You are on page 1of 4

FAHRE

Sistem Peradilan

Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan di pengadilan yang berhubungan dengan
tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara.
Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara.
Proses Peradilan adalah Suatu proses sejak seseorang diduga telah melakukan suatu
pelanggaran hukum/melakukan suatu perbuatan melawan hukum sampai orang tersebut
melaksanakan sesuatu putusan yang dijatuhkan kepadanya.
Dalam UU No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman (UU Kekuasaan
Kehakiman) yang merupakan landasan hukum sistem peradilan Negara dan mengatur
tentang peradilan dan pengadilan pada umumnya. Tidak mendefiniskan istilah peradilan
dan pengadilan secara khusus.
Namun Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU Kekuasaan Kehakiman setidaknya mengatur
bahwa peradilan dilakukan DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YANG MAHA ESA dan peradilan Negara menerapkan dan menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila.
Istilah pengadilan disebut dalam Pasal 4 UU Kekuasaan Kehakiman yang
menjelaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membedabedakan orang dan pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi
segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat,
dan biaya ringan.
Dari dua istilah di atas, dapat diambil kesimpulan sementara bahwa peradilan
merupakan proses menerapkan dan menegakkan hukum demi keadilan. Sedangkan
pengadilan adalah tempat mengadili dan membantu para pencari keadilan agar tercapai
suatu peradilan.
Sebuah tulisan dari laman resmi Pengadilan Negeri Yogyakarta, disebut antara lain
bahwa :
- Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem
peradilan berupa memerika, mengadili, dan memutus perkara.
- Bentuk dari sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengadilan adalah sebuah
forum public yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang
berlaku di Indonesia.

Sedangkan Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang


dijalankan di pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa,
memutus, dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan/atau
menemukan hukum in concreto (hakim menerapkan peraturan hukum
kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan kepadanya untuk diadili dan
diputus) untuk mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materiil,
dengan menggunakan cara procedural yang ditetapkan oleh hukum formal.
Hubungan antara sistem peradilan dengan proses peradilan :
- Kelancaran proses peradilan ditentukan oleh bekerjanya sistem peradilan
- Tidak bekerjanya satu sistem maka akan mengganggu bekerjanya sistem yang
lain, yang pada akhirnya akan menghambat bekerjanya proses peradilan.
- Bagaimana cara kerja suatu lembaga dalam sub sistem yang saling berkaitan
dengan lembaga dalam sub sistem lainnya akan menggambarkan suatu
mekanisme peradilan secara utuh dan menyeluruh sehingga tujuan
diselenggarakannya peradil dipandang sebagai tujuan bersama dalam sistem.
Sistem peradilan menitikberatkan pada peran lembaga atau institusi yang terlibat dalam
mekanisme, dimana masing-masing lembaga berperan sebagai sub sistem dalam kesatuan
sistem.
Proses peradilan menitikberatkan kepada orang yang disang/diduga melakukan
bagaimana seseorang itu harus diperlakukan ditentukan oleh lembaga-lembaga yang
berwenang.
Ruang lingkup Sistem Peradilan Nasional dalam UU No. 49 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman :
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badanbadan peradilan yang berada dibawahnya dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi
Dasar Hukum Kekuasaan Kehakiman :
1. UU No. 14 Tahun 1970
Tentang Ketentuan-ketentuan pokok Kekuasaan Kehakiman
2. UU No. 35 Tahun 1999
Tentang perubahan atas UU No. 14 Tahun 1970
3. UU No. 4 Tahun 2004
Tentang Kekuasaan Kehakiman
4. UU No. 49 Tahun 2009
Tentang Kekuasaan Kehakiman

Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan
dalam lingkungan (Pasal 25 UU Kekuasaan Kehakiman) :

1. Peradilan Umum
a. Pengadilan Negeri
b. Pengadilan Tinggi
Berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara pidana dan perdata
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Peradilan Agama
a. Pengadilan Agama
b. Pengadilan Tinggi Agama
Berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara antara
orang-orang yang beragama Islam sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
3. Peradilan Militer
a. Pengadilan Militer
b. Pengadilan Tinggi Militer
Berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana militer
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Peradilan Tata Usaha Negara
Berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Pengadilan TUN
b. Pengadilan Tinggi TUN
M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara perdata (hal. 180-181) mengatakan
bahwa keempat lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung ini
merupakan penyelenggara kekuasaan Negara di bidang yudikatif. Oleh karena itu, secara
konstitusional bertindak menyelenggarakan peradilan gunamenegakkan hukum dan
keadilan (to enforce the truth and justice) dalam kedudukannya sebagai pengadilan
Negara (state court system).
Sistem Peradilan adalah suatu keseluruhan komponen peradilan nasional, pihak-pihak
dalam proses peradilan, hirarki kelembagaan peradilan maupun aspek-aspek yang bersifat
procedural yang saling berkait sedemikian rupa, sehingga terwujud suatu keadilan
hukum. Tujuannya, yaitu mewujudkan keadilan hukum bilamana komponen-komponen
sistemnya berfungsi dengan baik.
Komponen-komponen itu antaralain :
a. Materi hukum materil dan hukum acara (hukum formil)
- Hukum materil adalah berisi himpunan peraturan yang mengatur
kepentingan-kepentingan dan hubungan-hubungan yang berwujud
perintah ataupun larangan.
- Hukum acara adalah himpunan peraturan yang memuat tata cara
melaksanakan dan mempertahankan hukum materil; dengan kata lain,
hukum yang memuat peraturan yang mengenai cara-cara mengajukan
suatu perkara ke muka pengadilan dan tata cara hakim memberi putusan.
b. Prosedural,

Yaitu proses penyelidikan/penyidikan, penuntunan, dan pemeriksaan dalam


siding pengadilan (mengadili).
- Penyelidikan merupakan serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pelanggaran
hukum guna menentukan dapat tidaknya dilakukan penyidikan.
- Penyidikan pemeriksaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti tersebut membuat
terang tidaknya pelanggaran hukum yang terjadi dan siapa tersangkanya.
- Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara
ke pengadilan yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang
ditentukan undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan
diputus oleh hakim disidang pengadilan.
c. Budaya hukum
Para pihak yang berkait dalam proses peradilan yaitu penyelidik/penyidik;
penuntut umum; hakim; para pencari keadilan baik korban maupun
tersangka/terdakwa ataupun penasihat hukum.
d. Hirarki
Kelembagaan peradilan merupakan susunan lembaga peradilan yang secara
hirarki memiliki fungsi dan kewenangan sesuai dengan lingkungan peradilan
masing-masing.

You might also like