You are on page 1of 16

PEMISAHAN CAMPURAN

A. PENGERTIAN CAMPURAN DAN JENIS JENISNYA


Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan
masih memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air,
terlihat ada batas di antara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan
alkohol, batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk campuran
heterogen adalah campuran yang tidak serbasama, membentuk dua fasa atau lebih,
dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut. Alkohol dan air
membentuk campuran homogen. Campuran homogen adalah campuran yang
serbasama di seluruh bagiannya dan membentuk satu fasa.
Contoh campuran heterogen ialah :

campuran tepung beras dengan air,


campuran kapur dengan pasir,
campuran serbuk besi dengan karbon.

Contoh campuran homogen ialah :

campuran gula atau garam dapur dengan air,


air teh yang sudah disaring,
campuran gas di udara

B. BENTUK-BENTUK CAMPURAN
1

1. Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lainnya dalam larutan disebut pelarut.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan sebagai konsentrasi
larutan. Contoh larutan ialah:

Larutan garam adalah campuran homogen dari garam dalam air.

Larutan gula adalah campuran homogen dari gula dalam air.

Larutan oralit adalah campuran homogen dari gula dan garam dalam air.

2. Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen dari zat padat dalam zat cair dimana
terbentuk sedimentasi sehingga batas antar komponen dapat dibedakan tanpa perlu
menggunakan mikroskop. Suspensi tampak keruh dan zat yang tersuspensi lambat
laun terpisah karena gravitasi dan membentuk sedimentasi.
Contoh suspensi ialah:

Campuran kapur dan air.

Campuran kopi dan air.

3. Koloid
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi.
Koloid merupakan bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang
bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1
100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Namun karena koloid merupakan campuran
homogen maka partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi sehingga
tidak terbentuk sedimentasi (endapan). Contoh Koloid ialah:

Susu, adalah koloid teremulsi dari lemak susu dalam air.

Lem kanji adalah koloid gel dari pati dan air yang dipanaskan.

Koloid terdiri dari bermacam-macam bentuk serta memiliki sifat-sifat tertentu.


Dengan mengetahui jenis-jenis campuran diharapkan kita dapat membedakan suatu
campuran termasuk dalam jenis campuran yang homogen atau heterogen yang
berbentuk larutan, suspensi atau koloid. Campuran homogen biasa disebut
larutan.Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut (solute) dan zat
pelarut (solvent).Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.

PEMISAHAN ZAT DARI CAMPURAN


DASAR PEMISAHAN CAMPURAN
Zat atau Materi dapat dipisahkan dari campurannya karena campuran
tersebut memiliki perbedaan sifat, itulah yang mendasari pemisahan campuran atau
dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut:

Perbedaan Ukuran Partikel


Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan (metode
filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan penyaring dengan ukuran yang
sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan disebut hasil penyaringan dan
zat pencampurnya akan terhalang dan disebut residu / ampas.

Perbedaan Titik didih


Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih, kita
dapat melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih lebih
tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik
didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita mengembunkan uap dari zat
tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke wadah tertentu. Jika yang kita
inginkan adalah zat yang memiliki titik didih lebih rendah, maka kita cukup
memanaskan campuran tersebut saja, sampai suhu mencapai titik didih zat yang
akan kita cari. Bingung? Untuk lebih detailnya akan saya berikan contohnya nanti.

Perbedaan Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat
mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya.
Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar (pelarut yang memiliki
kutub), seperti air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti
alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter.Dengan hal
menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan campuran dengan
pelarut tertentu.

Perbedaan Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam larutan
yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada pelarutnya akan
mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa
zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat melakukan
pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentsi atau sentrifugsi atau
pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat yang akan kita
inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi dengan metode
filtrasi.

Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)


Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu
sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik
partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode pemisahan
campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita
mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya
nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis
menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa.

Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)


Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh zat lain sehingga menempel
pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada
pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

BENTUK-BENTUK PEMISAHAN CAMPURAN


1. Filtrasi (penyaringan)

Filtrasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan cairan


dan padatan yang tidak larut dengan menggunakan penyaring (filter) berdasarkan
perbedaan ukuran partikel. Sebagai contoh menyaring air yang bercampur pasir
disaring dengan kertas saring sehingga pasir akan tertinggal di kertas saring.

2. Dekantasi

Dekantasi dapat digunakan sebagai salah satu alat alternative selain filtrasi
untuk memisahkan cairan dan padatan. Dekantasi dilakukan dengan cara menuang
cairan secara perlahan-lahan, dengan demikian padatan akan tertinggal di dalam
wadah tersebut. Metode jenis ini memang terbilang lebih cepat daripada filtrasi,
namun hasilnya masih kurang efektif. Hasil akan menjadi lebih efektif bila ukuran zat
padat jauh lebih besar, misalnya campuran air dengan kerikil.

3. Sentrifugasi

Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi bila partikel padatan
sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metode sentrifugasi digunakan
secara luas untuk memisahkan sel-sel darah dan sel-sel darah putih dari plasma
darah. Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel darah dan akan mengumpul di dasar
tabung reaksi, sedangkan plasma darah berupa cairan berada di bagian atas.
6

4. Evaporasi

Jika garam dicampur dengan air akan terbentuk larutan, larutan tersebut
tidak dapat dipisahkan dengan metode filtrasi maupun sentrifugasi. Metode yang
digunakan untuk memisahkan zat padat yang terlarut dari larutannya disebut
evaporasi. Sebagai contoh adalah larutan garam, larutan dipanaskan secara
perlahan dengan uap air. Selama pemanasan, air dibiarkan menguap perlahanperlahan hingga habis dan meninggalkan Kristal garam sebagai residu.

5. Distilasi (penyulingan)

Distilasi adalah metode pemisahan campuran zat cair dari larutannya


berdasarkan perbedaan titik didih. Jika larutan dipanaskan, maka komponen titik
didihnya yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Dalam kehidupan seharihari proses penyulingan digunakan sebagai pemisahan air tawar dan air laut,
7

pembuatan

etanol

atau

alkhol,

dan

proses

pemisahan

minyak

bumi.

6. Corongpisah

Campuran dua jenis zat cair yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan
dengan corong pisah lalu didiamkan selama beberapa saat sampai membentuk dua
lapisan terpisah. Contohnya adalah seperti pemisahan air dengan minyak.

7. Kromatograf

Kromatografi merupakan pemisahan campuran yang terjadi karena


perbedaan kelarutan zat-zat dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi)
kertas terhadap zat-zat yang ingin dipisahkan. Suatu zat yang lebih dahulu larut
dalam pelarut dan kurang terabsorbsi pada kertas akan bergerak lebih cepat.

Dalam kehidupan sehari-hari kromatografi berguna untuk :

Menguji apakah bahan pewarna yang digunakan dalam makanan aman untuk
dikonsumsi.
Menguji tinta yang digunakan pada pemalsuan dokumen seperti surat, cek
dan giro.
Menguji apakah terdapat obat terlarang dalam urin atlet atau penyalahgunaan
narkoba.
Memeriksa apakah pestisida yang terdapat pada sayuran atau buah-buahan
masih dalam batas aman.

8. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran sesame zat padat


berdasarkan perubahan wujud zat. Zat padat yang menyublim (berubah wujud
menjadi gas atau sebaliknya) dapat dipisahkan dengan campurannya dengan zat
padat yang tidak dapat menyublim menggunakan metode sublimasi. Contohnya
seperti campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara pemanasan.
Campuran dipanaskan di dalam wadah cawan yang ditutup dengan corong terbalik.
Iodin akan menyublim dan menjadi uap, tapi pada saat menyentuh permukaan
corong, uap iodin menyublim kembali menjadi padatan yang menempel pada
permukaan corong sehingga dapat dipisahkan dengan padatan garam.

9. Ekstraksi (penyarian)

Pemisahan campuran dengan metode ekstraksi terjadi atas dasar perbedaan


kelarutan zat terlarut di dalam pelarut yang berbeda. Ekstraksi sering dilakukan
untuk mengambil sari dari suatu tumbuhan.

10. Rekristalisasi

Kristalisasi ialah pemisahan campuran dengan cara mengkristalkan atau


mengendapkan zat terlarut dalam larutan yang tadinya berupa cairan juga.
10

Biasanya kristalisasi ini menggunakan suhu rendah untuk membuat cairannya


mengendap. Sedangkan rekristalisasi ialah suatu proses kristalisasi ulang. Misalnya
kita mendapatkan kristal, namun Kristal tersebut belum murni. Untuk mendapatkan
kristal yang lebih murni dilakukan rekristalisasi. Rekristalisasi dilakukan dengan cara
melarutkan Kristal dalam pelarut kemudian mengkristalkannya kembali.

11. Pengayakan (Sieving)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses


pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan
ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan
(sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :


Ukuran lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :

Hand sieve
Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
Sieve shaker / rotap
Wet and dry sieving

Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :

Stationary grizzly
Roll grizzly
Sieve bend
Revolving screen
Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck.)
Shaking screen
Rotary shifter
11

Screening dapat juga diartikan melewatkan bahan melalui ayakan seri (sieve shaker)
yang mempunyai ukuran lubang ayakan semakin kecil. Setiap pemisahan padatan
berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Standar screen mampu mengukur
partikel dari 76 mm sampai dengan 38 m. Operasi screening dilakukan dengan
jalan melewatkan material pada suatu permukaan yang banyak lubang atau
openings
dengan
ukuran
yang
sesuai.
Ditinjau sebuah ayakan :
Fraksi oversize = fraksi padatan yang tertahan ayakan.
Fraksi undersize = fraksi padatan yang lolos ayakan.
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka akan
diperoleh fraksi- fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai dengan
ukuran lubang ayakan.

12. Pelarutan

Pelarutan adalah membuat larutan dari padatan murni dengan mencampurkan zat
terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga konsentrasinya tetap.

Proses terjadinya suatu larutan dapat mengikuti salah satu mekanisme berikut:
Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang
baru,
12

Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut,


Terbentuknya larutan berdasarkan dispersi.
Reaksi kimia dengan pelarut dapat terjadi apabila ada interaksi antara pelarut dan
zat terlarut dengan pemutusan satu atau lebih ikatan kimia.

Contoh dari gejala ini adalah:

Pada contoh diatas terbentuk sistem homogen tetapi sifat kimia zat terlarut berubah.

Golongan yang kedua, masih menunjukkan adanya antaraksi antar pelarut


dan zat terlarut, tetapi tidak sekuat golongan yang pertama dan tidak disertai
perubahan sifat dari zat terlarut. Antaraksi yang terjadi ialah bentuk solvasi, dan
dinamakan hidratasi jika pelarutnya air. Solvasi biasanya disebabkan karena adanya
antaraksi antara pelarut polar terhadap zat terlarut yang polar pula, seperti bila
garam NaCl dilarutkan dalam air.

Proses pelarutan NaCl dalam air

Molekul air sebagai dwikutub mengelilingi ion-ion Na+ dan Cl- seperti tampak
pada Gambar. Dalam hal ini dikatakan ion-ion Na+ dan Cl- dalam kedaan tersolvasi.
Solvasi dapat pula terjadi antara molekul yang polar, misalnya etanol C2H5OH
dengan air. Oleh karena itu alkohol dapat larut dalam air.
Sedangkan, proses terjadinya larutan berdasarkan dispersi dapat ditunjukkan
oleh CCl4 dan benzena. Kedua molekul ini non polar sehingga tidak ada gaya tarik
menarik antara kedua zat tersebut. Kelarutan dalam hal ini disebabkan karena
adanya kecenderungan dari benzena dan karbon tetraklorida untuk terdispersi
sejauh mungkin.
13

Oksigen pada molekul air bermuatan negatif secara parsial dan sisa
hidrogennya bermuatan positif secara parsial. Sehingga bila NaCl larut dalam air, ion
negatif (Cl-) akan berinteraksi dengan kutub positif hidrogen dari molekul air dan ion
positif (Na+) akan berinteraksi dengan kutub negatif oksigen dari molekul air yang
lain.

(a) Ion Na+ tersolvasi oleh air sebagai dwi kutub dan
(b) Ion Cl tersolvasi oleh air sebagai dwikutub.

13. Volumetri

Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis
dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret
dalam bentuk larutan. Konsentrasilarutan yang tidak ketahui (analit) kemudian dihitung.
Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung

kuantitatif

dan tidak ada reaksi samping. Selain itu jika reagenpenitrasi yang diberikan berlebih, maka
harus dapat diketahui dengan suatu indikator. Atau dapat dikatakan bahwa volumetri adalah
penetapan kadarsuatuzat dalam larutan dengan jalan direaksikan dengan larutan zatlain
yang konsentrasinya diketahui sehingga keduanya bereaksi ekuivalen dengan teliti.

Dalam volumetri dapat dibedakan dua, yaitu gasometri, dan titrimetri.


Gasometri

Gasometri yaitu analat direaksikan sehingga terbentuk suatu gas atau terpakai
pereaksi terbentuk gas. Jumlahzat / komponen yang dicari, dihitung dari volumen gas
tersebut.

Titrimetri

14

Titrimetri adalah suatu cara analisis yang berdasarkan pengukuran volume larutan
yang diketahui konsentrasinya secarateliti (titran/penitar/larutan baku) yang direaksikan
dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya.

14. Reaksi Metatetik

Reaksi metatetik, yaitu suatu reaksi berdasarkan pertukaran ion tanpa adanya
perubahan bilangan oksidasi. Jenis titrasi yang termasuk reaksi metatetik, yaitu:
1) Titrasi asam-basa
Reaksi dasar dalam titrasi asam-basa adalah netralisasi, yaitu reaksi asam
dan basa yang dapat dinyatakan:
H+ + OH-

H2O

Bila larutan asam dengan kepekatan tertentu digunakan sebagai penitar maka titrasi
ini disebut asidimetri, sedangkan bila yang diketahui sebagai penitarnya adalah
basa, maka titrasi ini disebut alkalimetri.

2) Titrasi pengendapan (presipitimetri)


Dasar penitaran pengendapan adalah reaksi-reaksi yang menghasilkan
endapan yang sukar larut. Yang termasuk titrasi golongan ini antara lain
argentometri, yaitu penitaran dengan menggunakan AgNO3 sebagai penitar.

3) Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri disebut juga khelatometri, yaitu pembentukan
senyawa

rangkai

(kompleks)

yang

mantap

dan

larut

dalam

air,

bila

larutan baku bereaksi dengan kation-kation yang ditetapkan kadarnya. Sampel


pereaksi pengkomplek yang banyak digunakan adalah Na-EDTA (Natrium Etilena
Diamina Tetra Asetat).

15

REFERENSI

http://bisakimia.com/2012/12/04/macam-macam-pemisahan-campuran/

http://farmasifisika.blogspot.com/2012/07/pengayakan-sieving.html

http://kimiakoratomoku.blogspot.com/2009/12/pemisahan-dan-analisis.html

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/analisiskuantitatif-secara-volumetri/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/prosespembentukan-larutan/

http://www.chem-is-try.org/kata_kunci/proses-pelarutan/

16

You might also like