpadu (integral). Pemecahan masalah dalam
hal itu harus dianalisis dengan melihat keterkaitan antara satu sistem dengan subsistem yang lainnya. Selanjutnya yang dimaksudkan dengan sistem manusia-mesin
(man-machine system) ialah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan
satu atau beberapa mesin, dimana salah satu dengan lainnya akan saling berinteraksi
untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh.
Dengan mesin disini akan diartikan secara luas, yaitu mencakup semua objek
fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa
dipergunakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya. Jelas tampak bahwa sistem
biasa diklasifikasikan sebagai closed system dimana manusia disini memegang posisi
kunci, karena keputusan akan sangat tergantung pada di dirinya. Arus informasi dan
arahnya dalam hal ini bisa digambarkan sebagai berikut :
informasi
menginterpretasikannya
ini
secara
secara
visual
seksama.
(persepsi)
Berdasarkan
dan
mencoba
interpretasi
yang
bahwa problematik Ergonomic akan nampak dalam hal persepsi yang bisa diambil oleh
manusia (operator) dari instrumen display (mesin) dan handling operations yang
dilaksanakan operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin. Disini
penelitian Ergonomi dapat dilakukan dalam bentuk persepsi visual, bentuk display untuk
menampilkan informasi dan rancangan dari mekanisme kontrol mesin itu sendiri.
Jika disadari bahwa perancangan suatu produk atau sistem juga dilakukan oleh
manusia, maka perancangan sistem manusia mesin juga tidak lepas dari faktor-faktor
manusia (human factors) karena sebagian dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi
disebabkan oleh rancangan yang tidak kompatibilitas dengan manusia yang
menanganinya. Karena itu seorang perancang mempunyai peran besar dalam
mengurangi resiko bahaya akibat kesalahan kerja.
Diantara penyebab kesalahan pengoperasian setiap produk atau alat atau mesin
terdapat kesalahan manusia. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa besarnya
faktor manusia berperan dalam kelancaran pemakaian produk atau alat atau mesin.
Memang kesalahan adalah manusiawi, tetapi penelitian lebih jauh menunjukkan bahwa
Pendekatan
dengan
kemampuan
dan
keterbatasan
manusia
yang
mengoperasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://herman-tempatbacaansantai.blogspot.com/2011/04/sistem-manusia-dan-mesinergonomi.html
http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/08/ergonomika-dan-sistem-manusia-kerja.html
akan