Professional Documents
Culture Documents
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.1
Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak
di berbagai negara berkembang. Semua bentuk diare pada anak memiliki potensi
mengancam nyawa, dan gastroenteritis pada anak menyumbangkan 18% kematian pada
anak. Terdapat berbagai penyebab diare akut pada anak. Pada sebagian besar kasus,
penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk
sindroma malabsorbsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek
terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi
penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan
pertumbuhan akibat diare.2,3
Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia dari tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan insidens naik, dengan
prevalensi diare klinis sekitar 9% dan menyumbang angka kematian di semua umur sekitar
3,5%. Diare menyumbang angka kematian tertinggi pada anak umur 29 hari-4 tahun,
dimana prevalensinya sebesar 31,4% pada usia 29 hari-11 bulan dan 25,2% pada anak usia
1-4 tahun.1
Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elekrolit
(natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak. Dehidrasi terjadi
bila hilangnya cairan dan elektrolit ini tidak diganti secara adekuat, sehingga timbullah
kekurangan cairan dan eletrolit. Derajat dehidrasi diklasifikasikan sesuai dengan gejala
dan tanda yang mencerminkan jumlah cairan yang hilang. Rejimen rehidrasi dipilih sesuai
dengan derajat dehidrasi yang ada.4